Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya (JBSP)
Not a member yet
    284 research outputs found

    FENOMENA SOSIAL BUDAYA DALAM KAJIAN TIGA CERITA RAKYAT KALIMANTAN SELATAN (SOCIO-CULTURAL PHENOMENA IN THE STUDY OF THREE FOLK STORIES SOUTH KALIMANTAN)

    Get PDF
    AbstractSocio-Cultural Phenomena in The Study of Three Folk Stories South Kalimantan. Folklore in South Kalimantan is a form of literature that is passed down from generation to generation by word of mouth. This research aims to describe the socio-cultural reality of South Kalimantan folklore with a sociological study of three folktales, namely: Rajang Waki in Batu Tunggal, Asal Mula Tajau Pecah and Beramban, and Andaru. The research method used is descriptive qualitative. The findings reveal that the folk tales packaged in books published by the South Kalimantan Provincial Language Center, Banjarbaru are entitled, Rajang Waki in Batu Tunggal, The Origin of Tajau Pecah and Beramban, and Andaru, each of which has a storyline depicted in each the title of the folk tale. The folklore of Rajang Waki in Batu Tunggal, a social and cultural phenomenon is summarized in the name Rajang Waki in Batu Tunggal. The second folk tale of the origin of Tajau Pecah and Beramban, the social phenomenon lies in the brothers who took part in a competition and the characters who stand out. The cultural phenomenon is related to the origin of the name "Tajau Pecah". Andaru's third story, the social phenomenon lies in a natural disaster that resulted in gold nuggets falling to Datu Langkat and his grandson who then used it as a means of payment to Martapura traders. The cultural phenomenon is related to the origins of the names Taluk Pinyangat, Taluk Basar, Taluk Bintang, Taluk Nyiur, Taluk Manggarukut, and Taluk Tajan.Keywords: culture, folklore, phenomena, socialAbstrakFenomena Sosial Budaya dalam Kajian Tiga Cerita Rakyat Kalimantan Selatan. Cerita rakyat di Kalimantan Selatan termasuk dalam bentuk sastra dengan dituturkannya lewat turun temurun melalui perbincangan orang-orang. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fenomena sosial budaya pada cerita rakyat Kalimantan Selatan dengan kajian sosiologi sastra pada tiga cerita rakyat yaitu: Rajang Waki di Batu Tunggal, Asal Mula Tajau Pecah dan Beramban, dan Andaru. Metode penelitian yang digunakan berupa kualitatif deskriptif. Hasil temuan memaparkan bahwa cerita rakyat yang dikemas di dalam buku diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarbaru yang berjudul, Rajang Waki di Batu Tunggal, Asal Mula Tajau Pecah dan Beramban, dan Andaru memiliki alur cerita yang tergambar dari masing-masing judul cerita rakyat tersebut. Cerita rakyat Rajang Waki di Batu Tunggal, fenomena sosial dan budayanya terangkum pada penamaan Rajang Waki di Batu Tunggal. Cerita rakyat kedua Asal Mula Tajau Pecah dan Beramban, fenomena sosialnya terletak pada kakak beradik yang mengikuti sayembara dan karakter tokoh yang menonjol. Fenomena budaya berkaitan dengan asal-usul nama “Tajau Pecah”. Cerita ketiga Andaru, fenomena sosialnya terletak pada adanya bencana alam yang berakibat pada jatuhnya bongkahan emas kepada datu lungkat dan cucunya yang kemudian dijadikan alat pembayaran kepada pedagang Martapura. Fenomena budaya berkaitan dengan asal-usul nama Taluk Pinyangat, Taluk Basar, Taluk Bintang, Taluk Nyiur, Taluk Manggarukut, dan Taluk Tajan.Kata kunci: budaya, cerita rakyat, fenomena, sosia

    PENULIS PEREMPUAN BERBICARA POLIGAMI DALAM TIGA NOVEL INDONESIA: KAJIAN GINOKRITIK (THE FEMALE WRITERS OF POLYGAMY SPEAKING IN THREE INDONESIAN NOVEL: GYNOCRITIC STUDY)

