21 research outputs found
Efek Antibakteri dari Rebusan Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dan Produk Herbal Sambiloto Terhadap Staphylococcus Aureus
AbstrakSambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan tanaman obat yang memiliki berbagai khasiat, salah satunya sebagai antibakteri. Staphylococcus aureus merupakan penyebab utama infeksi. Penggunaan Sambiloto di masyarakat saat ini mempunyai beberapa pilihan diantaranya dengan membuat rebusan langsung dari daun sambiloto ataupun dengan membeli produk herbal sambiloto yang dijual di pasaran. Tujuan penelitian ini adalah menentukan efek antibakteri dari rebusan daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dan produk herbal sambiloto terhadap Staphylococcus aureus. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan sembilan kali pengulangan menggunakan metode difusi. Penelitian dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang dari Maret sampai Desember 2014. Sambiloto diekstrak dengan metode infusum. Kontrol yang digunakan adalah amoksisilin. Hasil penelitian memperlihatkan tidak ada daerah bebas kuman di sekitar cakram disk yang telah mengandung sambiloto. Kesimpulan hasil ini ialah rebusan daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dan produk herbal sambiloto tidak mempunyai efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.Kata kunci: sambiloto, staphylococcus aureus, infusum AbstractBitter (Andrographis paniculata Nees) is a medicinal plant that have various benefits, such as an antibacterial. Staphylococcus aureus is a major cause of infection. The use of bitter in today's society has several options such as by making direct decoction of the leaves of bitter or by buying herbal products of bitter sold in the market. The objective of this study was to determine the antibacterial effect of decocted leaf of bitter (Andrographis paniculata Nees) and herbal products of bitter against Staphylococcus aureus.This type of research was experimental with nine repetitions using diffusion method. This research was conducted in the laboratory of Microbiology Faculty of Medicine Andalas University Padang in March to December 2014. Bitter was extracted by infusum method. Controls used was amoxicillin.The results showed the absence of germ-free area around the disc containing bitter. It could be concluded that the bitter leaf decoction (Andrographis paniculata Nees) and bitter herbal product had no antibacterial effect against Staphylococcus aureus.Keywords: bitter, staphylococcus aureus, infusu
Prosiding: Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi & Klinis ke-8 dan Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke-56, Padang 4-5 April 2019
Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia ke 56 merupakan Seminar yang dilaksanakan dua kali dalam setahun yang diprakarasai oleh Kelompok Kerja Nasional Tanaman Obat dan Obat Tradisional dan B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional) Tawangmangu. Pada seminar ini memaparkan perkembangan penggunaan dan pengembangan tanaman dalam pengobatan. Universitas Andalas dalam hal ini Fakultas Farmasi mendapat kepercayaan sebagai penyelengara untuk kedua kalinya setelah tahun 2006. Sedangakan Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinis merupakan agenda tahunan Fakultas Farmasi Universitas Andalas yang bertransformasi dari awalnya dikenal sebagai Seminar Nasional dengan tajuk “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik” yang dilaksanakan untuk pertama kalinya pada tahun 2011. Pada tahun ini bertepatan dengan ulang tahun Farmasi yang ke 55 sehingga menjadi rangkaian acara Lustrum Farmasi yang ke 11. 
TUMBUHAN OBAT DESA PELAWAN
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T, yang telah
menganugrahkan keanekargaman hayati tumbuhan obat ini.
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, kami mengucapkan
terimakasih telah terselesainya tulisan ini.
Indonesia berada di wilayah tropis yang memiliki salah satu
hutan terluas dengan biodiversitasnya yang sangat melimpah di
dunia yang terhampar di daratan katulistiwa dari sabang sampai
merauke. Hutan menyimpan kekayaan jenis tumbuhan dan telah di
temukan lebih dari 30.000 jenis tumbuhan dan 400 spesies
diantaraanya memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Sebanyak
26% telah di manfaatkan dan 74% diantaranya masih belum
dimanfaatkan secara ekonomi. Sebanyak 8000 spesies diketahui
