70,076 research outputs found
PERENIALISME PENDIDIKAN (Analisis Konsep Filsafat Perenial dan Aplikasinya dalam Pendidikan Islam)
Analisis Konsep Filsafat Pendidikan Perenialisme dan Aplikasinya Dalam PendidikanAgama Islam merupakan suatu uraian mendalam terhadap konsep pemikiran flsafatPerenialisme yang menjadi dasar pemikiran pendidikan selama ini, yang kemudianditerapkan pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.Pemikiran perenialisme yang cenderung regresif, tradisionalis dan konservatifmenyebabkan penerapan perenialisme dalam pendidikan agama Islam memiliki kelebihandan kekurangan
KEDUDUKAN FILSAFAT DAN AGAMA DALAM PEMIKIRAN AL-FARABI (257 H/870 M)
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang kedudukan filsafat dan agama dalam pemikiran filsafat al-Farabi (257 H/870 M), yaitu pemikiran al-Farabi yang menekankan kedudukan antara filsafat dan agama. Tujuannya adalah untuk “melihat kedudukan antara filsafat dan agama dalam pemikiran al-Farabi” sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara filsafat dan agama mengingat al-Farabi dijuluki oleh orang timur sebagai “al-muallim al-tsani” atau “yang kedua”. Aristoteles" dan otoritas terbesar setelah Aristoteles. Penelitian ini difokuskan pada dua persoalan, yaitu bagaimana al-Farabi melihat posisi antara filsafat dan agama, dan bagaimana argumentasi memperkuat posisi filsafat dan agama dalam pemikiran al-Farabi. Menggunakan metode analisis data filosofis, historis, dan deskriptif. Dalam penelitian terakhir, ditemukan pemikiran al-Farabi dalam menjelaskan argumentasinya. ia memulai dengan dua pendekatan, yaitu agama (wahyu) dan filsafat Aristoteles dalam bukunya Metafisika. Mengenai posisi filsafat dalam Islam, filsafat memiliki tempat yang cukup penting dalam Islam dengan beberapa fakta. Dalam kajian Islam pemikiran filosofis ini kemudian dapat digunakan dalam memahami agama Islam, dengan maksud agar hikmah, hakekat atau esensi ajaran agama Islam dapat dipahami dan dipahami secara menyeluruh. Dalam hal ini, al-Farabi mencoba menyesuaikan posisi filsafat dan agama yang keduanya saling berhubungan dan konsisten. al-Farabi tertarik pada esensi realitas, percaya bahwa filsafat Yunani dan Islam memiliki kesamaan dengan pertanyaan tentang kebenaran. yaitu haqq. untuk menemukan kebenaran. Islam menuntut para filosof Muslim melalui ajaran Al-Qur'an menuju Kebenaran – yaitu Allah, dan filsafat Yunani membimbing mereka melalui pemikiran dan penalaran menuju kebenaran, yaitu hakekat segala sesuatu. Dengan demikian filsafat berfungsi untuk menyampaikan kebenaran yang lebih bermakna dalam bentuk yang dapat dipahami oleh masyarakat.
