Media Gizi Masyarakat Indonesia
Not a member yet
    82 research outputs found

    VITAMIN A, VITAMIN C, AND IRON ANALYSIS OF YELLOW PUMPKIN COOKIES: ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN A, VITAMIN C, DAN FE COOKIES BERBASIS LABU KUNING

    No full text
    Pendahuluan: Anemia merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat global yang rentan terjadi khususnya pada remaja putri dan wanita usia subur sebab berpotensi secara negatif dalam meningkatkan risiko angka kematian pada ibu dan anak. Namun, upaya program pemerintah terhadap kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) masih mengalami beberapa kendala. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan zat gizi mikro (vitamin A, vitamin C, dan Fe) pada cookies berbasis labu kuning sebagai alternatif pencegahan anemia. Bahan dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan menggunakan analisis laboratorium. Metode analisis yang digunakan pada parameter vitamin A dan vitamin C yaitu spektrofotometri UV-Vis dan metode analisis spektrofotometer serapan atom pada parameter zat besi. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan uji daya terima sebagai penelitian terdahulu dengan menggunakan formula terpilih sebagai sampelnya dan memiliki tiga tahapan yang meliputi pembuatan tepung labu kuning, cookies berbasis labu kuning, dan analisis zat gizi mikro (vitamin, vitamin C, dan Fe). Hasil: Kandungan vitamin A yaitu sebesar 1664,3 RE, vitamin C sebesar 6,75 mg, dan zat besi sebesar 0,88 mg dalam satu keping (25 gram) cookies. Kesimpulan: Cookies berbasis labu kuning pada penelitian ini dalam satu kepingnya memiliki kandungan vitamin A dan vitamin C yang memenuhi kebutuhan angka kecukupan gizi pada remaja putri dan wanita usia subur dalam satu kali selingan makan, sedangkan masih belum terpenuhi pada kandungan zat besinya.Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait modifikasi resep, pemanfaatan lain terkhususnya sebagai alternatif pencegahan penyakit Kekurangan Vitamin A (KVA). Kata Kunci: Labu Kuning, Cookies, Anemia, Vitamin A, Vitamin C, Zat Bes

    DEVELOPMENT OF ENTERAL F100 FOR MALNOURISHED UNDER-FIVE CHILDREN DURING TRANSITION AND REHABILITATION PHASE USING TEMPEH: PENGEMBANGAN FORMULA ENTERAL F100 UNTUK BALITA GIZI BURUK FASE TRANSISI DAN REHABILITASI MENGGUNAKAN TEMPE

    No full text
    Pendahuluan: Penanganan gizi buruk salah satunya dengan formula enteral F100, formula standar WHO dengan bahan dasar susu skim bubuk telah dikembangkan dengan berbagai modifikasi. Sebagai pemanfaatan pangan lokal fungsional yang mudah dijangkau perlu adanya pengembangan formula enteral F100 berbasis tepung tempe. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formula enteral F100 berbasis tepung tempe bagi balita gizi buruk fase transisi dan rehabilitasi. Bahan dan Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian trial and error yaitu mengubah komposisi bahan penyusun sehingga menghasilkan kandungan nilai gizi yang sesuai dengan formula enteral F100 standar. Produk akhir dinilai berdasarkan mutu protein dan daya cerna, viskositas dan osmolaritas, mutu hedonik, formula hasil pengembangan terpilih dilakukan uji proksimat (kadar protein, karbohidrat, lemak, air, dan abu), kadar natrium dan kalium. Penilaian mutu hedonik dengan 20 panelis agak terlatih dan 10 panelis terlatih. Hasil: Kandungan energi yaitu 1057.03 kkal sehingga densitas energi 1,06 kkal/ml. Nilai protein 30.51 gram, lemak 63.42 gram, dan karbohidrat 83.57 gram. Mutu protein yaitu SAA 85.36%, mutu cerna teoritis 89.68%, NPU 76.55%, dan BV 85.36%. Viskositas 7.5 mPa’s dan Osmolaritas 419 mOsm/L. Mutu hedonik pada parameter warna, aroma, rasa, after taste, dan off flavor memiliki perbedaan yang signifikan, sedangkan kekentalan tidak ada perbedaan signifikan. Hasil uji proksimat yaitu protein 7.05%, lemak 11.47%, karbohidrat 74.35%, air 4.88%, abu 2.26%, natrium 1.517 mg, dan kalium 0.404 mg. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan tepung tempe sebagai pangan lokal fungsional dapat menjadi alternatif formula enteral F100 berbasis tepung tempe bagi balita gizi buruk. Kata kunci : F100, Tepung Tempe, Gizi Buru

