72,817 research outputs found

    Modulation by cAMP of a Slowly Activating Potassium Channel Expressed in \u3cem\u3eXenopus\u3c/em\u3e Oocytes

    Get PDF
    When expressed in the Xenopus oocyte, the minK protein induces a slowly activating voltage-dependent potassium current (Isk). We studied the modulation of this current by altering intracellular cAMP levels and found that the amplitude of Isk is dramatically increased by treatments that raise cAMP levels and decreased by agents that lower cAMP levels. Preinjection of a protein inhibitor of the cAMP-dependent protein kinase blocked the effects of increased cAMP levels. There were no changes in the voltage dependence or kinetics of Isk. Mutations that eliminate a potential phosphorylation site on the minK protein did not block the effects of activating the kinase. In addition, the membrane capacitance of the oocyte increased and decreased in parallel with Isk. Our results fit a mechanism in which channel proteins are selectively inserted into and removed from the plasma membrane in response to changes in kinase activity

    Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Terjadinya Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medan

    Get PDF
    Tujuan: Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) di RSUP H. Adam Malik Medan.  Metode:  Sampel penelitian ini adalah pasien yang dirawat inap lebih dari 5 hari, memenuhi kriteria ISK simtomatik, dan tidak menggunakan kateter urin di RSUP H. Adam Malik Medan. Sampel diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Ada dua macam variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel bebas penelitian ini adalah faktor risiko ISK, dan variabel terikatnya adalah infeksi saluran kemih. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS . Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian ISK; (ii) tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian ISK; (iii) hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama berbaring dengan kejadian ISK; (iv) tidak ada hubungan antara faktor predisposisi dengan ISK; dan (v) tidak ada hubungan antara DM, HIV, penyakit ginjal dan penyakit autoimun dengan kejadian ISK. Artinya usia, jenis kelamin, faktor predisposisi, DM, HIV, penyakit ginjal dan penyakit autoimun bukan merupakan faktor risiko terjadinya ISK, sedangkan lama berbaring merupakan faktor risiko terjadinya ISK

    PENYULUHAN PENCEGAHAN PENYAKIT ISK MENOPAUSE PADA LANSIA DI RT 31 KELURAHAN TALANG JAMBE KECAMATAN SUKARAME KOTA PALEMBANG

    Get PDF
    Jumlah penderita infeksi saluran kemih (ISK) pada geriatri di Indonesia akan semakin meningkat dan menjadi penyebab kedua tersering setelah pneumonia. Pendekatan diagnosis dan terapi ISK pada geriatri memiliki kekhususan. Ada tidaknya gejala dan tanda spesifik serta bagaimana cara pengambilan spesimen turut berperan dalam diagnosis ISK pada geriatri. Faktor predisposisi penderita ISK pada geriatri meliputi diabetes melitus, gizi kurang, gangguan faal kognitif, depresi, gangguan status fungsional, prostatitis, riwayat operasi, dan prolaps vagina. Gejala dan tanda yang sering muncul adalah sindrom delirium, inkontinensia urin dan syncope yang diawali oleh penurunan nafsu makan. Strategi penatalaksanaan meliputi modalitas non? farmakologik dan farmakologik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ISK Menopause lansia di wilayah kerja kelurahan talang jambe kota palembang Tahun 2022.Tujuan dari kegiatan ini meningkatkan pemahaman lansia tentang ISK Menaopause dikelurahan  Talang Jambe rt. 31 kota Palembang. Metode yang  digunakan  untuk  dapat  mencapai  target  dari  kegiatan  ini  adalah  dengan  cara  pendekatan, ceramah dan bersama-sama melakukan penjelasan tentang ISK Menopause. Luaran akhir kegiatan PkM ini adalah dapat meningkatkan pengetahuan klien tentang ISK Menopause serta dapat mengendalikan komplikasi penyakit ISK Menopause yaitu kerusakan ginjal dikarenakan ISK pada usia lanjut

    Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih di Salah Satu Rumah Sakit Kota Bandung

