762 research outputs found
Aplikasi Metode Multycriteria Decision Making (MCDM)dengan Teknik Pembobotan Dalam Mengidentifikasi Dan Mendesain Kawasan Konservasi Perairan Daerah Di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan
The study, in 2012, has successfully formulated with the MCDM for each allocation of space in KKPD allotment (core areas, sustainable fisheries zone, used zone, and other zones). This weighting techniques need to be tested and be implemented in identifying and designing the KKPD in the study area. This study aims to identify and map the biophysical conditions and the potential of coastal and marine natural resources in marine conservation area candidate, North Luwu Regency; to identify the areas suitable for the KKPD based on weighting technique with the MCDM method; and to evaluate potential candidates for marine protected areas in the coastal region. This study used a survey method to perform in situ measurements of physico-chemical parameters, conducted a survey of coastal ecosystems using the transect method. The socio-economic data of coastal communities were collected using the questionnaire. The biophysical conditions and marine resources were analyzed using descriptive statistical methods. The results showed that the candidate region has a rich diversity of coastal ecosystems, but the ecosystem, particularly seagrass beds and coral reefs have been in damaged category. Only the mangrove ecosystem that was still in a good condition category with moderate-to-heavy levels of density. There were 6 species of seagrasses and 6 species of mangroves and 71 species of reef fish. It was discovered 2 regions corresponding to the allotment of the Core Zone, which is in the Region I and III with the total area of 654.22 hectares. For sustainable fisheries zone, Region II and IV would be the first choice with the total area of 620.27 hectares. The Used Zone was identified in the Region V with total area of 480.66 hectares. The total area of the region was equal to 1755.15 hectares. Marine protected areas of was suggested to the protection of coastal ecosystems including mangroves, seagrass beds, and coral reefs and its associated biota, especially the protection of local feeding ground of several species (sea turtles and dugongs)
Aplikasi Metode Multycriteria Decision Making (MCDM)dengan Teknik Pembobotan Dalam Mengidentifikasi dan Mendesain Kawasan Konservasi Perairan Daerah di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan
The study, in 2012, has successfully formulated with the MCDM for each allocation of space in KKPD allotment (core areas, sustainable fisheries zone, used zone, and other zones). This weighting techniques need to be tested and be implemented in identifying and designing the KKPD in the study area. This study aims to identify and map the biophysical conditions and the potential of coastal and marine natural resources in marine conservation area candidate, North Luwu Regency; to identify the areas suitable for the KKPD based on weighting technique with the MCDM method; and to evaluate potential candidates for marine protected areas in the coastal region. This study used a survey method to perform in situ measurements of physico-chemical parameters, conducted a survey of coastal ecosystems using the transect method. The socio-economic data of coastal communities were collected using the questionnaire. The biophysical conditions and marine resources were analyzed using descriptive statistical methods. The results showed that the candidate region has a rich diversity of coastal ecosystems, but the ecosystem, particularly seagrass beds and coral reefs have been in damaged category. Only the mangrove ecosystem that was still in a good condition category with moderate-to-heavy levels of density. There were 6 species of seagrasses and 6 species of mangroves and 71 species of reef fish. It was discovered 2 regions corresponding to the allotment of the Core Zone, which is in the Region I and III with the total area of 654.22 hectares. For sustainable fisheries zone, Region II and IV would be the first choice with the total area of 620.27 hectares. The Used Zone was identified in the Region V with total area of 480.66 hectares. The total area of the region was equal to 1755.15 hectares. Marine protected areas of was suggested to the protection of coastal ecosystems including mangroves, seagrass beds, and coral reefs and its associated biota, especially the protection of local feeding ground of several species (sea turtles and dugongs).