    FOOD CONSUMPTION PATTERNS AND INCIDENCE OF CHRONIC ENERGY DEFICIENCY IN PREGNANT WOMEN: POLA KONSUMSI MAKANAN DAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL

    No full text
    Pendahuluan: Ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronik dapat berisiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah dan akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat mengakibatkan anak stunting bahkan, dapat berisiko fatal yakni terjadi kematian pada ibu. Tujuan: untuk menganalisis pola konsumsi makanan dan kejadian Kurang Energi Kronik pada ibu hamil di daerah pesisir wilayah kerja puskesmas galesong. Bahan dan Metode: Penelitian ini dilakukan pada 148 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Galesong. Pola konsumsi pada ibu hamil diukur dengan menggunakan Recall 2×24 jam dan Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan SPSS. Hasil: didapatkan sebanyak 25% ibu hamil yang menderita KEK. Dalam penelitian ini didapatkan makanan tersering yang dikonsumsi berupa nasi, tempe, telur, bayam hijau dan pisang. Dari uji bivariat didapatkan hubungan signifikan antara zat gizi makro (karbohidrat dan lemak) dan kejadian KEK yakni sebesar p = 0,049 dan p = 0,040 serta tidak terdapat hubungan signifikan antara zat gizi makro (protein dan karbohidrat), keberagaman pangan dengan kejadian KEK (p > 0,05). Mayoritas ibu hamil yang menderita KEK mengonsumsi energi kurang (80,0%), protein kurang (50,0%), lemak kurang (73,0%), karbohidrat kurang (90,0%) serta keberagaman pangan yang cukup (53,3%). Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara antara zat gizi makro (karbohidrat dan lemak) dan kejadian Kurang Energi Kronik pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas GalesongKata kunci : Pola konsumsi, Ibu hamil, KEK, Keberagaman Panga

    The relationship between consumption pattern and nutritional status with female adolescent menstrual cycles: Hubungan Pola Konsumsi Dan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Remaja

    No full text
    Pendahuluan: Gangguan siklus menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola konsumsi makanan, usia, aktivitas fisik,, stress dan status gizi. Asupan gizi dan status gizi dapat memengaruhi fungsi hormon reproduksi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui hubungan pola konsumsi dan status gizi dengan siklus menstruasi remaja perempuan SMKN 1 Kota Bengkulu. Bahan dan Metode: Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Sampel penelitian terdiri dari 88 remaja perempuan kelas 1 dan 2 dengan kriteria usia 15-17 tahun. Pola konsumsi dan siklus menstruasi diidentifikasi menggunakan kuesioner, sementara status gizi diukur menggunakan parameter Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U). Analisis data disajikan secara univariat dan bivariate (uji chi-square). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pola konsumsi protein, zat besi, dan vitamin C dengan skor tertinggi adalah telur ayam, kangkung dan semangka. Hasil pengukuran menunjukkan 42 remaja putri mengalami malnutrisi dengan 32 remaja putri mengalami gangguan siklus menstruasi. Uji statistik menemukan adanya hubungan antara pola konsumsi protein (p-0,003) dan status gizi (p-0,000) dengan siklus menstruasi. Namun, tidak ditemukan hubungan antara pola konsumsi zat besi (p-0,212) dan pola konsumsi buah (p-0.127) dengan siklus menstruasi. Kesimpulan: Dari hasil penelitian, responden jarang mengkonsumsi makanan beragam, sehingga berpengaruh terhadap status gizi mereka dan menyebabkan perubahan siklus menstruasi. Oleh karena itu, disarankan bagi para remaja putri untuk terlibat dalam Upaya edukatif, karena hal ini akan meningkatkan pemahaman mereka mengenai pentingnya menjaga pola makan seimbang dan status gizi yang optimal, agar siklus menstruasi tetap teratur setiap bulannya

    PUMPKIN KLEPON FILLED WITH MUNG BEANS AND TEMPEH AS AN ALTERNATIVE SNACK FOOD FOR CHRONIC ENERGY DEFICIENCY IN PREGNANT WOMEN: KLEPON LABU KUNING ISI KACANG HIJAU DAN TEMPE SEBAGAI ALTERNATIF SELINGAN IBU HAMIL KEK

