Jurnal Peternakan Indonesia
Not a member yet
470 research outputs found
Sort by
Pengaruh Perbedaan Tipe Kandang Terhadap Kualitas Daging Ayam Buras Super Maron 3 (BSM-3)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perbedaan jenis kandang terhadap kualitas daging ayam Buras Super Maron 3 (BSM-3). Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan berbagai jenis kandang, yaitu kandang slat, kandang litter dan kandang ren dengan tiga perlakuan dan enam ulangan. Variable yang diukur meliputi pH daging, susut masak dan kadar air. Hasil analisis menunjukkan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kualitas daging ayam Buras Super Maron 3 (BSM-3) bagian paha dan bagian dada. Rataan pH daging paha dan dada sama yaitu 6,3, susut masak paha dan dada 53,8% dan 60,3% dan rataan kadar air paha dan dada 71,5% dan 42,2%. Kesimpulanya pengaruh perbedaan tipe kandang berpengaruh tidak nyata terhadap kualitas daging ayam BSM-3. susut masak, pH daging dan kadar air yang sama
Pengaruh Sex Ratio dan Umur Induk Itik Bayang Terhadap Fertilitas, Daya Tetas dan Mortalitas Embrio
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh sex ratio dan umur induk itik Bayang terhadap fertilitas, daya tetas dan mortalitas embrio. Penelitian ini menggunakan 216 ekor itik Bayang, dimana 189 ekor betina dan 27 ekor jantan dengan umur 72 ekor itik umur 6-9 bulan, 72 ekor itik umur 10-13 bulan dan 72 ekor itik umur 14-17, yang ditempatkan pada 27 flock dengan perbandingan sex ratio 1:6, 1:7 dan 1:9. Itik bayang dipelihara selama 14 hari, pada hari ke 12, 13 dan 14 telur itik diambil untuk ditetaskan dengan menggunakan mesin tetas semi otomatis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial terdiri dari 3 level faktor A (sex ratio) dan 3 level faktor B (umur induk). Parameter yang diukur adalah fertilitas dan daya tetas dan mortalitas embrio. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat interaksi (P>0,05) antara sex ratio dan umur induk itik Bayang terhadap fertilitas, daya tetas dan mortalitas embrio. Faktor A (sex ratio) berpengaruh nyata (P0,05) terhadap daya tetas dan mortalitas embrio. Faktor B (umur induk) berpegaruh nyata (P<0,05) terhadap daya tetas dan mortalitas embrio, namun tidak berpengaruh nyata terhadap fertilitas telur. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sex ratio dan umur induk yang baik untuk menghasilkan telur yang bagus adalah 1:5 dan umur induk 14-17 bulan untuk mendapatkan fertilitas dan daya tetas telur yang tinggi serta mortalitas embrio yang rendah
Pengaruh Suplementasi Campuran Tepung Kunyit dan Adas dalam Ransum Terhadap Performan dan Profil Lipida Darah Ayam Kampung
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh suplementasi campuran tepung kunyit dan adas terhadap kinerja produksi dan profil lipida darah ayam kampung. Tujuh puluh dua ekor ayam kampung unggul balitbangtan (KUB) berumur 2 minggu berjenis kelamin unsexed, dengan berat badan rata-rata 107,66±8,37 g dialokasikan secara acak dalam rancangan acak lengkap ke dalam empat perlakuan. Keempat perlakuan dibedakan berdasarkan level suplementasi campuran tepung kunyit (TK) dan tepung adas (TA) yaitu P1 sebagai kontrol (tanpa campuran TK dan TA); P2 ( 2,5 g TK + 2,5 g TA)/kg ransum; P3 (5 g TK+ 5 g TA)/kg ransum dan P4 (7,5 g TK + 7,5 g TA)/kg. Setiap perlakuan diulang 3 kali, dengan menggunakan 6 ekor ayam kampung. Penelitian dilakukan selama 8 minggu mulai ayam berumur 3 sampai 10 minggu. Variabel yang diukur meliputi konsumsi pakan, kenaikan berat badan, konversi pakan, profil lipida meliputi kadar kolesterol, HDL, LDL dan trigliserida dalam plasma darah. Data dikoleksi selama 8 minggu, dan dianalis dengan analisis variansi. Hasil penelitian menunjukkan suplementasi campuran TK dan TA menurunkan konsumsi pakan dan konversi pakan, kenaikan berat badan berbeda tidak nyata dan menurunkan kadar kolesterol, HDL, LDL dan trigliserida plasma darah secara nyata (P<0,05). Disimpulkan penggunaan TKA pada P4 (campuran 7,5 g TK + 7,5 TA) menurunkan konsumsi pakan, konversi pakan dan profil lipida, walaupun tidak memperbaiki kenaikan berat badan ayam KUB
Implementasi Penyuluhan dalam Diseminasi Inovasi pada Usaha Peternakan Sapi Potong di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.
