FKIP UNS Journal Systems
Not a member yet
    7978 research outputs found

    Analisis Dampak Jumlah Pengunjung Wahana Kampoeng Drenges Terhadap Perkembangan UMKM di Desa Drenges Kecamatan Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro

    Get PDF
    In Bojonegoro, there is one educational tour, namely "Wahana Kampoeng Drenges" or WKD. As a tourist attraction, Wahana Kampoeng Drenges has several programs that can attract visitors. In the education sector, Wahana Kampoeng Drenges has a Study Tour and Outbound program. Study Tour is an educational program that targets children such as preschool, kindergarten and elementary school. Meanwhile, outbound is an educational program that targets adults. In the Culinary Sector, Wahana Kampoeng Drenges has a Cafetadira with special food, namely oyster mushroom satay and various souvenirs. This research aims to analyze the impact of the number of visitors to Wahana Kampoeng Drenges on the development of local MSMEs in Drenges Village. This research uses a case study approach with qualitative research methods. A specific case study approach through interviews with sources. The data sources in this research are recorded interviews with relevant informants, documents, archives and field notes. The data collection mechanism is through determining informants based on objectives (purposive sampling). Research findings show that there is a positive relationship between the number of visitors to Wahana Kampoeng Drenges and the growth of MSMEs in Drenges Village. The increase in the number of visitors, especially from 2020 to 2023, is correlated with increased production and diversification of MSME products. The research results provide an in-depth understanding of the mutually reinforcing relationship between local tourism and MSME development. The practical implications can be used as a basis for designing more focused tourism policies and sustainable MSME development programs at the local level, making a positive contribution to economic growth and welfare of the Drenges Village community.Di Bojonegoro, terdapat salah satu wisata edukasi yaitu β€œWahana Kampoeng Drenges” atau WKD. Sebagai tempat wisata, Wahana Kampoeng Drenges memiliki beberapa program yang bisa menarik pengunjung. Pada sektor pendidikan, Wahana Kampoeng Drenges memiliki program Study Tour dan Outbond. Study Tour merupakan program edukasi yang menyasar anak-anak seperti Paud, TK, dan SD. Sedangkan outbond merupakan program edukasi yang menyasar orang dewasa. Pada Sektor Kuliner, Wahana Kampoeng Drenges memiliki Cafetadira dengan makanan khas yaitu sate jamur tiram dan berbagai oleh-oleh. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis dampak jumlah pengunjung Wahana Kampoeng Drenges terhadap perkembangan UMKM lokal di Desa Drenges. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode penelitian kualitatif. Pendekatan studi kasus secara spesifik melalui wawancara kepada sumber. Sumber data dalam penelitian ini ialah rekaman wawancara dengan informan terkait, dokumen, arsip, serta catatan lapangan. Mekanisme pengambil data melalui penentuan informan yang berdasarkan tujuan (purposive sampling). Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara jumlah pengunjung Wahana Kampoeng Drenges dan pertumbuhan UMKM di Desa Drenges. Lonjakan jumlah pengunjung, terutama pada tahun 2020 hingga 2023, berkorelasi dengan peningkatan produksi dan diversifikasi produk UMKM. Hasil penelitian memberikan pemahaman yang mendalam tentang hubungan yang saling memperkuat antara pariwisata lokal dan pengembangan UMKM. Implikasi praktisnya dapat digunakan sebagai dasar untuk merancang kebijakan pariwisata yang lebih terfokus dan program pembinaan UMKM yang berkelanjutan di tingkat lokal, memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Desa Drenges

    Analisis Risiko Produksi Agribisnis Sistem Inti-Plasma pada Komoditas Pisang Cavendish PT Vinda Abadi Sejahtera Kabupaten Bojonegoro

