45 research outputs found
Strategi orangtua dalam meningkatkan kemampuan multilingual pada anak usia 4 tahun di Dusun Lemah Ireng Desa Ketanan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya 3 orangtua di Dusun Lemah Ireng yang menerapkan 3 bahasa (Jawa, Indonesia, Inggris) untuk berkomunikasi pada anak mereka yang berusia 4 tahun. Dusun lemah ireng sendiri merupakan sebuah wilayah terpencil dengan mayoritas penduduk yang hanya menguasai dan menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu untuk berbagai aspek kepentingan. Peneliti kemudian tertarik untuk mengetahui bagaimana strategi orangtua dalam meningkatkan kemampuan multilingual anak usia 4 tahun di lingkungan berpenduduk monolingual. Rumusan masalah penelitian ini yakni (1) Bagaimana kemampuan multilingual anak di Dusun Lemah Ireng Desa Ketanen Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik (2) Bagaimana strategi orangtua dalam meningkatkan kemampuan multilingual pada anak usia 4 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif yang metode pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, serta dokumentasi. subjek penelitian ini adalah 3 keluarga yang memiliki anak multilingual usia 4 tahun di Dusun Lemah ireng. Model Miles dan Huberman digunakan dalam analisis data yang prosesnya dimulai dari reduksi data, menyajikan data serta verifikasi. Triangulasi digunakan sebagai teknik pengujian keabsahan data. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) strategi yang dilakukan orangtua dalam meningkatkan kemampuan multilingual anak usia 4 tahun di Dusun lemah ireng Desa Ketanen Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik yakni dilakukan menyesuaikan kondisi anak dengan mematangkan kemampuan bahasa ibu (Bahasa Jawa) terlebih dahulu sebelum membiasakan penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. (2) Metode Immersion dipilih orangtua sebagai strategi yang tepat dalam menjadikan anak multilingual. Penjadwalan harian bahasa yang akan digunakan juga tak kalah penting dalam meningkatkan kemampuan multilingual pada anak sesuai tahapan usianya. (3) Melengkapi proses peningkatan multilingual anak bisa dilakukan dengan menyediakan fasilitas penunjang. Menerapkan multilingual pada anak butuh ketelatenan, orangtua bisa memberikan dorongan dan lawan bicara yang suportif bagi anak. (4) Hasil dari peningkatan kemampuan multilingualisme pada anak dapat dilihat dari tidak terhambatnya hubungan sosial anak dengan teman sebayanya, lebih mudah menguasai ragam bahasa yang memiliki perbedaan dialek, mampu beradaptasi dengan lingkungan dan orang baru, serta mempunyai kepercayaan diri yang lebih baik
Bilingualisme dan Multilingualisme: Pro dan Kontra pada Perkembangan Bahasa dan Kognitif Anak
Abstract, language has a central role in human life because of its function as a communication tool. Mastering a variety of languages can be said to have many advantages because humans can expand our access to the outside world, as well as update more external knowledge. That reason could be the one that underlies the phenomenon of bilingualism and multilingualism around us. So, parents begin to introduce foreign languages to their children early on, especially English. Educational Institutions ranging from kindergartens and elementary schools to even colleges teach students and students to the international language. Not infrequently, parents put their children into tutoring institutions so that children are able to begin to recognize and master foreign languages early on, others use them as a means of communication at home. However, it turns out there are pros and cons to the phenomenon of bilingualism and multilingualism among experts and also society in relation to language and cognitive development in children. The pros say that bilingual or multilingual children are better than monolingual ones, for example in mastering vocabulary, understanding other people's cultures so that they are more tolerant of differences, and have better test results on verbal tests. However, the contra party mentioned that there are losses experienced by bilingual or multilingual children, where the child's brain works very hard and has a high burden and has a slow ability to master language. This short article discusses the pros and cons that occurred based on the results of several studies conducted by experts.