Kata Kunci: Kedudukan, Filsafat, Agama, al-Farabi
Ibn Rusyd Mempertemukan Agama, Filsafat dan Sains Relevasinya dengan Pendidikan Islam
Ibnu Rusyd merupakan salah satu tokoh filsuf yang berupaya menggabungkan antara agama dan filsafat dengan berlandaskan prinsip-prinsip ajaran Islam, seperti pendapat beliau bahwa filsafat tidaklah bertentangan dengan islam, bahkan orang islam diwajibkan atau sekurang-kurangnya dianjurkan untuk mempelajarinya. Penelitian ini ingin mengetahui upaya-upaya ibn rusyd dalam mempertemukan agama, filsafat dan sains serta ingin mengetahui relevansi pemikiran ibn rusyd mempertemukan agama, filsafat dan sains dalam kehidupan sekarang. Metode yang digunakan adalah content analysis yaitu metode penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku dan dokumen. Analisis terhadap pemikiran-pemikiran Ibn Rusyd dalam menyelaraskan agama, filsafat, dan sains, dengan cara membuat klasifikasi pembenaran berdasarkan tingkatan kapasitas pemahaman keagamaan kaum Muslimīn, secara substansial akan menemukan titik simpul. Karena pada dasarnya, pemahaman seseorang terhadap agama pada tingkatan tertentu tidak akan terlepas dari fungsi akal yang sebagai promotor suatu pemikiran yang rasional. Tanpa akal seseorang tidak akan dapat menerima kebenaran agama, meskipun dalam tingkatan “rasional” yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan kebenaran rasio dan agama tidak akan pernah bertentangan, yang bisa bertentangan adalah pemahaman manusia terhadap isi kandungan yang di bawa oleh wahyu
Analisis konsep filsafat pendidikan perenialisme dan aplikasinya dalam pendidikan agama Islam
Skripsi yang diajukan ini merupakan hasil penelitian. Analisis Konsep Filsafat Pendidikan Perenialisme dan Aplikasinya dalam Pendidikan Agama Islam merupakan suatu uraian mendalam terhadap konsep pemikiran filsafat Perenialisme yang menjadi dasar pemikiran pendidikan selama ini yang kemudian diterapkan pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menambah wacana pendidikan Islam dan pengembangan pendidikan Islam. Sumber penelitian ini diantaranya adalah buku-buku yang berkaitan dengan pemikiran filsafat perenial, buku mengenai filsafat pendidikan, dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan content analysis. Sedang dalam penarikan kesimpulan menggunakan metode deduktif (umum-khusus) dan metode induktif (khusus-umum). Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya : 1) Bagaimana konsep pemikiran filsafat perenialisme dalam pendidikan dan perspektif pendidikan islam? 2) Bagaimana penerapan konsep filsafat perenialisme dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam? 3) Apa saja kelebihan dan kekurangan dari aplikasi konsep filsafat perenialisme dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam? Aspek kajian penerapan perenialisme dalam pendidikan agama Islam antara lain adalah tujuan pendidikan sebagai upaya pewarisan budaya dan mempertahankan fitrah peserta didik, materi pembelajaran meilurut perenialisme, pengembangan kurikulum dan pemilihan metode pembelajaran dalam pendidikan agama Islam. Pemikiran perenialisme yang cenderung regresif: tradisionalis dan konservatif menyebabkan penerapan perenialisme dalam pendidikan agama Islam memiliki
kelebihan dan kekurangan yang dibahas di akhir pembahasan skripsi ini
QUO VADIS FILSAFAT ISLAM (Menelusuri dan Merumuskan Format Keilmuan Filsafat Islam)
Tulisan ini bermula dari sebuah sesi perkuliahan mata kuliah Filsafat Islam Tematik tentang Manusia yang penulis ampu di Jurusan Filsafat Agama Fakultas Ushuluddin Studi Agama dan Pemikiran Islam. Ketika membahas topik tentang hakikat penciptaan manusia, penulis merasa perlu untuk mencari ‘alat peraga’ dalam bentuk video yang menggambarkan tahap-tahap embrionik penciptaan manusia, terutama ketika manusia berada di dalam kandungan sampai dilahirkan ke muka bumi. Di sesi pertemuan kelas, penulis mengajak mahasiswa untuk menonton video tersebut. Seusai itu, penulis meminta komentar dari mereka tentang video yang baru saja ditonton bersama itu
Harmoni atau Disharmoni Agama dan Filsafat Perspektif Ibnu Rusyd
Abstrak
Artikel ini berupaya untuk menganalisis upaya filsuf Ibnu Rusyd dalam mendamaikan agama dan filsafat. Akal sebagai representasi dari filsafat di satu sisi dan di sisi lain wahyu representasi dari agama. Pada awalnya kedua entitas tersebut menimbulkan berbagai macam persoalan dan konflik di internal umat Islam. Dengan menggunakan metode kualitatif dan didasarkan pada studi library, penelitian ini bertujuan untuk menguraikan pemikiran Ibnu Rusyd dalam upayanya mendamaikan antara agama dan filsafat. Penelitian ini menemukan bahwa Ibn Rusyd memperkenalkan konsep demonstratif sebagai penghubung (harmonisasi) antara agama dan filsafat. Ibn Rusyd menegaskan bahwa agama dan filsafat tidak bertentangan karena keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mengenal Tuhan. Ia berargumen bahwa filsafat bertugas menyelidiki realitas (maujud) sebagai bukti keberadaan Sang Pencipta, sementara agama memberikan panduan moral dan spiritual. Hubungan antara keduanya ia jelaskan melalui argumentasi tentang pengetahuan, keesaan, dan eksistensi Tuhan, yang diselaraskan dengan prinsip-prinsip syariat. Melalui kritik terhadap para teolog sebelumnya, Ibn Rusyd menawarkan pendekatan yang lebih rasional tanpa mengesampingkan otoritas agama. Pendekatan ini tidak hanya menunjukkan harmoni antara akal dan wahyu, tetapi juga memberikan landasan intelektual yang kuat bagi umat Islam dalam memahami hubungan agama dan filsafat. Pemikiran Ibn Rusyd menjadi upaya penting dalam menjaga keseimbangan antara rasionalitas dan keyakinan dalam tradisi Islam.
