Journal Pekommas
Not a member yet
    247 research outputs found

    Interpersonal Communication Relasi Dosen Dan Mahasiswa UIN Sumatera Utara Dalam Pembelajaran Public Relations

    No full text
    interpersonal communication is an important process in exchanging messages, ideas, emotional expressions and information between individuals who interact directly. In an academic context, the implementation of effective interpersonal communication is becoming increasingly important for lecturers and students. This research aims to determine interpersonal communication relations between lecturers and students as well as students\u27 understanding of public relations learning. The researcsh method used is qualitative case studies with data collection techniques through field observations, interviews and documentation. Communication Accommodation Theory is used as a theoretical framework to explain how individuals adjust their communication style in interactions. The research results show that interpersonal communication between lecturers and students at UIN North Sumatra in the context of Public Relations learning is going very well. Lecturers demonstrate high engagement and the ability to create comfortable and responsive interactions, while students respond positively and enthusiastically. The use of body language and effective verbal communication from lecturers enriches students\u27 learning experiences and lecturers are not only communicators but also communication facilitators for students.interpersonal communication merupakan proses penting dalam pertukaran pesan, gagasan, ekspresi emosi, dan informasi antara individu yang berinteraksi langsung. Dalam konteks akademik, implementasi interpersonal communication yang efektif menjadi semakin penting bagi dosen dan mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interpersonal communication relasi antara dosen dan mahasiswa serta pemahaman mahasiswa terhadap pembelajaran public relations. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif case studies dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Teori Kendala Komunikasi (Communication Accommodation Theory) digunakan sebagai kerangka teoritis untuk menjelaskan bagaimana individu menyesuaikan gaya komunikasi mereka dalam interaksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interpersonal communication relasi dosen dan mahasiswa di UIN Sumatera Utara dalam konteks pembelajaran Public Relations berjalan dengan sangat baik. Dosen menunjukkan keterlibatan yang tinggi dan kemampuan untuk menciptakan interaksi yang nyaman dan responsif, sementara mahasiswa merespons dengan positif dan antusias. Penggunaan bahasa tubuh (body language) dan komunikasi verbal yang efektif dari dosen memperkaya pengalaman belajar mahasiswa dan dosen tidak hanya menjadi komunikator namun sekaligus sebagai fasilitator komunikasi bagi mahasiswa

    Penerapan Algoritma Certainty Factor pada Metode Case-Based Reasoning untuk Sistem Pakar Deteksi Stunting

    No full text
    Stunting is a severe problem that significantly impacts future generations\u27 growth and the quality of Human Resources (HR). In addition to the under-five age factor, stunting is also influenced by several interrelated factors. This research aims to apply the Certainty Factor algorithm in an expert system to detect stunting using the Case-Based Reasoning Method. The application of the CF algorithm by utilizing expert judgment has successfully strengthened the CBR method steps by calculating the similarity level. The results of the User Acceptance Test by 25 respondents showed an approval rate of 85%. If interpreted using the user approval range, these results are 81% - 100%, with a very high level of agreement. Based on calculating risky and safe stunting example cases, the CBR Method shows a similarity rate of 29.26% and 70.73%, respectively. Furthermore, safe stunting cases were analyzed using the CF algorithm with a confidence ratio of 91%.Stunting adalah masalah serius yang berdampak besar pada pertumbuhan generasi mendatang dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Selain faktor usia balita, stunting juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang saling terkait. Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan algoritma Certainty Factor dalam sistem pakar untuk mendeteksi stunting secara dini dengan menggunakan Metode Case-Based Reasoning. Penerapan algoritma CF dengan memanfaatkan penilaian dari pakar telah berhasil memperkuat langkah-langkah dalam metode CBR dengan menghitung tingkat kemiripan. Hasil dari uji penerimaan pengguna (User Acceptance Test) oleh 25 responden menunjukkan tingkat persetujuan sebesar 85%. Jika diinterpretasikan menggunakan rentang persetujuan pengguna, hasil tersebut berada dalam kisaran 81% - 100% dengan tingkat kesetujuan yang sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan kasus contoh stunting yang berisiko dan aman, Metode CBR menunjukkan tingkat kemiripan sebesar 29,26% dan 70,73% masing-masing. Selanjutnya, contoh kasus stunting yang aman dianalisis menggunakan algoritma CF dengan tingkat keyakinan (confidence ratio) sebesar 91%

    Perbandingan Akurasi Prediksi Kerusakan CPU Antara Teknik Certainty Factor dan Forward Chaining

