Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik
Not a member yet
242 research outputs found
Sort by
Studi Pengaruh Konsentrasi Katalis ZnO untuk Degradasi Limbah Palm Oil Mill Effluent (POME) Menggunakan Teknologi Fotokatalitik
Indonesia is among the worldβs largest palm oil market countries leading to significant growth in the domestic palm oil industry. However, the increase in palm oil trading has also led to a rise in the production of waste known as Palm Oil Mill Effluent (POME). Currently, the majority of factories use open ponds for POME processing, but this method is considered ineffective for treating POME. To address this issue, researchers are exploring photocatalytic technology, which utilizes light energy (UV, visible, sunlight) to produce radical compounds that act as oxidizing agents for POME degradation. In this study, ZnO was employed as a catalyst. The XRD and UV-vis DRS characterizations confirmed that ZnO had a hexagonal wurtzite crystal structure with a band gap energy of 3,22 eV. The photocatalytic activity test results revealed that using 0.5 g/L ZnO catalyst proved to be efficient in degrading organic content in POME. The percentage of chemical oxygen demand (COD) degradation reached 22.85%, color degradation reached 48.53% and the reaction rate kinetics constant of COD degradation was at 2.6Β΄10-3 min-1.Indonesia merupakan salah satu negara center market kelapa sawit terbesar di dunia sehingga perkembangan industri kelapa sawit dalam negeri tumbuh dengan sangat pesat. Namun, meningkatnya aktivitas perdagangan kelapa sawit berdampak terhadap meningkatnya limbah yang dihasilkan yaitu Palm Oil Mill Eflluent (POME). Mayoritas pabrik saat ini masih menggunakan open pond sebagai teknologi pengolahan POME, namun penggunaan teknologi ini dinilai belum efektif untuk pengolahan POME. Fotokatalitik merupakan teknologi berbasis energi sinar (UV, tampak, sinar matahari) untuk menghasilkan senyawa radikal yang dimanfaatkan sebagai agen pengoksidasi limbah POME. Katalis yang digunakan pada penelitian ini adalah ZnO. Berdasarkan hasil karakterisasi XRD dan UV-vis DRS, struktur kristal dari ZnO adalah hexagonal wurtzite dengan energi celah pita sebesar 3,22 eV. Berdasarkan hasil uji aktivitas degradasi fotokatalitik limbah POME, diperoleh bahwa penggunaan katalis ZnO dengan konsentrasi 0,5 g/L dinilai cukup efisien untuk mendegradasi kandungan organik pada limbah POME dengan persentase reduksi chemical oxygen demand (COD) mencapai 22,85%, warna 48,53% dengan konstatnta laju reaksi COD (k) adalah 2,6Β΄10-3 menit-1
Sistem Pemantauan Kelembaban Tanah Jarak Jauh Berbasis LoRa Menggunakan Sensor pH dan Kelembaban
This study focuses on the pivotal role of water and soil in agriculture, emphasizing their significance for photosynthesis and as a planting medium, respectively. Maintaining uncontaminated soil is crucial for optimal crop growth. Remote monitoring of soil quality is facilitated by LoRa technology, with a microcontroller system employing sensors for soil moisture and pH. YL-69 moisture sensors exhibit an average error of 0.077%, with a range from 0% to 0.016%, while pH electrode probe sensors register an average error of 0.0288%, ranging from 0.034% to 0.021%. The monitoring data is transmitted through the LoRa network connected to ESP32. Field testing under Line-of-Sight (LOS) conditions at a maximum distance of 500 meters and Non-Line-of-Sight (NLOS) conditions up to 50 meters reveals that the gateway successfully detects RSSI values (-104 dBm to -64 dBm) and SNR values (-2dB to +10dB) within acceptable ranges. The average delay during data transmission between the node and the gateway is measured at 2.118 seconds. This research demonstrates the effectiveness of LoRa technology in remotely monitoring and transmitting crucial soil parameters, providing valuable insights for precision agriculture.Air dan tanah