    Get PDF
    AbstractThe Female Writers of Polygamy Speaking in Three Indonesian Novel: Gynocritic Study. This study aims to understand the views of female writers in describing polygamy and to understand women's writing and women's culture as described by female writers through values, institutions, relationships, and communication between characters in the novel Wife Young, the novel Ibuku Malang Ibuku Kuyang and the novel Athirah. The approach used is a gynocritical approach with a qualitative descriptive method. The data in this study is in the form of text in the novel. The research results obtained (1) polygamy was carried out secretly, without permission from the first wife. (2) polygamy is done openly and with permission from the first wife. (3) polygamy is done secretly, the first wife is forced to give permission. Second, the writing of women and women's culture which is described by women writers through communication between characters in the three novels includes values, institutions, relationships, and methods of communication.Keywords: Female Writer, Polygamy, Novel, GynocriticAbstrakPenulis Perempuan Berbicara Poligami dalam Tiga Novel Indonesia: Kajian Ginokritik. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pandangan penulis perempuan dalam menggambarkan poligami dan untuk memahami penulisan perempuan dan budaya perempuan yang digambarkan oleh penulis perempuan melalui nilai-nilai, institusi, hubungan-hubungan, dan komunikasi antar tokoh dalam novel Istri Muda, novel Ibuku Malang Ibuku Kuyang dan novel Athirah. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan ginokritik dengan metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa teks pada novel. Hasil penelitian diperoleh (1) poligami dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, tanpa ada izin dari istri pertama. (2) poligami dilakukan dengan terbuka dan ada izin dari istri pertama. (3) poligami dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, istri pertama terpaksa memberikan izin. Kedua, Penulisan perempuan dan budaya perempuan yang digambarkan penulis perempuan melalui komunikasi antar tokoh pada ketiga novel meliputi, nilai, institusi, hubungan-hubungan, dan metode komunikasi.Kata Kunci: Penulis Perempuan, Poligami, Novel, Ginokriti

    MISPERSEPSI DALAM PEMBACAAN MATAN SAFIINATUN NAJAAH (MISPERCEPTION IN READING MATAN SAFIINATUN NAJAAH)

    Get PDF
    AbstractMisperception in reading Matan Safiinatun Najaah. The process of encoding and decoding information can actually result in errors in understanding its meaning. Reading the book of Turats in Islamic boarding schools often experiences errors that can lead to misperceptions that result in a wrong understanding of religious teachings. The purpose of this study is to describe the forms, causes, and effects of misperceptions in reading Matan Safiinatun Najaah. This research method uses a qualitative-descriptive approach by conducting field observations. Data obtained through observation, tests, and documentation The research participants were seven female students at the Daruzzahra Ar-Rifa’i 2 Islamic Boarding School in Malang. The results showed that the reading of Matan Safiinatun Najaah by female students resulted in various errors and misperceptions. The findings of the tables in this article provide examples of misreadings such as errors in vowels and letters which have an impact on meaning errors. Misperceptions that occur in reading the book of Turats can have a negative impact, such as the spread of erroneous religious understanding or actions that are contrary to religious teachings. This research indicates that the reading of Matan Safiinatun Najaah in Islamic boarding schools often experiences errors and misperceptions. Increasing understanding of the scriptures and attention to the Arabic language can help avoid misperceptions. This article provides an explanation of the frequent reading errors and their impact, as well as an understanding of the importance of paying attention to context and Arabic when reading the book of Turats.Keywords: kitab Turats, Matan Safinatun Najaah, reading, misperceptions, pesantrenAbstrakMispersepsi dalam pembacaan Matan Safiinatun Najaah. Proses encoding dan decoding informasi ternyata dapat mengakibatkan kesalahan dalam memahami makna. Pembacaan kitab Turats di pondok pesantren tidak jarang mengalami kesalahan yang dapat menyebabkan mispersepsi yang berdampak pada pemahaman yang salah tentang ajaran agama. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan bentuk, penyebab, dan dampak mispersepsi dalam pembacaan Matan Safiinatun Najaah. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan melakukan observasi lapangan. Data diperoleh melalui observasi, tes, dan dokumentasi. Partisipan penelitian adalah tujuh santriwati di Pondok Pesantren Daruzzahra Ar-Rifa’i 2 Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembacaan Matan Safiinatun Najaah oleh santriwati menghasilkan bermacam-macam kesalahan dan mispersepsi. Temuan tabel-tabel dalam artikel ini memaparkan contoh kesalahan pembacaan seperti kesalahan dalam harakat dan huruf yang berdampak pada kesalahan makna. Mispersepsi yang terjadi dalam pembacaan kitab Turats dapat berdampak negatif, seperti penyebaran pemahaman agama yang keliru atau tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama. Dari hasil penelitian ini, penulis menemukan bahwa pembacaan Matan Safiinatun Najaah di pondok pesantren tidak jarang mengalami kesalahan dan mispersepsi. Meningkatkan pemahaman terhadap kitab dan perhatian terhadap bahasa Arab dapat membantu menghindari terjadinya mispersepsi. Artikel ini memberikan paparan tentang kesalahan pembacaan yang sering terjadi dan dampaknya serta memberikan pemahaman tentang pentingnya memperhatikan konteks dan bahasa Arab dalam membaca kitab Turats.Kata-kata kunci: kitab Turats, Matan Safiinatun Najaah, membaca, mispersepsi, pesantre

