528 research outputs found

    Rehabilitasi Sosial Berbasis Masyarakat Bagi Korban Penyalahgunaan Napza

    Full text link
    Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai angka prevalensi penyalahgunaan Napza cukup tinggi yakni mencapai 2,8% dari jumlah penduduk rentan. Dalam penanggulangan Korban Napza, masyarakat merupakan unsur penting dalam upaya rehabilitasi sosial bagi korban narkotika dan semakin dibutuhkan ketika kapasitas lembaga pemerintah sudah tidak dapat menampung korban Narkotika yang semakin banyak. Naskah ini merupakan penelitian tentang penyelenggaraan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat di Yogyakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kondisi RBM di wilayah tersebut. Data dihimpun dengan teknik (a) wawancara mendalam, (b) studi dokumentasi, (c) observasi dan (d) diskusi kelompok terarah (FGD). Hasil studi kasus menunjukkan bahwa RBM telah terbentuk sampai di tingkat desa, bahkan beberapa RBM telah dijadikan program Desa. Kegiatan RBM lebih terkonsentrasi pada komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat. Dari segi jumlah, RBM merupakan suatu kekuatan besar dalam pencegahan penyalahgunaan Napza yang perlu diperhitungkan dalam penentuan program. Optimalisasi peran RBM diperlukan peningkatan kapasitas pengurus dan anggota RBM. Peningkatan kapasitas dimaksud dapat difasilitasi dengan lembaga pendidikan dan pelatihan yang ada pada instansi sektoral, atau lebih khusus di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial.Kata kunci: rehabilitasi sosial, basis masyarakat, korban napza.Yogyakarta has noted that has had high prevalence of drug abuser which reach in 2.8% of the vulnerable population. In terms of overcoming those drugs abuse, community has seen as an important element. Its seen as a strategic way when the capacity of government institutions is very limited. This paper is a case study of the implementation of Community-Based Rehabilitation in Yogyakarta. The purpose of research is to describing the condition of RBM in the region. Data compiled by the technique (a) in-depth interviews, (b) documentary study, (c) observation and (d) focus group discussions (FGD). The results of case studies indicate that CBR had build up at the village level, and even some of CBR has been used as a Village program. CBR activities are more concentrated on communication, information and education to the community. In terms of numbers, RBM is a major force in the prevention of drug abuse that needs to be taken into account in determining the program. Optimizing the role of CBR are necessary to increase the capacity of management and members of RBM. Capacity building may be facilitated by education and training institutions that exist, or more specifically at the Center for Education and Training of the Ministry of Social Welfare

    UPAYA BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) KOTA KEDIRI DALAM MENANGGULANGI PENYALAHGUNAAN NARKOBA

    Get PDF
    AbstractThis study aims to describe and analyze the efforts of the National Narcotics Agency in tackling drug abuse in the City of Kediri, as well as to describe and analyze the factors that support or hinder the efforts of the National Narcotics Agency to tackle drug abuse in the City of Kediri. The approach used in this study is qualitative. Resource persons in the study amounted to 5 people. Data collection techniques in this study include interviews and observations written in field notes. The validity of the data was studied using 2 methods, namely triangulation and observation persistence. Meanwhile, the data analysis technique refers to Creswell. The results obtained are information that the Kediri City BNN has a joint commitment with various other agencies to reduce the number of drug abusers by establishing various activity programs. Socialization efforts are carried out by providing material on the Eradication of Abuse and Illicit Narcotics to students, workers and various community groups and conveying it on local local radio and television programs. The establishment of a drug-free (shining) urban village and the issuance of a Narcotics Examination Result Certificate are programs of prevention efforts. In carrying out their duties, BNN did not find significant obstacles. The only obstacles that were encountered were the challenges of managing the budget and the moral burden of catching the people who were involved in drugs. Keywords: BNN; barriers; prevention; eradication; socialization. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis upaya Badan Narkotika Nasional dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba di wilayah Kota Kediri, serta mendeskripsikan dan menganalisis faktor yang mendukung atau menghambat upaya Badan Narkotika Nasional untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba di wilayah Kota Kediri. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Narasumber dalam penelitian berjumlah 5 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara dan observasi yang ditulis dalam catatan lapangan. Keabsahan data dikaji dengan 2 metode yakni trianggulasi dan ketekunan pengamatan. Sementara itu, teknik analisis data mengacu pada Creswell. Hasil yang diperoleh  yakni informasi bahwa BNN Kota Kediri mempunyai komitmen bersama dengan berbagai instansi lainnya guna menekan angka penyalahguna narkoba dengan dibentuknya berbagai program kegiatan. Upaya sosialisasi dilakukan dengan memberikan materi Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada palajar, pekerja dan berbagai kelompok masyarakat serta menyampaikannya pada acara radio maupun televisi local setempat. Pembentukan kelurahan bersih narkoba (bersinar) dan penerbitan Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan Narkotika merupakan program dariupaya pencegahan. Dalam menjalankan tugas, BNN tidak menemukan hambatan yang signifikan. Hambatan yang ditemui hanya seputar tantangan mengelola anggaran dan beban moral karena menangkap warga sendiri yang terlibat narkoba. Kata kunci: BNN; hambatan; pencegahan; pemberantasan; sosialisas

    PERAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOTIKA

    Get PDF
    AbstractThe purpose of this research is to understand thepeoples’ response toward rampaging of narcoticmisuse in Yogyakarta and the existence ofpeoples’ participation of Yogyakarta. Based ondescriptive analysis of data collection throughsome techniques of (a) documentation study, (b)in-depth interview, (c) observation and (d)focused group discussion (FGD) it is exploredthat peoples’ participation has functioned associal energy and has developed as a socialmovement. Values which is rooted from variousresources like religions, ethics and regulation arethe important determinant and binding thepeople’s behavior to achieve success in theimplementation of P4GN (Prevention andElimination of Illegal Circulation and Misuse ofNarcotics). This social movement also showsconsistency and responsibility of the Republic ofIndonesia as a state toward the ASEANagreement and nations in the world to fightagainst misuse and illegal circulation ofnarcotics. The agreement of ASEAN has providedgreat opportunity for the youth and student inthe ASEAN’s countries to exchange information,to do comparative study and workshop amongthe young generation for the implementation ofP4GN.Keywords: People’s role, Elimination, MisuseNarcotics AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuirespon masyarakat terhadap maraknyapenyalahgunaan narkotika di Yogyakarta, daneksistensi partisipasi masyarakat Yogyakarta.Dari analisis deskriptif terhadap data yangdihimpun dengan teknik : (a) studi dokumentasi,(b) wawancara mendalam, (c) observasi, dan (d)diskusi kelompok terarah (FGD) terungkap bahwapartisipasi masyarakat telah berfungsi sebagaienergi sosial dan berkembang sebagai suatugerakan sosial. Nilai dari berbagai agama, etika,serta Peraturan Perundangan merupakandeterminan penting dan mengikat perilakumasyarakat untuk mencapai keberhasilanpenyelengaraan P4GN. Gerakan sosial inimenunjukkan konsistensi danpertanggungjawaban Negara RepublikIndonesia atas kesepakatan ASEAN dan bangsabangsa dunia dalam memerangipenyalahgunaan dan peredaran gelapnarkotika. Kesepakatan Komunitas ASEANmemberikan peluang besar bagi pemuda danmahasiswa di negara negara ASEAN untuksaling tukar informasi, studi banding, danworkshop antar pemuda dan mahasiswa dalampenyelenggaraan P4GN.Kata Kunci: Peran Masyarakat,Penanggulangan, Penyalahgunaan Narkotik

    PERAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN KARAWANG DALAM PROGRAM (P4GN) BERDASARKAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DAN PREKURS