penting di bidang pertanian. Air dibutuhkan dalam fotosintesis, sedangkan tanah sebagai media tanam. Kualitas tanah dipengaruhi kondisi air dan tidak tercemar limbah. Teknologi LoRa memantau kualitas tanah jarak jauh. Parameter penting adalah kelembaban dan pH tanah. Sistem mikrokontroler dengan sensor pH dan kelembaban tanah memantau dan mengirimkan data melalui LoRa. Ada dua jenis sensor yang digunakan pada penelitian ini yaitu sensor untuk mengukur kelembaban dan sensor mengukur pH yang dilakukan pada dua jenis tanah. Sensor kelembapan yang digunakan adalah YL-69 dengan nilai eror rata-rata sebesar 0,077%, dengan rentang eror terkecil adalah 0% dan eror terbesar sebesar 0,016%. Sementara itu, sensor pH electrode probe digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dengan nilai eror rata-rata sebesar 0,0288%, dan rentang eror terkecil adalah 0,034% dan eror terbesar adalah 0,021%. Hasil pemantauan dikirimkan melalui jaringan LoRa yang terhubung dengan ESP32. Pengujian dilakukan pada dua kondisi yaitu LOS dengan jarak terjauh 500 meter dan NLOS dengan jarak terjauh 50 meter. Berdasarkan hasil pengujian, gateway dapat mendeteksi nilai RSSI yang berubah dari -104 dBm hingga -64 dBm, dan nilai SNR yang berada pada rentang -2 dB sampai +10 dB. Nilai delay rata-rata saat pengiriman data antara node dan gateway adalah 2,118 detik
Analisa Pengukuran Parameter Quality of Service dan Quality of Experience pada Layanan HbbTV
Hybrid Broadcast Broadband TV (HbbTV) is delivery standard for signaling, transmission, presentation of enhanced interactive television services and related applications, designed for use over broadcast networks and Internet. It is only standard that allows direct connection between linear and online content. It works on hybrid devices that include both broadcast and Internet connections. This standard will bring new dimension to services delivered through television programs (TV and Internet) and enhance consumer user experience by enabling innovative and interactive services over broadcast and broadband networks. improve. The HbbTV specification was developed by the HbbTV Association to effectively manage the rapidly increasing amount of content for today's consumers. HbbTV is a technology that combines traditional television broadcasts with Internet services and interactive applications. This research focuses on role of QoS and QoE in HbbTV implementations and measurement of parameters using Wireshark software that affect quality of service and user experience. The research method is experiment measuring QoS and QoE parameters. The QoS measurements were average throughput 47531,8bps, packet loss 4,9968%, delay 189.38ms, jitter 17700ms. We also conducted QoE measurement survey to collect user data to be collected. Data analysis revealed that 7.7% of consumer expectations of HbbTV users need to be improved.Hybrid Broadcast Broadband TV (HbbTV) adalah standar pengiriman untuk persinyalan, transmisi, presentasi layanan televisi interaktif yang disempurnakan serta aplikasi terkait, dirancang untuk digunakan melalui jaringan penyiaran dan Internet. Standar ini merupakan satu-satunya memungkinkan koneksi langsung antara konten linear dan online, dapat berjalan pada terminal hybrid mencakup koneksi siaran dan Internet. Standar ini memberikan dimensi baru pada layanan yang ditawarkan oleh program saluran televisi (TV dan Internet) dan meningkatkan pengalaman pengguna bagi konsumen dengan memungkinkan layanan yang inovatif dan interaktif melalui jaringan siaran dan broadband. Spesifikasi HbbTV dikembangkan oleh Asosiasi HbbTV untuk secara efektif mengelola jumlah konten yang tersedia untuk meningkatkan pesat yang ditargetkan untuk konsumen akhir saat ini. HbbTV adalah teknologi yang memadukan siaran televisi tradisional dengan layanan internet dan aplikasi interaktif. Penelitian ini membahas peran QoS dan QoE dalam implementasi HbbTV, dengan fokus pada pengukuran parameter menggunakan software wireshark mempengaruhi kualitas layanan dan pengalaman pengguna. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan mengukur parameter QoS dan QoE. Hasil pengukuran QoS rata-rata throughput 47531,8 bps, Packet loss 4,9968%, delay 189,38 ms dan jitter 17700 ms Selanjutnya dalam pengukuran QoE, survei dilakukan untuk mengumpulkan data dari pengguna. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat 7,7% harapan konsumen terhadap penggunaa HbbTV lebih ditingkatkan
