Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan melalui Penggalian Potensi Folklor sebagai Aset Pengembangan Pariwisata Budaya Berbasis Kearifan Lokal di Kabupaten Sragen

Abstract

Penelitian ini dilakukan di daerah Sragen. Permasalahan penelitian ini adalah (1) bagaimana menggali atau mendokumentasikan potensi folklor daerah Sragen, (2) apa saja fungsi folklor tersebut bagi khalayak pendukungnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan dan menganalisisnya secara seksama. Di samping itu, juga digunakan model analisis interaktif yang mengaitkan tiga komponen, yaitu data display, data reduction, dan conclusion drawing/varivication yang aktivitasnya berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. Dengan demikian penelitian ini tetap bergerak di antara empat komponen. Model analisis penelitian ini disebut analisis interaktif, yaitu proses pengumpulan data berlangsung kemudian bergerak di antara reduksi data, data display, kesimpulan/verifikasi sesudah pengumpulan data dan menggunakan waktu selama proses penelitian.. Penelitian ini telah menghasilkan beberapa kesimpulan. Pertama, khzanah folklor daerah Sragen yang telah dapat didokumentasikan meliputi folklor lisan: (cerita Terjadinya Dukuh Butuh-Duren, Terjadinya Desa Kalioso, Asal Mula Kaliyoso, Asal Mula Nama Kaliyoso, Membuka Hutan, Sendang Slumut, Sendang Surya Kaca, Asal Mula Desa Saren, Asal Nama Desa Jeruk, dan Cerita Eyang Hongowongso; folklor setengah lisan (Upacara Kelahiran: brokohan, puputan, dan sepasaran, Sadranan, Kesenian Tretek, Bersih Desa, Kesenian Rodat, Upacara Adat Memutari Pohon Asem, Pohon Asem, Makam Eyang Honggowongso, Makam Khusus Orang Sholat, dan Kesenian Tayub; dan folklore bukan lisan (isyarat tradisional berupa Penthongan, bentuk rumah asli rakyat, Rumah Joglo, Bedhug dan Mimbar Masjid Kiai Abdul Djalal, makanan khas rakyat: Legondho, Krupuk Usus, dan kerajinan khas rakyat: Sarung Goyor). Kedua, secara umum folklor daerah Sragen memiliki fungsi untuk menjaga kelestarian budaya. Di samping itu, secara khusus folklor tersebut memiliki fungsi bagi khalayak pendukungnya, yaitu sebagai sistem proyeksi (angan-angan) masyarakat, sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, sebagai alat pendidikan masyarakat, dan sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat selalu dipatuhi anggota kolektifnya

Similar works

This paper was published in Sebelas Maret Institutional Repository.

Having an issue?

Is data on this page outdated, violates copyrights or anything else? Report the problem now and we will take corresponding actions after reviewing your request.