    Get PDF
    Penyalahgunaan narkotika sudah menjadi salah satu fenomena yang sangat meresahkan, terutama di kalangan remaja. Penyalahgunaan ini diatur dalam pasal 55 ayat (1) Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika menegaskan bahwa untuk membantupemerintah dalam menanggulanggi masalah dan bahaya penyalahgunaan Narkotika, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang semakin tak terkendali membuat BadanNarkotika Nasional (BNN) membentuk Badan Narkotika Nasional Kabupaten, termasukBNN Kabupaten Karawang. BNN Kabupaten Karawang mempunyai tugas, fungsi, danwewenang yang sama dengan Badan Narkotika Nasional. Adapun permasalahan dalampenelitian ini tentang peran Badan Narkotika Nasional Kabupaten Karawang dalammengimplementasikan program pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan danperedaran gelap narkotika (P4GN) terhadap pelajar dan mahasiswa di Kabupaten Karawang, serta kendala-kendala yang di hadapi oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Karawangterkait peran dalam mengimplementasikan program pencegahan dan pemberantasanpenyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN). Metode Penelitian menggunakanpendekatan Yuridis Empiris karena data yang digunakan adalah data Primer yang diperolehmelalui studi lapangan dan wawancara. Adapun hasil dari penelitian ini adalah BadanNarkotika Nasional Kabupaten Karawang dalam implementasi program pencegahanpemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN) di KabupatenKarawang, telah sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2018 Tentang RencanaAksi Nasional pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotikadan Prekursor Narkotika walaupun belum maksimal. Dalam pelaksanannya tersebut masihterdapat beberapa hambatan yakni keterbatasan personil dan keterbatasan anggaran  Kata Kunci : Narkotika, BNN, P4GN Narcotics emphasizing that to assist the government in dealing with the problems anddangers of Narcotics abuse, narcotics abuse and illicit traf icking which are increasinglyuncontrollable, the National Narcotics Agency (BNN) has formed a National NarcoticsAgency National Narcotics District, including BNN Karawang Regency. Karawang RegencyBNN has the same duties, functions and authorities as the National Narcotics Agency. Theproblem in this research is about the role of the Karawang Regency National NarcoticsAgency in implementing the program of prevention and eradication of narcotics abuse andillicit traf icking (P4GN) against students in the Karawang Regency, as well as theconstraints faced by the Karawang Regency National Narcotics Agency related to the role inimplement a program of prevention and eradication of narcotics abuse and illicit traf icking(P4GN). This research method uses the Empirical Juridical approach because the data usedare Primary data obtained through field studies and interviews. The results of this study arethe National Narcotics Agency of Karawang Regency in implementing the preventionprogram to eradicate abuse and illicit narcotics traf icking (P4GN) in Karawang Regency, in accordance with Presidential Instruction Number 6 of 2018 concerning the NationalAction Plan to prevent the eradication of abuse and illicit narcotics and precursors. Narcotics, although not optimal. In the implementation, there are still several obstacles, namely limited personnel and budget constraints and the wide coverage area of supervisionis not equal to the existing personnel of BNNK Karawang Keyword : Narcotics, BNN, P4G

    PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ANTI NARKOBA DI SMP NEGERI 3 SURABAYA

