13 research outputs found
Literature Review : The Effects of Antioxidant Saponins in Herbal Plants on Testicular Histology of Rats with Diabetes Mellitus and The Review of Islamic Perspective
Introduction: Diabetes mellitus is a metabolic disorder. Diabetes mellitus can cause a decrease in sperm count, sperm motility, testosterone hormone, erectile ability, libido and testicular weight. Antidiabetic drugs consumed long-term can cause side effects; therefore, alternative treatment is needed using herbal medicinal plants. Saponins in plants are a complex class of complex natural compounds with a large molecular mass, namely steroid or triterpenoid aglycones with one or more sugar/glycoside chains. Saponins function as antioxidants. This study aims to determine the effect of saponins as one of the antioxidants on the testicular organs of rats (Rattus norvegicus) Wistar strain-induced Streptozotocin. Methods: This study used the Literature Review method with a narrative literature review type. The data collection technique uses a search for several research databases through Google Scholar and Mendeley. This research has four journals that will review. Results: The results showed that herbal plants have bioactive compounds such as flavonoids, alkaloids, terpenoids, tannins, and saponins that have antidiabetic effects with different mechanisms in reducing blood glucose levels repairing damage to testicular tissue of diabetes mellitus rats. Conclusion: Antioxidant saponins in herbal plants influence improving and supporting the repair of testicular histology damage in diabetic cases. Allah SWT grows a wide variety of plants that have enormous benefits for humans, including food and medicine, because Allah SWT created various kinds of plants with multiple uses
Biodiversitas: Penelitian, Pembelajaran, dan Penerapannya dalam Pengelolaan Lingkungan
Akhir-akhir ini biodiversitas makin populer di kalangan para peneliti. Perguruan Tinggi maupun Instansi Pemerintah saat ini dituntut untuk lebih banyak menghasilkan karya penelitian serta mempublikasikannya. Melalui hasil karya penelitian tersebut para peneliti dapat meningkatkan kualitas keilmuannya, sehingga Perguruan Tinggi ataupun Instansi Pemerintah lebih mudah mengidentifikasi pegawai atau mahasiswa yang paling baik berdasarkan hasil karya dan publikasinya. Atas dasar itulah kami berinisiatif menyelenggarakan seminar nasional Biologi dengan tema: ―BIODIVERSITAS: PEMBELAJARAN, PENELITIAN DAN PENERAPANNYA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN‖. Kegiatan berskala nasional ini meliputi tiga bagian, yaitu: Seminar nasional Biologi dilaksanakan pada Hari Kamis, presentasi poster pada hari kamis, presentasi call for paper pada hari kamis Kami bersyukur bahwa gagasan kami ini mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat. Sampai pagi hari ini tercatat seminar nasional diikuti oleh ―390 orang perserta‖. Peserta berasal dari berbagai kota antara lain Maluku, Pontianak, Malang, Lampung dan lain-lain dan peserta terjauh dari Palu
Pengaruh ekstrak buah jambu biji merah (psidium guajava l.) terhadap viabilitas spermatozoa mencit (mus musculus) yang terpapar asap rokok
Paparan asap rokok merupakan faktor eksogen yang dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif pada proses spermatogenesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji merah (Psidium guajava L.) terhadap viabilitas spermatozoa mencit jantan (Mus musculus) yang terpapar asap rokok. Sebanyak 24 ekor mencit jantan yang digunakan dalam penelitian ini dibagi ke dalam 6 kelompok, yaitu: kelompok kontrol positif (K1), kelompok kontrol negatif (K2), kelompok dosis 2,5 mg/BB/hari (K3), kelompok dosis 5 mg/BB/hari (K4), kelompok dosis 7,5 mg/BB/hari (K5), kelompok dosis 10 mg/BB/hari. Perlakuan paparan asap rokok dilakukan setelah hewan uji diaklimatisasi. Pemberian ekstrak dilakukan pada hari pertama hingga hari ke 35, pemberian ekstrak dilakukan secara oral. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji Kruskal Wallish. Berdasarkan dari penelitian dapat diperoleh bahwa rata-rata persentase viabilitas spermatozoa K1 (81,75), K2 (20,25), K3 (57,25), K4 (67,75), K5 (82,75), dan K6 (46,25). Dosis optimum pada penelitian ini didapatkan pada kelompok K5 (7,5 mg/BB/hari). Sementara pada kelompok K6 (10 mg/BB/hari) terjadi penurunan persentase viabilitas spermatozoa mencit. Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh signifikan pada pemberian ekstrak buah jambu biji merah terhadap viabilitas spermatozoa yang terpapar asap rokok
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN PETERNAKAN BERKELANJUTAN KE-9 “Tantangan Dunia Peternakan dalam Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Sumber Daya Genetik Ternak Lokal”
Antioksidan Alami dan Sintetik
Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan telah mengalami
peningkatan pada kurun waktu terakhir ini (Golberg, 1994). Pangan
yang diharapkan tidak hanya punya rasa yang lezat, tetapi juga
mempunyai khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan, yang disebut
dengan istilah pangan fungsional. Pangan fungsional adalah bahan
pangan yang mengandung senyawa atau komponen yang berkhasiat
dan bermanfaat bagi kesehatan. Senyawa atau komponen tersebut
adalah serat pangan, oligosakarida, gula alkohol, asam amino, peptida,
protein, glikosida, alkohol, isoprenoida, vitamin, kolin, mineral,
bakteri asam laktat, asam lemak tidak jenuh, dan senyawa antioksidan
(Golberg, 1994).
