852,907 research outputs found
ACCELERATING THE IMPROVEMENT OF HUMAN RESOURCES’ QUALITY ACCORDING TO THE DEMAND OF GLOBALIZATION THROUGH MEDIA EDUCATION
Perlunya sumber daya manusia yang berkualitas sudah disadari oleh hampir seluruh bangsa di dunia. Disadari bahwa hanya bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu hidup sukses dalam menghadapi tantangan-tantangan global. Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan oleh negara-negara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, namun masalah kualitas sumber daya manusia masih terdapat di mana-mana. Memperhatikan kenyataan dan pengalaman dari banyak negara yang telah melaksanakan pendidikan media, nampaknya dewasa ini pendidikan media merupakan suatu keharusan sesuai tuntutan globalisasi dan per- kembangan sosial yang cepat. Media pendidikan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, mengguna-kan media sebagai alat komunikasi untuk tukar menukar informasi dan pengalaman untuk membentuk perilaku yang positif dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Agar dapat berhasil, maka pendidikan media hendaknya direncanakan secara matang dan sistematis, dan dilaksanakan dengan strategi yang tepat dan sempurna. Selain itu, dukungan yang cukup dari pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk memungkinkan terlaksananya dengan sukses pendidikan media itu untuk seluruh warga negara. Kata kunci: globalisasi, kualitas sumber daya manusia, akselerasi, pendidikan media, dukungan pemerinta
Pembangunan augmanted reality (AR) bagi matapelajaran sains (sistem suria)
Kajian ini bertujuan untuk membangunkan aplikasi augmented reality bag itopik sistem suria untuk pembelajaran murid-murid Tahun Empat. Aplikasi ini berperanan sebagai penggayaan ilmu yang menggunakan elemen-elemen multimedia dalam pengajaran dan pembelajaran (PdP). Pembangunan aplikasi augmented reality ini adalah berasaskan model Hannafin dan Peck yang melibatkan tiga fasa utama iaitu fasa analisis keperluan, fasa reka bentuk serta fasa pembangunan dan implementasi. Kemajuan teknologi boleh digunakan dalam pendidikan sebagai cara mengajar dalam institusi pendidikan formal dan bukan formal, dalam pendidikan. Kaedah pembelajaran boleh dipersembahkan menggunakan alat bantuan pembelajaran atau sering dikenali sebagai media pembelajaran. Augmented reality dilihat sebagai media pengajaran masa depan yang inovatif, menarik dan efektif
Peranan E-learning Dalam Kegiatan Pembelajaran
Salah satu contoh dari penggunaan dari teknologi pada sistem Pendidikan adalah e belajar. e belajar adalah satu sistem Pendidikan dengan mempergunakan alat-alat elektronika. ada keuntungan dan kerugian dari tiap-tiap sistem. masalah ini terjadi pada e sistem belajar. sebagai pembangunan dari teknologi, sistem Pendidikan juga telah dikembangkan. antara lain adalah penggunaan dari Internet sebagai media Pendidikan. di sana juga konsep macam-macam berbeda dan cara pada belajar. penelitian ini akan mengambil satu fokus di cara in
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI GERAKAN SOSIAL DI MEDIA SOSIAL
Tulisan ini bermaksud mengangkat isu gerakan sosial melalui media sosial yang bisa disumbangkan untuk pengembangan pendidikan karakter. Menurut pengamatan penulis selama ini media sosial belum secara maksimal digunakan sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran, pada hal pengguna media sosial sangat banyak jumlahnya. Kondisi seperti ini tinggal dibutuhkan kesediaan pelaksana pendidikan dan pemerintah tentunya sebagai penanggung jawab pelaksanaan pendidikan untuk mendesain kebijakan pendidikan yang berorientasi pada pemanfaatan media sosial sebagai salah satu alternatif sarana pembelajaran. Sehingga diharapkan pembentukn karakter siswa dalam proses pembelajaran disekolah bisa efektif. Tentu media sosial secara esensial mempunyai sisi positif sekaligus sisi negatif, dengan demikian dibutuhkan rekayasa dalam bentuk kebijakan pendidikan sehingga yang ditonjolkan, yakni sisi positif dari media sosial itu sendiri.
Metode yang digunakan dalam penyusunan tulisan ini, yakni menggunakan metode deskriptif kualitatif. Kesimpulan yang dihasilkan dalam tulisan ini, yaitu Media sosial dapat digunakan untuk membentuk gerakan sosial untuk tujuan bermanfaat.