    No full text
    Pendahuluan: Salah satu masalah gizi pada ibu hamil adalah Kekurangan Energi Kronik (KEK). Asupan gizi merupakan faktor yang dominan terhadap kejadian KEK pada ibu hamil, sehingga dibutuhkan sumber pangan yang dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Tujuan: Menganalisis pengaruh penambahan kacang hijau dan tempe pada klepon labu kuning terhadap zat gizi makro (energi, protein, lemak, karbohidrat) dan zat gizi mikro (vitamin C dan Fe), mutu protein, mutu organoleptik dan deskriptif, serta taraf perlakuan terbaik. Bahan dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Taraf perlakuan klepon labu kuning dilakukan pada proporsi penggunaan isian yaitu kacang hijau dan tempe dengan perbandingan P1 (70 : 30), P2 (60 : 40), dan P3 (50 : 50). Analisis nilai gizi menggunakan perhitungan empiris (yield factor dan retention factor), uji mutu organoleptik menggunakan 25 panelis semi terlatih, serta uji mutu deskriptif dan penentuan taraf perlakuan terbaik menggunakan 9 panelis semi terlatih. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Microsoft Excel dan SPSS. Hasil: Kandungan energi 105,36 kkal, protein 2,88 gram, lemak 3,32 gram, karbohidrat 16,41 gram, vitamin C 0,74 mg, dan zat besi 1,04 mg. Mutu protein yaitu SAA 85,29%, mutu cerna teoritis 86,15%, NPU 73,48%, dan BV 85,29%. Hasil organoleptik pada aspek warna yaitu 3,23 (suka), aroma 3,15 (suka), rasa 2,73 (suka), dan tekstur 2,88 (suka). Perhitungan taraf perlakuan terbaik terdapat pada P1 dengan proporsi kacang hijau dan tempe yaitu 70 : 30. Kesimpulan: Klepon labu kuning isi kacang hijau dan tempe dapat dijadikan alternatif selingan untuk ibu hamil KEK

    THE EXISTENCE OF TRADITIONAL BIRTH ATTENDANTS (DUKUN PARAJI) IN THE PRACTICE OF BIRTH ASSISTANCE SERVICES IN BOGOR REGENCY: EKSISTENSI DUKUN PARAJI DALAM PRAKTIK PERTOLONGAN LAYANAN PERSALINAN DI KABUPATEN BOGOR

    No full text
    Introduction: The role of traditional birth attendants, known as "dukun paraji," remains significant in childbirth assistance, particularly in Bogor Regency, West Java. Objective: This study aims to explore the existence and practices of dukun paraji in childbirth assistance and their impact on maternal and infant health in the region, with the hope of providing a deeper understanding of traditional healthcare dynamics within the context of the modern healthcare system. Method: A quantitative survey was conducted with 235 mothers retrospectively to determine the involvement of dukun paraji in the childbirth process. Results: Findings reveal that 31.4% of mothers in Bogor Regency utilized the services of dukun paraji during childbirth, while the remainder received assistance from healthcare professionals. This suggests that while traditional birth attendants still play a significant role in childbirth assistance, the majority of the population prefers assistance from healthcare professionals. Conclusion: Despite the prevalence of healthcare professionals, the existence of dukun paraji in childbirth assistance remains significant in Bogor Regency. This underscores the importance of preserving cultural heritage while ensuring universal access to safe healthcare. Increasing awareness of the importance of safe and accessible maternal healthcare in communities needs to be continually promoted. Efforts to strengthen collaboration between dukun paraji and healthcare professionals in providing safe childbirth services are essential. Additionally, inclusive and comprehensive maternal health education should be enhanced to ensure communities have sufficient knowledge to make informed choices regarding maternal care

    TESTING THE EFFECTIVENESS OF PUMPKIN (Cucurbita moschata Durch) MEAT EXTRACT ON REDUCING BLOOD GLUCOSE LEVELS OF MICE : UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAGING LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT

    No full text
    ABSTRAK Pendahuluan: Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit generatif yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah. Salah satu bahan pangan yang dapat mengontrol kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus adalah daging labu kuning (Cucurbita moschata Durch) yang mengandung flavonoid dan serat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian ekstrak daging labu kuning (Cucurbita moschata Durch) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit penderita diabetes melitus. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen laboratorium dengan menggunakan desain penelitian yaitu pre dan post test with control group design. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Uji Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo. Tikus yang digunakan berjumlah 25 ekor dengan berat badan 20-30 gram berumur 2-3 bulan yang dibagi menjadi lima kelompok, antara lain; kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, dan kelompok perlakuan dengan dosis 100, 200, dan 400 mg/kg BB. Hasil: Uji One-Way ANOVA menunjukkan nilai signifikansi 0,000<0,05. Dari uji One-Way ANOVA terdapat perbedaan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan. Sedangkan kelompok perlakuan dengan dosis 400 mg/kg BB (P3) lebih efektif menurunkan kadar glukosa yang menunjukkan perbedaan tidak signifikan (<0,05) sebesar 0,070. Kesimpulan: Ekstrak daging labu kuning (Cucurbita moschata Durch) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kadar glukosa darah (0,000<0,05). Sedangkan kelompok perlakuan dengan dosis 400 mg/kg BB lebih efektif menurunkan kadar glukosa darah. Kata Kunci : Diabetes melitus, ekstrak daging labu kuning, kadar glukosa dara

    THE RELATIONSHIP BETWEEN COMMON MENTAL DISORDERS AND EMOTIONAL EATING AND NUTRITIONAL STATUS OF STUDENTS IN HASANUDDIN UNIVERSITY STUDENT DORMITORY, 2023: THE RELATIONSHIP BETWEEN COMMON MENTAL DISORDERS AND EMOTIONAL EATING AND NUTRITIONAL STATUS OF STUDENTS IN HASANUDDIN UNIVERSITY STUDENT DORMITORY, 2023

    No full text
    ABSTRAK Pendahuluan: Status gizi memainkan peran penting dalam perkembangan manusia, terutama bagi mahasiswa untuk perkembangan intelektualnya. Salah satu faktor yang dapat secara tidak langsung memengaruhi status gizi yaitu faktor psikologis dan mekanisme penanganan stres, seperti gangguan mental umum dan perilaku makan emosional. Ketika kondisi-kondisi ini berlangsung dalam jangka panjang, mereka dapat berdampak negatif pada status gizi seseorang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara common mental disorders dan emotional eating dengan status gizi pada mahasiswa di Asrama Mahasiswa Universitas Hasanuddin. Bahan dan Metode: Penelitian ini dilakukan pada 245 Mahasiswa di Asrama Mahasiswa Universitas Hasanuddin yang dipilih menggunakan metode proportional random sampling. Status gizi dikur menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dengan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Common mental disorders diukur menggunakan Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS). Emotional eating diukur menggunakan Adult Eating Behavior Questionnaire (AEBQ). Analisis menggunakan program SPSS menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Rata-rata usia responden (20 tahun ± 1,6), mayoritas perempuan, tertinggi pada rumpun fakultas sosial-humaniora (46,5%), mayoritas angkatan 2021 (29%), sebanyak 57,6% bukan penerima beasiswa, tertinggi pada lama tinggal 1-12 bulan (51%), dan mayoritas UKT golongan 0-2 (52,7%). Sebanyak 33,9% mengalami status gizi kurang (kurus dan sangat kurus), dan sebanyak 13,4% mengalami status gizi lebih (gemuk dan obesitas). Sebanyak 37,1% mengalami common mental disorders, termasuk depresi ringan (6,9%), sedang (6,5%), berat (1,6%), kecemasan ringan (15,1%), sedang (12,2%), berat (2,9%), sangat berat (2,0%). Sebanyak 78,8% mengalami emotional eating, dengan 60,8% mengalami emotional under eating dan 28,6% mengalami emotional over eating. Tidak ada hubungan common mental disorders dengan status gizi dengan p-value = 0,300 dan ada hubungan emotional eating dengan status gizi dengan p-value = 0,017. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara emotional eating dengan status gizi pada mahasiswa di asrama mahasiswa sehingga perlu adanya upaya lebih lanjut untuk mengganti tindakan mengalihkan stres selain makanan seperti olahraga dan seni.   Kata kunci : Common Mental Disorders, Emotional Eating, Status Gizi   ABSTRACT Introduction: Nutritional status plays an important role in human development, especially for students for their intellectual development. One of the factors that can indirectly influence nutritional status is psychological factors and stress management mechanisms, such as general mental disorders and emotional eating behavior. When these conditions persist long term, they can negatively impact a person's nutritional status. Objective: This study aims to determine the relationship between common mental disorders and emotional eating and the nutritional status of students at Hasanuddin University Student Dormitory. Methods: This research was conducted on 245 students at Hasanuddin University Student Dormitory who were selected using the proportional random sampling method. Nutritional status is measured using body mass index (BMI) by measuring body weight and height. Common mental disorders are measured using Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS). Emotional eating was measured using the Adult Eating Behavior Questionnaire (AEBQ). Analysis using the SPSS program using the Chi-Square test. Results: Average age of respondents (20 years ± 1.6), majority female, highest in social-humanities faculties (46.5%), majority of class of 2021 (29%), 57.6% not recipients of scholarships, highest the length of stay is 1-12 months (51%), and the majority are in the UKT group 0-2 (52.7%). As many as 33.9% experienced undernutrition status (thin and very thin), and 13.4% experienced overnutrition status (overweight and obese). As many as 37.1% experienced common mental disorders, including mild depression (6.9%), moderate (6.5%), severe (1.6%), mild anxiety (15.1%), moderate (12.2%) %), severe (2.9%), very severe (2.0%). As many as 78.8% experienced emotional eating, with 60.8% experiencing emotional under eating and 28.6% experiencing emotional over eating. There is no relationship between common mental disorders and nutritional status with p-value = 0.300 and there is a relationship between emotional eating and nutritional status with p-value = 0.017. Conclusion: There is a relationship between emotional eating and the nutritional status of students in student dormitories so that further efforts are needed to replace stress diverting actions other than food, such as sport and art.   Keywords: Common Mental Disorders, Emotional Eating, Nutritional Statu