memiliki potensi obat dan 800-1200 spesies digunakan oleh
masyarakat luas sebagai obat tradisional dan kosmetik. Buku ini
menyajikan data mengenai tumbuhan potensi obat dan
pemanfaatannya di Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan, Kabupaten
Sarolangun, Provinsi Jambi
Renoprotective Effect Of Sambiloto (Andrographis Paniculata) Leaf Extract On Lipopolysaccharide – Induced Septic Rats
Background: Associated with sepsis is the illness known as acute kidney injury (AKI). AKI may be mediated by uric acid, and blood creatinine levels can be utilized to diagnose the condition to measure kidney function. Sambiloto (Andrographis paniculata) is a traditional medicine that has flavonoid compounds that can reduce creatinine levels and Xanthine Oxidase Inhibitors which can reduce uric acid levels.Objective: Septic model rats generated by lipopolysaccharide were used to test the effects of sambiloto (Andrographis paniculata) leaf extract on serum creatinine and uric acid levels (LPS).Methods: This study was experimental employing 25 rats split into 5 groups as the post-test alone control group: healthy control with standard feed (HC), negative control with LPS injection(NC), Treatment (T)1 (A.Paniculata 200 mg/kgBW+LPS), T2(A.paniculata 400 mg/kgBW+LPS), and T3(A.paniculata 500mg/kgBW+ LPS). A.paniculata leaf extract was given via oral gavage on day 8-21. Intraperitoneal injection of LPS 5 mg/kgBW was given on day 22. On the 25th day, the blood serum was analyzed for creatinine levels using Jaffe method and uric acid was analyzed using the enzymatic photometric method. One-way analysis of variance (Kruskal-Wallis) and the Kruskal-Wallis test were used to evaluate the data.Results: The mean creatinine levels of HC,NC,T1,T2,T3 were 0.7±0.01;3.5±0.04;2.9±0.03;1.9±0.05; 1.3 ±0.04 mg/dl respectively. The mean uric acid levels of HC.NC.T1.T2.T3 were 1.7±0.05;8.2±0.11; 4.5±0.03;4.0±0.12;3.0±0.19 mg/dl respectively. There were significant differences (p<0.05) in creatinine levels in groups T2(p=0.031) and T3(p=0.001) to NC group and serum uric acid levels in groups T1(p<0.001), T2(p<0.001), and T3(p<0.001) to NC group which creatinine and uric acid levels were lower than NC group.Conclusion: Andrographis paniculata leaf extract has renoprotective effect against AKI in LPS-induced septic ratsKeywords: Andrographis paniculata, creatinine, uric acid, lipopolysaccharide, AKI, sepsi
Uji Toksisitas Subkronis Singkat Oral Sup Daun Katuk (Sauropus androgynous) Pada Tikus Wistar Betina
Latar belakang: Daun katuk (Sauropus androgynus) merupakan tanaman herbal yang sangat sering digunakan untuk meningkatkan produksi air susu ibu (ASI). Pada umumnya masyarakat memilih mengkonsumsi dengan cara dibuat sup atau rebusan dari daunnya. Diketahui bahwa penggunaan daun katuk dalam jangka waktu yang cukup panjang dapat meningkatkan produksi ASI hingga 50,47% tanpa mengurangi kualitasnya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi efek toksik yang berpotensi muncul setelah pemberian sup daun katuk dengan dosis berulang yang diberikan secara oral pada tikus wistar betina, sehingga diperoleh informasi tambahan mengenai keamanan penggunaannya.
Metode: Uji toksisitas oral subkronis dilakukan selama 28 hari. Tiga puluh tikus dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol, dosis 500 mg/kg BB, dosis 1000 mg/kg BB, dosis 3000 mg/kg BB serta kontrol satelit dan satelit 3000 mg/kg BB untuk melihat efek reversibilitas. Selama pengujian kondisi fisik diamati setiap 3 hari. Pada hari terakhir dilakukan pemeriksaan SGOT, SGPT, dan serum kreatinin serta rasio bobot dan volume organ hepar dan paru yang diikuti pemeriksaan histopatologi terhadap kedua organ tersebut.
Hasil penelitian: Setelah pemberian sup daun katuk selama 28 hari pada tikus wistar betina tidak terjadi perubahan kondisi fisik yang signifikan. Hasil pengamatan makroskopis rasio bobot organ paru dan hepar tikus tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol (p>0,05). Selain itu, rasio volume hepar terhadap bobot badan terdapat perbedaan bermakna antara dosis 1000 mg/kg BB dan dosis 3000 mg/kg BB dengan kelompok satelit 3000 mg/kg BB (p0,05). Akan tetapi serum kreatinin meningkat paling tinggi pada dosis 500 mg/kg BB dan dosis 1000 mg/kg BB. Efek reversibilitas tidak terlihat setelah 14 hari penghentian pemberian sup daun katuk (Sauropus androgynous) selama 28 hari pada tikus wistar betina.