Kata Kunci : Pengembangan Pendidikan Karakter, Geraka
Media Literacy: Mendidik Masyarakat Cerdas di Era Informasi
Berbagai makna dilekatkan pada pendidikan. Mulai dari pendidikan sebagai kunci kemajuan peradaban bangsa, pendidikan sebagai sarana peningkatan kualitas SDM, serta pendidikan sebagai proses sosialisasi nilai- nilai budaya, sekaligus sarana ampuh untuk mengindoktrinasikan ideologi. Apapun makna pendidikan, posisinya tergolong sentral di tengah masyarakat, mengingat fungsi selaku pranata cultural maintenance dalam sistem sosial. Namun seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan mendapat tantangan serius, ketika masyarakat bertansformasi menjadi masyarakat media yang hidup di era informasi. Di era ini, media muncul sebagai sentra pendidikan keempat dalam ruang pendidikan secara keseluruhan, yang sebelumnya hanya diisi oleh setra keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tantangan yang muncul bersumber dari dominasi media massa dalam kehidupan publik, yang ketika posisinya bergeser menggantikan peran sentra pendidikan lainya, disinyalir telah menyajikan kurikulum tersembunyi –the hidden curriculum- lewat kandungan isinya yang tidak mencerdaskan khalayak. Tantangan ini dapat diatasi lewat gerakan media literacy- sebuah konsep keberaksaraaan (literacy) yang diterapkan pada media massa. Melalui gerakan ini, masyarakat diajak untuk memahami bahwa media massa sesungguhnya tidaklah netral, melainkaan ajang kontestasi pelbagai kepentingan sosial ekonomi politik. Bahwa media sesungguhnya bukan sekedar alat kontrol sosial dan cermin realitas, melainkan punya peran dalam mengonstruksi realitas sosial secara subjektif. Lewat upaya penyadaran semacam ini, gerakan media literacy berkehendak mendidik masyarakat guna memanfaatkan informasi dan kandungan media lainnya sesuai dengan keperluannya. Lebih jauh lagi, gerakan ini bermaksud mendidik masyarakat agar mampu bersikap kritis dan bijak dalaam menghadapi banjir informasi dan upaya media massa mendominasi kehidupan masyarakat sehari-hari
Mural sebagai Media Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat
Mural atau lukisan dinding belum terlalu dikenal bagi sebagian besar masarakat Indonesia. Mural yang terdapat di beberapa tempat strategis sangat efektif sebagai media penyampai pesan-pesan tertentu, termasuk iklan produk tertentu yang memanfaatkan mural sebagai media promosi. Dinding yang jadikan sebagai media lukis untuk mural tentunya berukuran besar. Institusi pendidikan tinggi yang memiliki tugas pokok tri dharma memanfaatkan mural sebagai media pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Institusi pendidikan tinggi khususnya yang memiliki jurusan seni rupa yang sering mengadakan kegiatan mural.Indonesia yang masyarakatnya masih rendah dalam hal apresisasi seni rupa sangat efektif ketika secara tidak langsung maupun langsung unsur-unsur pendidikan disampaikan melalui mural. Dalam hal ini termasuk masyarakat akademik, sekolah menengah maupun institusi selain akademik. Dalam kajian ini, penulis mengambil dua contoh kegiatan mural sebagai media pendidikan dan pengabdian masyarakat yang menjadi bahan kajian. Kajian diarahkan terkait efektivitas mural sebagai media pendidikan dan pengabdian masyarakat. Dua contoh sebagai bahan kajian diuraikan dalam pembahasan
MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Media Sosial Sebagai Media Pendidikan Islam. Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual didapatkan dari pendidikan agama yang baik, ditambah dengan pendidikan agama yang terbuka dan menerima perkembangan jaman yang semakin mengglobal ini. Perkembangan teknologi internet dalam dunia pendidikan pun makin ramah dengan situs jejaring youtube Pesan_Trend. Metode penelitian ini menggunakan etnografi virtual yang mengamati komunikasi media pembelajaran siswa di youtube channel Pesan_Trend berkaitan dengan perilaku komunikasi dalam tema kebudayaan tertentu. Pemanfaatan media sosial sebagai media pembelajaran Pesan_Trend dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama Islam itu sendiri, dimana pembelajaran pendidikan agama Islam dapat berorientasi pada media pembelajaran berbasis online yang inovatif seperti platform Youtube. Tersedianya media pembelajaran pendidikan agama Islam alternatif yang berbasis pada media sosial (online) untuk pengajaran pendidikan agama Islam dapat memberikan kemudahan kepada guru pendidikan agama Islam dalam melaksakan proses pembelajaran dengan menerapkan media pembelajaran berbasis online yakni media sosial. Pemanfaatan media sosial sebagai media pendidikan agama Islam adalah memberi imbas dengan landasan yang mendasar bagi guru pendidikan agama Islam untuk memilih metode serta media pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan tuntutan pendidikan saat ini.