    Get PDF
    Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan infeksi yang sering terjadi hampir diseluruh negara, terutama di negara berkembang, Di Indonesia angka kejadian ISK mencapai 90-100 dari 100.000 penduduk per tahunnya. Antibiotik merupakan terapi utama ISK. ISK ini adalah salah satu kontributor resistensi antibiotik di dunia karena nilai proporsinya yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola dan ketepatan penggunaan antibiotik pada pasien ISK.  Metode penelitian ini secara observasional dan bersifat deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari data rekam medis dan SIMRS pasien ISK rawat jalan di salah satu Rumah Sakit Kota Bandung periode Januari – Desember 2021 sebanyak 154 data. Analisis ketepatan penggunaan antibiotik dilakukan secara kualitatif. Dari hasil penelitian menunjukkan pasien ISK lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki yaitu sebanyak 101 pasien (65.58%) dan lebih banyak terjadi pada rentang usia 36-45 tahun sebanyak 33 pasien (21.43 %). Terapi antibiotik yang sering diberikan yaitu Ciprofloxacin 65 pasien (42.21%), Cefixime 47 pasien (30.52%), Asam Pipemidat 18 pasien (11.69%). Analisis ketepatan   penggunaan antibiotik terdapat tepat indikasi (100%), tepat obat (96.10%), tepat dosis (79.22%), tepat frekuensi (93.51%) dan tepat durasi (70.13%)

    EDUKASI DAN DETEKSI DINI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA IBU HAMIL

    Get PDF
    Abstrak: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tahun 2016 merekomendasikan layanan Ante Natal Care (ANC) berkualitas, salah satunya merekomendasikan pemeriksaan Infeksi Saluran Kemih pada semua ibu hamil. ISK Jika tidak segera diobati maka dapat menyebabkan dampak pada janin seperti premature, berat badan lahir rendah, retardasi pertumbuhan intrauterin, IUFD, dan peningkatan mortalitas dan morbiditas. Pemeriksaan urine hanya dilakukan jika sudah simtomatik (muncul gejala), padahal sebenarnya skrining ini telah masuk dalam rekomendasi 10 T- ANC berkualitas (tes laboratorium). Masalah; belum terlaksananya program pemeriksaan skrining ISK di Puskesmas. Tujuan pengabdian; untuk mendeteksi kejadian ISK pada ibu hamil. Metode; penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan. Mitra sasaran; ibu hamil sebanyak 40 orang. Hasil; Ibu hamil mayoritas pada usia kehamilan trimester 2 dan 3, multigravida, dan berpendidikan menengah serta berada pada usia 20 – 35 tahun. Hasil analisa menunjukkan sejumlah 18 (45%) ibu hamil mengalami ISK simptomatik dan 4 (10%) ibu mengalami ISK asimptomatik. Sedangkan 18 (45%) ibu hamil dengan kondisi tidak mengalami ISK.Abstract: The World Health Organization (WHO) in 2016 recommends quality Ante Natal Care (ANC) services, one of which recommends examining Urinary Tract Infections for all pregnant women. ISK If not treated immediately it can cause effects on the fetus such as premature, low birth weight, intrauterine growth retardation, IUFD, and increased mortality and morbidity. Urine examination is only done if it is symptomatic (symptoms appear), even though this screening is actually included in the recommendation for quality 10 T-ANC (laboratory test). Problem; ISK screening examination program has not yet been implemented at the Puskesmas. Purpose of service; to detect the incidence of ISK in pregnant women. Method; treatment and health check. Target partner; 40 pregnant women. Results; The majority of pregnant women are in the 2nd and 3rd trimesters of pregnancy, multigravida, and have secondary education and are aged 20-35 years. The results of the analysis showed that 18 (45%) pregnant women had symptomatic ISK and 4 (10%) women had asymptomatic ISK. Meanwhile, 18 (45%) pregnant women did not experience a ISK

    UJI DIAGNOSTIK LEUKOSITURIA DAN BAKTERIURIA MIKROSKOPIS LANGSUNG SAMPEL URIN UNTUK MENDETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH

    Get PDF
    Latar Belakang Infeksi Saluran Kemih (ISK) infeksi yang sering terjadi dan dapat menurunkan kualitas kesehatan. Diagnosis ISK membutuhkan waktu yang cepat dan cara yang adekuat agar ISK dapat terkontrol dengan baik. Standar baku emas diagnosis ISK yaitu kultur urin, membutuhkan waktu yang lama, harga yang cukup mahal, dan tidak semua tempat pelayanan kesehatan mampu melakukannya. Oleh karena itu metode diagnosis yang lebih terjangkau perlu dilakukan. Tujuan Untuk mendiagnosis ISK dengan metode yang lebih mudah, cepat, akurat. Menilai sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi negatif, dan nilai prediksi positif untuk metode diagnostik leukosituria dan bakteriuria mikroskopis langsung yang dibandingkan dengan kultur urin. Metode Penelitian menggunakan sampel urin dari pasien yang dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang yang didiagnosis ISK. Sampel penelitian berjumlah 89. Hasil tes mikroskopis bakteriuria dan leukosituria akan dibandingkan dengan hasil tes kultur urin, kemudian dilakukan uji diagnostik. Hasil Nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediksi negatif yang diperoleh pada uji diagnostik antara kultur urin dengan pemeriksaan mikroskopis leukosituria adalah 7.89%, 98.03%, 75%, 58.82%. Pada uji diagnostik antara kultur urin dengan pemeriksaan mikroskopis bakteriuria adalah 36.84%, 88.23%, 70%, 65.21%. Pada uji diagnostik antara kultur urin dengan pemeriksaan mikroskopis leukosituria dan bakteriuria adalah 4.3%, 100%, 100%, 67.2%. Simpulan Metode pemeriksaan mikroskopis belum bisa menggantikan metode baku emas diagnosis ISK yaitu kultur urin, karena nilai hasil uji diagnostik yang dihasilkan tidak sesuai target. Kata kunci ISK, kultur urin, leukosituria mikroskopik, bakteriuria mikroskopik

    Prevalensi Infeksi Saluran Kemih (ISK) Pada Pasien Di Rumah Sakit Islam (RSI) Unisma Malang Tahun 2018

    Get PDF
    Urinary tract infections (UTIS) are common infections in hospitals that have a significant function of morbidity and mortality. The pattern of bacterial germs spread from bacteria, fungi that breed in the urinary tract of  men and women, children and seniors. UTI's supporting factors of infectious diseases, among others, hypetension, diabetes mellitus, uric acid, medical equipment in hospitals (catheters, pispots, and so forth). The purpose of this study is to calculate the prevalence of urinary tract sufferers and to describe supporting factors of UTI sufferers with accompanying diseases in RSI Unisma year 2018. The study used non-experimental methods and there were 13.9% of ISK prevalence results. Women are more often suffering from ISK compared to men. The causes of UTI, are reviewed in terms of age, type, gender, complaints in the accompanying diseases of UTIS. Keywords : Prevalence, Urinary Tract Infection (UTI), Related Diseases ABSTRAK Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan infeksi yang umum terjadi di rumah sakit berdampak fungsinya angka morbiditas dan mortalitas yang signifikan. Pola terjangkitnya dari penyebaran kuman bakteri, jamur yang berkembang biak dalam saluran kemih pria maupun wanita dewasa, anak-anak maupun manula. Faktor pendukung ISK dari penyakit penyerta antara lain, hipetensi, diabetes mellitus, asam urat, peralatan medis di rumah sakit (kateter, pispot,  dan lain sebagainya). Tujuan dari penelitian ini untuk menghitung prevalensi penderita saluran kemih dan untuk mendiskripsikan faktor pendukung penderita ISK dengan penyakit penyerta di RSI Unisma tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode non-eksperimental dan terdapat hasil prevalensi ISK sebanyak 13,9 %. Perempuan lebih sering menderita ISK dibandingkan dengan pria. Faktor penyebab ISK, ditinjau dari segi usia, jenis, kelamin, keluhan pada penyakit penyerta pada ISK. Kata Kunci :  Prevalensi, Infeksi Saluran Kemih (ISK), Penyakit terkait

    Hubungan Penebalan Dinding Kandung Kemih Pada Ultrasonografi Dengan Nitrit Urin Pada Penderita Klinis Sistitis

