4,448 research outputs found
ANALISIS STRUKTURAL DINA KUMPULAN SAJAK TITIMANGSA KARYA ABDULLAH MUSTAPPA
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: tema, nada, rasa, dan amanat yang terkandung dalam kumpulan puisi Titimangsa karya Abdullah Mustappa. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-analitik, yaitu metode untuk mendeskripsikan data, kemudian menafsirkan objek penelitian berdasarkan data tersebut. Teknik yang digunakan adalah studi analisis data dan studi pustaka. Adapun hasil yang didapat adalah: pertama, tema yang terkandung dalam buku kumpulan sajak Titimangsa karya Abdullah Mastappa adalah tentang kehidupan, menelisik lebih dalam mengenai kehidupan religi, sosial, dan cinta; kedua, nada yang terkandung dalam buku kumpulan sajak Titimangsa, ialah nada introspeksi, kesedihan, sindiran, nasihat, juga nada kegembiraan; ketiga, rasa yang terkandung dalam kumpulan sajak Titimangsa ialah perasaan ketir, kebingungan, ketenangan, pasrah, kesedihan, kerinduan, ketakutan, kepenasaran, kekhawatiran, penyesalan, amarah, kesetiaan, dan kehilangan; keempat, amanat yang terkandung dalam kumpulan sajak Titimangsa, adalah bahwa dalam kehidupan ini tidak semua hal dapat terjadi sesuai dengan keinginan kita, masih begitu banyak hal yang harus dibenahi dalam kehidupan ini. Agar manusia dapat bercermin pada perilaku yang telah dijalankannya, untuk menemukan hal baik dan membuang hal buruk. Buku kumpulan sajak Titimangsa telah memberikan pelajaran yang begitu dalam mengenai hakikat kehidupan manusia, disampaikan dengan kata sederhana namun sarat akan makna. Saran untuk penelitian selanjutnya ialah agar kajian terhadap buku kumpulan sajak Titimangsa karya Abdullah Mustappa dapat digali dengan teori yang lebih mendalam.
kata kunci: Titimangsa, struktural, kumpulan sajak
Udagan ieu panalungtikan nya éta ngadéskripsikeun: téma, nada, rasa, jeung amanat anu nyangkaruk dina kumpulan sajak Titimangsa karya Abdullah Mustappa. Métode anu digunakeun nya éta métode déskriftif. Téknik anu digunakeun nya éta studi pustaka data jeung studi analisis. Anapon hasil panalungtikanna nya éta: kahiji, téma anu nyangkaruk dina buku kumpulan sajak Titimangsa karya Abdullah Mustappa nya éta ngeunaan kahirupan, ngaguar ngeunaan kaagamaan, sosial, jeung cinta; kadua, nada anu kapanggih dina buku kumpulan sajak Titimangsa karya Abdullah Mustappa, nya éta nada introspéksi, kasedih, nyindiran, ngélingan, jeung nada gumbira; katilu, rasa nu kapanggih dina buku kumpulan sajak Titimangsa karya Abdullah Mustappa nya éta rasa waas, kabingung, katingtrim, pasrah, kasedih, kasono, kasieun, kapanasaran, kahariwang, kaduhung, kaambek, kasatiaan, jeung kaleungitan; kaopat, amanat anu nyangkaruk dina buku kumpulan sajak Titimangsa karya Abdullah Mustappa nya éta ngeunaan gumulungna kahirupan, teu salawasna hal nu dipikahayang téh bisa kacumponan, loba kénéh hal nu kudu dibenerkeun dina hirup, sangkan ngeunteung kana naon nu geus ku urang dipilampah, nu hadéna teruskeun nu gorengna singkahan. Buku kumpulan sajak Titimangsa geus méré pelajaran anu jero negunaan hakékat kahirupan manusa, ditepikeun kalayan sederhana tapi miboga ajén nu hadé. Saran keur panalungtikan saterusna, sangkan kajian ngeunaan buku kumpulan sajak Titimangsa karya Abdullah Mustappa bisa diguar ngagunakeun téori semantik.