Keywords: bilingualism, multilingualism, language development, cognitivedevelopment, childre
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
The purpose of the research is to describe code choice and code mixing in the interaction of learning English in Agriculture Faculty University of Trunojoyo Madura. The reseach data included the code switching and code mixing of Agriculture students when learning English in the classroom. The data analysis use a contextual approach of Speaking by Dell Hymes. The result of the research showed that code switching used by the students in the Faculty of Agriculture, namely English and Indonesia, switching codes from English into Indonesia and vice versa, meanwhile code mixing from English into Inonesia, and mixed Indonesia into Javanese, mixed Javanese into English
MULTILINGUALISM IN THE ENGLISH CLASSROOM: A LITERATURE REVIEW ON STRATEGIES AND BENEFITS
Topik multibahasa di kelas bahasa Inggris telah menjadi menjadi perhatian yang signifikan dalam pendidikan modern karena meningkatnya keragaman bahasa keanekaragaman bahasa di antara populasi siswa secara global. Tinjauan literatur ini mengeksplorasi berbagai taktik, keuntungan, kesulitan, dan faktor yang harus dipertimbangkan yang perlu dipertimbangkan dalam kaitannya dengan penerapan pendekatan multibahasa di bidang pengajaran bahasa Inggris. Kajian ini juga mengkaji dampak dari pendekatan-pendekatan ini terhadap kompetensi bahasa dan kesadaran sosiokultural siswa. Pergeseran demografi pemerolehan bahasa Inggris, di mana mereka yang bukan penutur asli bahasa Inggris sekarang lebih banyak daripada mereka yang merupakan penutur asli bahasa Inggris, membutuhkan pendekatan baru untuk pedagogi bahasa. Penelitian ini menyelidiki efek dari beberapa teknik multibahasa, termasuk alih kode, kegiatan penerjemahan, pemanfaatan sumber daya multibahasa, dan kolaborasi dengan teman sebaya, terhadap kompetensi bahasa dan hasil pembelajaran. Penelitian terhadap elemen sosiokultural yang berkaitan dengan keragaman bahasa menunjukkan bahwa adopsi multibahasa menawarkan berbagai keuntungan, seperti pengayaan budaya, peningkatan kemampuan komunikasi, dan empati yang lebih tinggi. Namun, para pendidik menghadapi menghadapi berbagai kendala termasuk ketersediaan waktu yang terbatas, penolakan terhadap mengadopsi pendekatan baru, dan kendala dalam hal sumber daya yang tersedia. Hambatan-hambatan tersebut di atas dapat diatasi dengan cara pengembangan profesional yang komprehensif, komunikasi yang transparan, strategi strategis, alokasi sumber daya, dan pengembangan lingkungan kelas yang inklusif. Sebagai rangkuman, tinjauan literatur ini menyoroti Singkatnya, tinjauan literatur ini menyoroti kapasitas multibahasa untuk mendorong kelas bahasa Inggris yang inklusif, sadar global, dan selaras dengan budaya inklusif, sadar global, dan selaras dengan budaya di ruang kelas. Melalui integrasi yang disengaja dari metodologi multibahasa dan penyelesaian hambatan secara proaktif, para pendidik memiliki kapasitas untuk meningkatkan kemampuan linguistik, kesadaran budaya, dan dan kepekaan, sehingga membekali mereka dengan alat yang diperlukan untuk berkembang dalam konteks global yang beraneka ragam dan saling terkait
PENGGUNAAN BAHASA DI RUANG PUBLIK KOTA JOMBANG SEBAGAI KOTA SANTRI (KAJIAN LINGUISTIK LANSKAP)
Penelitian ini mengkaji penggunaan bahasa di ruang publik kabupaten Jombang sebagai kota santri. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan bahasa di ruang publik kabupaten Jombang sebagai kota santri menggunakan kajian linguistik lanskap. Data pada penelitian ini adalah 40 bentuk penggunaan bahasa pada baliho, nama toko, tanda jalan, dan tanda-tanda umum di jalan lainnya yang dapat mencerminkan sebutan kabupaten Jombang sebagai kota santri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teori yang dipakai adalah teori dasar dari Landry dan Bourhis (1997) yang berfokus pada kajian linguistik lanskap yang merujuk pada fungsi informasi dan fungsi simbolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima bentuk penggunaan bahasa di kabupaten Jombang yang disebut sebagai kota santri, yakni. bentuk-bentuk penggunaan bahasa tersebut terbagi dalam enam kategori tanda bahasa di ruang publik yakni pada kategori tanda jalan, tanda iklan atau promosi, tanda peringatan, nama-nama gedung, tanda informasi, dan objek. Ditemukan pula faktor yang mempengaruhi adanya tanda bahasa di ruang publik yang merepresentasikan Jombang sebagai kota santri, yakni (1) berada dekat dengan area pondok pesantren, (2) mengikuti trend yang dilakukan subjek lain di sekitar pondok pesantren, (3) kebutuhan eksistensi sebuah lembaga, dan (4) sarana informasi bagi khalayak umum.
