5,550 research outputs found

    STABILITAS SIFAT ANTIOKSIDATIF LlDAH BUAYA (Aloeveravar.chinensis) SELAMA PENGOLAHAN MINUMAN LlDAH BUAYA = Stability of the Antioxidative Properties of Aloe Vera (Aloe Vera Var.chinensis) During Processing of Aloe...

    Get PDF
    Lidah buaya atau aloe vera memiliki sifat fungsional sebagai antioksidan karena mengandung senyawa flavonoid. Penggunaan lidah buaya dalam bentuk ekstrak kurang praktis, mudah rusak dan akseptabilitasnya rendah. Oleh karena itu dilakukan pengolahan gellidah buaya menjadi minuman lidah buaya. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan minuman lidah buaya dengan sifat antioksidatif dan akseptabilitas tinggi. Secara khusus tujuannya adalah mengevaluasi aktivitas antioksidasi ekstrak lidah buaya, mengevaluasi perubahan sifat antioksidatif lidah buaya selama pengolahan minuman lidah buaya berdasarkan kemampuannya menangkap radikal bebas DPPH dan menghambat peroksidasi lemak, dan menentukan kondisi proses terbaik yang dapat menghasilkan minuman lidah buaya dengan akseptabilitas tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak lidah buaya memiliki aktivitas antioksidasi dengan persentase Reactive Scavenging Activity (RSA) sebesar 35,17% dan penghambatan peroksidasi lemak 49,53 %. Blansing gellidah buaya dengan suhu semakin tinggi menghasilkan minuman lidah buaya dengan aktivitas antioksidasi rendah. Aktivitas antioksidasi pada setiap tahap pengolahan minuman lidah buaya semakin menurun terutama setelah perendaman dalam larutan NaCl atau larutan kapur. Pengolahan minuman lidah buaya dengan suhu blansing 70°C dapat menghasilkan minuman lidah buaya yang paling akseptabel dengan aktivitas antioksidasi tinggi

    KARAKTERISTIK SELAI LIDAH BUAYA (Aloe vera) YANG DIPENGARUHI PERBANDINGAN LIDAH BUAYA DENGAN AIR DAN KONSENTRASI INULIN

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian untuk mengetahui efek dari pengaruh perbandingan lidah buaya dengan air dan penambahan kosentrasi inilin terhadap karakteristik selai lidah buaya. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yakni analisis kadar serat pada bahan baku yakni lidah buaya dan inulin, serta analisis lama waktu perendaman lidah buaya dengan menggunakan larutam garam terhadap rasa, aroma, warna, dan tekstur selai lidah buaya, utuk kemudian di pilih lama waktu perendaman terbaik yang akan digunakan pada penelitian utama. Penelitian utama bertujuan untuk menentukan perbandingan lidah buaya dengan air dan penambahan konsentrasi inulin terbaik. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor dengan pola faktorial 3 x 3 dengan 3 kali pengulangan. Faktor perbandingan lidah buaya dengan air dan penambahan konsentrasi inulin yaitu : variabel a lidah buaya dengan air, a1 (1:1), a2 (2:1), a3 (1:2) dan faktor b konsentrasi inulin b1(2%), b2 (4%), b3 (6%). Perbandingan lidah buaya dengan air berpengaruh pada rasa, warna, tekstur, serat kasar, kadar air, dan total padatan terlarut pada selai lidah buaya. Penambahan konsentrasi inulin berpengaruh pada rasa, warna, tekstur, serat kasar, kadar air, dan total padatan terlarut pada selai lidah buaya. Interaksi perbandingan lidah buaya dengan air, dan penambahan konsentrasi inulin hanya terjadi pada rasa, warna, teksur dan serat kasar pada selai lidah buaya. Produk terpilih selai lidah buaya yaitu perbandingan a1b1 (perbandingan lidah buaya dengan air 1:1, dan konsentrasi inulin 2%) memiliki kandungan gula total 13,2062%, perbandingan a2b2 (perbandingan lidah buaya dengan air 2:1, dan konsentrasi inulin 4%) memiliki kandungan gula total 16,7767%, perbandingan a3b2 (perbandingan lidah buaya dengan air 1:2, dan konsentrasi inulin 4%) memiliki kandungan gula total 15,4461%