Kabupaten Dharmasraya adalah daerah yang menjadi bagian dari pusat pengembangan ternak sapi di wilayah Sumatera Barat, berbagai kegiatan penyuluhan sudah banyak di lakukan dalam diseminasi inovasi peternakan, terutama pada peternakan sapi potong. Realitasnya usaha ini tidak berkembang, justru mengalami penurunan populasi hingga 9,1% dalam kurun satu tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualifikasi penyuluh dan mendeskripsikan pelaksanan penyuluhan pada peternakan sapi potong. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode survey dan didukung dengan observasi langsung di lapangan. Penetapan sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 60 peternak yang berasal dari lima kelompok peternak sapi potong dan mewakili lima wilayah transmigrasi dan telah mengikuti penyuluhan secara intensif. Teknik analisis data adalah deskriptif kuantitatif, berupa skor dan persentase. Hasil penelitian adalah kualifikasi penyuluh sudah tergolong pada kategori baik, dengan rata rata persentase adalah 87,86% dan pelaksanaan penyuluhan tergolong kategori sedang dengan rata rata persentase adalah 78,19%. Kesimpulan penelitian adalah meskipun kualifikasi penyuluh sudah pada kualifikasi baik, namun belum tentu dapat menjamin pelaksanaan penyuluhan berjalan secara baik pula, terbukti pelaksanaan penyuluhan hanya kategori sedang, sehingga hasil riset ini berguna dalam memberikan masukan pada Dinas terkait untuk perbaikan pelaksanaan penyuluhan pada peternak sapi potong di daerah Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat pada masa yang akan datang
Kualitas Fisikokimia pada Bubuk Putih Telur Ayam Menggunakan Karagenan
Putih telur ayam merupakan bahan yang memiliki kandungan tinggi protein dan sifat fungsional. Sifat fungsional putih telur ayam memfasilitasi penggunaannya dalam pengaplikasian di industri pangan. Proses produksi putih telur bubuk menghasilkan produk akhir yang mengalami penurunan kualitas terutama sifat fungsionalnya. Karagenan adalah bahan tambahan pangan yang berfungsi untuk membantu memperbaiki sifat fungsional bahan pangan yakni berperan sebagai stabilisator yang berasal dari tanaman rumput laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas bubuk putih telur ayam dengan penambahan karagenan. Studi ini dilakukan dengan menggunakan metode percobaan laboratorium dengan desain rancangan acak lengkap, yang melibatkan empat perlakuan empat perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan karagenan sebanyak 1%, 2%, dan 3% dari jumlah telur (w/w), serta terdapat perlakuan kontrol tanpa penambahan karagenan. Penambahan karagenan berdampak secara signifikan (P<0,01) terhadap kadar air, kadar protein, kadar lemak, kelarutan, dan warna. Penambahan karagenan pada bubuk putih telur ayam dapat meningkatkan kadar protein, kelarutan, dan kecerahan. Bubuk putih telur ayam dengan penambahan karagenan dapat menurunkan kadar air, kadar lemak, warna kemerahan, dan kekuningan. Berdasarkan hasil penelitian, putih telur ayam bubuk dapat dikembangkan menggunakan karagenan 3% untuk meningkatkan kualitas putih telur ayam bubuk
Review: Urea Molasses Block (UMB) sebagai Suplemen Ternak Ruminansia di Indonesia