Arahan Penanggulangan Bencana Banjir di Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu
Hasil penelitian ini terdapat tiga kelas tingkat kerawanan banjir yaitu kelas kerawanan banjir rendah, sedang, dan tinggi. Selanjutnya pada tingkat kerentanan sosial bencana banjir berdasarkan kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, kemiskinan,orang cacat, dan rasio kelompok umur yang menunjukkan bahwa dari segi sosial, kerentanan masyarakat Kecamatan Larompong terhadap ancaman banjir masih rendah. Hasil selanjutnya adalah superimpose peta tingkat kerawanan banjir dan peta pola ruang yang menunjukkan pada kawasan lindung didominasi oleh kelas kerawanan rendah sedangkan pada kawasan budidaya didominasi oleh kelas kerawanan sedang dan tinggi. Kemudian arahan penanggulangan bencana banjir di urutkan berdasarkan tingkat prioritas menggunakan analisis AHP (analytical hierarchy process) dengan urutan arahan berdasakan aspek tingkat bahaya banjir, kerentanan sosial dan keterkaitan pola ruang pada wilayah rawan banjir
IDENTIFIKASI PENYIMPANGAN TATA RUANG WILAYAH PROPINSI SULAWESI SELATAN
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian (1) apakah dinamikapembangunan telah menyebabkan penyimpangan tataruang, (2) bila terjadi penyimpangan,faktor apa yang menjadi penyebab, dan (3) kebijakan apa yang disarankan agar dimasadatang tidak terjadi penyimpangan ketataruangan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penyimpangan terhadap RTRWP.Penyimpangan disebabkan karena (1) Pemekaran wilayah dengan terbitnya UU No. 56/2004tentang Pembentukan Propinsi Sulawesi Barat, UU No.7/2003 tentang Pembentukan KabupatenLuwu Utara, dan UU No.11/2002 tentang Pembentukan Kabupaten Mamasa dan Kota Palopo.Penyebab lain adalah (2) Pertambahan dan distribusi penduduk, (3) Lingkup dan muatan RTRWPyang tidak implementatif, (4) Otonomi daerah yang membuat kekurang patuhan pada Perda,(5) Munculnya berbagai pembangunan sektoral, (6) Kurangnya koordinasi perencanaan, (7)Lemahnya monitoring, dan (8) Kurangnya sosialisasi RTRWP.Penelitian ini menyarankan agar (1) Melakukan revisi RTRWP, (2) Mempertajam muatan RTRWP,(3) Revitalisasi kelembagaan, (4) Pelibatan stakoholders, dan (5) Sosialisasi RTRWP baru kepadasemua piha
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI KAKAO DI KECAMATAN SABBANG KABUPATEN LUWU UTARA
Kecematan Sabbang Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan salah satu daerah yang masyarakatnya sebagian besar merupakan petani tanaman kakao yang memiliki potensi perkebunana kakao terbaik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi perumusan pengembangan usahatani kakao untuk meningkatkan taraf ekonomi rumah tangga petani. penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai Maret sampai Mei 2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah populasi sebanyak 326 maka jumlah responden 33 petani, pedangan 1, dan penyuluh lapangan 1. Selanjutnya data diolah menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa peluang usahatani tanaman kakao sangat menjanjikan dan dapat bersaing oleh karena itu konsep pengembangan diarahkan untuk mewujudkan peluang usaha dengan memaksimalkan pemberdayaan luas lahan tanaman kakao untuk meningkatkan kualitas, kuantitas produksi biji kakao, penanganan terhadap serangan hama dan penyakit, melakukan penanaman kembali tanaman kakao yang sudah mati dan melakukan peremajaan terhadap tanaman kakao yang sudah tua untuk meningkatkan produksi dengan perbaikan metode sistem penanganan pascapanen, pemanfaatan modal sendiri dan melakukan kerja sama yang jelas dengan pedagang guna menciptakan pasar baru untuk memenuhi permintaan yang tinggi sera mewujudkan kualitas biji sesuai standar sehingga dapat bersaing dipasar lokal dan pasar ekpor untuk meningkatkan taraf ekonomi rumah tangga petani dalam menjaga stabitlitasnya. Pengembangan usaha tani kakao berada pada kuadran II, yang mengindikasikan strategi pertumbuhan dengan konsentrasi melalui integrasi horizontal. Petani diharapkan dapat meningkatkan kualitas biji kakao untuk mendapatkan harga jual yang layak dan dapat bersaing dipasara