    EDUKASI DAN PENDAMPINGAN PENGOLAHAN PASCA-PANEN LIDAH BUAYA SEBAGAI UPAYA PEMULIHAN EKONOMI MASYARAKAT TERDAMPAK PANDEMI DI KAMPUNG LIDAH BUAYA, RW 11, DESA BANJAR ARUM, SINGOSARI, MALANG

    Get PDF
    Lidah buaya merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai produk pangan nabati maupun kosmetik. Di Kampung Lidah Buaya Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabu- paten Malang merupakan salah satu tempat pusat pengolahan produk lidah buaya. Di Kampung Lidah Buaya selama ini telah dikembangkan produk pangan bersumber dari lidah buaya. Salah satu produk pengembangan pengolahan lidah buaya yang lain dapat digunakan sebagai bahan kosmetik lotion, namun kendala yang dihadapi pengrajin belum mampu mengembangkan teknologinya dan menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP) agar produk yang dihasilkan nantinya konstan. Adanya potensi kampung lidah buaya tersebut maka dilakukan program edukasi dan pendampingan kepada para pengrajin pengolahan lidah buaya. Tujuan utama dalam program pendampingan ini adalah meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kepada pengrajin pengolahan lidah buaya menjadi produk kosmetik lotion yang berkualitas dan penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) bagi produk agar dapat memperluas pasar usahanya. Adapun mitra sasaran program pendampingan masya- rakat ini adalah kelompok Pengrajin Pengolahan Lidah Buaya di Kampung Lidah Buaya, Desa Banjar- arum, Kabupaten Malang yang telah produktif secara ekonomi sebagai pengrajin pengolahan produk lidah bersumber dari tanaman lidah buaya. Adapun usaha yang akan dilakukan adalah edukasi kepada pengrajin ini tentang ilmu dan teknologi sediaan gel lotion lidah buaya dan beberapa penerapan GMP-nya. Edukasi ini diharapkan adanya penerapan iptek sediaan lotion lidah buaya dan perubahan perilaku pengrajin dalam proses produksi. Metode yang digunakan adalah Participatory Action Research (PAR) berupa penyuluhan, demonstrasi, serta pendampingan. Pendampingan dilakukan selama 1 bulan. Hasil edukasi dan pendampingan menunjukkan bahwa 95,0% responden setuju bahwa kegiatan pengabdian masyarakat bermanfaat, 89,0%, responden setuju kegiatan edukasi ini sangat meningkatkan kualitas, 97.0% responden menyatakan ilmu bertambah setelah mengikuti pelatihan, dan 85,0% responden menyatakan bahwa keseluruhan kegiatan pelatihan sudah baik

    PERBEDAAN EFEK DAYA HAMBAT JUS KULIT DAUN LIDAH BUAYA DENGAN AIR REBUSAN KULIT DAUN LIDAH BUAYA SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS

    Get PDF
    Penyakit infeksi masih menjadi penyebab kematian terbanyak. Bakteri merupakan salah satu mikroorganisme tersering penyebab terjadinya infeksi. Salah satu contoh bakteri yang sering menyebabkan infeksi adalah Staphylococcus aureus. Bakteri Staphylococcus aureus sering mengalami resistensi terhadap beberapa antibiotik, sehingga perlu dicari pengobatan alternatif lain. Lidah buaya merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang telah lama dan sering digunakan sebagai antibakteri. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental terhadap bakteri Staphylococcus aureus yang diberi 7 perlakuan dengan 4 kali pengulangan, yaitu perlakuan kontrol positif (amoksisilin), kontrol negatif (aquades), jus kulit daun lidah buaya dosis I (konsentrasi 20% b/v), jus kulit daun lidah buaya dosis II (konsentrasi 40% b/v), jus kulit daun lidah buaya dosis III (konsentrasi 60% b/v), jus kulit daun lidah buaya dosis IV (konsentrasi 80% b/v), jus kulit daun lidah buaya dosis V (konsentrasi 100% b/v), air rebusan kulit daun lidah buaya dosis I (konsentrasi 20% b/v), air rebusan kulit daun lidah buaya dosis II (konsentrasi 40% b/v), air rebusan kulit daun lidah buaya dosis III (konsentrasi 60% b/v), air rebusan kulit daun lidah buaya dosis IV (konsentrasi 80% b/v), serta air rebusan kulit daun lidah buaya dosis V (konsentrasi 100% b/v). Cawan petri dengan isolat bakteri Staphylococcus aureus yang telah ditanami cakram dengan 7 perlakuan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C, kemudian dilakukan pengukuran diameter halo yang dihasilkan dengan menggunakan mistar mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jus kulit daun lidah buaya dan air rebusan kulit daun lidah buaya tidak memiliki efek daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Kata kunci : Kulit daun lidah buaya, jus, air rebusan, staphylococcus aureu