Pengaruh Usia, Tingkat Pendidikan, dan Jenis Kelamin terhadap Perilaku Konsumsi Media
Pada umumnya, pengguna media tersegmentasi berdasarkan usia, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin. Generasi tua dan laki laki pada umumnya lebih mengandalkan keberadaan surat kabar. Perempuan remaja dan paruh baya biasa membaca majalah ataupun tabloid dan menonton televisi. Sedangkan kaum muda biasanya lebih sering menjadi pendengar setia radio. Revolusi teknologi di bidang informasi dan komunikasi yang cenderung cepat, memberi peluang bagi media baru. Perkembangan tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya kemudahan akses internet. Internet telah menjadi kebutuhan bagi manusia zaman digital. Jika dahulu kita dibiasakan menonton tv atau membaca koran untuk memperoleh informasi, sekarang gaya hidup semacam itu mulai mengalami Perubahan.Kondisi ini memunculkan Perubahan pada pemahaman mengenai segmentasi dalam menggunakan media, sehingga dirasa perlu untuk melihat kembali pengaruh usia, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin terhadap perilaku konsumsi media. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh usia, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin terhadap perilaku konsumsi media.Tipe dalam penelitian ini adalah eksplanatori. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Category Theoryoleh De Fleur dan Ball Rokeach. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Jumlah sampel sebanyak 98 responden dengan teknik pengambilan sampel probability samplingdi kelurahan Karangtempel Semarang. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner. Secara keseluruhan penelitian ini berhasil menjelaskan tujuan penelitian yaitu mengkaji pengaruh usia, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin terhadap perilaku konsumsi media. Terdapat hubungan yang positif antara usia, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin terhadap perilaku konsumsi media cetak, media eektronik, dan media baru internet. Teori yang digunakan dalam peneitian ini yaitu Social Category Theorydapat dibuktikan, yaitu usia, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin mempengaruhi kesamaan perilaku konsumsi media. Namun usia dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh secara parsial terhadap perilaku konsumsi media cetak, tingkat pendidikan dan jenis kelamin tidak berpengaruh secara parsial terhadap perilaku konsumsi media elektronik, serta tingkat pendidikan dan jenis kelamin tidak berpengaruh secara parsial terhadap perilaku konsumsi media baru internet
Penilaian media bercetak untuk pendidikan pemakanan kanak-kanak berlebihan berat badan dan obes
Media pendidikan bercetak merupakan saluran komunikasi yang utama dalam pendidikan kesihatan awam. Namun,
kajian tempatan yang menilai penerimaan media pendidikan bercetak masih terhad di Malaysia. Maka, kajian ini
dilakukan untuk menilai media pendidikan bercetak sedia ada yang mensasarkan obesiti di kalangan kanak-kanak untuk
kegunaan dalam program pendidikan atau promosi pemakanan. Kajian ini melibatkan dua peringkat. Peringkat pertama
merupakan tinjauan keperluan iaitu tinjauan terhadap media pendidikan bercetak sedia ada yang mensasarkan kanakkanak
yang mengalami masalah berlebihan berat badan dan obes dan kajian rintis terhadap borang soal selidik yang
dibentuk. Manakala peringkat kedua adalah penilaian penerimaan subjek kajian terhadap media pendidikan bercetak
dan perubahan tahap pengetahuan mereka selepas membaca media pendidikan bercetak yang diberikan. Skala Likert
digunakan dalam penilaian ini iaitu daripada 1 (sangat tidak memuaskan) hingga 5 (sangat memuaskan). Jumlah subjek
dalam kajian ini adalah seramai 67 orang yang terdiri daripada golongan profesional dalam bidang pendidikan dan
kesihatan (n = 7), subjek dewasa (n = 30) dan subjek kanak-kanak (n = 30). Di dalam kajian ini, subjek dewasa diberi
satu buku kecil yang mengandungi maklumat berkenaan pencegahan dan pengurusan masalah obesiti di kalangan
kanak-kanak seperti komplikasi masalah obesiti dan penyediaan makanan. Subjek kanak-kanak pula menerima satu buku
kecil yang mengandungi maklumat berkenaan piramid makanan, kepentingan sarapan, aktiviti fi zikal dan sebagainya di
samping satu poster yang mengandungi maklumat berkenaan pemilihan makanan sihat. Manakala golongan profesional
menerima semua media pendidikan bercetak ini. Kajian ini mendapati penerimaan subjek terhadap isi kandungan,
gambar, jadual dan rajah, warna, susun atur gambar, susun atur kandungan, bahasa dan saiz huruf bagi ketiga-tiga
media pendidikan bercetak adalah pelbagai, iaitu daripada sangat tidak memuaskan hingga sangat memuaskan. Min
skor penilaian keseluruhan terhadap buku kecil yang mensasarkan populasi dewasa adalah 3.9 ± 0.5 manakala min skor
penilaian keseluruhan terhadap buku kecil yang mensasarkan populasi kanak-kanak adalah 4.3 ± 0.4 dan poster adalah
3.9 ± 0.9. Skor pengetahuan pemakanan golongan profesional meningkat dari 88.6 ± 11.2% kepada 95.5 ± 3.2% selepas
membaca media tersebut. Skor pengetahuan pemakanan subjek dewasa juga meningkat secara signifi kan (p < 0.001)
daripada 67.7 ± 13.6% kepada 84.8 ± 15.9%; bagi subjek kanak-kanak, skor pengetahuan pemakanan juga meningkat
secara signifi kan (p < 0.001) daripada 65.3 ± 14.4% kepada 84.0 ± 11.4%. Kesimpulannya, media pendidikan bercetak
sedia ada mendapat penerimaan yang baik dan dapat meningkatkan tahap pengetahuan kumpulan sasaran. Oleh itu,
media pendidikan bercetak tersebut sesuai digunakan dalam mana-mana program pendidikan pemakanan yang berkaitan
dengan obesiti kanak-kanak
- …