Kecap galeuh: Titimangsa, struktural, kumpulan saja
KAJIAN STRUKTURAL, STILISTIKA, JEUNG ETNOPEDAGOGI DINA KUMPULAN SAJAK PERIODE TAUN 2000-AN
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah pentingnya suatu analisis sastra utamanya dalam karya sastra puisi (sajak). Panelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan struktur batin sajak yang mencakup tema (sense), nada (tone), perasaan (feeling), dan amanat (intention) yang terdapat dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an; 2) Mendeskripsikan unsur stilistika yang terdapat dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an; dan 3) Mendeskripsikan kajian etnopedagogi yang terdapat dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam penelitian ini digunakan desain penelitian kualitatif, metode yang digunakan adalah metode deskriptif, sedangkan teknik yang digunakan adalah studi pustaka. Berdasarkan hasil pengolahan data baik struktural, stilistika, maupun etnopedagogi dapat disimpulkan bahwa: (1) Tema sajak yang terdapat dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an umumnya termasuk ke dalam tema sosial; (2) Nada yang muncul dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an ini adalah nada terkenang, kecewa, marah, haru, ketir, syukur, rindu, bahagia, bangga, bertanya, dan harapan; (3) Perasaan yang muncul dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an ini adalah perasaan bingung, khawatir, bahagia, sayang, kecewa, marah, rindu, dan bangga; (4) Amanat yang terdapat dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an ini secara umum adalah manusia seyogyanya tetap semangat dalam mengarungi kehidupan dan manusia wajib bersyukur atas limpahan keindahan alam semesta yang Tuhan berikan kepadanya; (5) Unsur stilistika yang terdapat dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an secara umum mencakup gaya basa hiperbola, metapora, personifikasi, dan simile; dan (6) Kajian etnopedagogi yang terdapat dalam kumpulan sajak periode tahun 2000-an mencakup 16 nilai etnopedagogi yang berhubungan dengan pribadi, 15 nilai etnopedagogi yang berhubungan dengan masyarakat, 27 nilai etnopedagogi yang berhubungan dengan alam, 9 nilai etnopedagogi yang berhubungan dengan kepercayaan, dan 14 nilai etnopedagogi yang berhubungan dengan kepuasan lahiriah dan batiniah.
This research is motivated by the problem of primary importance in a literary analysis literary poetry (rhyme).This research is aimed to (1) describe the inner structure of the poem which includes the theme, tone, feeling, and mandate is contained in a collection of poems of the 2000s period; (2) to describe the stilistika elements contained in a collection of poems of the 2000s period; and (3) to describe the study ethnopedagogic contained in a collection of poems of the 2000s period. To achieve these objectives, this study used qualitative research design. The method used is descriptive method, while the techniques used are literature studies. Based on the results of both structural processing, stilistika, and ethnopedagogic can be concluded that: (1) rhyme theme contained in a collection of poems of the 2000s period generally belong to the social theme; (2) a tone poem in the collection period of the 2000s are remembered tones, disappointment, anger, anxiousness, be concerned, gratitude, longing, happy, proud, ask, and hope; (3) the feeling of that appears in a collection of poems of the 2000s period are feelings of confused, worry, happy, unfortunately, disappointed, angry, nostalgic, and proud; (4) mandates contained in collection of poems of the 2000s period in general is that we as humans should remain in wade spirit and human life must give thanks for the beauty of the abundance of the universe that God has given to us; (5) stilistika elements contained in a collection of poems of the 2000s period generally includes a base style hyperbole, metaphor, personification, and simile; and (6) ethnopedagogic studies contained in a collection of poems of the 2000s period covers 16 ethnopedagogic value associated with the private, 15 ethnopedagogic value associated with the community, 27 ethnopedagogic values associated with nature, 9 ethnopedagogic value associated with the trust, and the 14 values that ethnopedagogic related to outward and inward satisfaction
PROBLEM SOSIAL KUMPULAN SAJAK, BALADA AKU DAN RANTAI KARYA CIU CAHYONO SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA
Mahadi Sri Raharjo. C0208071. 2015. Problem Sosial Kumpulan Sajak,Balada Aku dan Rantai Karya Ciu Cahyono : Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra. Skripsi : prodi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan dalam skripsi ini adalah (1) Problem atau masalah-masalah sosial yang terdapat didalam kumpulan sajak, balada Aku dan Rantai Karya Ciu Cahyono? Kemudian (2) tanggapan pengarang terhadap buku kumpulan sajak Aku dan Rantai Karya Ciu Cahyono? Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) mengetahui apa saja yang masalah – masalah sosial di dalam buku kumpulan sajak Aku dan Rantai Karya Ciu Cahyono, kemudian (2) mengetahui tanggapan pengarang terhadap kumpulan sajak Aku dan Rantai Karya Ciu Cahyono. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data primer berupa kumpulan sajak Aku dan Rantai yang di terbuitkan oleh Larikata pada tahun 2011, dengan 64 halaman. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kata, frasa, kalimat, paragraf yang mengungkapkan fakta cerita dan sarana cerita, serta problem-problem sosial dalam Kumpulan Sajak, balada Aku dan Rantai Karya Ciu Cahyono. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik studi pustaka. Yakni dengan menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data, dan p[enarikan kesimpulan. (1) Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan , pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. (2) penyajian data, sebagai kumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kesimpulan. (3) penarikan kesimpulan didalam penelitian ini diperoleh dari data-data yang telah diolah dan dianalisis pada tahap sebelumnya. Dalam tahap ini menggunakan teknik penarikan kesimpulan induktif yakni penarikan kesimpulan yang melihat permasalahan dari data-data yang bersifat khusus untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat umum. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal : (1) Masalah-masalah sosial di dalam buku Kumpulan sajak Aku dan Rantai Karya Ciu Cahyono, meliputi kemiskinan, kejahatan terhadap kemanusiaan.(2) tanggapan pengarang terhadap buku kumpulan sajak Aku dan Rantai Karya Ciu Cahyono. Pengarang didalam penulisan puisinya menganggap bahwa kemiskinan adalah suatu dampak dari sistem pemerintah yang tidak memihak kepada nasib rakyat kecil. Sehingga rakyat kecil tersebut harus dapat menembus sistem yang dibuat oleh pemerintah tersebut. Penyair beranggapan bahwa kemiskinan adalah dampak dari kurangnya perhatian pemerintah terhadap nasib rakyat, pemerintah hanya memikirkan hidup mereka sendiri dengan segala kecukupannya tanpa melihar rakyatnya. Pengarang menganggap bahwa kemiskinan adalah dampak dari pemerintah yang kurang berpihak terhadap rakyat kecil, hak- hak mereka di dalam menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari diambil oleh pemerintah, pengarang menganggap bahwa kesewenang-wenangan pemerintah harus dilawan, dan memperjuangkan hak asasi dan melawan kesewang-wenangan dari pemerintah adalah suatu keharusan, agar rakyat tidak selalu ditindas. Pengarang beranggapan bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan yang meliputi korupsi, nepotisme yang dilakukan oleh elit politik, perampasan kemerdekaan bersuara menyampaikan pendapar, kemudian pelecehan seksual. Ini semua dikarenakan pemerintah kurang tanggap di dalam menangani kasus yang membelit negara ini. Bersifat menyindir pemerintahan,harusnya para elit politik ini malu terhadap apa yang disuarakan oleh rakyat
Dimensi Religius Dalam Kumpulan Sajak Sembahyang Karang Karya Arini Hidajati: Kajian Semiotik Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan latar sosio-historis Arini Hidajati, (2) unsur-unsur sajak Sembahyang Karang karya Arini Hidajati, (3) bentuk dimensi religius dalam kumpulan sajak Sembahyang Karang dikaji dengan semiotik sastra, dan (4) mengimplementasikan dimensi religius dalam pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kata dan kalimat. Sumber data penelitian ini adalah kumpulan sajak Sembahyang Karang karya Arini Hidajati diterbitkan Putra Langit, Juni 2003 tebal 92 halaman. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik analisis data menggunakan pembacaan model semiotik terdiri atas pembacaan
heuristik dan hermeneutik. Hasil penelitian ini ada empat (1) Arini Hidajati dilahirkan di Tegalsambi, Jepara pada tanggal 5 Juni 1972. Arini Hidajati senang mengangkat tema
