Phalaenopsis“Sogo Vivien” merupakan anggrek hibrida unggul dengan
ukuran mini dan memiliki bunga yang indah dengan percabangan infloresensia
yang banyak sehingga memenuhi kriteria sebagai tanaman hias dalam pot.
Produksi massal yang identik dengan induknya dalam waktu yang cepat,
dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pasar. Perbanyakan anggrek melalui
penyisipan gen telah banyak dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menginduksi pembentukan embrio somatik dengan cara menyisipkan gen RWPRK
Domain-containing4 (RKD4) yang diisolasi dari Arabidopsis thaliana ( gen
AtRKD4) ke genom Anggrek Phalaenopsis “Sogo Vivien”.
Penelitian dengan menggunakan sistem ekspresi yang diinduksi dengan
glukokortikoid dexamethasone (DEX) ini dilakukan dalam beberapa tahap
penelitian, yaitu 1) Penentuan target tranformasi genetik pada P. “Sogo Vivien”;
2) Resistensi protokorm terhadap higromisin; 3) Penentuan waktu inokulasi
Agrobacterium tumefaciens pembawa pTA7002-35S::GR::AtRKD4 pada
protokorm; 4) Penentuan efisiensi transformasi 35S::GR::AtRKD4 pada P. “Sogo
Vivien; 5) Penentuan konsentrasi DEX yang tepat dan respon organ tanaman
transforman yang terbaik untuk induksi embriogenesis somatik. Protokorm yang
berasal dari biji hasil self-pollination maupun backcross pollination ditanam pada
variasi medium NP, MS dan VW. Plb diinduksi dari eksplan daun dan akar dari
plantlet hasil pertumbuhan tunas pada nodus tangkai bunga. Uji resistensi
dilakukan pada protokorm umur 21 hari yang ditanam pada medium seleksi
dengan variasi konsentrasi higromisin. Transformasi genetik dilakukan dengan
variasi waktu inokulasi, yaitu 0,5; 1;2; dan 3 jam. Overekspresi gen dilakukan
dengan sistem ekspresi yang diinduksi oleh glukokortikoid DEX pada potongan
daun, batang dan akar plantlet transforman. Selanjutnya dilakukan analisis
terhadap struktur anatomi, keberadaan mRNA AtRKD4 dengan PCR, maupun
perkembangan embrio somatik yang terbentuk.
Berdasarkan hasil yang diperoleh protokorm pada medium NP
memberikan respon pertumbuhan yang terbaik, dan memperlihatkan 6 fase
perkembangan embrio. Eksplan daun hanya menghasilkan kalus non embriogenik,
sedangkan akar menghasilkan embrio somatik dengan persentase yang rendah,
sehingga protokorm dipilih sebagai target transformasi. Uji resistensi
menunjukkan bahwa higromisin 10 mg.L-1 menyebabkan persentase kematian
protokorm mendekati LD50, maka konsentrasi ini dipakai untuk tahap seleksi
tanaman transforman. Waktu inokulasi 1 jam merupakan perlakuan yang optimum
untuk transformasi protokorm P. “Sogo Vivien”. Penyisipan gen AtRKD4 dalam
konstruksi 35S::GR::AtRKD4 menghasilkan efisiensi transformasi rata-rata
sebesar 0,63%. Sebanyak 34 protokorm kandidat transforman yang bertunas, 20
diantaranya mampu beregenerasi menjadi plantlet. Konfirmasi keberhasilan integrasi gen At-RKD4 dengan metode PCR menunjukkan bahwa 100% kandidat
transforman positif membawa transgen AtRKD4 dengan ukuran pita ±380 bp dan
HPT yang berukuran ±500 bp. Overekspresi gen ditunjukkan dengan adanya
pembentukan embrio somatik maupun akumulasi mRNA AtRKD4 pada potongan
daun dan batang tanaman transforman setelah diinduksi dengan DEX. Konsentrasi
DEX yang optimum adalah 15 μM, dengan respon organ terbaik untuk induksi
embrio somatik adalah daun. Pembentukan embrio somatik dimulai dengan
adanya pembengkakan pada potongan daun pada hari ke 8, diikuti dengan
pembentukan embrio somatik pada hari ke 18 dan pembentukan Shoot Apical
Meristem (SAM) yang dimulai pada hari ke 53. Hasil analisis anatomi
memperlihatkan adanya pembentukan embrio pada daun transforman.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa overekspresi gen
AtRKD4 dapat menginduksi pembentukan embrio somatik pada anggrek
Phalaenopsis “Sogo Vivien
Is data on this page outdated, violates copyrights or anything else? Report the problem now and we will take corresponding actions after reviewing your request.