    UJI EFEKTIVITAS OLESAN LIDAH BUAYA TERHADAP KUALITAS TELUR AYAM BURAS DENGAN LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA: The Effectiveness of Aloe Vera Treatment on the Quality of Gallus Gallus Domesticus Eggs with Different Storage Times

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui pemberian olesan lidah buaya pada telur ayam kampung dapat berpengaruh terhadap kualitas telur dengan penyimpanan waktu yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan atau eksperimen. Materi yang digunakan yaitu 105 butir telur ayam kampung, yang dibagi menjadi 7 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Perlakuan terdiri dari P0: telur umur 1 hari tanpa olesan lidah buaya; P1: telur umur 6 hari tanpa olesan lidah buaya; P2: telur umur 12 hari tanpa olesan lidah buaya; P3: telur umur 18 hari tanpa olesan lidah buaya; P4: telur umur 6 hari dengan olesan lidah buaya; P5: telur umur 12 hari dengan olesan lidah buaya; P6: telur umur 18 hari dengan olesan lidah buaya. Penelitian dilakukan dengan mengukur kualitas internal telur dengan parameter yang meliputi berat telur, indeks kuning telur, indeks putih telur, warna kuning telur, haugh unit dan pH. Data dianalisis menggunakan ANOVA dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan telur baik yang diolesi lidah buaya dan yang tidak diolesi, keduanya menurunkan kualitas telur ayam kampung, namun dengan pemberian olesan lidah buaya pada telur ayam kampung kualitas telur lebih bisa dipertahankan dan terjaga. Kata kunci: lidah buaya, telur, kualitas dan haugh uni

    Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Lidah Buaya (Aloe vera (L.) Webb) Dengan Gelling Agent Karbopol 934 Dan Aktivitas Antibakterinya Terhadap Staphylococcus epidermidis

    Get PDF
    Tanaman lidah buaya memiliki aktivitas antibakteri. Lidah buaya mengandung asam salisilat, sterol, antrakuinon, tannin, fenol dan enzim pemecah protein yang memiliki khasiat sebagai antimikroba. Ekstrak lidah buaya diformulasikan dalam bentuk sediaan gel dengan menggunakan variasi konsentrasi karbopol 934 2%, 3% dan 4% untuk mengetahui efek antibakterinya terhadap Staphylococcus epidermidis dan sifat fisik gel. Penelitian ini bersifat eksperimental. Ekstraksi daun lidah buaya dilakukan metode maserasi menggunakan penyari etanol 70%. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran. Seri konsentrasi ekstrak kental lidah buaya yang digunakan pada uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis yaitu 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak lidah buaya 5% menunjukkan adanya diameter zona hambat 20 mm yang radikal, sehingga dipilih konsentrasi 5% ekstrak daun lidah buaya yang digunakan dalam formulasi. Kenaikan konsentrasi gelling agent karbopol 934 menyebabkan kenaikan viskositas, penurunan daya lekat, dan penurunan daya sebar. Semakin besar konsentrasi gelling agent karbopol 934 maka diameter zona hambat yang terbentuk terhadap Staphylococcus epidermidis semakin kecil