Analisis Ekonomi Awal Proses Produksi Biobutanol dari Tandan Kosong Sawit dengan Proses Hidrolisis dan Fermentasi Secara Terpisah
The limitation of petroleum reserves and environmental issues have led countries worldwide to shift towards producing and utilizing biofuels as an alternative solution to replace fossil fuels. One of the biofuels that can be used is biobutanol, which can be produced from residual waste containing lignocellulose. An empty fruit bunch (EFB) from oil palm is a residual waste used as raw material for biobutanol production. The method that can be used in biobutanol production is the Separated Hydrolysis and Fermentation (SHF) process, which allows the cellulose hydrolysis process to be pre-treated with acid at lower temperature but for longer time or at higher temperature for shorter time. The product from Clostridium acetobutylicum using hydrolysate from cellulose hydrolysis is higher than that from acid hydrolysis. The cellulase enzyme hydrolysis process can be separated from the fermentation process according to their optimum conditions. From the initial economic analysis calculation with production basis of 10,000 tons per year, total gross profit margin of IDR 39,459/kg was obtained, indicating that biobutanol production from EFB biomass is economically feasible and profitable. Further study is needed to conduct a techno-economic analysis of the biobutanol production process using EFB asΒ rawΒ material.Keterbatasan cadangan minyak bumi menyebabkan negara-negara di dunia mulai beralih dengan pemanfaatan bahan bakar nabati. Biofuel merupakan solusi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Salah satu biofuel yang dapat gunakan adalah biobutanol yang dapat diproduksi dari limbah sisa produksi yang mengandung lignoselulosa. Bahan baku pembuatan biobutanol yang potensial adalah tandan kosong sawit (TKS). Metode yang dapat digunakan dalam produksi biobutanol adalah proses hidrolisis dan fermentasi secara terpisah dengan dengan kelebihan yaitu proses hidrolisis selulase TKS pra treatment dengan asam dapat dilakukan menggunakan suhu yang lebih rendah dalam waktu yang lama atau pada suhu tinggi dalam waktu singkat. Produk dari Clostridium Acetobutylicum menggunakan hidrolisat dari hidrolisis Selulase lebih tinggi daripada yang menggunakan hidrolisat dari hidrolisis asam. Proses hidrolisis oleh enzim selulase dapat dilakukan terpisah dengan proses fermentasi sesuai dengan kondisi optimum masing masing. Analisis ekonomi awal dengan basis produksi 10.000 ton/tahun, didapat total gross profit margin Rp 39.459/kg, yang artinya produksi biobutanol dari biomassa TKS layak untuk dilaksanakan secara ekonomi dan mendapatkan keuntungan. Untuk studi lanjutan diperlukan kajian techno-economic analysis proses produksi biobutanol dengan bahan baku TKS dengan melakukan simulasi dengan bantuan software dan dilakukan feasibility study
Perbandingan Efektifitas Protective Coating, Silica Fume dan Semen Tipe II Terhadap Pengaruh Klorida dan Sulfat pada Beton