anak-anak dan agama. Arini sekarang bekerja sebagai editor di sebuah penerbit di daerahYogykarta, serta mengajar private anak-anak. (2) Unsur-unsur sajak dibentuk oleh
imaji, simbol, irama, suasana, tema, dan gaya bahasa. (3) Dimensi religius padakumpulan sajak Sembahyang Karang terdiri dari emosi keagamaan, sistem kepercayaan,
dan sistem upacara keagamaan. Dimensi religius yang paling dominan adalah sistem kepercayaan. (4) Penelitian ini dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sastra di SMA kelas X semester 2 dengan standar kompetensi 14. Mengungkapkan pendapat terhadap puisi. Kompetensi dasar 14.1 membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan, perasaan, pikiran, dan imajinasi melalui diskusi. Berdasarkan analisis
kumpulan sajak Sembahyang Karang dimensi religius mendorong siswa bertingkah laku, bersikap, dan berbuat dalam membangun keimanan kepada Tuhan sesuai dengan ajaran agama yang telah dianutnya
Citraan dalam Kumpulan Sajak Orgasmaya Karya Hasan Aspahani
Imagery is an important element in a poem. An idea that is originally abstract can be conceived and expressed through imagery. Imagery is generated through expression of words so that readers can easily imagine it. This study aims to determine types of imagery contained in the Orgasmaya anthology of Hasan Aspahani\u27s work. The method used in this research is the descriptive qualitative method. The research findings reveal that of the 74 poems that were analyzed, there are 74 data fragments of the poems containing imagery. There are 11 fragments of the poems containing visual imagery, 22 fragments containing auditory imagery, 4 fragments containing olfactory imagery, 5 fragments containing feeling imagery, 7 fragments containing palpation imagery, and 25 fragments containing motion imagery. Based on the analysis of imagery on the Orgasmaya poem anthology of Hasan Aspahani\u27s work, the most appeared imagery in the poems is motion imagery. It is due to the fact that the poets are able to visualize motions to readers which described through the proper choices of diction to see the beauty and natural phenomena, daily life, and social conflict as the building of imagery in his poems.AbstrakCitraan merupakan sebuah unsur yang penting dalam sebuah sajak. Melalui citraan, sebuah ide yang semula abstrak dapat dibayangkan dan diekspresikan. Citraan merupakan gambaran yang dibangkitkan lewat sebuah kata sehingga pembaca dengan mudah dapat mengimajinasikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis citraan apa saja yang terdapat pada kumpulan sajak Orgasmaya karya Hasan Aspahani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 74 sajak yang dianalisis terdapat 74 data penggalan sajak yang mengandung citraan. Terdapat 11 penggalan sajak yang mengandung citraan penglihatan, 22 penggalan sajak yang mengandung citraan pendengaran, 4 penggalan sajak yang mengandung citraan penciuman, 5 penggalan sajak yang mengandung citraan rasaan, 7 penggalan sajak yang mengandung citraan rabaan, dan 25 penggalan sajak yang mengandung citraan gerak. Berdasarkan analisis citraan kumpulan sajak tersebut terlihat yang paling banyak muncul adalah citraan gerak. Hal ini disebabkan oleh penyair yang mampu memanfaatkan pembaca agar dapat membayangkan gerakan yang digambarkan oleh penyair melalui diksi yang tepat untuk melihat keindahan dan fenomena alam, kehidupan sehari-hari, serta konflik sosial sebagai bangunan citra dalam sajak-sajaknya
Satu Analisa Tentang Tema Sajak-Sajak Usman Awang (1950 Hingga 1970)
Pada keseluruhan Latihan Ilmiah ini membicarakan tentang tema yangg terdapat dalam sajak,-sajak Usman Awang, dari tahun I950’an hingga 1970’an. Latihan ilmiah ini memberi tumpuan khas kepada antologi-antologi perseorangan Usman Awang, iaitu antologi Gelombang,(mengandungi kumpulan sajak-sajak beliau sepanjang tahun 1950’an), antologi Duri dan Api, (satu kumpulan sajak-sajak dalam tahun I960’an) dan antologi Salam Benua, (antologi Usman Awang yang terbaharu. mengandungi kumpulan sajak-sajak dalam tahun I970'an
Potret Sosial dalam Sepuluh Sajak Remy Sylado dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Atas
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur puisi dan potret sosial sepuluh sajak Remy Sylado. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk merelevansikan potret sosial masyarakat Indonesia dalam sepuluh sajak Remy Sylado dengan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA) .