    Uji Efektivitas Rebusan Lidah Buaya (Aloe vera L) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Kelinci

    Get PDF
    Daun Lidah Buaya merupakan salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional untuk berbagai jenis penyakit. Secara empiris, sebagai obat alternatif kencing manis (diabetes mellitus). Menurut penelitian daun lidah buaya mengandung zat-zat yang bermanfaat untuk kesehatan yaitu aloe emodin  yang tergolong dalam senyawa antrakuinone  mempunyai kemampuan menurunkan kadar gula darah, mekanisme kerjanya meningkatkan  laju  sintesis  glikogen  dengan  menghambat  glikogen  sintase  kinase-3 beta, sehingga sangat berguna dalam mengurangi rasio kandungan gula dalam darah (Wahyono E dan Kusnandar, 2002). Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas rebusan daun lidah buaya dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci, untuk mengetahui dosis yang efektiv rebusan lidah buaya sebagai obat tradisonal yang berkhasiat menurunkan kadar glukosa darah kelinci yang terbebani glukosa. Metode penelitian dengan menggunakan Sampel Daun Lidah Buaya, diperoleh dari sekitar daerah Asam Kumbang Kecamatan Medan Tuntungan.  Preparasi sampel dilakukan dengan membuat rebusan dari Daun Lidah Buaya. Uji efektivitas rebusan lidah buaya dengan menggunakan metode Tes Toleransi Glukosa Oral. Hasil penelitian menunjukkan Kadar glukosa darah semua sampel setelah perlakuan kadar glukosa darah KP1 tidak terjadi penurunan sedangkan KP2 menurun menjadi 55mg/dl KP3 menurun menjadi 127mg/dl, KP4 menurun menjadi 78mg/dl, dan KP5 menurun menjadi 65mg/dl bahwa uji efektivitas Daun rebusan Lidah Buaya pada dosis 28g/Kg BB lebih efektiv terhadap penurunan kadar glukosa darah pada kelinci. Kesimpulan dari hasil analisis menunjukkan rebusan lidah buaya dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan uji anova dengan nilai sig 0,05) sehingga disimpulkan bahwa rebusan lidah buaya dapat menurunkan kadar glukosa dara

    PEMANFAATAN TANAMAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) MENJADI PRODUK YANG MEMILIKI NILAI JUAL DI DESA JOMBOK KECAMATAN JATIROGO KABUPATEN TUBAN

    Get PDF
    Lidah buaya merupakan salah satu tanaman yang mudah didapatkan dan mudah dibudidayakan. Di desa Jombok Kecamatan Jatiroogo Kabupaten Tuban hampir setiap rumah memiliki tanaman lidah buaya yang berfungsi sebagai tanaman hias. Telah banyak diketahui bahwa tanaman lidah buaya memiliki manfaat bagi tubuh, kesehatan maupun kecantikan. Dengan demikian tanaman lidah buaya dapat dimanfaatkan menjadi sebuah produk baik itu kecantikan maupun makanan. Hal tersebut berbeda dengan yang didapatkan di desa Jombok Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban. Berdasarkan temuan di lokasi maka tujuan dari program pengabdian masyarakat ini adalah memanfaatkan tanaman lidah buaya (aloe vera) dengan cara mengolah tanman lidah buaya menjadi produk yang memiliki nilai jual. Adapun metode yang digunakan dalam pelaksnaan program pengabdian masyarakat adalah, pengamatan potensi pada mitra sasaran, persiapan pra pelatihan, pelatihan pemanfaatan tanaman lidah buaya (aloe vera) sebagai produk yang memiliki nilai jual, pendampingan, dan evaluasi. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan diketahui bahwa mitra sangat antusias mengikuti program kegiatan yang dilakukan, mitra merasa mudah melakukan pengolahan tanaman lidah buaya, mendapatkan pengetahuan baru tentang tanaman lidah buaya, dan memiliki ide baru dalam mengembangkan ekonomi keluarga. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mitra sasaran merasakan manfaat adanya kegiatan tersebut, baik manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis
    corecore