    No full text
    The CPU plays a vital role in determining the performance of a computer system in contemporary computing. If the CPU sustains damage, it may result in significant interruption to the computer\u27s functioning. This study presents a computational technique that aims to enhance the accuracy of CPU damage predictions. The system utilises fundamental knowledge of damage diagnosis and is validated via evaluating 11 early damage symptoms that are often seen. The Certainty Factor and Forward Chaining approaches ascertain CPU damage by quantifying the degree of truth in the expert\u27s opinion conclusions via a comparison of the symptoms of harm. The second algorithm assesses the confidence level in a development by considering the weight assigned to the system by two parties: the user and the expert. The suggested algorithm yields the mean accuracy of the certainty factor approach in diagnosing computer damage utilising the constructed system. The diagnostic system has a precision rate of 84.9%, indicating that 9 out of 10 diagnoses made by the system align with those made by an expert. Next, the outcomes of the forward chaining algorithm test. All questions about symptoms were answered affirmatively, except for one test which had a negative response. A total of 39 diagnoses were obtained, with an average value of 82.9%. The study findings indicate that the suggested confidence factor method is more suited for use in embedded systems or web-based applications, however it is constrained by low processing.CPU memainkan peran penting dalam menentukan kinerja sistem komputer dalam komputasi kontemporer. Jika CPU mengalami kerusakan, hal ini dapat mengakibatkan gangguan signifikan pada fungsi komputer. Penelitian ini menyajikan teknik komputasi yang bertujuan untuk meningkatkan akurasi prediksi kerusakan CPU. Sistem ini memanfaatkan pengetahuan dasar diagnosis kerusakan dan divalidasi melalui evaluasi 11 gejala awal kerusakan yang sering terlihat. Pendekatan Certainty Factor dan Forward Chaining memastikan kerusakan CPU dengan mengukur tingkat kebenaran kesimpulan pendapat ahli melalui perbandingan gejala kerusakan. Algoritma kedua menilai tingkat kepercayaan dalam suatu pengembangan dengan mempertimbangkan bobot yang diberikan pada sistem oleh dua pihak: pengguna dan ahli. Algoritma yang disarankan menghasilkan akurasi rata-rata pendekatan faktor kepastian dalam mendiagnosis kerusakan komputer menggunakan sistem yang dibangun. Sistem diagnostik memiliki tingkat presisi sebesar 84,9%, yang menunjukkan bahwa 9 dari 10 diagnosis yang dibuat oleh sistem selaras dengan diagnosis yang dibuat oleh pakar. Selanjutnya hasil pengujian algoritma forward chaining. Semua pertanyaan tentang gejala dijawab dengan positif, kecuali satu tes yang memberikan respon negatif. Didapatkan total 39 diagnosa dengan nilai rata-rata 82,9%. Temuan penelitian menunjukkan bahwa metode faktor kepercayaan yang disarankan lebih cocok untuk digunakan dalam sistem tertanam atau aplikasi berbasis web, namun terkendala oleh rendahnya pemrosesan

    Merawat Kekompakan: Mengurai Dinamika Komunikasi dalam Hubungan Keluarga Jawa antara Suami dan Istri

    No full text
    The dynamics of couples\u27 relationships significantly impact a family\u27s unity and harmony. This hinges on how spouses interact and communicate, influenced by patriarchal or matrilineal views they uphold. Communication dynamics in these relationships direct family goals. This study delves into how Javanese couples nurture their bonds. Employing qualitative methods, it includes in-depth interviews and group discussions with seven couples, selected based on education, socio-economic status, marriage duration, careers, religious values, and motives. Findings show Javanese couples favor dialogue over conflict, opting for a collaborative and compromising approach. They uphold mutual trust and flexibility in financial matters ("sing longgar endi"). Family discussions during tension aim to preserve collective values. Domestic work communication highlights flexibility in task distribution. The research underscores Javanese couples\u27 connection to unique ethics, social norms, philosophies, gender perspectives, structures, language, traditions, myths, and religion.Dinamika hubungan pasangan sangat memengaruhi kesatuan dan harmoni keluarga. Ini tergantung pada bagaimana pasangan berinteraksi dan berkomunikasi, dipengaruhi oleh pandangan patriarki atau matrilineal yang mereka anut. Dinamika komunikasi dalam hubungan ini mengarahkan tujuan keluarga. Studi ini menggali bagaimana pasangan Jawa merawat ikatan mereka. Dengan menggunakan metode kualitatif, termasuk wawancara mendalam dan diskusi kelompok dengan tujuh pasangan, dipilih berdasarkan pendidikan, status sosial-ekonomi, durasi pernikahan, karier, nilai agama, dan motif. Temuan menunjukkan pasangan Jawa lebih suka dialog daripada konflik, memilih pendekatan kolaboratif dan kompromi. Mereka menjunjung tinggi saling percaya dan fleksibilitas dalam urusan keuangan ("sing longgar endi"). Diskusi dalam keluarga saat ketegangan bertujuan untuk mempertahankan nilai kolektif. Komunikasi pekerjaan rumah menyoroti fleksibilitas dalam distribusi tugas. Penelitian ini menegaskan keterhubungan pasangan Jawa dengan etika unik, norma sosial, filsafat, perspektif gender, struktur, bahasa, tradisi, mitos, dan agama