Keyword: Agama, Filsafat, Ibn Rusyd, Metode Demonstrati
Pondok Pesantren Modern: Politik Pendidikan Islam dan Problematika Identitas Muslim
Tulisan ini bertujuan untuk mengurai politik pendidikan Islam dan problematika identitas Muslim pada pondok pesantren modern. Filsafat yang diyakini pada pondok pesantren adalah berdasarkan agama Islam, dan selanjutnya melandaskan filsafat pendidikan atas prinsip-prinsip filsafat yang dianutnya. Kalau pada mulanya tujuan utama pesantren adalah menyiapkan santri dalam mendalami dan menguasai ilmu pengetahuan agama (tafaqqahu fi al-din), lembaga pengkaderan ulama (reproduction of ulama) tempat pengajaran ilmu agama (transfer of Islamic knowledge), memelihara tradisi islam (maintenance of Islamic tradition). Pembentukan karakter (character building) yang islami. Dilain pihak pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga lembaga keagamaan dan lembaga sosial yang tentunya peran pesantren pun melebar menjadi agen pembaharuan. Dalam pandangan Islam politik pendidikan nasional seyogyanya memiliki demensi. Untuk mengatasi problem identitas muslim dimensi tersebut diatas sangat mempengaruhi identitas muslim karena secara substantif, Islam di mana pun sama, yaitu agama Allah yang dibawakan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai petunjuk bagi umat manusia. Akan tetapi manakala Islam berjumpa dengan budaya atau tradisi lokal di daerah mana pun senantiasa memunculkan ekpresi yang berbeda dan beranekaragam, sebanyak perjumpaannya itu. Dengan demikian, munculnya berbagai identitas Islam belakangan ini tidak perlu direspons dengan kecurigaan-kecurigaan yang berlebihan. Bahkan identitas Islam itu bisa makin beragam lagi ketika tipologi pemikiran, pemahaman dan pengamalan Islam itu ditinjau dari berbagai perspektif
Kajian Tentang Prinsip Dasar dan Metode Berpikir dalam Filsafat Dakwah yang Diturunkan dari Al-Qur'an
Islam adalah agama dakwah, karena Islam agama yang menugaskan ummat manusia. Keberadaan dakwah Islam terdiri atas tataran (1) wujud lafzhi (dalam perkataan orang yang berkata); (2) wujud dzihni (dalam rekaman jiwa orang yang memahaminya); (3) wujud resmi (dalam tulisan); (4) wujud realitas). Karenanya, dakwah Islam dapat dikaji secara ilmiah. Sebagai suatu ilmu, proses dakwah Islam berkaitan erat dengan pemberian kerangka filosofis, kerangka teoretis, dan kerangka teknis. Kerangka filosofis dakwah sebagai bagian dari struktur keilmuan dakwah, memiliki dasar dan metode berpikir dalam filsafat dakwah dapat diturunkan dari ayat-ayat al-Qur'an yang merupakan sumber inpirasi filsafat dakwah. Prinsip dasar dan metode berpikir dalam filsafat dakwah yang diturunkan dari al-Qur'an menjadi petunjuk dalam mencapai kebenaran (al-haq). Dengan langkah ini diharapkan dapat terhindar dari kesalahan dan kekeliruan dalam berpikir melalui kaidah-kaidah metodologis dalam menggunakan akal. Dasar dan metode pemikiran filosofis dakwah Islam dibangun di atas konsep Tauhidullah. Dari konsep ini dibangun epistemologi, aksiologi keilmuan dakwah dengan mengacu pada hukum-hukum berpikir dari ayat-ayat Qur'aniyah dan ayat-ayat kauniyah. Mengacu pada pemikiran filosofis yang didasarkan pada konsep Tauhidullah lahirlahsekurang-kurangnya ilmu macam-macam metode keilmuan dakwah, yaitu: (1) pendekatan analisis sistem dakwah; (2) metode historis; (3) metode riset dakwah partisifatif, dan (5) metode riset kecenderungan gerakan dakwah. Dengan demikian, dakwah Islam merupakan rekayasa (tadbir) masa depan ummat dan peradaban Islam