    PRAANGGAPAN DALAM MEME BERBAHASA BANJAR DI MEDIA SOSIAL (PRESUPPOSITIONS IN BANJARESE MEMES ON SOCIAL MEDIA)

    Get PDF
    Abstract Presuppositions in Banjarese memes on social media. This study aims to describe the types of presuppositions in Banjar language memes on social media, including existential, lexical, active, non-active, structural, and counterfactual presuppositions. In addition, this study also examines the relationship between memes and the social and cultural aspects reflected in them. The research method used is descriptive qualitative with documentation techniques and pragmatic analysis. Of the 47 memes analyzed, 6 existential presuppositions were found (4 existential existence and 2 existential ownership), 11 lexical presuppositions, 7 active presuppositions, 5 non-active presuppositions, 14 structural presuppositions, and 4 counterfactual presuppositions. Structural presuppositions are the most dominant, while non-active presuppositions are the least found. The results of the study show that memes often reflect people's habits, are used to satirize someone or discuss hot issues.Keywords: presupposition, meme, Banjarese, social media, pragmatic. AbstrakPraanggapan dalam meme berbahasa Banjar di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis praanggapan dalam meme berbahasa Banjar di media sosial, meliputi praanggapan eksistensial, leksikal, aktif, non-aktif, struktural, dan kontrafaktual. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji hubungan antara meme dengan aspek sosial dan budaya yang tercermin di dalamnya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik dokumentasi dan analisis pragmatik. Dari 47 meme yang dianalisis, ditemukan 6 praanggapan eksistensial (4 eksistensial eksistensi dan 2 eksistensial kepemilikan), 11 praanggapan leksikal, 7 praanggapan aktif, 5 praanggapan non-aktif, 14 praanggapan struktural, dan 4 praanggapan kontrafaktual. Praanggapan struktural merupakan yang paling dominan, sedangkan praanggapan non-aktif paling sedikit ditemukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meme sering mencerminkan kebiasaan masyarakat, digunakan untuk menyindir seseorang atau membahas isu yang sedang hangat.Kata-kata kunci: praanggapan, meme, bahasa Banjar, media sosial, pragmati

    PILIHAN BAHASA PADA MASYARAKAT SUKU JAWA DI DAERAH TRANSMIGRAN KECAMATAN KURANJI TANAH BUMBU (THE CHOICE OF LANGUAGE IN JAVANESE COMMUNITIES IN THE TRANSMIGRANT AREA OF KURANJI TANAH BUMBU SUB-DISTRICT)