    Get PDF
    Abstract: This study aims to describe about 1) Anti Narcotics Curriculum Planning, 2) Organizing the Anti Narcotics Curriculum; 3) Implementation of the Anti Narcotics Curriculum; and 4) Evaluation of the Anti Narcotics Curriculum at SMP Negeri 3 Surabaya. This study uses the qualitative method with case studies. Retrieval of data using interview techniques, observation and study documentation. Data analysis using data source triangulation, technical triangulation, and member checks. Checking wetness data uses a credibility test, transferability test, dependability test and confirmation test. The results of the research related to the Prevention and Eradication of Narcotics Broadcasting and Circulation (P4GN) Program in the Implementation of Anti-Narcotics Curriculum Management in SMP Negeri 3 Surabaya found research, 1) Anti-Narcotics Curriculum Planning uses a Balanced Scorecard strategy and assistance in planning and forming curriculum programs anti-narcotics; 2) Organizing the Anti-Narcotics Curriculum involves all components in the school and cooperates with related institutions and establish Anti-Narcotics programs to complement the Anti-Narcotics Task Force, Ambassadors and Cadres; 3) The implementation of the Anti Narcotics Curriculum, which is the material for Anti-Narcotics integration which is included in all subjects and the implementation of approved programs such as the socialization of the dangers of drugs, organized the Drug Narcotics School Competition, and the implementation of routine student character training activities; 4) Anti Narcotics Curriculum Evaluation discusses supervision carried out by teachers on changes in student attitudes in daily life in schools which have been discussing both in the absence of students using drugs. Supervision is also carried out by related institutions such as the Surabaya National Narcotics Agency, Education Office, Surabaya City Government and Social Institution. Keywords: P4GN, management, anti narcotics curriculum Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang 1) Perencanaan Kurikulum Anti Narkoba, 2) Pengorganisasian Kurikulum Anti Narkoba; 3) Pelaksanaan Kurikulum Anti Narkoba; dan 4) Evaluasi Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan triangulasi sumber data, triangulasi teknik, dan member check. Pengecekan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, uji transferabilitas, uji dependabilitas dan uji konfirmabilitas. Hasil penelitian terkait Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dalam Implementasi Manajemen Kurikulum Anti Narkoba di SMP Negeri 3 Surabaya menunjukkan bahwa, 1) Perencanaan Kurikulum Anti Narkoba menggunakan strategi Balanced Scorecard serta berisi tentang tujuan perencanaan dan proses pembentukan program-program kurikulum anti narkoba; 2) Pengorganisasian Kurikulum Anti Narkoba melibatkan seluruh komponen dalam sekolah dan melakukan kerjasama dengan lembaga terkait serta terbentuk program-program Anti Narkoba meliputi satgas, duta, kader dan pahlawan Anti Narkoba; 3) Pelaksanaan Kurikulum Anti Narkoba yakni integrasi materi Anti Narkoba yang dimasukkan ke dalam seluruh mata pelajaran serta pelaksanaan fungsi program-program yang telah dibentuk seperti sosialisasi bahaya narkoba, mengadakan Lomba Sekolah Resik Narkoba, dan melaksanakan kegiatan rutin pembentukan karakter siswa; 4) Evaluasi Kurikulum Anti Narkoba meliputi pengawasan yang dilakukan oleh guru terhadap perubahan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari di sekolah yang selama ini dinilai baik dengan tidak adanya siswa pengguna narkoba. Pengawasan dilakukan pula oleh lembaga terkait seperti BNNK Surabaya, Dinas Pendidikan, Pemerintah kota Surabaya dan Dinas Sosial. Kata Kunci : P4GN, manajemen, kurikulum anti narkob

    PERAN KADER ANTI PENYALAHGUNAAN NARKOBA BERBASIS PELAJAR OLEH BADAN NARKOTIKA NASIONAL SURABAYA

    Get PDF
    BNN is one of the institutions in Indonesia that handle drugs abused problems in the country. The results of BNN survey found that drug abused suspects reached 3.1 million to 3.6 million people in 2008 which was dominated by students. One of BNN Surabaya eff orts in overcoming a drug abusing and illicit drug traffi cking is by forming student-based cadres. The cadres consist of several schools in Surabaya and they are trained to run in accordance with their role. The role of the cadre itself is to become an extension of BNN Surabaya for disseminating the danger of drug abuse in around student circles or peer group. This research was a descriptive research, used case study design. Informants in this study were P2M BNN Surabaya and some cadres of both female and male students who around at 15–17 years old. Data were collected by interview which contain of explanations by P2M about the formation of cadres and the tasks assigned to the cadres as well as by interview when fi eld off with the cadres. The results showed that the role of cadre in school environment is as Peer Counselor, Peer Educator, and Peer Leadership. Within achieving the success of the role of cadres, it could be seen from health promotion aspect by looking at the level of knowledge, attitude, action and able to communicate well in order to indicate success in these activities can be achieved. Keywords: cadres, students, drugs abuse
    • …
    corecore