Dengan pola makan yang beragam kebutuhan zat gizi tubuh dapat
dipenuhi, karena tidak ada satu pun makanan yang mengandung
semua zat gizi dengan jenis dan jumlah yang cukup. Semakin beragam
bahan pangan yang dikonsumsi, semakin lengkap perolehan zat gizi
untuk mewujudkan kesehatan yang optimal.
Tubuh membutuhkan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan
mineral disamping itu juga air. Tanpa adanya air proses metabolisme
tidak dapat berlangsung. Serat adalah bagian dari karbohidrat yang
punya peran yang penting dalam menjaga kesehatan. Sumber serat
yang paling utama adalah sayuran dan buah-buahan dibandingkan
dengan sumber serat lainnya. Serat pangan berguna untuk mencegah
berbagai penyakit degeneratif, seperti kanker usus besar (kanker
kolon), aterosklerosis, gangguan jantung, diabetes mellitus, hipertensi
dan penyakit batu ginjal ( Astawan dan Leomitro, 2008)
Vitamin terdapat dalam bahan pangan baik pangan hewani maupun
pangan nabati. Bahan pangan daging, ikan, telur, kacang kacangan dan
sumber karbohidrat biasanya diolah dengan menggunakan suhu yang
relatif tinggi dan waktu yang lama, sehingga selama pengolahan terjadi kehilangan vitamin yang relatif lebih banyak. Sedangkan pengolahan
sayuran dan buah menggunakan suhu yang relatif rendah dan waktu
yang lebih pendek sehingga selama pengolahan terjadi kehilangan
vitamin yang relatif lebih sedikit. Karotenoid (prekursor vitamin A),
vitamin C, dan vitamin E adalah antioksidan alami yang bermanfaat
untuk melawan serangan radikal bebas, penyebab penuaan dini, dan
berbagai jenis kanker.
Berbeda halnya dengan vitamin, mineral relatif tahan selama
pengolahan kecuali mineral tertentu seperti Iodium. Oleh karena itu
mineral dapat disumbangkan baik dari pangan nabati maupun hewani,
ada beberapa mineral yang berperan sebagai antioksidan yaitu Cu,
Zn, Se dan Mn.
Pengolahan dan penyimpanan makanan berpengaruh terhadap
kestabilan zat gizi yang terkandung dan performance dari bahan
makanan. Makanan yang mengandung minyak, lemak akan mengalami
penurunan kandungan mutu dan gizi apabila dilakukan proses
pemanasan dan jika disimpan dalam jangka waktu yang panjang.
Salah satu penurunan kandungan gizi ini terjadi karena reaksi oksidasi
sehingga juga mengakibatkan penurunan terhadap rasa dari makanan
tersebut. Menghambat dan keterlambatan dari proses oksidasi
merupakan hal yang sangat penting bagi produsen makanan. Proses
oksidasi bisa dihambat dengan berbagai cara diantaranya adalah
penggunaan pengolahan suhu rendah, inaktif enzim, pencegahan
makanan kontak langsung dengan oksigen, pengurangan tekanan
udara dan penggunaan kemasan yang cocok.
Cara lain yang dapat digunakan untuk menghentikan proses
oksidasi adalah dengan penambahan zat aditif. Penambahan zat
aditif seperti antioksidan dapat digunakan untuk menghambat proses
oksidasi. Mekanisme penghambatan tergantung pada struktur kimia,
dalam mekanisme ini yang paling penting adalah reaksi dengan
radikal bebas lipid, yang akan membentuk produk non-aktif (Gordon,
et al. 2001)
Dewasa ini antioksidan menjadi topik penting dalam berbagai
disiplin ilmu. Khususnya dalam bidang kedokteran dan kesehatan,
teori tentang senyawa radikal, radikal bebas dan antioksidan semakin
berkembang. Hal ini didasari karena semakin dimengerti bahwa
sebagian besar penyakit diawali oleh reaksi oksidasi yang berlebihan
di dalam tubuh
GAMBARAN MORFOLOGIS SPERMATOZOA TIKUS GALUR WISTAR (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) PASCA PEMBERIAN EKSTRAK Averrhoa bilimbi L.
