7,707 research outputs found

    PENGARUH RECYCLING ASPAL SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DAN SERAT BENDRAT PADA KUAT DESAK, PENETRASI DAN PERMEABILITAS BETON

    Get PDF
    Makalah ini menyajikan pengaruh bahan recycling aspal dan serat bendrat pada nilai penetrasi, permeabilitas dan kuat desak beton. Beberapa benda uji beton normal, beton dengan recycling aspal sebagai pengganti agregat halus 100%, dan beton recycling aspal dengan serat 0,70% diuji penetrasi, permeabilitas dan kuat desaknya. Pada umur beton 28 hari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengganti agregat halus 100% dengan recycling aspal akan menurunkan penetrasi, permabilitas dan kuat desak beton. Namun pemberian serat 0,70% mampu meningkatkan kuat desak beton recycling aspal sebesar 13,95%. Kata kunci : beton serat, koefisien permeabilitas, kuat desak, nilai penetrasi

    KINERJA BETON ASPAL BERDASARKAN KADAR ASPAL MENGGUNAKAN METODE JAPAN ROAD ASSOCIATION

    Get PDF
    Campuran aspal beton merupakan bahan utama yang digunakan sebagai lapis permukaan jalan, oleh sebab itu sangat dibutuhkan mutu perkerasan dan kinerja beton yang baik, sehingga permukaan mampu menahan beban, gesekan, dan mendistribusikan beban roda. Untuk mengetahui kinerja beton aspal dalam suatu campuran maka perlu dilakukan penelitian pada kadar aspal sehingga mendapatkan nilai kadar aspal optimum yang baik dan memenuhi semua spesifikasi campuran, Kadar aspal dapat diperoleh dari Metode Japan Road Association . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kinerja beton aspal berdasarkan nilai tengah (Pb) dan hasil KAO berdasarkan Metode Japan Road Association. Pada penelitian menggunakan aspal shell sebagai bahan pengikat dalam campuran. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai kadar aspal yang diperoleh dengan melakukan uji Marshall dari variasi kadar aspal 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, dan 7%, didapat nilai kadar aspal optimum 6,25% nilai parameter Marshall yang didapat adalah VIM 4,00 %, nilai VMA 18,5 %, nilai VFA 79,5 %, nilai Stabilitas 1690,00kg , nilai Flow 3,5mm, Nilai Marshall quotient sebesar 455,00kg/mm, dan density sebesar 2,390kg/cm3. Hasil parameter marshall yang didapat dari kadar aspal optimum 6,02% dengan metode Japan Road Association yaitu stabilitas sebesar 1545,38kg, VMA sebesar 17,65%, VIM yang didapat adalah 3,16%, VFA srbesar 85,24%, flow 3,5mm, density 2,40kg/cm3, dan marshall quotient adalah 443,54kg/mm. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan kinerja beton aspal dari nilai kadar aspal dan nilai Kadar Aspal Optimum untuk campuran beton aspal pada lapis AC-WC lalu lintas berat bekerja dengan baik

    PENGARUH PENGGUNAAN WETFIX-BE PADA ASPAL PENETRASI 60/70 TERHADAP KINERJA BETON ASPAL BERGRADASI TERBUKA

    Get PDF
    Beton aspal bergradasi terbuka memiliki kadar rongga yang besar. Hal ini disebabkan agregat dengan ukuran yang hampir sama dan mengandung agregat halus dengan jumlah yang sedikit sehingga tidak dapat mengisi rongga antar agregat. Beton aspal bergradasi terbuka memiliki kadar rongga yang tinggi, tetapi memiliki nilai stabilitas yang rendah. Sehingga dilakukan penambahan wetfix-BE guna meningkatkan stabilitas pada aspal beton bergradasi terbuka. Penentuan kadar aspal optimum beton aspal bergradasi terbuka dilakukan dengan metode Marshall dan metode Australia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan wetfix-BE pada aspal penetrasi 60/70 terhadap kinerja beton aspal bergradasi terbuka dengan menggunakan metode Marshall dan metode Australia. Agregat yang digunakan berupa agregat alam Lhoknga. Bahan aditif ditambahkan sebanyak 0,3% dari setiap variasi kadar aspal. Kadar aspal yang digunakan yaitu 4,5%, 5%, 5,5%, 6%, 6,5%. Nilai kadar aspal optimum berdasarkan metode Marshall dievaluasi melalui nilai pada pengujian Marshall. Sedangkan nilai kadar aspal optimum berdasarkan metode Australia diperoleh melalui diperoleh melalui evaluasi nilai pengujian cantabro loss dan asphalt flow down. Untuk setiap pengujian tersebut dibuat dari 15 benda uji, sehingga jumlah keseluruhan benda uji yaitu 45 buah. Dari evaluasi pengujian nilai Marshall tidak dapat dihitung. Hal ini disebabkan oleh tidak semua variabel parameter Marshall memenuhi spesifikasi beton aspal lalu lintas sedang. Dari hasil pengujian metode Australia didapat nilai cantabro loss sebesar 5,85%, nilai VIM sebesar 4,95% dan nilai asphalt flow down sebesar 0,241% sehingga didapat nilai KAO berdasarkan metode Australia diperoleh sebesar 5,63%. Pada nilai KAO tersebut diperoleh pula nilai stabilitas 276,82 Kg, density 2,03 gr/cm3, flow 51,31 mm, MQ 167,68 kN/mm, dan VIM 17,82 %, serta nilai cantabro loss sebesar 19,07 %, asphalt flow down sebesar 0,25 %. Kata Kunci: Aditif, Wetfix-BE, Beton Aspal, Bergradasi Terbuka