Kata kunci : penggunaan bahasa, kota santri, linguistik lanska
Pendampingan Pembuatan Modul Ajar Berbasis Translanguaging Bagi Guru SMKS PGRI Balaraja
Terdapat beberapa guru di sekolah SMKS 1 PGRI Balaraja khususnya bidang studi bahasa Inggris yang belum pernah pernah mendapatkan materi, informasi, dan sosialisasi tentang tata cara pembuatan modul berbasis multibahasa atau lebih dikenal dengan istilah translanguaging di kelas yang mereka ajar. Selain itu sebagian dari mereka belum mengenal dengan baik tentang tata cara praktik pembuatan modul ajar bermodelkan ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implementation and Evaluate). Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk membekali para peserta dalam hal pembuatan modul ajar berbasi multibahasa dengan model ADDIE . Metode yang akan diterapkan dalam pelaksanaan PKM ini adalah dengan menerapkan metode sosialisasi, tanya jawab, diskusi, dan praktik/unjuk kerja. Setelah itu dilakukan pemaparan oleh perwakilan peserta atas hasil pembuatan modul berbasis translanguaging model ADDIE tersebut. Melalui kegiatan presentasi, pembuatan modul akan divalidasi oleh tim pelaksana dengan memberi masukan dan penguatan atas modul ajar yang telah dihasilkan. Hasilnya para guru memahami tentang prinsip pembuatan modul berbasis translanguaging dengan pendekatan ADDIE, memahami langkah-langkah teknis pembuatan modul berbasis translanguaging dengan konteks lokal yang adaptif dan komunikatif, terampil membuat modul berbasis translanguaging serta mampu menghasilkan produk modul berbasis translanguaging yang adaptif, berbasis kontekstual secara mandiri
Implikasi Kejenuhan (Burnout) Belajar Terhadap Minat Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 2 Diwek Jombang
Abstract, boredom of learning is a condition where a person feels very tired, tired, and bored when the teaching and learning process is ongoing. This saturation is caused by various things, so that it gives various effects. So researchers focus on the problem and formulate it as follows: What causes burnout learn to students, how the impact of boredom learningon students' learning interest in PAI subjects, how is the solution to overcome the boredom of learning at SMPN 2 Diwek. The results of this study are: 1). Causes of boredom at SMPN 2 Diwek Jombang: Different Character of Students, Classroom Arrangement, Parental Pressure. Number of School Demands. 2). The impact of burnouton learning interest of students in PAI subjects can be seen from the behavior of students as follows: a). Negative Impact: Behavior to Attract the Attention of Others, Play mobile phones, Nosy and annoying friends, etc. b). Positive Impact: Makes children more proficient in worship, Awaken the spirit of students. 3). Solution to overcome burnout learning is as follows: inviting students to practice, using a habituation approach, using the story method by combining reality with existing theories, learning outside the classroom.
Keyword: boredom of learning, interest in learning
Merdeka Belajar Episode 7: Sekolah Penggerak
The Driving School Program is an initiative that aims to improve the quality of education in Indonesia. This program emphasizes the holistic development of student learning outcomes with a primary focus on achieving the Pancasila Student Profile. This profile includes the improvement of cognitive competencies, such as literacy and numeracy, as well as noncognitive competencies that include character development. The essence of this program is to start efforts to improve education with superior human resources, which include principals and teachers. The principals and teachers involved in the Mobilizing School are not only committed to improving student learning outcomes in their own schools, but they also act as influencers who share knowledge, best practices, and experiences with other education units in different regions. Through the Sekolah Pengmobilizer program, it is expected that education in Indonesia will experience significant improvements, with increased student competence in literacy and numeracy, as well as strong character development. By focusing on developing superior human resources and cooperation between schools, this program is an important foundation in efforts to achieve a better quality of education throughout Indonesia