Sumatera Thawalib dalam Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam Di Sumatera Barat

Abstract

Awal abad 19 Islam Minangkabau memasukkan pikiran dan gerakan Islam baru dari luar. Catatan klasik yang belum ada gantinya selalu menyebutkan adanya peranan tiga orang haji. Waktu itu sampai saat menjelang perang dunia kedua,  tradisi pergi ke Mekkah bagi umat Islam Indonesia, bukan cuma untuk menunaikan rukun Islam yang kelima melainkan lebih dari itu. Mereka pergi ke Mekah dan berada di sana selama waktu tertentu, umumnya berbilang tahun untuk belajar Islam dan memahami ilmu ke-Islaman. Bagi umat Islam Sumatera Barat, naik haji berarti juga melanjutkan pelajaran atau “mempertinggi kaji” yang sudah mereka peroleh dari surah-surah di kampung halaman masing-masing. Mereka timba ajaran Islam dari sumbernya itu secara mendalam dengan bermukim bertahun-tahun di Mekkah. keberadaan mereka di Mekkah bukan cuma untuk kepentingan haji dan belajar ilmu ke-Islaman, tapi juga sekaligus mereka memanfaatkan untuk menjalin ukhuwah islamiyah dengan umat Islam dari berbagai negara lain, saling tukar menukar pengalaman dan informasi serta membicarakan kepentingan bersama. Oleh sebab itu waktu pulang kembali ke kampung, mereka telah memberkati diri dengan ilmu, kitab-kitab serta pengetahuan tentang perkembangan dunia Islam pada umumnya

Similar works

Full text

thumbnail-image

Al-Jami'ah - Journal of Islamic Studies (Islamic University Sunan Kalijaga Yogyakarta)

redirect
Last time updated on 10/02/2024

Having an issue?

Is data on this page outdated, violates copyrights or anything else? Report the problem now and we will take corresponding actions after reviewing your request.