Urea molasses block (UMB) umumnya merupakan campuran dari molases, urea, bahan pengeras, bahan pengisi dan sumber mineral yang dijadikan sebagai pakan tambahan untuk ternak ruminansia. Kandungan UMB bervariasi tergantung jenis bahan pakan yang digunakan sebagai penyusun, tujuannya untuk memenuhi kebutuhan ternak, meningkatkan kecernaan nutrien pakan, dan memperbaiki nilai nutrisi ternak. Lebih lanjut, UMB sebagai suplemen dapat berfungsi untuk meningkatkan produktivitas ternak dalam hal peningkatan berat badan dan susu serta dapat meningkatkan reproduktivitas ternak. Review ini dibuat dengan cara mengkelompokkan dan menganalisis hasil-hasil penelitian terkait UMB untuk membahas komposisi bahan penyusun, formulasi, uji kualitas dan faktor yang mempengaruhi, aplikasi pemberian ke ternak, mempelajari mekanisme dan pengaruh pemberian UMB dari segi produksi dan reproduksi ternak. Berbagai macam jenis bahan dan formulasi dapat digunakan untuk membuat UMB sesuai tujuan produksi ternak yang diinginkan. Pemberian UMB dapat memberikan pengaruh positif terhadap kenaikan performans ternak
Karakteristik Fisikokimia Yoghurt dengan Penambahan Carboxy Methyl Cellulose pada Jenis Susu yang Berbeda
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh interaksi antara penambahan CMC (Carboxy methyl cellulose) dan jenis susu yang berbeda terhadap karakteristik fisikokimia yoghurt. Materi penelitian yang digunakan adalah susu sapi segar, susu UHT low fat, susu UHT full fat, starter yogourmet yang terdiri dari bakteri L. bulgaricus dan S. thermophilus, CMC. Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 3x3. Faktor pertama yakni jenis susu (susu sapi segar, susu UHT low fat, susu UHT full fat) dan faktor kedua yakni level CMC 0; 0,3; 0,6%. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Variabel yang diukur meliputi sineresis, viskositas, WHC, kadar air dan total padatan yoghurt. Hasil analisis variansi bahwa terdapat interaksi penambahan CMC dan jenis susu yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P0,05) terhadap kadar air dan total padatan yoghurt. Kesimpulan, penambahan CMC pada jenis susu yang berbeda dapat menurunkan sineresis, serta meningkatkan viskositas dan WHC. Namun menghasilkan kadar air yang tinggi dan total padatan yang rendah
Pengaruh Penambahan Ekstrak Herbal Fermentasi dalam Air Minum terhadap Penampilan Produksi Ayam Broiler
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan produksi ayam broiler yang diberi campuran ekstrak herbal yang telah difermentasi dalam air minum selama pemeliharaan. Penelitian dilaksanakan selama 35 hari di Laboratorium Kandang Percobaan Program Studi Peternakan Jurusan Teknologi dan Industri Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Penelitian ini menggunakan 100 ekor ayam broiler yang ditempatkan dalam kandang postal ukuran 70x70x70 cm. Ayam broiler diberi pakan starter (BR1) sampai umur 21 hari, selanjutnya diberi pakan finisher (BR2) sampai umur 35 hari. Penelitian dilaksanakan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan merupakan penambahan ekstrak herbal fermentasi dalam air minum ayam broiler dengan dosis P0 (0 ml/liter), P1 (7,5 ml/liter), P2 (10 ml/ liter) dan P4 (12,5 ml/liter). Peubah yang diamati yaitu konsumsi ransum, konsumsi air minum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Data dianalisa dengan analisis ragam (ANOVA) dan jika perlakuan berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan Duncan’t Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak herbal fermentasi dalam air minum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum dan konsumsi air minum, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertambahan bobot badan dan konversi ransum ayam broiler. Kesimpulan penelitian ini bahwa penambahan ekstrak herbal fermentasi dalam air minum sampai konsentrasi 12,5 ml/liter tidak mempengaruhi konsumsi ransum dan konsumsi air minum, tetapi dapat meningkatkan pertambahan bobot badan dan menurunkan angka konversi ransum ayam broiler. Konsentrasi penambahan ekstrak herbal fermentasi yang optimum adalah pada level 10 ml/liter dalam air minum, yaitu diperoleh konsumsi ransum sebesar 80,16 g/ekor/hari, konsumsi air minum 205,81 ml/ekor/hari, pertambahan bobot badan 65,79 g/ekor/hari dan konversi ransum sebesar 1,23