    Purwarupa Light Meter Menggunakan Sensor Warna untuk Fotografi

    No full text
    Light plays an important role in the photography  that it affects the quality of the photos. The lighting in the photo is influenced by the three elements of Triangle Exposure,  namely aperture, shutter speed, and ISO contained in the camera settings. A tool named Light Meter is a tool that can measure photographic lighting by calculating the intensity of light received by the object of the photo to then adjust  the Triangle Exposure  elements to get recommendations for appropriate camera settings. In this study, the light meter was implemented using an ESP32 microcontroller combined with a TCS34725 color sensor that functions to detect light intensity. The results of the TCS34725 color sensor to detect light intensity compared to the comparison lux meter AS803 obtained an eror value of 0.3 indoors and 17.2 outdoors with the addition of  a dome diffuser. Based on the detected light intensity data is then used in the calculation of Triangle Exposure adjustment. The results  of the implementation of the Triangle Exposure  recommendation provided by the tool for camera settings show photos with a more even distribution of light and color based on histogram analysis in low light conditions.Cahaya memiliki peran penting dalam seni fotografi yang memberikan pengaruh terhadap kualitas hasil foto. Pencahayaan pada foto dipengaruhi oleh tiga elemen Triangle Exposure yaitu, aperture, shutter speed, dan ISO yang terdapat pada pengaturan kamera. Sebuah alat bernama Light Meter adalah sebuah alat yang dapat mengukur pencahayaan fotografi dengan cara kerja menghitung intensitas cahaya yang diterima oleh objek foto lalu mengatur ulang elemen Triangle Exposure untuk mendapatkan rekomendasi pengaturan kamera yang sesuai. Dalam penelitian ini, light meter diimplementasikan dengan menggunakan mikrokontroler ESP32 yang dikombinasikan dengan sensor warna TCS34725 yang berfungsi untuk mendeteksi intensitas cahaya. Hasil pengujian sensor warna TCS34725 untuk mendeteksi intensitas cahaya dibandingkan dengan lux meter pembanding AS803 didapatkan nilai eror sebesar 0.3 di dalam ruangan dan 17.2 di luar ruangan dengan penambahan diffuser dome. Berdasarkan data intensitas cahaya yang terdeteksi kemudian digunakan dalam perhitungan penyesuaian Triangle Exposure. Hasil implementasi rekomendasi Triangle Exposure yang diberikan oleh alat untuk pengaturan kamera menunjukan hasil foto dengan distribusi cahaya dan warna yang lebih merata berdasarkan analisis histogram pada kondisi minim cahaya

    Pembangunan Kamus Bilingual Bahasa Sahu Tala\u27i - Indonesia Menggunakan Algoritma Aho-Corasick

    No full text
    Nowadays, local languages gain less interest from the younger generation. This also happened to the Sahu Tala\u27i language which is a regional language originating from a tribe in the Sahu sub-district, West Halmahera district. Hence, users of this language are becoming fewer and will be threatened with extinction if not being consistently used. To preserve the language, this study built an Android-based bilingual, Sahu Tala\u27i, and Indonesian dictionary application, to provide access to the language for people in the Sahu sub-district and those who are interested in learning the language. This study uses the Aho-Corasick algorithm to accelerate word search by matching the strings used to determine the position of certain strings in a larger collection of strings. The test results showed that the implementation of the Aho-Corasick algorithm was successfully done to do a word search in the dictionary. Additionally, an audio feature to pronounce the word in the Sahu Tala\u27i accent/dialect and examples of the use of these words in sentences are provided in this bilingual dictionary.Saat ini, bahasa daerah kurang diminati oleh generasi muda. Hal ini juga terjadi pada bahasa Sahu Tala\u27i yang merupakan bahasa daerah yang berasal dari sebuah suku di kecamatan Sahu, kabupaten Halmahera Barat. Oleh karena itu, pengguna bahasa ini semakin sedikit dan akan terancam punah jika tidak digunakan secara konsisten. Untuk melestarikan bahasa tersebut, penelitian ini membangun sebuah aplikasi kamus dwibahasa, Sahu Tala\u27i dan Indonesia berbasis Android, untuk memberikan akses bahasa tersebut kepada masyarakat di kecamatan Sahu dan mereka yang tertarik untuk mempelajari bahasa tersebut. Penelitian ini menggunakan algoritma Aho-Corasick untuk mempercepat pencarian kata dengan mencocokkan string yang digunakan untuk menentukan posisi string tertentu dalam kumpulan string yang lebih besar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa implementasi algoritma Aho-Corasick berhasil dilakukan untuk melakukan pencarian kata dalam kamus. Selain itu, fitur audio untuk mengucapkan kata dalam logat/dialek Sahu Tala\u27i dan contoh penggunaan kata tersebut dalam kalimat juga disediakan dalam kamus dwibahasa ini