Kesimpulan: Pemberian sup daun katuk (Sauropus androgynous) selama 28 hari pada tikus Wistar betina tidak menunjukkan adanya efek toksik yang bermakna sehingga penggunaannya masih relatif aman jika dikomsumsi selama kurang dari 30 hari
Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Etnis Buton Di Kota Baubau,Provinsi Sulawesi Tenggara
Etnobotani merupakan ilmu tentang pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan oleh masyarakat yang ada dalam suatuwilayah, salah satunya dalam pengobatan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies tumbuhan obat, cara pemanfaatan tumbuhan obat serta penyakit yang dapat diobati oleh masyarakat etnis Buton di Kota Baubau dengan memanfaatkan tumbuhan obat. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan metode survei serta teknik wawancara untuk memberikan gambaran detail mengenai pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat etnis Buton. Metode yang digunakan adalah snowball sampling. Proses wawancara dilakukan secara open-ended dengan berpedoman pada tabel wawancara. Hasil menunjukkan sebanyak 41 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat etnis Buton sebagai tumbuhan obat. Organ tumbuhan yang dimanfaatkan seperti daun, buah, biji, batang, rimpang, umbi, dan akar. Dalam pemanfaatannya, penyiapan tumbuhan obat dilakukan dengan 10 cara serta untuk penggunaan tumbuhan obat yang dimanfaatkan dilakukan dengan 6 cara. Penyakit yang dapat diobati dengan tumbuhan obat tersebut seperti demam, batuk, maag, luka, dan berbagai jenis penyakit dalam, diantaranya diabetes, hipertensi, dan kanke
EFEK ANTIBAKTERI DARI REBUSAN DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) DAN PRODUK HERBAL SAMBILOTO TERHADAP Staphylococcus aureus
Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan tanaman obat yang
dapat tumbuh subur di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Sambiloto
memiliki berbagai khasiat, salah satunya sebagai antibakteri. Diantara berbagai
macam bakteri penyebab infeksi, Staphylococcus aureus merupakan penyebab
utama infeksi. Penggunaan Sambiloto di masyarakat saat ini mempunyai beberapa
pilihan diantaranya dengan membuat rebusan langsung dari daun sambiloto
ataupun dengan membeli produk herbal sambiloto yang dijual di pasaran.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek antibakteri dari rebusan daun
sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dan produk herbal sambiloto terhadap
Staphylococcus aureus.
Jenis penelitian adalah eksperimental dengan sembilan kali pengulangan
menggunakan metode difusi. Penelitian ini dilakukan di laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang pada bulan Maret
sampai Desember 2014. Sambiloto diekstrak dengan metode infusum. Kontrol
yang digunakan adalah amoksisilin.
Hasil penelitian memperlihatkan tidak adanya daerah bebas kuman di
sekitar cakram disk yang telah mengandung sambiloto. Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa rebusan daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dan
produk herbal sambiloto tidak mempunyai efek antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus.
Kata Kunci: Sambiloto, Staphylococcus aureus, infusum
PRODUCTION PERFORMANCE OF MALE LOCAL DUCKS (ANAS PLATHYRHINCHOS) GIVEN BETEL (PIPER BETLE LINN) LEAVE EXTRACT SOLUTION INCLUDED IN COMMERCIAL RATION
This study was aimed at assessing production performance of male local ducks(Anasplathyrhinchos) given betel (Piper betle Linn) leave extract solution included in commercial ration. The study was conducted at the Poultry Farm of Departement of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, Djuanda University, Bogor from June to August 2016. Twenty-four male local ducks aged 2 weeks with average body weight of 450 g were used. BR-21E commercial feed of PT SintaFeedmill and betle leaf extract solution were used. A completely randomized design with 4 treatments and 3 replicates was used. Treatments consisted of 100% commercial feed (R0), commercial feed + 2.5% piper betel solution (R1), commercial feed + 5.0% piper betel solution (R2), and commercial feed + 7.5% piper betel solution (R3). Data were subjected to an analysis of variance. Measurements were taken on feed intake, body weight gain, feed conversion rate, and mortality rate. Results showed that treatments did not give any significant effects (P>0.05) on all parameters measured. Key words: production performance, male local duck, betel leaf extract solution
Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Sebagai Penyangga Ketahanan Pangan Keluarga
Ketahanan pangan merupakan salah satu masalah nasional yang harus ditangani bersama. Masalah ini tidak hanya ditangani oleh pemerintah, namun harus didukung aktif oleh masyarakat. Lingkungan Kelurahan Punia mempunyai tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi dan lahan pekarangan yang sebagian besar sempit. Program Rumah Pangan Lestari (RPL) berguna dalam pengoptimalan lahan pekarangan untuk menyangga ketersedian pangan keluarga. Penulisan artikel ini disajikan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai berbagai metode budidaya tanaman yang bermanfaat bagi masyarakat Kelurahan Punia. Berbagai program kerja yang dilakukan bertujuan untuk membuat kawasan percontohan bagi masyarakat di Kelurahan Punia agar mampu memanfaatkan lahan pekarang secara optimal untuk menjaga ketahanan pangan keluarga. Kawasan percontohan RPL bertempat di Jalan Airlangga Gang Arpom 4. Metode yang digunakan yaitu pendekatan sosial, kaji terap partisipatif, praktik demonstrasi plot. Sosialisasi RPL juga dilakukan melalui media sosial yaitu Instagram yang dilakukan mulai tanggal 11 Januari 2021 sampai dengan 24 Februari 2021. Berdasarkan hasil observasi dan kegiatan selama penerapan RPL menunjukkan masyarakat Kelurahan Punia antusias dengan program-program yang diterapkan dalam RPL. Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah program RPL berjalan dengan baik dan dapat menjadi solusi pemanfaatan lahan pekarangan untuk menyangga ketahanan pangan keluarga