Concrete that is in a surrounding with high sulfate and chloride levels can affect durability of concrete. Numerous technologies that might be often used include: protecting coating, addition of silica fume to concrete mix, and type II cement. Consequently, the intention of this have a look at was to examine effectiveness of shielding coatings, the addition of silica fume to the concrete blend, and the usage of kind II cement to grow the sturdiness of concrete uncovered to chlorides and sulfates. The specimens were made in 4 variations; cement type I specimens without protection, cement type I specimens with coating, cement type I specimens with silica fume, and cement type II without protection. The specimens were immersed in a solution of chloride and sulfate for 14 days, 28 days, 42 days, and 56 days. The study was carried out by testing the compressive strength, chloride content, chloride infiltration, visual analysis, and change of length. The results showed that protective coating had resistance to chloride and sulfate, the addition of silica fume to cement type I provided resistance to chloride but did not to sulfate, while the use of cement type II provided resistance to sulfate but did not provide chloride.Beton yang berada di lingkungan dengan kadar sulfat serta klorida tinggi dapat mempengaruhi durabilitas beton beton. Beberapa teknologi yang sering digunakan diantaranya: protective coating, penambahan silica fume pada campuran beton, dan semen tipe II. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengkomparasi efektivitas protective coating, penambahan silica fume pada campuran beton dan penggunaan semen tipe II untuk meningkatkan durabilitas beton yang terpapar klorida dan sulfat. Benda uji dibuat dalam 4 variasi yaitu; benda uji semen tipe I tanpa proteksi, benda uji semen tipe I dengan proteksi coating, benda uji semen tipe I dengan tambahan silica fume, semen tipe II tanpa proteksi. Benda uji direndam pada larutan klorida serta sulfat menggunakan lama perendaman 14 hari, 28 hari, 42 hari, dan 56 hari. Peninjauan pengaruh klorida dan sulfat pada beton dilakukan dengan pengujian kuat tekan, pengujian kadar klorida, pengujian infiltrasi klorida, analisis visual dan pengujian perubahan panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa protective coating memiliki ketahanan terhadap klorida dan sulfat, penambahan silica fume pada semen tipe I memberikan ketahanan terhadap klorida namun tidak memberi ketahanan terhadap sulfat, sedangkan penggunaan semen tipe II memberikan ketahanan terhadap sulfat namun tidak memberikan ketahanan terhadap klorida
Analisis Variabel Perubahan Suhu Terhadap Karakteristik Tegangan Tembus Dielektrik Udara
The problem in the tropics is the effect of temperature changes on the high voltage system, resulting in isolation around the electricity distribution in the 20 kV cubicle, which can trigger the insulation failure (breakdown voltages) on a feeder. To reduce the occurrence of power outages due to insulation failure with changing temperatures, direct testing is carried out by providing temperature variations ranging from 30oC to 90oC. To correctly understand the phenomenon, testing should be carried out. The test is carried out every 5 oC temperature increase. Based on the research results, a graph is obtained that explains the decrease in the breakdown value at 50oC, which causes the insulation breakdown voltage to be 27kV, and the decrease in the breakdown voltage at 90oC, which causes the insulation breakdown voltage to decrease to 22kV. Based on experiments, it can be concluded that the greater the temperature rise, The breakdown voltage appears more quickly. Thereafter, the data from the research results were tested using the linear regression analysis method, so that a MAPE obtained 3.89% and an RMSE obtained 1.33 were obtained with an average percentage obtained 0.37%.Permasalahan pada daerah tropis dimana adanya pengaruh perubahan suhu terhadap sistem tegangan tinggi mengakibatkan isolasi di sekitar penyaluran listrik yang terdapat pada kubikel 20 kV dapat memicu terjadinya kegagalan isolasi (Breakdown Voltages), kegagalan isolasi merupakan suatu gangguan kelistrikan yang mengakibatkan pemadaman listrik di area layanan pada suatu penyulang. Untuk mengurangi terjadinya pemadaman listrik akibat kegagalan isolasi dengan suhu yang berubah β ubah tersebut, maka dilakukan pengujian secara langsung dengan memberikan variasi suhu berkisar 30ΒΊC β 90ΒΊC. Pengujian dilakukan Untuk melihat fenomena secara jelas. Pengujian dilakukan setiap kenaikan suhu 5ΒΊC. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh grafik yang menjelaskan penurunan nilai breakdown pada 50ΒΊC yang mengakibatkan tegangan tembus isolasinya bernilai 27kV dan penurunan tegangan tembus hingga suhu 90ΒΊC yang mengakibatkan tegangan tembus isolasinya menurun hingga 22kV. Dari pengujian dapat disimpulkan bahwa semakin besar kenaikan suhu maka semakin cepat pula tegangan tembus yang diperoleh. Selanjutnya data dari hasil penelitian diuji menggunakan metode analisis regresi linear sehingga diperoleh MAPE sebesar 3,89% dan RMSE sebesar 1,33 dengan persentase rata-rata sebesar 0,37%
Analisis Kegagalan pada Komponen Work Roll Setelah Perlakuan Panas
There has been a failure on the work roll components of the nodular cast iron type after the heat treatment, and the failure is in the form of cracks on the surface. In the heat treatment process, it can cover the whole or part of the component, and the consequence is that some elements will crack due to internal stress. This failure analysis research aims to find out the causes failure of work roll component. In this study, were carried out a visual inspection, non-destructive testing of dye penetrant and ultrasonic test, chemical composition test, fractography test microstructure test, and Rockwell C hardness test for the failed work roll components. The results showed that the component had high hardness and become brittle fracture. The content of 0,275% chromium can influence the high hardness of a carbide former. This amount exceeds 0,10% of the chromium composition of nodular cast iron, which makes carbides difficult to remove through heat treatment. Cracks in work roll components can also be affected by stress concentrations due to sudden changes in cross-sectional area during heat treatment triggered by porosity, inclusions, and acute angles.Telah terjadi kegagalan pada komponen work roll berjenis besi tuang nodular setelah dilakukan proses perlakuan panas, kegagalannya yaitu berupa retakan pada permukaan. Dalam proses perlakuan panas dapat mencakup keseluruhan bagian atau sebagian dari komponen, konsekuensinya sebagian komponen akan mengalami retak dikarenakan internal stress. Tujuan dilakukannya penelitian analisis kegagalan ini yaitu untuk mengetahui penyebab kegagalan pada komponen work roll. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan visual, pengujian tidak merusak dye penetrant dan ultrasonic test, pengujian komposisi kimia, pengujian fraktografi, pengujian struktur mikro, dan pengujian kekerasan Rockwell C terhadap komponen work roll yang mengalami kegagalan. Hasil penelitian menunjukkan komponen mempunyai kekerasan tinggi dan mengalami patah getas. Kekerasan yang tinggi tersebut dapat dipengaruhi oleh kandungan 0,275% chromium sebagai pembentuk karbida. Jumlah ini melebihi 0,10% dari komposisi chromium besi tuang nodular yang berakibat karbida akan sulit dihilangkan melalui perlakuan panas. Retak pada komponen work roll juga dapat dipengaruhi oleh konsentrasi tegangan akibat perubahan luas penampang secara tiba-tiba saat dilakukan perlakuan panas yang dipicu oleh porositas, inklusi, dan sudut yang lancip
Aplikasi Metode HIRARC dan Domino untuk Risk Assessment Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Proyek Pengendali Banjir Tukad Unda di Wilayah Kabupaten Klungkung