    Get PDF
    AbstractThe Choice of Language in Javanese Communities in the Transmigrant Area of Kuranji Tanah Bumbu Sub-District. This study aims to understand the choice of language by the Javanese in the realm of family, community, work/government, education, and transactions. Types of quantitative and qualitative research approaches. The research data is the response of the Javanese population of Kuranji District. The results showed that the use of SBD was more widely used in the family domain with a proportion of 75%, in the community and transaction domains, the use of SBD, namely more frequent use of SBD from BI with a proportion of 39% in the community domain, 45%, in the transaction domain. Then in the realm of work/government and the realm of education, the use of BI is more widely used with the proportion of 86% and 97%.Keywords: Choice of Language, Javanese Ethnic Community, Domain, Multilingual, Kuranji DistrictAbstrakPilihan Bahasa pada Masyarakat Jawa di Daerah Transmigran Kecamatan Kuranji Tanah Bumbu. Penelitian ini bertujuan memahami pilihan bahasa oleh penduduk suku Jawa pada ranah keluarga, masyarakat, pekerjaan/pemerintahan, pendidikan, dan transaksi. Jenis pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Data penelitian adalah respon penduduk suku Jawa Kecamatan Kuranji. Hasil penelitian diperoleh penggunaan SBD lebih banyak digunakan pada ranah keluarga dengan persentase 75%, pada ranah masyarakat dan transaksi, penggunaan SBD yaitu lebih sering menggunakan SBD dari BI dengan persentase 39% pada ranah masyarakat  45%, pada ranah transaksi. Kemudian pada ranah pekerjaan/pemerintahan dan ranah pendidikan, penggunakan BI lebih banyak digunakan dengan persentase 86% dan 97%.Kata Kunci: Pilihan Bahasa, Masyarakat Suku Jawa, Ranah, Multilingual, Kecamatan Kuranj

    EKOSISTEM LITERASI SASTRA ANAK DI SEKOLAH DASAR MARABAHAN (CHILDREN'S LITERACY ECOSYSTEM AT MARABAHAN ELEMENTARY SCHOOL)

    Get PDF
    AbstractChildren's Literacy Ecosystem at Marabahan Elementary School. Learning literature in elementary schools can be seen in the Indonesian language subject. Learning literature in elementary schools uses children's literature. The teacher plays an important role in selecting the appropriate and suitable children's literature in accordance with children’s development and needs as readers. This selection is based on certain criteria. Besides teachers, students can also provide responses to learning literature at school. This study aims to describe the children's literature used in Marabahan elementary school and the selection criteria by teachers. This study also describes the results of children's responses to children's literature used in learning. The results of the children’s responses concern the teacher's choice of children's literature based on the point of view of the child reader. Used a qualitative approach with an analytic descriptive method. The data sources were informants and respondents. Data were collected from observations, interviews, and questionnaires. Data analysis covered data reduction, presentation, and drawing conclusions. The results showed that first, the types of children's literature used by the teacher were fables, fairy tales, legends, and folktales. Second, the criteria used in the selection of children's literature used were interesting stories, length of stories, the content of moral values, age appropriateness, familiar stories, rich in values, and cultural insertion in the stories. Third, the children's responses showed positive results in assessing the children's literature. Social factors affecting their responses were student background, teacher background, teacher stimulus, library conditions, and textbooks used.Keywords: literacy ecosystem, children's literature, children's readers, learning literatureAbstrakEkosistem Literasi Sastra Anak di Sekolah Dasar Marabahan. Pembelajaran sastra di sekolah dasar tertuang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran sastra di sekolah dasar menggunakan sastra anak dalam pembelajaran. Sikap selektif diperlukan dalam pemilihan sastra anak disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan pembaca anak. Guru memiliki peranan dalam memilih sastra anak yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran. Pemilihan didasari kriteria yang ditetapkan oleh guru. Siswa akan memberikan respons dan tanggapan terhadap pembelajaran sastra yang diajarkan oleh guru di sekolah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sastra anak yang digunakan di sekolah dasar Marabahan beserta kriteria pemilihan sastra anak oleh guru. Penelitian ini juga mendeskripsikan hasil respons pembaca anak terhadap karya sastra anak yang digunakan dalam pembelajaran sastra. Hasil respons pembaca anak akan mengamati bagaimana sastra anak pilihan guru dalam sudut pandang siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitik. Sumber data penelitian berupa informan dan responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan angket. Teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, jenis sastra anak yang digunakan guru yakni fabel, dongeng, legenda, dan cerita rakyat. Kedua, kriteria yang digunakan guru dalam pemilihan sastra anak cerita menarik, panjang cerita, nilai moral, usia, cerita familiar, kandungan nilai, dan pengenalan budaya. Ketiga, respons pembaca anak menunjukkan hasil yang positif dalam menilai sastra anak yang dipilih oleh guru. Faktor sosial yang mempengaruhi respons pembaca anak yaitu latar belakang siswa dan guru, stimulus guru, kondisi perpustakaan, dan buku teks yang digunakan.Kata Kunci: ekosistem literasi, sastra anak, pembaca anak, pembelajaran sastr

