5 research outputs found
ANALISIS PRODUKTIVITAS PARSIAL DEPARTEMEN PRODUKSI DENGAN METODE OMAX DI PT GANDUM MAS KENCANA
Abstract: This thesis discusses the analysis of production department partial productivity measurement with the method of Objective Matrix (OMAX) in Building G-line PT Gandum Mas Kencana. Objective methods of Matrix (OMAX is a partial productivity measuring system to monitor productivity according to the existence of the object or part. In the method of OMAX criteria β the criteria or key performance indicator (KPI) that affect the productivity index was defined clearly and must be done
for each weighting criteria. In their weighting criteria, the method used is the Analytical Hierarchy Process (AHP). Object of research was done on the line of Buildings G PT Gandum Mas Kencana that producing compound chocolate. Criteria β the criteria that influence the productivity of the line of building G, namely: a raw material partial productivity, the productivity of the workforce, the effectiveness of electricity power, overtime working hours minimize, minimize labor costs, downtime minimize, product
defects minimize and semi-finished products minimize. Determination of standard performance done on the second semester in 2012, then the causal analysis is performed by using fishbone diagrams to find the causes of the low productivity of the line of G Building. Results of the analysis and proposal of improvement, then the average productivity index in the January to August 2013 in line G Building increased.
Keywords: Objective Matrix (OMAX), Analytical Hierarchy Process (AHP),
Productivity Index
ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI UD RISSLIN GRESIK
Persaingan industri semakin ketat dalam perjalanannya dan perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan tersebut. Selama ini UKM belum mengetahui produktivitas yang dicapai dan kriteria yang mempengaruhi produktivitas. Dari permasalahan tersebut, kemudian bagaimana mengetahui produktivitas yang dicapai dan kriteria yang mempengaruhi produktivitas. Penelitian ini menggunakan metode Objective Matrix, dengan langkah-langkah: kriteria, perhitungan rasio, goal setting, interpolasi nilai matriks, pembobotan menggunakan metode AHP, dan metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk menganalisis permasalahan dan memberikan saran perbaikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada beberapa periode terjadi kenaikan dan penurunan, seperti pada bulan Maret nilai IP positif dan tertinggi adalah 54,04% dan peningkatan dinilai saat menghitung pengukuran arus dari 3,96 menjadi 6,10. Namun pada bulan Agustus ditemukan nilai IP negatif sebesar -35,66% dari bulan sebelumnya. Saran perbaikan diberikan berdasarkan akar masalah yang diperoleh (minimal cut-set) melalui Fault Tree Analaysis: Melakukan uji komparatif berdasarkan rekomendasi hasil penjualan yang ada, selektif dalam memilih pemasok dan lebih memperhatikan kualitas produk, memberikan pelayanan secara teratur pelatihan oleh orang-orang yang berpengalaman, mendedikasikan pengetahuan tentang cara bekerja yang benar dan efektif, Memberikan gaji lembur kepada karyawan yang melakukan lembur, Meningkatkan kualitas produk yang ada dan memberikan jaminan kepada pelanggan, Memilih pemasok bahan baku yang dapat dipercaya dan menemukan pemasok dalam negeri yang biaya lebih murah dan kualitas unggu
MANAJEMEN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (STUDI KASUS DI SUMBER AIR BENDOROGO, DESA BEKIRING KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO)
Pembatalan UU nomor 7 tahun 2004 melalui pembatalan oleh MK dan pemberlakuan kembali
UU nomor 11 tahun 1974 tentang pengairan akan membawa dampak yang besar terhadap pengelolaan
sumber daya air di negeri ini. Di dalam UU nomor 7 Tahun 2004 yang bersifat khusus, akan kembali lagi
ke UU nomor 11 tahun 1974 yang lebih bersifat umum serta memberikan ruang keleluasaan bagi
pengelola swasta/pihak swasta untuk mengeksplorasi sumber daya air di negeri. Tentu saja hal ini akan
berdampak kepada lemahnya kontrol eksplorasi dari pihak Pemerintah. Dampak perubahan undangundang
ini juga terlihat dari aktifitas ekplorasi sumber mata air Bendorogo di Desa Bekiring Kecamatan
Pulung Kabupaten Ponorogo. Hal ini terjadi karena tidak adanya aturan resmi yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah terkait pengelolaan SDA di Sumber Bendorogo. Hal ini tentu saja tidak diinginkan oleh
warga Desa Bekiring karena ketergantungan masyarakat atas sumber air ini sangat tinggi jika suatu saat
ancaman keringnya sumber air terjadi akibat ketiadaan dana perawatan. Untuk menciptakan
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), tentu saja setelah perubahan UU tentang
pengelolaan sumber daya air ini maka sudah seharusnya pemerintah baik pemerintah pusat sampai ke
pemerintah daerah mempersiapan peraturan yang ketat guna membatasi eksplorasi SDA karena air
bukan hanya untuk kita tapi juga untuk anak cucu kita nanti.
Kata kunci: Desa Bekiring, eksplorasi SDA, sumber daya air (SDA), sustainable developmen