Tukad Unda flood control project has complex work that poses occupational health and safety risks. The objectives of the study identify occupational safety and health risks, determine the value of risks, determine the causes of the Tinggiest risks and determine risk control. The research used the Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control and Domino methods. The study showed 101 hazard identifications with 34 sources of danger, of which the extreme category was 31 risks, the Tinggi category was 46 risks and the Sedang category was 24 risks. Factors causing the Tinggiest risk are the lack of attention of workers during safety talks, lack of optimizing standard operating procedures for work procedures, the absence of regular inspection of work equipment and areas, the lack of structured work position arrangements and safety signs, workers not wearing personal protective equipment, workers lacking discipline in the application of personal protective equipment , workers are less concerned about the work area environment, workers are less vigilant, workers joke when doing work and do not apply work instructions. Risk control with meeting box tools, arranging work positions and tools, work permits and personal protective equipment.Proyek pengendali banjir Tukad Unda melibatkan tugas yang rumit, yang menghadirkan potensi risiko terkait kesehatan dan keselamatan kerja. Tujuan penelitian mengidentifikasi risiko keselamatan serta kesehatan kerja, menentukan nilai risiko, menentukan penyebab risiko tertinggi dan menentukan pengendalian risiko. Penelitian memakai metode Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Domino. Penelitian menunjukkan 101 identifikasi bahaya dengan 34 sumber bahaya, di mana kategori Sangat Tinggi 31 risiko, kategori Tinggi 46 risiko dan kategori Sedang 24 risiko. Faktor penyebab risiko tertinggi adalah kurangnya perhatian pekerja saat safety talk, kurang mengoptimalkan standar operasional prosedur kerja, luputnya pemeriksaan rutin alat dan area kerja, kurang terstrukturnya pengaturan posisi kerja dan rambu keselamatan, pekerja tidak memakai alat pelindung diri, pekerja kurang disiplin dalam penerapan alat pelindung diri, pekerja kurang peduli terhadap lingkungan area kerja, pekerja kurang waspada, pekerja bercanda saat melakukan pekerjaan, dan tidak menerapkan instruksi kerja. Pengendalian risiko dengan tools box meeting, mengatur posisi dan alat kerja, ijin kerja dan alat pelindung diri
Sistem Monitoring Kualitas Air pada Akuarium Budidaya Ternak Ikan Guppy Menggunakan Mikrokontroler Berbasis IoT
Ornamental fish cultivation in Indonesia is growing rapidly, data from Ministry of Maritime Affairs and Fisheries (KKP) shows at least 4.720 species of fish, freshwater, and marine, 650 species are ornamental fish. KKP also noted that the production of ornamental fish increased, commodities increased significantly were Guppy (82.5%), Koki (61.7%), Corydoras (38.6%), Betta (16.4%) and Koi (8.9%). In order to produce quality fish, air quality such as pH, TDS, and temperature must be considered. Ornamental fish can survive conditions with pH value of 6.5-8.5, TDS value of 200 ppm and temperature below 28-32Β°C. The study designed an air quality monitoring system using a microcontroller based on IoT. The sensors used to measure water quality parameters are PH4502C, SEN0244, and DS18B20. The value read by the sensor will be collected and processed in microcontroller, microcontroller used in this system is Arduino Uno. The processed data will be sent to broker via NodeMCU using MQTT protocol. After data arrives at broker, data will be generated by two interfaces, interface is dashboard and augmented reality. The results of this system experiment present that data experiments it can be seen error rate of the pH sensor is 0.80, TDS 1.89, and temperature sensor 1.18.Budidaya ikan hias di Indonesia sedang berkembang pesat, data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukan setidaknya ada 4.720 jenis ikan baik tawar maupun laut dan 650 spesies diantaranya adalah ikan hias. KKP juga mencatat produksi ikan hias mengalami