STRATEGY ANALYSIS OF SAGO BUSINESS DEVELOPMENT IN WAELAWI VILLAGE, MALANGKE BARAT DISTRICT, LUWU UTARA REGENCY
This study aims to determine how the strategy of developing sago business in waelawi village kec. West Malangke Regency. North Luwu. This study uses a qualitative method using data collection techniques through observation and interviews, then the data obtained is processed using data reduction methods, data presentation and drawing conclusions (verification). The strategy used to develop sago business through marketing mix in Waelawi Village, West Malangke District, North Luwu Regency, namely: Product strategy to improve product quality. Price strategy, namely sago farmers adjust prices to competitors and adjust according to the quality of their products. The place strategy, namely sago farmers using their own private land, aims to make it easier for farmers to supervise processing and make it easier for consumers to make transactions. Promotion strategy (promotion) that is good relations with customers, collaborating with one of the companies and conducting promotions through social media
Studi Pemanfaatan Ruang DAS Suli Kecamatan Suli Kabupaten Luwu
Berdasarkan hasil analisis overlay, ini menunjukkan bahwa implementasi
rencana tata ruang di daerah aliran sungai Suli tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Ini dibuktikan adanya penyimpangan dalam hal ini kawasan perlindungan setempat/resapan air menjadi kawasan permukiman, perubahan pada kawasan perlindungan setempat, RTH, dan peruntukan lainnya sendiri paling banyak terjadi, yaitu menjadi kawasan permukiman dan pertania
Tinjauan Pengembangan Kawasan Pemukiman di Belopa Ibukota Kabupaten Luwu
Hasil penelitian pada pengembangan kawasan permukiman di
Belopa Ibukota Kabupaten Luwu bisa dikatakan cukup baik karena berbagai permasalahan permukiman bisa diatasi, akan tetapi pelaksanaannya tidak bisa dirasakan masayrakat secara keseluruhan karena baru sebagian yang dapat dikembangkan. Permasalahan permukiman di Belopa ibukota Kabupaten Luwu saat ini mengalami permasalahan diantaranya aspek kelembagaan, dimana penyelenggaraan kawasan permukiman yang belum optimal. Ditinjau dari segi sumber daya manusia, organisasi,tata laksana,serta dukungan prasarana dan sarana dasar dan belum tersedianya infrastruktur yang memadai dalam setiap unit lingkungan permukiman serta masih kurangnya kesadaran masayrakat tentang pentingnya partisipasi sebagai pendampingan dalam pengembangan kawasan permukiman baik secara individual maupun organisasi masayrakat yang ada
Analisis Pengembangan Pariwisata Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang
: This study aims to gain an overview of the role of local government (Department of Communications, Information and Communication, Culture, and Tourism), how large the contribution of the tourism sector to revenue (PAD), and the factors that affect the management of the tourism sector in the District Enrekang. This type of research used is descriptive. The data was collected using a technical field research, library research and tracking of data on line. The data obtained were then analyzed qualitatively The results of this study indicate bahwaperan local government (Department of Communications, Information and Communication, Culture, and Tourism) in mana- ging nature tourism Lewaja is Enrekang district tourism development, make repairs to the damage that occurs in nature and complement Lewaja infrastructure supporting tourism Lewaja nature. Lewaja nature tourism contribution to the PAD District Enrekang and factors affecting tourism management is a contributing factor that natural tourist attraction that attracts lewaja nature lewaja visit many local and foreign tourist and citizen participation, while inhibiting factor is the transfer budget and access to attractions still received less attention from the government
- …