    Pengaruh Penggunaan Abu Vulkanik Sebagai Filler Terhadap Campuran Aspal Beton Lapis Asphatl Concrete – Wearing Course (Ac-wc)

    Full text link
    Penelitian menggunakan abu vulkanik sebagai filler pada campuran aspal beton untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan abu vulkanik terhadap kuat tekan lapisan aspal beton (AC-WC) yang merupakan salah satu bagian dari lapis perkerasan yang berfungsi sebagai lapis aus yang berhubungan langsung dengan ban kendaraan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai Stabilitas, Kelelehan, VIM, VMA, VFA, dan MQ pada campuran aspal beton AC-WC yang menggunakan abu vulkanik sebagai bahan pengisi. Pengujian Marshall menggunakan KAO 6,8 % dengan variasi kadar abu vulkanik sebesar 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Nilai untuk stabilitas variasi 0% abu vulkanik yaitu 1461,7 kg, untuk variasi 25% yaitu 1356 kg, untuk variasi 50% yaitu 1340 kg, untuk variasi 75% yaitu 1294 kg dan untuk variasi 100% yaitu 1283,67 kg. Dari hasil pengujian ini, dinyatakan bahwa nilai stabilitas campuran aspal beton dengan menggunakan abu vulkanik lebih rendah dibandingkan nilai stabilitas campuran aspal beton tanpa abu vulkanik

    KINERJA ASPAL BETON DENGAN SUHU PENCAMPURAN DAN PEMADATAN BERDASARKAN SPESIFIKASI BINA MARGA DAN PENGUJIAN VISKOSITAS

    Get PDF
    Peningkatan lapisan permukaan dari waktu ke waktu semakin membaik. Mutu lapisan permukaan yang baik bergantung pada pemilihan material yang akan digunakan. Suhu pencampuran dan suhu pemadatan setiap jenis aspal berbeda, oleh karenanya diperlukan melakukan pengujian viskositas. Viskositas adalah pengujian kekentalan aspal untuk mengetahui suhu pemadatan dan suhu pencampuran aspal. Suhu pencampuran dan pemadatan aspal berdasarkan hasil pengujian viskositas yang digunakan dalam penelitan adalah 1560C dan 1520C. Hasil pengujian viskositas merupakan data sekunder. Suhu pencampuran dan pemadatan aspal berdasarkan spesifikasi Bina Marga yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1600C dan 1400C. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui kinerja campuran beton aspal dengan suhu pencampuran dan pemadatan berdasarkan spesifikasi Bina Marga dan suhu pencampuran dan pemadatan berdasarkan hasil uji viskositas. Bahan pengikat yang digunakan adalah aspal shell. Pemeriksaan benda uji menggunakan alat Marshall dengan variasi aspal 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, 7%. Campuran beton aspal dengan suhu pencampuran dan pemadatan berdasarkan spesifikasi Bina Marga didapatkan nilai VIM sebesar 4,44 %, VMA sebesar 18,65 %, VFA sebesar 76,54 %, stabilitas sebesar 1947,8 kg, flow 3,56 mm, density sebesar 2,39 kg/cm3 dan Marshall Quotient sebesar 566,6 kg/mm, pada KAO 5,75 %. Sedangkan campuran aspal beton dengan suhu pencampuran dan pemadatan berdasarkan hasil uji viskositas didapatkan VIM sebesar 4,39 %, VMA sebesar 18,76 %, VFA sebesar 77,7 %, stabilitas sebesar 2036,6 kg, flow 3,52 mm, density sebesar 2,396 kg/cm3 dan Marshall Quotient sebesar 661,4 kg/mm, pada KAO 6,25 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran aspal beton dengan suhu pencampuran dan pemadatan berdasarkan hasil uji viskositas lebih baik dibandingkan campuran aspal beton dengan suhu pencampuran dan pemadatan berdasarkan spesifikasi Bina Marga. Kata Kunci: Pengujian Viskositas, Pengujian Marshall, Suhu Pemadatan, Suhu Pencampuran

    Pengaruh Nilai Abrasi Agregat terhadap Karakteristik Beton Aspal

    Get PDF
    Unsur terbesar penyusun campuran beton aspal adalah agregat, sehingga kualitas campuranbeton aspal sangat ditentukan oleh kualitas agregat penyusunnya. Salah satu indikator kekuatanagregat adalah nilai abrasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai abrasiagregat terhadap karakteristik campuran beton aspal. Variasi nilai abrasi yang digunakan yaitu16,41%, 20,44%, 25,71%, 28,57% dan 35,86%. Diketahui bahwa semakin besar nilai abrasi agregatmaka stabilitas campuran semakin menurun. Nilai stabilitas tertinggi sebesar 1787,477 kgdiperoleh pada nilai abrasi 20,44%. Rentang nilai abrasi yang memenuhi seluruh parameterkarakteristik campuran beton aspal (VMA, VIM, VFB, Flow, Kepadatan, MQ dan Stabilitas) yaituantara 7,592% dan 64,98
    • …
    corecore