Perenialisme dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam
Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh filosofi yang menjadi jalan hidupnya. Aliran filsafat pendidikan juga berperan dalam kemajuan bangsa yang tercermin dalam filsafatnya, baik yang bersumber dari ajaran agama maupun pemikiran-pemikiran para filosof yang telah muncul. Sebagai filsafat filsafat, ideologi perenialisme memandang bahwa setiap nilai yang hidup pada masa lalu dapat digunakan pada hari ini dan di sini, sehingga manusia harus terus menjaganya di era modern. Dalam artikel ini penulis terikat dengan tujuan penulisan yaitu untuk mendeskripsikan konsep filsafat perenialisme, filsafat perenialisme dalam pemikiran para filosof muslim dan pandangan filsafat pendidikan Islam terhadap perenialisme. Metode dalam artikel ini adalah analisis deskriptif. Data yang penulis dapatkan akan dianalisis dan diinterpretasikan untuk mendapatkan kesimpulan tentang konsep filsafat perenialisme, filsafat perenialisme dalam pemikiran para filosof muslim dan pandangan filsafat pendidikan Islam terhadap perenialisme. Penulis menemukan temuan bahwa beberapa filosof Islam memiliki pendapat yang sejalan dengan filsafat perennialis. Para filosof ini memperkenalkan beberapa pandangan yang berbeda dari pemikir lainnya seperti ishrâqi, irfâny, wahdatul wujûd dan hikmah muta'âliyah. Kemajuan suatu bangsa banyak dipengaruhi oleh filsafat yang menjadi pandangan
Pemikiran Thomas Kuhn dan Relevansinya terhadap Keilmuan Islam
Thomas Kuhn dengan konsep revolusi ilmiahnya memiliki karakteristik pemikiran dan model filsafat baru dalam hal sejarah lahirnya ilmu pengetahuan dan filsafat sains serta peranan sejarah ilmu pengetahuan dalam mengkonstruksi ataupun merekonstruksi munculnya ilmu pengetahuan baru. Bagi Thomas Kuhn sejarah ilmu pengetahuan merupakan starting point dalam mengkaji permasalahan fundamental dalam epistemologi keilmuan karena sains pada dasarnya selalu ditandai dengan kuatnya paradigma serta revolusi ilmiah setelahnya. Fase inilah yang diistilahkan Thomas Kuhn sebagai fase sejarah lahirnya ilmu pengetahuan baru, dimulai dengan normal science, kemudian terjadi anomaly dan crisis, setelah itu barulah muncul revolusi ilmiah sebagai bentuk lahirnya ilmu pengetahuan baru. Pemikiran Thomas Kuhn tersebut dapat dikontekstualisasikan dengan pengembangan keilmuan Islam dengan tujuan membangun keterbukaan pemikiran keislaman terhadap anomali dan crisis serta munculnya revolusi dalam ilmu keislaman sehingga memotivasi munculnya paradigma baru di ranah keilmuan Islam. Berbagai pendekatan dalam studi Islam dapat digunakan seperti pendekatan normatif, historis, sosiologis, antropologis dan pendekatan lainnya dalam rangka membumikan Islam menjadi agama yang rahmatan lil alamin
- …