    PERILAKU ALTRUISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL CANTIK ITU LUKA KARYA EKA KURNIAWAN (THE MAIN CHARACTER’S ALTRUISM IN THE NOVEL CANTIK ITU LUKA BY EKA KURNIAWAN)

    Get PDF
    AbstractThe Main Character's Altruism in the Novel Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan. The problem of this research is how altruism behaves in the context of social norms and kinship norms of the main character in the novel Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan. The purpose of this study was to obtain an overview of the main character's altruism behavior in the novel Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan. Specifically, the purpose of this research is to describe the main character's altruism behavior in the context of social norms and in kinship norms. The source of the data in this study was the novel Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan which was published by Jendela Gramedia Pustaka Utama, Jakarta and published in 2002, consisting of 536 pages. The analysis used as the basis for this research is the psychology and sociology of literature which focuses on the textual approach. The method used in this study is descriptive analysis method, which is a method that uses a way of describing facts (data from novels) followed by analysis. The results of this study indicate that altruistic behavior in the novel Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan is represented by the figure of Dewi Ayu as the main character which is proven through her actions helping other characters sincerely, purely, without getting anything in return for herself. This behavior is manifested in the form of altruism behavior in the context of social norms and kinship norms. The main character's altruism behavior in the context of social norms found four aspects of motivation to help, namely: (1) the presence of other people, (2) indicating environmental conditions, (3) the presence of time pressure, and (4) showing helping people who are liked. The main character's altruism behavior in the context of kinship norms is found in three motivations to help, namely (1) kin altruism, (2) biological altruism, and (3) sexual orientation.Keywords: behavior, altruism, the main character, novel, beauty is wound. AbstrakPerilaku Altruisme Tokoh Utama dalam Novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan. Masalah penelitian ini yaitu bagaimana perilaku altruisme dalam konteks norma sosial dan norma kekerabatan tokoh utama dalam novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang perilaku altruisme tokoh utama dalam novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku altruisme tokoh utama dalam konteks norma sosial dan dalam norma kekerabatan. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan yang diterbitkan oleh Jendela Gramedia Pustaka Utama, Jakarta dan diterbitkan tahun 2002, terdiri atas 536 halaman. Analisis yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini adalah psikologi dan sosiologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu metode yang menggunakan cara mendeskripsikan fakta-fakta (data dari novel) dilajutkan dengan analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku altruisme dalam novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan terwakilkan oleh sosok Dewi Ayu sebagai tokoh utama yang dibuktikan melalui tindakan menolong tokoh lain secara tulus, murni, tanpa mendapatkan balasan apa pun untuk dirinya. Perilaku tersebut terwujud dalam bentuk perilaku altruisme dalam konteks norma sosial dan norma kekerabatan. Perilaku altruisme tokoh utama dalam konteks norma sosial ditemukan empat aspek motivasi untuk menolong, yaitu: (1) adanya kehadiran orang lain, (2) menunjukkan kondisi lingkungan, (3) adanya tekanan waktu, dan (4) menunjukkan menolong orang yang disukai. Perilaku altruisme tokoh utama dalam konteks norma kekerabatan ditemukan dalam tiga motivasi untuk menolong, yaitu (1) aspek perlindungan kerabat (kin altruism), (2) aspek biologik (biological altruism), dan (3) aspek orientasi seksual.Kata-kata kunci: perilaku, altruisme, tokoh utama, novel, cantik itu luk

    PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA MTS SWASTA DI KABUPATEN KAPUAS (PROBLEMATICS OF LEARNING INDONESIAN LANGUAGE AT PRIVATE MTS IN KAPUAS DISTRICT)

    Get PDF
    AbstractProblematics of Learning Indonesian Language At Private MTs In Kapuas District. This research is about the problems of learning Indonesian. The research aims is to find out the problems in preparing learning tools and the problems in implementing Indonesian language learning at the Kapuas Regency Private MTS. Qualitative descriptive research approach. Research locations: MTS Miftahul Ulum, MTS Jamiyatul Wasliyah and MTS Ta'limul Aulad. Research results: (1) teachers have internal problems: (a) pedagogical competence, (b) professional competence, namely lack of mastery of the material, (2) the solution to overcome the problem is by empowering human resources and existing facilities to support quality improvement. education, this requires the attention of the head of the madrasah and the head of the madrasah section regarding the problems of learning Indonesian at private MTS, especially in Kapuas Regency.Keywords: Problematic, Learning, Indonesian Abstrak Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia pada MTs Swasta Di Kabupaten Kapuas. Penelitian ini tentang problematik pembelajaran Bahasa Indonesia. Tujuan penelitian untuk mengetahui problematika penyusunan perangkat pembelajaran dan problematik pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di MTS Swasta Kabupaten Kapuas. Pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian: MTS Miftahul Ulum, MTS Jamiyatul Wasliyah dan MTS Ta’limul Aulad. Hasil penelitian: (1) problematika guru adanya problem internal : (a) kompetensi pedagogis, (b) kompetensi profesional, yaitu kurang menguasai materi, (2) solusi mengatasi problematik yaitu dengan memberdayakan Sumber Daya Manusia dan fasilitas yang dimiliki guna menunjang peningkatan kualitas/mutu pendidikan, hal ini perlu perhatian kepala madrasah dan kasie penmad terkait problematik pembelajaran Bahasa Indonesia di MTS Swasta khususnya di Kabupaten Kapuas.Kata-Kata Kunci: Problematika, Pembelajaran, Bahasa Indonesi

    CAMP PROGRAM BAHASA MELAYU SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN IDENTITAS BUDAYA ISLAM DI MA’HAD AL-IRSYAD LIL BANAT, YALA, THAILAND (MALAY LANGUAGE CAMP PROGRAM AS AN EFFORT TO MAINTAIN ISLAMIC CULTURAL IDENTITY AT MA'HAD AL-IRSYAD LIL BANAT, YALA, THAILAND)