    GAMBARAN KEBIASAAN SARAPAN DAN DURASI TIDUR PADA REMAJA GIZI LEBIH DI SMP MUHAMMADIYAH LIMBUNG

    No full text
    Pendahuluan: Salah satu masalah gizi yang sering terjadi di lingkungan remaja adalah fenomena gizi lebih (overweight dan obesitas). Salah satu faktor yang dapat menyebabkan gizi lebih pada remaja adalah kebiasaan melewatkan sarapan dan durasi tidur. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebiasaan sarapan dan durasi tidur pada remaja status gizi lebih di SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deksripstif. Sampel penelitian merupakan remaja usia 13-15 tahun kelas VII dan VIII yang mengalami gizi lebih. Penentuan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 79 orang. Kebiasaan sarapan dan kualitas sarapan diperoleh melalui kuesioner wawancara dan recall 24 jam, serta durasi tidur diperoleh melalui kuesioner Sleep Timing Questionnaire (STQ). Hasil: Sebagian besar responden memiliki kebiasaan jarang sarapan <4 kali/minggu (64,5%) dan masih memiliki kualitas sarapan yang kurang yaitu <15% dari AKG (50,6%).  Durasi tidur sebagian besar remaja masih kurang yaitu <8 jam/hari baik weekdays (58,2) maupun weekend (51,9%). Kesimpulan: Sebagian besar remaja gizi lebih di SMP Muhammadiyah Limbung memiliki kebiasaan jarang sarapan dan kualitas sarapan yang masih kurang. Durasi tidur sebagian besar remaja masih kurang yaitu <8 jam/hari baik weekdays maupun weekend

    RELATIONSHIP NUTRITIONAL STATUS AND OTHER FACTORS WITH TOODLES MOTOR DEVELOPMENT IN BEKASI

    No full text
    Introduction: The Ministry of Health of the Republic of Indonesia stated that as many as 56.4% of children under the age of 5 experience growth disorders. According to the results of observations in one of the Bekasi Kindergartens, the percentage of individual completeness was 43.79%, which concluded that the child had not developed well. Aim: The purpose of this study was to determine the relationship between nutritional status, feeding practices, parenting styles and nutritional intake with the motoric development of children aged 36-59 months in PAUD Kota Bekasi.Materials and Methods: This research method uses a cross sectional design. The research was conducted at PAUD Raudhatul Jannah, KB Penguin, and BIMBA AIUEO PAUD in July-August 2022. Data was collected through interviews for the variables of feeding practices, parenting style, and nutritional care. Anthropometric measurement data collection techniques for nutritional status variables. The sample of this research was 55 toodlers aged 36-59 months by using total sampling technique. Data analysis used the chi-square test. Results: The results of the bivariate test showed that there was a relationship between nutritional status (weight/age) and motor development (p-value = 0.023), there was a relationship between nutritional status (weight/height) and motor development (p-value = 0.032), there was a relationship between feeding practices with motor development (p-value = 0.027), there is a relationship between parenting style and motor development (p-value = 0.047), and there is no relationship between nutritional intake and children's motor development (p-value = <0 .05). Conclusion: Motoric development at the age of 36-59 months is related to nutritional status, feeding practices, and parenting styles. There is no relationship between nutritional intake and motor development of children aged 36-59 months

    57

    full texts

    82

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Media Gizi Masyarakat Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