24,574 research outputs found
Dasar-dasar farmakologi 1 kelas X semester 1
Bahan ajar mata pelajaran dasar-dasar farmakologi ini menjelaskan hal yang berkaitan dengan lingkup kesehatan, sejarah farmakologi, istilah medis, spesialite obat di bidang farmakologi
Dasar-dasar farmakologi 2 kelas X semester 2
Bahan ajar mata pelajaran dasar-dasar farmakologi ini menjelaskan hal yang berkaitan dengan lingkup kesehatan, sejarah farmakologi, istilah medis, spesialite obat di bidang farmakologi
Farmakologi Klinik Suatu Introduksi
Perkembangan keadaan memerlukan bidang pengetahuan Baru yakni: farmakologi klinik. Hal yang perlu diperhatikan ialah fungsi, organisasi dan keperluan-keperluannya. Hanya saja, sebelum putusan ke arah pembinaan farmakologi klinik haruslah didapat persesuaian dalam hal kebutuhannya, baik bagi rumah sakit maupun bagi fakultas kedokteran.
Fungsi harus dijelaskan dulu, fungsi akademik dalam fakultas kedokteran dan fungsi service dalam rumah sakit. Adanya laboratorium farmakologi klinik dan service klinik akan banyak menghemat tenaga dan alat yang akan diperlukan oleh sebuah rumah sakit. Daripada tiap departemen rumah sakit membuat laboratorium sendiri-sendiri, akan lebih baik ada laboratorium sentral farmakologi klinik. Dan harus diingat, bahwa nanti mencakup pula status administratif, perencanaan staf tehnicus dan professionil, ruang kantor dan laboratorium serta fasilitas rumah sakit termasuk out-patient dan tentu saja dana (Wardell, 1974).
Melihat kondisi kebutuhan yang sama, nampaknya Indonesia sudah harus mulai berfikir ke arah itu. Jalan awal yang paling sederhana ialah memberikan pelajaran farmakologi klinik pada mahasiswa. Dari sini perkembangan lebih lanjut farmakologi klinik akan dibina
PREVALENSI KEJADIAN PONV PADA PEMBERIAN MORFIN SEBAGAI ANALGETIK PASCA OPERASI PENDERITA TUMOR PAYUDARA DENGAN ANESTESI UMUM DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG
Background Morphine is the most abundant analgesic which commonly used for post mastectomy’s pain reliever. Altough, it is potentially cause the adverse effect such as nausea and vomiting.
Aim To determine the nausea and vomiting experience on patient who received morphine for post mastectomy’s pain reliever.
Methods This study was descriptive observational. The patient undergoing mastectomy surgery who received morphine as post operative pain reliever at the Central of Surgery Instalation and Ward in dr. Kariadi Hospital, Semarang from July 1st to December 31st 2014. The data was taken from patient’s medical record.
Results There were 40 patients received morphine as post mastectomy analgetic surgery on July 1st to December 31st 2014. After taking morphine as post mastectomy analgetic, 26 patients have had experienced PONV in 24hours. On the beginning (0 hour after surgery), 12 patient (30%) were having nausea and vomiting. On 6 hours after surgery, 17 patient (42,5%) were having nausea and vomiting. On 12 hours after surgery, 13 patient (32,5%) were having nausea and vomiting. On 24 hours after surgery, 1 patient (2,5%) were having nausea and vomiting.
Conclusion It was about 65% that morphine may cause PONV effects in 24hours with PONV’s score 0 and 1.
Keywords: morphine, nausea and vomiting post mastectom
Terapi Non-Farmakologi dalam Mengurangi Tingkat Nyeri pada Pasien Kanker Payudara Stadium 2-4: Literature Review
Terapi non-farmakologi merupakan terapi pengobatan tanpa menggunakan obat-obatan. Non-farmakologi yang dapat diterapkan salah satunya adalah terapi komplementer. Terapi komplementer non-farmakologi yaitu dapat berupa terapi pikiran tubuh (relaksasi progresif, meditasi, imajinasi, terapi musik, humor, tertawa, dan aromaterapi). Tujuan literature review ini adalah untuk mengetahui terapi non-farmakologi apa saja yang dapat digunakan untuk manajemen nyeri pada pasien dengan kanker payudara stadium 2 sampai dengan 4. Metode yang digunakan adalah studi literature review. Teknik pencarian menggunakan electronic data base, yaitu pencarian jurnal menggunakan Pubmed, Sciencedirect dan Google Scholar dengan kata kunci “Breast Cancer Patient, Breast Neoplasms Patient, Complementary Therapies”. Artikel yang digunakan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi adalah 10 artikel. Penelitian ini mengambil artikel yang digunakan dari tahun 2016-2021. Analisis dari tinjauan pustaka menjelaskan bahwa intervensi non farmakologi efektif dan diperlukan oleh pasien kanker payudara dalam mengurangi tingkat nyeri. Intervensi non farmakologi untuk mengurangi nyeri pada pasien kanker payudara terdiri dari: Guided Imagery, Terapi Musik Dan Art Therapy, pemberian Aromaterapi Essential Oil Rose, Exercise on Pain and Functional, Kompres Daun Kubis (Brassica oleracea var. capitata), Virtual Reality as a Distraction Technique, Progressive Muscle Relaxation (PMR), Physical Exercise, Hand Massage, dan Aromatherapy Plus Music Therapy
AKTIVITAS FARMAKOLOGI DARI BEBERAPA TUMBUHAN GENUS HYDROCOTYLE