    Tradisi dan Kepercayaan: Eksplorasi Komunikasi Ritual dalam Merajut Kerukunan Komunitas Bugis Towani Tolotang Sulawesi Selatan, Indonesia

    No full text
    This research aims to explore the ritual communication experience in knitting the harmony of the Bugis Towani Tolotang community in Amparita Sidenreng Rappang, South Sulawesi, Indonesia. The Bugis Towani Tolotang community has various local traditions and beliefs regarding social care, kinship, diversity, togetherness and equality as solidarity identity which is realized in building harmonious relationships. Data was obtained qualitatively through several informal conversational interviews through ritual communication (Tallotte, 2018) based on ritual theory (Turner 1962, 1969), and phenomenology (Schutz, 1972). The article focuses on the experience of the Bugis Towani Tolotang community, which is a group of communities that believe in worshiping God Dewata Seuwae. Bugis Towani Tolotang constructs ritual communication as a local tradition with its symbols and is considered to have meaning, including the meaning of offerings, requests and hopes. This meaning results from the communication process of subjective interpretation of the rituals mutual cooperation rituals, marriage, sipulung, mappenre inanre, and tudang sipulung. The article contributes to realize harmonious community relations through the discussion of finding the meaning of Bugis Towani Tolotang rituals in the hope of living together peacefully in kinship ties. Strengthening solidarity is essential as it forms bonds of kinship and togetherness. This contribution offers opportunities for traditional accommodation and ways of forming kinship bonds.Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman komunikasi ritual dalam merajut kerukunan komunitas Bugis Towani Tolotang di Amparita Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Komunitas Bugis Towani Tolotang memiliki berbagai tradisi lokal dan kepercayaan mengenai kepedulian sosial, kekeluargaan, keberagaman, kebersamaan, dan kesetaraan sebagai identitas solidaritas yang diwujudkan dalam merajut kerukunan dengan hubungan harmonis. Data diperoleh secara kualitatif melalui beberapa wawancara percakapan informal melalui proses komunikasi ritual (Tallotte, 2018) berdasarkan teori ritual (Turner 1962, 1969), dan fenomenologi (Schutz, 1972). Artikel terfokus pada pengalaman komunitas Bugis Towani Tolotang yang merupakan sekelompok komunitas dengan kepercayaan menyembah Tuhan Dewata Seuwae. Bugis Towani Tolotang mengkonstruksi komunikasi ritual sebagai tradisi lokal secara simbol tersendiri dan dianggap mempunyai makna, di antaranya makna persembahan, permohonan, dan harapan. Makna tersebut dihasilkan dari proses komunikasi interpretasi subjektif ritual gotong-royong, perkawinan, sipulung, mappenre inanre, dan tudang sipulung. Artikel ini berkontribusi untuk mewujudkan hubungan harmonis komunitas melalui pembahasan pencarian makna ritual Bugis Towani Tolotang dengan harapan dapat hidup bersama secara damai dalam ikatan kekerabatan. Penguatan solidaritas sangat penting karena membentuk ikatan kekeluargaan dan kebersamaan. Kontribusi ini menawarkan peluang akomodasi tradisional dan cara membentuk ikatan kekerabatan

    PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN WORK MEANINGFULNESS TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI TENAGA KEPENDIDIKAN UNY DI MASA PANDEMI COVID-19

