Sepanjang Kawasan pesisir Timur Sumatera Bagian Selatan mulai dari Jambi hingga ke Sumatera Selatan merupakan daerah lahan basah yang mengandung berbagai peninggalan masa lalu. Peninggalan tersebut berupa bekas perahu, manik-manik, tembikar, terakota, dan bahkan prasasti logam baik itu berbahan timah maupun tembaga. Prasasti berbahan timah merupakan data artefaktual yang relatif banyak ditemukan. Sejumlah prasasti berbahan timah di kawasan tersebut merupakan data yang penting untuk dikaji menggunakan metode Epigrafi. Metode ini meliputi deskripsi dimensi bentuk, unsur bahan penyusun, analisis tekstual isi prasasti, dan penafsirannya. Media tulis pada timah menjadi hal yang lazim ketika bahan baku batu atau jenis logam lain tidak banyak tersedia di wilayah tersebut. Timah yang digunakan kemungkinan berasal dari daerah Timur, yaitu daerah Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, dan lainnya. Berdasarkan analisis X-Ray Fluorescence (XRF), tercatat timah yang digunakan merupakan jenis timah putih murni dengan kode Sn dan hanya sedikit mengandung timah hitam Pb. Aksara yang digunakan dalam sejumlah data prasasti timah tersebut yaitu aksara yang diidentifikasikan sebagai aksara Sumatra Kuno, aksara Ulu/Ka-Ga-Nga, aksara Jawi, dan aksara Arab. Berdasarkan hasil kajian epigrafi, isi yang terkandung dalam prasasti-prasasti timah tersebut Sebagian besar merupakan teks mantra-mantra. Teks mantra diperkirakan diberikan oleh seorang dukun atau orang pintar dalam bidang ilmu gaib dengan tujuan keselamatan saat berada di dalam daerahnya sendiri maupun di luar daerah mereka.
Along the Eastern coast of Southern Sumatra, from Jambi to South Sumatra is a wetland area that contains various relics from the past. Relics from the past include boat wrecks, beads, pottery, terracotta, and metal plate inscriptions made of tin and copper. Tin plate inscriptions are relatively common artifactual data found. Several tin plate inscriptions in the area are essential data to be studied using the Epigraphic method. This method includes a description of the form dimensions, the elements of the constituent materials, textual analysis of the contents of the inscription, and interpretation. Tin-based writing material became familiar when the raw materials for stone or other metals were not widely available in the area. From the X-Ray Fluorescence (XRF) analysis, it is known that the tin used was pure white tin with the code Sn and only a small amount of Pb or lead. The tin material used may have come from the East, i.e., Bangka Island, Belitung Island, Singkep Island, and others. Based on the epigraphic study, the contents of the tin plate inscriptions are mostly texts of spells. A shaman has likely written the spell text for salvation purposes. The scripts used in the tin plate inscription data were identified as Old Sumatran, Ulu/Ka-Ga-Nga, Jawi, and Arabic
Is data on this page outdated, violates copyrights or anything else? Report the problem now and we will take corresponding actions after reviewing your request.