Produksi Sorgum Manis (Sorghum bicolor L. Moench) Tanaman Primer dan Ratun I Varietas Numbu dan CTY-33 di Tanah Ultisol
Tanaman sorgum dapat diratun atau tumbuh dan berbuah kembali setelah dipanen. Penelitian bertujuan untuk mengobservasi produksi tanaman ratun sorgum manis varietas Numbu dan CTY-33 sebagai penghasil hijauan, biji dan brix gula tinggi serta interaksinya di tanah ultisol. Penelitian dilaksanakan secara eksperimen di Kebun Percobaaan Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang, menggunakan rancangan acak kelompok fola faktorial 4 ulangan. Faktor pertama adalah varietas sorgum manis varietas CTY-33 dan Numbu, faktor kedua tanaman primer dan tanaman ratun I. Tanaman primer adalah tanaman yang berasal dari biji yang dipanen umur 100 hari. Tanaman ratun I adalah tanaman yang tumbuh dari pangkal batang primer yang telah dipanen (84 hari setelah ratun/HSR). Pemanenan dilakukan pada fase masak fisiologi. Hasil penelitian terdapat interaksi sangat nyata (P<0.01) varietas dan peratunan terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan lebar daun. Varietas Numbu mengasilkan tinggi tanaman tertinggi pada tanaman primer 218.12 cm sedangkan diameter batang dan lebar daun CTY-33 pada tanaman primer mengungguli Numbu dengan nilai berturut-turut 17.27 mm dan 9.07 cm. Produksi segar dan bahan kering (BK) lebih dipengaruhi oleh faktor Varietas. Varietas Numbu menghasilkan produksi berbeda sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi berturut-turut 58.57 ton/ha dan 18.40 ton/ha. Terdapat interaksi sangat nyata (P<0.01) antara varietas dan peratunan terhadap Brix gula. Penurunan kadar Brix gula pada CTY-33 dan Numbu mencapai 87,36% dan 71,24%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan dalam budidaya ratun varietas Numbu menghasilkan pertumbuhan yang lebih tinggi cocok untuk tujuan produksi biomasa segar dan BK, sedangkan CTY-33 lebih cocok untuk tujuan penghasil biji. Budidaya ratun menyebabkan kandungan Brix kedua varietas menurun
Potensi dan Karakteristik Bubuk Cangkang Telur yang Dibuat dengan Perendaman Asam Alami
Bahan pangan sumber zat gizi yang jarang dimanfaatkan namun jumlahnya berlimpah adalah cangkang telur. Penggunaan pretreatment asam untuk mempercepat waktu pengeringan, meminimalkan kehilangan zat gizi, menghilangkan aroma amis pada produk bubuk, meningkatkan daya larut dan efisiensi penyerapan di usus. Tujuan penelitian ini adalah melihat perbedaan kadar proksimat, dan mineral (kalsium dan fosfor) bubuk cangkang telur pretreatment asam yakni menggunakan asam jeruk nipis, belimbing wuluh dan asam jawa. Penelitian ini adalah penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pembuatan Serbuk cangkang telur yakni dengan merebus cangkang telur pada suhu 1000C selama 30 menit dan merendam cangkang telur dengan larutan asam yakni asam dan jawa, belimbing wuluh dan jeruk nipis sebanyak 0,5% selama 3 jam. Proses pengeringan dilakukan pada oven suhu 950C selama 3 jam hingga dilakukan proses penepungan. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan nilai gizi akibat pretreatment asam pada pembuatan bubuk cangkang telur. Penggunaan jeruk nipis 0,5% memberikan potensi terbaik pada pengolahan bubuk cangkang telur