Latar belakang : Tumbuhan merupakan sumber fitokimia yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif obat maupun bahan pangan fungsional berbagai aktivitas farmakologi. Genus Hydrocotyle secara tradisional digunakan untuk pengobatan seperti rematik, penyakit kulit dan keluhan hati, penyakit demam, edema dan sakit tenggorokan, luka luar, bisul, juga untuk pengobatan abses, batuk. Selain itu genus Hydrocotyle memiliki beberapa aktivitas farmakologi salah satunya antioksidan, antidiabetes, dantihipertensi, dan antimikroba, Tujuan : untuk mengetahui aktivitas farmakologi dari beberapa genus Hydrocotyle. Metode : menggunakan study literatur lebih dari 10 jurnal international dan nasional. Hasil : dari ulasan menandakan bahwa tanaman dengan genus Hydrocotyle tersebut memiliki aktivitas farmakologis yang signifikan, yaitu. agen kognitif, antikanker, antivirus, antibakteri, antijamur, antioksidan, antidiabetes, antihipertensi, imunostimulan dan hepatoprotektif. Kesimpulan : genus Hydrocotyle dapat digunakan sebagai pengobatan secara tradisional dan telah dibuktikan memiliki aktivitas farmakologi
PENGETAHUAN TERAPI FARMAKOLOGI PASIEN PPOK
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah gangguan pernapasan bersifat progresif dan irreversible. Penting bagi pasien memiliki pengetahuan akan terapi farmakologi PPOK untuk mengelola penyakitnya agar tetap stabil dan mencegah kecepatan perburukan fungsi paru guna dapat menjalani aktifitas sehari-harinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien terhadap terapi farmakologi PPOK. Jenis penelitian deskriptif dengan desain cross sectional study. Sample penelitian  53 pasien PPOK di poliklinik paru Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.  Sample ditetapkan dengan purposive sampling dengan kriteria inklusi adalah pasien rawat jalan. Alat pengumpulan data adalah kuisioner yang mengikuti standar Bristol COPD Knowledge Quitionaire (BCKQ) tentang terapi obat-obatan dalam  bentuk skala Guttman yang terdiri dari 20 pertanyaan. Hasil penelitian bahwa tingkat pengetahuan tentang terapi farmakologi PPOK 41,5% rendah. Pengetahuan  jenis obat 26.4% rendah dan sangat rendah, pengetahuan cara penggunaan obat 32.1% cukup tinggi, penegathuan waktu penggunaan obat 37.7% rendah, pengetahuan dosis dan efek samping obat 35,8% rendah,  Rekomendasi. Perlu pendidikan kesehatan tentang farmakologi melalui discharge planning efektif kepada pasien PPOK. Dibutuhkan diagnosa keperawatan defisit pengetahuan farmakologi sebagai dasar intervensi pembelajaran pada pasien PPOK dan dievaluasi secara berkala saat pasien dirawat dan waktu pemulangan pasien dari Rumah sakit. Perlu penelitian tentang media pembelajaran yang tepat tentang farmakologi pada pasien PPOK
Pengaruh Aktifitas Fisik : Bersepeda Terhadap Penurunan Berat Badan Pada Anak Obesitas Usia 6-11 Tahun
Obesitas ialah kelainan atau penyakit ditandai penimbunan lemak tubuh yang
menghambat aktifitas sehari-hari bagi individu. Metode penurunan berat badan untuk
anak obesitas dapat menggunakan pendekatan farmakologi dan non farmakologi.
Bersepeda salah satu pendekatan non farmakologi yang mampu membakar dan
meningkatkan metabolisme tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh aktifitas fisik : bersepeda terhadap penurunan berat badan pada anak dengan
obesitas usia 6-11 tahun. Metode penelitian ini menggunakan pre eksperiment one
group pre post test design. Data dianalisis dengan uji statistik T-test
PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA OSTEOARTRITIS LUTUT GRADE III DAN GRADE IV DENGAN TINDAKAN OPERATIF DAN NON OPERATIF DI POLIKLINIK ORTOPEDI RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif dari golongan penyakit reumatik yang sering menjadi salah satu penyebab kecacatan di Indonesia. Penatalaksanaan pada kasus OA lutut terdiri dari tatalaksana non farmakologi, farmakologi dan operatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada perbedaan intensitas nyeri padanya OA lutut grade III dan grade IV dengan tindakan operatif (Total Knee Replacement) dan non operatif (Farmakologi) di Poliklinik Ortopedi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian ini merupakan potong lintang analitik korelasional. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober - Desember 2013 di Poliklinik Ortopedi RSUD dr. Zainoel Abidin. Subyek penelitian ini adalah 42 orang pasien yaitu 21 pasien OA lutut dengan tindakan operatif dan 21 pasien OA lutut tanpa tindakan operatif. Analisis data yang digunakan adalah chi-square. Hasil penelitian mengenai adanya perbedaan intensitas nyeri pada OA lutut grade III dan grade IV dengan tindakan operatif dan non operatif (p value = 0,000). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat ada perbedaan intensitas nyeri pada OA lutut grade III dan grade IV dengan tindakan operatif dan non operatif di Poliklinik Ortopedi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Kata kunci : Osteoartritis (OA) Lutut, intensitas nyeri, Total Knee Replacement (TKR), Farmakologi
- …