    No full text
    This research aims to analyze the influence of organizational communication climate and work meaningfulness on organizational commitment among educational staff at Universitas Negeri Yogyakarta. The hypotheses proposed in this study are that organizational communication climate and work meaningfulness have a partial and simultaneous effect on organizational commitment. The method used in this research is quantitative explanation, involving 366 members of the civil servant population. The data analysis method used in this study is regression analysis. The findings of this research indicate that organizational communication climate and work meaningfulness have a partial and simultaneous influence on organizational commitment. This research contributes to the study of organizational commitment among civil servants, which is influenced by organizational communication climate and work meaningfulness.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh iklim komunikasi organisasi dan kebermaknaan kerja terhadap komitmen organisasi pada tenaga kependidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah iklim komunikasi organisasi dan kebermaknaan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi baik secara parsial maupun secara simultan..Metode 1yang 1digunakan 1dalam penelitian1 1ini 1adalah kuantitatif  eksplanasi, dengan1 melibatkan 366 anggota populasi tendik yang berstatus sebagai PNS.  Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa iklim komunikasi organisasi dan kebermaknaan kerja berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap komitmen organisasi. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap kajian mengenai komitmen organisasi PNS yang dipengaruhi oleh iklim komunikasi dan kebermaknaan kerj

    Kurangnya Keterampilan Komunikasi Generasi Z Memasuki Pasar Kerja

    No full text
    The COVID-19 pandemic phenomenon has had a significant impact on the Z generation\u27s readiness to enter the workforce. This generation has minimum communication skills in the workplace, such as, became an example of a lack of soft skills in the workplace. This research aims to investigate the lack of communication and ability phenomenon in the Z generation when entering the labor market. This investigation uses a qualitative approach that involves in-depth interviews. This research has involved 18 college graduates as research subjects. The result of this study has found that the majority of alumni suffered from communication barriers, which means they felt less capable of communicating. They feel inferior and have a low self-image due to a lack of capacity and competence as well as a lack of experience, therefore, it became such a big task to prepare themselves when entering the workforce, that hesitate to start a conversation for fear of making mistake, wrongs, and being impressed with dumbness. The obstacle lies in their self-limitation to change the situations and environments from being limited to technology and remote interaction to having to start over in situations and social environments. Other aspects that determine self-confidence and self-image have a major impact on the aspect of communication skillsFenomena pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan terhadap kesiapan generasi Z memasuki dunia kerja. Minimnya keterampilan komunikasi di tempat kerja yang dimiliki generasi Z merupakan salah satu contoh kurangnya soft skill di tempat kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki fenomena ketidakmampuan dan kurangnya keterampilan komunikasi generasi Z untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja. Investigasi ini menggunakan pendekatan kualitatif yang melibatkan wawancara mendalam. Penelitian ini telah melibatkan 18 orang lulusan perguruan tinggi sebagai subjek penelitian. Hasil analisis menemukan mayoritas para alumni mengalami hambatan dalam berkomunikasi yaitu merasa kurang mampu dalam keterampilan komunikasi. Mereka merasa minder dan memiliki citra diri yang rendah karena kurangnya kapasitas dan kompetensi serta kurangnya pengalaman, maka menjadi tugas yang besar bagi mereka untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Hal itu ditandai dengan perilaku mereka yaitu sering ragu untuk memulai percakapan karena takut melakukan kesalahan, salah, dan terkesan cuek. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan pada diri sendiri yang harus mulai mengubah situasi dan lingkungan dari terbatas pada teknologi dan interaksi jarak jauh menjadi harus memulai lagi dalam situasi dan lingkungan sosial. Aspek lain yang menentukan kepercayaan diri dan citra diri mempunyai dampak besar terhadap aspek keterampilan komunikasi

    Transformative online learning post-pandemic: challenges, opportunities, and future trends

    No full text
    The Covid-19 pandemic forced a swift and unprecedented transition to online learning in the education sector. This research aims to comprehensively analyze the impact of the pandemic on the educational landscape and investigate how online learning has transformed. This research is grounded in a mixed-methods approach. Quantitative data, including educational institution surveys and student feedback, were collected to gauge the effectiveness of online learning implementation. Qualitative methods such as interviews with educators were employed to gain deeper insights into the experiences and perceptions surrounding the adoption of online learning. The main result of this study indicates that the pandemic has acted as a catalyst for the transformation of education, pushing institutions to embrace online learning technologies and pedagogies on an unprecedented scale. Issues of digital accessibility, pedagogical adaptation, and technological infrastructure also created numerous opportunities to enhance flexibility, inclusivity, and learner-centered approaches. The research concluded that online learning will likely remain integral to education beyond the pandemic. Future trends suggest the convergence of augmented reality, artificial intelligence, and personalized learning, promising to revolutionize the educational landscape further. Academically, this article contributes to the education field by providing valuable insights into the transformative potential of online learning in a post-pandemic context

    149

    full texts

    247

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Journal Pekommas
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