peningkatan, komoditas yang meningkat cukup signifikan yaitu Guppy (82,5%), Koki (61,7%), Corydoras (38,6%), Cupang (16,4%) dan Koi (8,9%). Agar menghasilkan ikan yang berkualitas, kualitas air seperti pH, TDS, dan suhu harus diperhatikan. Ikan hias bisa bertahan hidup dalam kondisi nilai pH 6,5-8,5, nilai TDS dibawah 200 ppm, dan suhu sekitar 28-32Β°C. Penelitian ini merancang sebuah sistem monitoring kualitas air menggunakan mikrokontroler berbasi IoT. Sensor yang digunakan untuk mengukur parameter-parameter kualitas air adalah PH4502C, SEN0244, dan DS18B20. Nilai yang terbaca oleh sensor akan dikumpulkan dan diolah di mikrokontroler, mikrokontroler yang digunakan dalam sistem ini adalah Arduino Uno. Data yang telah diolah akan dikirimkan ke broker melalui NodeMCU dengan menggunakan protokol MQTT. Setelah data sampai di broker data akan ditampilkan oleh dua interface yaitu dashboard dan augmented reality. Hasil dari percobaan sistem ini mempresentasikan pada pengambilan data dapat diketahui bahwa persentase tingkat kesalahan dari sensor pH 0,80, TDS 1,89, dan sensor suhu senilai 1,18
Analisis Kekuatan Struktur Pasca Retrofitting pada Kerusakan Struktur Balok Beton Bertulang
The provisions exceed of crack and deflection problems, causing retrofit as best alternative methods more than the conventional. This experimental research determines damage parameters, FRP StrongGlass E450 retrofits design capacity and the behavior of reinforced concrete beams post-retrofitting. Hammer Test results for existing beams with hlap (270 mm) < hmin (286 mm), the minimum concrete quality K.408 not reflecting beam ductile behavior that exceed of allowable cracked and deflection conditions. It has not yet caused collapse, where the tensile test results with fy average 348,47 MPa and fu average 491,32 MPa still exceed the minimum strength, so the BjTP 12 installed contributes maximum for beam ductility. The similarity field deflection values with theoretical analysis and SAP 2000, made SAP 2000 modeling as FRP design, where 1 layer StrongGlass E450, 200 mm wide along 3 beams object, fulfilling flexural strength requirements, shear strength and deflection. Loading test post with sand weighing 4200 Kg (increased 25,98%) in 3 stages, the tensile strength increased 23,879% (117,325 MPa) and strain max. 0,00154 indicates the beam before yielded. Post-density injection could be affects beam stiffness on deflection, pre-retrofit P1 (-34 mm) and P2 (-37 mm), and post-retrofit P1 (-30,8 mm) and P2 (-34,2 mm).Adanya permasalahan kerusakan struktur yang melebihi ketentuan, menyebabkan retrofit menjadi alternatif terbaik dibandingkan metode konvensional. Penelitian eksperimental untuk mengetahui parameter kerusakan, kapasitas desain FRP StrongGlass E450 sebagai bahan retrofit dan perilaku balok beton bertulang pasca retrofitting. Hasil Hammer Test balok existing hlap (270 mm) < hmin (286 mm), mutu beton terkecil K.408 belum mencerminkan perilaku daktail balok existing pada kondisi retak dan lendutan melebihi ijin. Kerusakan belum menyebabkan keruntuhan, di mana hasil uji tarik nilai fy rataan 348,47MPa dan fu rataan 491,32MPa masih melebihi batas minimum sehingga BjTP 12 terpasang berkontribusi maksimal pada daktilitas balok. Kemiripan nilai lendutan hasil analisis teoritis dan SAP 2000, maka permodelan SAP 2000 digunakan dalam desain FRP, di mana tipe StrongGlass E450 jumlah 1 lapis, lebar 200 mm sepanjang 3 balok uji memenuhi syarat kuat lentur, kuat geser, dan lendutan. Pasca uji pembebanan dengan beban pasir seberat 4200 Kg (meningkat 25,98 %) dalam 3 tahap, kuat tarik balok retrofit max 117,325 MPa (meningkat 23,879 %) dan regangan max. 0,00154 mengindikasikan balok belum mencapai luluh.
Pasca injeksi pada retakan turut mempengaruhi kekakuan balok terhadap lendutan, saat pra-retrofit P1 (-34 mm) dan P2 (-37 mm), serta pasca retrofit P1 (-30,8 mm) dan P2 (-34,2 mm)