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif melalui empat tahapan, yaitu pengumpulan data, pemilihan data, klasifikasi data, dan analisis data. Sumber data dalam penelitian ini meliputi subjek dan objek. Subjek dalam penelitian ini adalah kumpulan puisi Kerygma & Martyria karya Remy Sylado. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah potret sosial dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di SMA dalam sepuluh sajak Remy Sylado. Data dalam penelitian ini adalah kata-kata yang termuat dalam sepuluh sajak Remy Sylado yang dipilih dengan menggunakan teknik sampel bertujuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pembacaan dan pencatatan. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan pembacaan semiotika Michael Riffaterre dengan pendekatan sosiologi sastra Rene Wellek & Austin Warren.
Berdasarkan pembacaan semiotika terhadap sepuluh sajak Remy Sylado dalam kumpulan puisi Kerygma & Martyria disimpulkan beberapa potret sosial masyarakat Indonesia yang meliputi (1) Potret Modernitas di Negara Indonesia yang terdapat dalam puisi “Zaman Azab“, “Di Atas Azab Pena Berpihak”, “Asap Telah Menutup Kota Perkasa” (2) Potret Kolonialisme dan Ekspansi kapitalisme yang terdapat dalam puisi “Origo Mali“, “Cenderamata”, “Uang” (3) Potret kota, Pembangunan, dan Kapitalisme yang terdapat dalam puisi “Pena”, “Pemain Kambing Hitam”, “Si Miskin”, dan “Apakah Negerinya Masih”. Potret sosial yang termuat dalam sepuluh sajak Remy Sylado tersebut relevan dengan pembelajaran sastra di SMA
KOSMOLOGI KEMATIAN DALAM KUMPULAN SAJAK CAHAYA MAHA CAHAYA KARYA EMHA AINUN NADJIB (KAJIAN SUFISME SITI JENAR)
Kosmologi kematian merupakan gagasan kesufian dari Siti Jenar.Menurut Siti Jenar kehidupan manusia di alam semesta berarti kematian. Sesungguhnya manusia di dunia ini berada dalam alam kematian sebab ia mengalami banyak neraka kesengsaraan. Tidak demikian jika manusia hidup di alam yang nyata sesudah manusia mengalami kematian karena pada hakikatnya tubuh adalah penjara bagi ruh, diluar itu ruh adalah bentuk dari kesejatian manusia. Gagasan tersebut dirincikan menjadi dua pembahasan (1) Kematian Makrokosmos yang merupakan representasi dari alam semesta adalah alam kematian manusia dan kehidupan sandiwara. (2) Kematian Mikrokosamos yang merupakan representasi dari alam indrawi sebagai wadah hawa nafsu dan kematian diri sebagai kesejatian manusia. Kedua gagasan Siti Jenar tersebut diaplikasikan sebagai kajian teori untuk menganalisis kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya karya Emha Ainun Nadjib yang serat akan makna-makna kosmologi kematian. Penelitian ini memiliki dua rumusan masalah yakni (1) Bagaimana gagasan kematian Makrokosmos dalam kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya karya Emha Ainun Nadjib? (2) Bagaimana gagasan kematian Mikrokosmos dalam kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya karya Emha Ainun Nadjib?. Sesuai rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai ialah mendiskripsikan (1) Gagasan kematian Makrokosmos dalam kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya karya Emha Ainun Nadjib, (2) Gagasan kematian Mikrokosmos dalam kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya karya Emha Ainun Nadjib.Penelitian yang dilakukan mengunakan pendekatan Hermeneutik sebagai metode untuk menafsirkan gagasan-gagasan kesufian Emha mengenai kosmologi kematian dalam kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka.Teknik ini dilakukan dengan cara menemukan segala sumber yang berkaitan dengan objek dalam penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskripsi analitik. Teknik ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan bentuk-bentuk kosmologi kematian dalam kumpulan sajak dan kemudian menganalisisnya.Hasil dalam penelitian ini diperoleh bahwa kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya memiliki dua pokok pembahasan yaitu (1) Kematian Makrokosmos,dan (2) kematian Mikrokosmos.Pada pembahanKematian Makrokosmos terbagi lagi menjadi dua pembahasan yaitu (1) Alam semesta sebagai alammanusia, dan (2) Sandiwara alam semesta sebagai cobaan bagi manusia. Sedangkan pada pembahasan tentang Mikrokosmos juga terbagi menjadi dua pembahasan yaitu (1) Alam indrawi sebagai wadah hawa nafsu, dan (2) Jalan kematian sebagai kesejatian manusi
- …