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan salah satu tumbuhan yang banyakdigunakan oleh masyarakat Indonesia terutama sebagai bumbu dalam masakan. Namun manfaatbelimbing wuluh dapat digunakan sebagai tumbuhan obat dalam mengatasi berbagai penyakitseperti batuk, rematik, sakit gigi, diabetes, serta penurunan kesuburan pada pria. Senyawabioaktif pada belimbing wuluh diantaranya asam oksalat, pektin, saponin diduga mempengaruhispermatogenesis sehingga menyebabkan terbentuknya spermatozoa abnormal. Tujuan penelitianini untuk mengetahui adakah abnormalitas pada morfologis spermatozoa tikus pascapemberian ekstrak belimbing wuluh. Metode yang dilakukan secara eksperimental menggunakan TikusGalur Wistar (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) dengan susunan perlakuan sebagai berikut:Kontrol (tanpa perlakuan) dan Perlakuan ekstrak etanol buah belimbing wuluh dengan dosissebesar 1140 mg/kg BB selama 14 hari. Parameter yang diamati yaitu membandingkankarakteristik morfologi spermatozoa antara tikus dengan perlakuan dan tanpa perlakuan secaradeskripsi. Hasil penelitian menunjukkan pada tikus yang diberi perlakuan menunjukkan terdapattiga jenis spermatozoa abnormal yaitu undeveloped, kelainan implantasi midpiece, dan ekormenggulung. Kesimpulan hasil penelitian diketahui bahwa ekstrak belimbing wuluh dapatmemicu terjadinya abnormalitas spermatozoa
Uji fitokimia dan antimikroba ekstrak metanol daun Suruhan (Peperomia pellucida L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Candida albicans
Bakteri Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans merupakan mikroba yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Penyakit infeksi dapat diobati dengan menggunakan antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik dapat mengakibatkan efek samping bahkan sampai menimbulkan resistensi mikroba. Oleh karena itu diperlukan bahan alami yang mengandung senyawa antimikroba, salah satunya tanaman suruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder pada daun suruhan dan pengaruh variasi ekstrak metanol daun suruhan terhadap diameter zona hambat pertumbuhan S.aureus dan C.albicans. Uji metabolit sekunder dilakukan secara kualitatif skrining fitokimia. Uji antimikroba dilakukan menggunakan metode difusi cakram dengan variasi konsentrasi yaitu 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100%. Analisis data antimikroba menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan data fitokimia ekstrak dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun suruhan mengandung senyawa flavonoid, terpenoid, saponin dan tanin. Hasil uji ANOVA, menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak metanol daun suruhan berpengaruh terhadap zona hambat bakteri S. aureus dan jamur C. albicans. Hasil uji zona hambat diperoleh konsentrasi optimal pada konsentrasi 100% sebesar 17 mm terhadap S.aureus dan sebesar 11,3 mm terhadap C.albicans
PROSIDING SEMABIO Seminar Nasional Biologi 2017(“PEMANFAATAN BIODIVERSITAS BERBASIS KEARIFAN LOKAL”)
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, sehingga kami sebagai panitia dapat menyelenggarakan kegiatan Seminar Nasional Biologi (Semabio) 2017 Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Seminar nasional kali ini bertemakan “Pemanfaatan Biodiversitas Berbasis Kearifan Lokal” yang sekiranya nanti dapat sebagai wadah/sarana komunikasi ilmiah bagi para peneliti, akademisi, professional, praktisi dan mahasiswa khususnya di bidang biologi yang diharapkakan dapat memberikan kontribusi mutu keilmuan bagi perkembangan ilmu biologi di Indonesia.
Seminar Nasional yang merupakan tahun ke-2 ini diikuti kurang lebih dari 190 makalah yang disampaikan dalam sesi paralel dan 46 makalah pada sesi poster, dari berbagai perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan praktisidi Indonesia.Adapun ruang lingkup dari kegiatan seminar ini mencakup aspek yang berkaitan pengembangan biologi serta bidang lainnya yang berkaitan terutama di bidang Ekologi, Biosistematik, Fisiologi Tumbuhan, Fisiologi Hewan, Mikrobiologi, Genetika, Biologi Sel dan Molekuler, Biologi Aplikasi dan Pendidikan Biologi.
Terselenggaranya kegiatan Seminar Nasional ini berkat bantuan dari berbagai pihak, baik dosen di lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung serta mahasiswa Jurusan Biologi, yang telah meluangkan waktu dan tenaga sehingga kegiatan seminar nasional ini dapat terselenggara dengan baik dan lancar. Kami juga ingin menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pembicara utama, para pemakalah, reviewer, panitia, mahasiswa, stake holder, pihak sponsor, dan semua pendukung acara kegiatan seminar nasional ini.
Akhir kata, selamat mengikuti kegiatan Seminar Nasional (Semabio) 2017, semoga memperoleh ilmu yang bermanfaat, dan semoga Allah SWT meridloi kita semua.
Aamiin