    Full text link
    Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan infeksi berupa pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme dalam saluran kemih yang meliputi ginjal sampai kandung kemih, salah satu jenis ISK adalah sistitis. Ultrasonografi (USG) dasawarsa terakhir ini merupakan pemeriksaan yang sering digunakan sebagai pilihan penunjang diagnostik pada beberapa kasus yang berhubungan dengan ISK. Pemeriksaan nitrit urin diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya bakteriuria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penebalan dinding kandung kemih pada pemeriksaan USG dengan nitrit urin pada penderita dengan klinis ISK. Desain penelitian ini adalah observasional dengan studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari catatan rekam medis pasien RS PKU Muhammadiyah 1-2 Yogyakarta untuk semua kasus ISK periode 1 Juli 2010 sampai 31 Agustus 2011. Data rekam medis yang digunakan adalah subyek penelitian dengan suspek ISK yang mempunyai hasil laboratorium urin rutin (nitrit urin) dan tebal dinding kandung kemih potongan transversal dan longitudinal pada pemeriksaan USG. Hasil analisa data dengan uji Chi-Square didapatkan nilai p (0,190) > 0,05, CI 0,555 14,119. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara penebalanUSG kandung kemih dengan hasil pemeriksaan sedimen urin leukosit.Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan infeksi berupa pertumbuhan danperkembangbiakan mikroorganisme dalam saluran kemih yang meliputi ginjalsampai kandung kemih, salah satu jenis ISK adalah sistitis. Ultrasonografi(USG) dasawarsa terakhir ini merupakan pemeriksaan yang sering digunakansebagai pilihan penunjang diagnostik pada beberapa kasus yang berhubungandengan ISK. Pemeriksaan nitrit urin diperlukan untuk mengetahui ada tidaknyabakteriuria.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antarapenebalan dinding kandung kemih pada pemeriksaan USG dengan nitrit urinpada penderita dengan klinis ISK. Desain penelitian ini adalah observasionaldengan studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari catatanrekam medis pasien RS PKU Muhammadiyah 1-2 Yogyakarta untuk semuakasus ISK periode 1 Juli 2010 sampai 31 Agustus 2011. Data rekam medisyang digunakan adalah subyek penelitian dengan suspek ISK yang mempunyaihasil laboratorium urin rutin (nitrit urin) dan tebal dinding kandung kemihpotongan transversal dan longitudinal pada pemeriksaan USG. Hasil analisadata dengan uji Chi-Square didapatkan nilai p (0,190) > 0,05, CI 0,555 14,119. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara penebalanUSG kandung kemih dengan hasil pemeriksaan sedimen urin leukosit

    PENERAPAN TOILET TRAINING PADA PASIEN ANAK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN ELIMINASI URIN PADA DIAGNOSA ISK DIRUANG MELATI RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI SURABAYA

    Get PDF
    Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi pada parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna. Pada pasien ISK sering terjadi masalah gangguan eliminasi urin, hal ini terjadi karena adanya bakteri dalam kandung kemih dalam jumlah besar sehingga menimbulkan infeksi yang menyebabkan perubahan eliminasi urin. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui penerapan toilet training terhadap kejadian ISK pada anak perempuan usia 1-5 tahun dengan masalah keperawatan gangguan eliminasi urin di ruang Melati Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan metode studi kasus, subjek penelitian ini adalah satu orang pasien ISK dengan masalah keperawatan gangguan eliminasi urin. Pengumpulan data menggunakan format asuhan keperawatan dengan cara observasi. Hasil dari penerapan terapi toilet training dilakukan selama 3 hari gangguan eliminasi urin dapat teratasi dengan indikator pasien malam hari tidak mengompol, tidak kencing di celana, dan tidak mengeluhkan nyeri saat BAK Simpulan dari studi kasus ini adalah terapi toilet training mempunyai dampak positif bagi pasien ISK, hal ini dapat mencegah kejadian ISK yang berulang

    Gambaran Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih Pada Urin Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

    Get PDF
    Tujuan: Mengetahui jenis bakteri penyebab ISK pada urin pasien DM tipe 2 di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie, Kota Pontianak. Metodologi: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Sampel penelitian sebanyak 23 pasien. Identifikasi bakteri menggunakan metode makroskopik, mikroskopik, dan uji biokimia. Hasil: Jenis bakteri yang ditemukan pada pasien DM Tipe 2 dengan ISK adalah yaitu Escherichia coli (45%), Pseudomonas aeruginosa (34%), Enterobacter aerogenes (10%), Shigella sp. (7%), dan Klebsiella sp. (3%). Penderita DM Tipe 2 dengan ISK paling banyak berusia 60-69 tahun, berjenis kelamin perempuan, lama menderita DM antara >5-20 tahun, dan memiliki gejala ISK. Kesimpulan: Hasil pemeriksaan jenis bakteri penyebab ISK pada penderita DM tipe 2 adalah Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes, Shigella sp dan  Klebsiella s
    • …
    corecore