    Get PDF
    AbstractMalay Language Camp Program as An Effort to Maintain Islamic Cultural Identity At Ma'had Al-Irsyad Lil Banat, Yala, Thailand. This study aims to examine the improvement of Malay language skills through the Malay Language Programme Camp at Ma'had Al-Irsyad Lil Banat in order to strengthen the Islamic cultural identity of the participants. The main problem is the lack of appreciation and understanding of the Malay language among the younger generation, which makes them prefer foreign languages. Therefore, the Malay language program camp was designed to increase the participants' interest and understanding of the language through an interactive and contextual learning approach. The research method used was a qualitative approach with a phenomenological design where data was collected through interviews and participant observation. The results showed that the program significantly improved participants' Malay language skills and cultural awareness. In addition, activities involving Malay cultural traditions successfully strengthened the participants' sense of identity as Muslims. This research is expected to contribute positively to the development of similar programs in the future to preserve Islamic cultural identity.Keywords: Malay language camp, Islamic education, language teaching.AbstrakCamp Program Bahasa Melayu sebagai Upaya Mempertahankan Identitas Budaya Islam Di Ma’had Al-Irsyad Lil Banat, Yala, Thailand. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan keterampilan berbahasa Melayu melalui camp program bahasa Melayu di Ma’had Al-Irsyad Lil Banat terhadap penguatan identitas budaya Islam di kalangan santri. Permasalahan utama yang dihadapi adalah kurangnya apresiasi dan pemahaman terhadap bahasa Melayu di kalangan generasi muda, yang membuat mereka cenderung lebih memilih bahasa asing. Oleh karena itu, camp program bahasa Melayu dirancang untuk meningkatkan minat dan pemahaman santri terhadap bahasa tersebut dengan pendekatan belajar interaktif dan kontekstual. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi, dimana data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi partisipatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ini secara signifikan meningkatkan keterampilan berbahasa Melayu santri dan kesadaran budaya mereka. Selain itu, kegiatan yang melibatkan tradisi budaya Melayu berhasil memperkuat rasa identitas santri sebagai umat Muslim. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan program serupa di masa depan dalam rangka pelestarian identitas budaya Islam.Kata-kata kunci: Camp Bahasa Melayu, Pendidikan Islam, Pengajaran Bahasa

    KONFLIK KEJIWAAN TOKOH NOVEL “SAMAN” DAN “LARUNG” KARYA AYU UTAMI (INTERNAL CONFLICT NOVEL CHARACTER OF “SAMAN” AND “LARUNG” BY AYU UTAMI)

    Get PDF
    AbstractInternal Conflict Novel Character of “Saman” And “Larung” By Ayu Utami. This research aims to describe internal conflict novel character of “Saman” and “Larung”, conflict motif novel character of “Saman” and “Larung”, and similarity and deference conflict motif novel character of “Saman” and “Larung” Ayu Utami’s creation. This study used literature psychology’s method with approach qualitative. The data source of this research is dwilogi novel “Saman” and “Larung” Ayu Utami’s creation. This research result show novel “Saman” and “Larung” contain internal conflict caused by contradiction desire, confidence, selection, hope, and problem other. Cause appearance that internal conflict is based by conflict motif organic needs, emergency motif, dan obyektif motif. Motif conflict of novel “Saman” and “Larung” show similarity and deference as dwilogi novel.Key words: conflict, internal conflict, psychoanalysis, literature psychology. AbstrakKonflik Kejiwaan Tokoh Novel “Saman” dan “Larung” Karya Ayu Utami. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konflik kejiwaan tokoh novel “Saman” dan “Larung”, motif konflik tokoh novel “Saman” dan “Larung”, serta persamaan dan perbedaan motif konflik tokoh novel “Saman” dan “Larung” karya Ayu Utami. Penelitian ini menggunakan metode psikologi sastra dengan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian adalah novel dwilogi “Saman” dan “Larung” karya Ayu Utami. Hasil penelitian menunjukkan novel “Saman” dan “Larung” mengandung konflik kejiwaan yang disebabkan oleh pertentangan keinginan, keyakinan, pilihan, harapan, dan masalah lain. Penyebab munculnya konflik kejiwaan tersebut didasari atas motif konflik berupa organic needs, emergency motif, dan obyektif motif. Motif konflik pada novel “Saman” dan “Larung” menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan sebagai novel dwilogi.Kata kunci: konflik, konflik kejiwaan, psikoanalisis, psikologi sastra

    279

    full texts

    284

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya (JBSP)
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