Umur simpan yang singkat pada mie basah menyebabkan banyaknya penggunaan pengawet kimiawi dengan tujuan menjaga kualitas mie dan memperpanjang umur simpan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan bahan pengawet kimia yaitu dengan memanfaatkan bahan pengawet
alami (biopreservatif) yang aman untuk dikonsumsi. Bakteriosin merupakan salah satu hasil metabolit bakteri asam laktat yang berperan sebagai zat antimikrobia dan
biopreservatif. Biopreservatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bakteriosin dari L. plantarum yang dibuat serbuk. Pembuatan serbuk bakteriosin melalui proses mikroenkapsulasi dengan metode spray drying. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penghambatan oleh serbuk bakteriosin L.
plantarum terhadap pertumbuhan mikroorganisme pada mie basah, mengetahui pengaruh serbuk bakteriosin L. plantarum terhadap kualitas mikrobiologis, kimia
dan fisik mie basah serta mengetahui kemampuan serbuk bakteriosin dari L. plantarum sebagai agen biopreservatif dan memperpanjang masa simpan mie basah. Rancangan percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu Rancangan
Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor yaitu penambahan bakteriosin (konsentrasi 0 %; 2,5 %; 5 %; 7,5 %) dan lama penyimpanan (0, 1, 2, 3 hari) pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serbuk bakteriosin L. plantarum mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus, berpengaruh terhadap kualitas mie basah dan tidak mampu berperan
sebagai agen biopreservatif dalam memperpanjang masa simpan mie basah, akan
tetapi mampu menurunkan jumlah mikroorganisme dalam mie basah
Is data on this page outdated, violates copyrights or anything else? Report the problem now and we will take corresponding actions after reviewing your request.