    Get PDF
    The research is aimed at testing the risk factors of cavendish banana production in Vinda Abadi Sejahtera LLM Bojonegoro Regency. It's based on a field finding that PT Vinda's cavendish banana production fluctuates every month. Therefore, a production risk analysis is carried out to test the factors that influence it. Methodologically, this study uses a quantitative approach with linear binary regression analysis techniques. The research data consists of 60 observations with monthly time series data. The variables tested are the quality and quantity of seedlings, fertilizer, HR quality, climate, and soil/land quality. These independent variables are tested against production variables with binary and nominal approaches. The results of the analysis indicate that seed filling, fertilizer, and quality SDM of a partner farmer that are below the standard may be at risk of reducing cavendish banana production. Instead, these three variables could be a strategy to boost cavendish banana production. Meanwhile, climate variables and soil quality have no impact as they can interfere with irrigation.Penelitian ini bertujuan menguji faktor-faktor risiko produksi agribisnis pisang cavendish pada PT Vinda Abadi Sejahtera Kabupaten Bojonegoro. Hal ini didasarkan pada temuan lapang bahwa produksi pisang cavendish PT Vinda mengalami fluktuasi tiap bulannya. Oleh karena itu, analisis risiko produksi dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara metodologis, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis regresi binary linear. Data penelitian ini sebanyak 60 observasi dengan data time series bulanan. Variabel yang diuji adalah kualitas dan jumlah bibit, pupuk, kualitas SDM, iklim, dan kualitas lahan/tanah. Variabel independen tersebut diuji terhadap variabel produksi dengan pendekatan binary dan nominal. Hasil analisis menyebutkan bahwa pemenuhan bibit, pupuk, dan kualitas SDM petani mitra yang di bawah standar dapat berisiko menurunkan produksi pisang cavendish. Sebaliknya, ketiga variabel tersebut dapat menjadi strategi untuk meningkatkan produksi pisang cavendish. Sedangkan, variabel iklim dan kualitas tanah tidak berpengaruh karena dapat diintervensi dengan irigasi

    Identifikasi Aktor dalam Pengembangan Agrowisata di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar

    Get PDF
    Agrotourism is one of the natural potentials that several villages have. One of the sub-districts that has experienced rapid agrotourism development is Ngargoyoso District. The success of developing agrotourism in Ngargoyoso District, especially in Jatirejo Village and Kemuning Village, cannot be separated from the actors involved and their respective roles. The many successes in developing agrotourism certainly cannot be separated from the imbalances that occur in the running process, especially related to the roles of the actors involved. Therefore, it is necessary to identify actors and their roles in agrotourism development in order to find out the actors involved and analyze the actors' roles. This research uses a qualitative description method with informant sampling techniques using purposive sampling and snowball sampling. Data analysis used Miles and Huberman interactive analysis. The data collection process was obtained from direct interviews with informants, observation, and documentation. The results of the research show that the actors who play a role in agrotourism include local governments, tourism managers (agrotourism owners, jeep managers, and homestay managers), the micro small and medium enterprises owners , farmers, local communities, Agricultural Extension Center, and tourism offices. The actor’s role as facilitator consists of the village government, farmers, and the Agricultural Extension Center; the implementor’s role consists of tourism managers, the micro small and medium enterprises owners, and local communities; and policy creators consisting of the tourism department.Β Agrowisata menjadi salah satu potensi alam yang dimiliki beberapa desa. Salah satu kecamatan yang memiliki perkembangan agrowisata yang pesat adalah Kecamatan Ngargoyoso. Keberhasilan pengembangan agrowisata di Kecamatan Ngargoyoso, khususnya Desa Jatirejo dan Desa Kemuning tidak lepas dari aktor yang terlibat dan perannya masing-masing. Banyaknya keberhasilan pengembangan agrowisata tentunya juga tidak lepas dari ketimpangan yang terjadi dalam proses keberjalanannya utamanya terkait peran aktor yang terlibat. Oleh karena itu diperlukan identifikasi aktor dan peranannya dalam pengembangan agrowisata guna mengetahui aktor yang terlibat serta analisis peran aktor. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif dengan teknik pengambilan sampel informan secara purposive sampling dan snowball sampling. Analisis data yang digunakan menggunakan analisis interaktif Miles and Huberman. Proses pengumpulan data diperoleh dari wawancara langsung dengan informan, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktor yang berperan dalam agrowisata meliputi pemerintah daerah, pengelola wisata (pemilik agrowisata, pengelola jeep, dan pengelola homestay), pemilik UMKM, petani, masyarakat lokal, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), dan dinas pariwisata. Peran aktor sebagai fasilitator terdiri dari pemerintah desa, petani, dan Balai Penyuluhan Pertanian; peran implementor terdiri dari pengelola wisata, pemilik UMKM, dan masyarakat lokal; sertaΒ  policy creator terdiri dari dinas pariwisata

    Analisis Potensi Peternak Sapi Potong di Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro

    Get PDF
    The potential of beef cattle farming in Sumberrejo District, Bojonegoro Regency, has a significant impact on the local economy and community welfare. Through the use of Artificial Insemination (AI), the reproductive success rate of beef cattle has increased, reflected in a high population of crossbred cattle. Data analysis showed a varied distribution in the number and age of Ongole (PO) and IB-produced beef cattle in different villages, emphasizing the need for an active role of the Regional Implementation Unit (UPTD) in raising awareness and skills of farmers. Training and counseling on feed processing techniques also need to be improved to increase beef cattle productivity. By understanding and utilizing the potential of beef cattle farming, it can open up wider economic opportunities for rural communities and support local economic growth in a sustainable manner.Potensi peternakan sapi potong di Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat. Melalui penggunaan Inseminasi Buatan (IB), tingkat keberhasilan reproduksi sapi potong meningkat, tercermin dari populasi sapi cross yang tinggi. Analisis data menunjukkan distribusi yang bervariasi dalam jumlah dan usia sapi potong peranakan Ongole (PO) dan hasil IB di berbagai desa, menekankan perlunya peran aktif Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD) dalam meningkatkan kesadaran dan keterampilan peternak. Pelatihan dan penyuluhan teknik pengolahan pakan juga perlu ditingkatkan untuk meningkatkan produktivitas sapi potong. Dengan memahami dan memanfaatkan potensi peternakan sapi potong, dapat membuka peluang ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat pedesaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal secara berkelanjutan

    Membangun Desa Tangguh: Meningkatkan Keberhasilan Program Pompanisasi Melalui Pemahaman Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat

    Get PDF
    The pompanisation program, a government initiative to boost agricultural productivity and rural community welfare, faces challenges in achieving success due to insufficient understanding of the socio-economic dynamics in beneficiary communities. This study examines how a deeper grasp of these dynamics can enhance the program's outcomes, focusing on Karangdayu Village, Bojonegoro. Using a qualitative approach with a case study design, data was gathered through interviews, observations, and document analysis. Results indicate that a nuanced understanding of the community's socio-economic characteristics can improve program effectiveness in several ways. Understanding the social structure enables targeted planning, while knowledge of economic conditions allows for tailored assistance. Active community involvement fosters ownership and sustainability. Thus, recognizing and incorporating these characteristics in program planning and implementation is vital for the pompanisation program's success.Program pompanisasi adalah inisiatif pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Namun, keberhasilan program sering terhambat oleh pemahaman yang kurang mendalam tentang karakteristik sosial ekonomi masyarakat penerima. Penelitian ini menganalisis bagaimana pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik sosial ekonomi masyarakat dapat meningkatkan keberhasilan program pompanisasi, dengan fokus pada Desa Karangdayu, Bojonegoro. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen terkait program pompanisasi di Desa Karangdayu. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik sosial ekonomi masyarakat dapat meningkatkan efektivitas program pompanisasi. Hal ini terlihat dari peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program, penyesuaian program bantuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan peningkatan rasa memiliki masyarakat terhadap program. Oleh karena itu, disarankan agar pemerintah lebih memperhatikan karakteristik masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program pompanisasi di masa mendatang

    Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Desa Tangguh Bencana Pasca Bencana Gempa Bumi Lombok

    Get PDF
    In 2018, there was a major earthquake in Lombok Island. The 6.9 magnitude earthquake had a considerable impact on people's lives such as casualties, injuries, property losses, and building damage. In 2021, Sheep Foundation came to Santong Mulia Village, in order to become a facilitator of the Disaster Resilient Village (Destana) Program for empowerment activities to build post-disaster community resilience. The Program is a community-based Disaster Risk Reduction (DRR) activity at the Village Level, which includes disaster education for the community. This research aims to analyze community empowerment activities through the Destana Program in Santong Mulia Village. This research is a Qualitative Research. The research sample was determined by purposive sampling technique, and data collection techniques were carried out by interview, observation and documentation. The research data was analyzed using qualitative descriptive analysis techniques. The results showed that the people of Santong Mulia Village actively participated in the Program both in the volunteer community and DRR activities. The Santong Mulia Village Disaster Preparedness Team (TSBD) has knowledge and skills in disaster management after participating in the capacity building provided by the facilitators. After achieving the expected capacity, the TSBD community conducted socialization and training to the community related to DRR knowledge in each hamlet. The empowerment process through the Destana Program in Santong Mulia is carried out community-based empowerment, by combining top-down and bottom-up approaches so as to create participation in the Program, and community independence in facing future disasters.Pada Tahun 2018 telah terjadi bencana gempa bumi yang cukup besar di Pulau Lombok dan sekitarnya. Gempa bumi yang berkekuatan 6.9 Magnitudo tersebut memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat seperti korban jiwa, luka-luka, kerugian harta benda, dan kerusakan bangunan. Pada Tahun 2021, Yayasan Sheep Indonesia (YSI) datang ke Desa Santong Mulia, dalam rangka menjadi fasilitator kegiatan pemberdayaan Program Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk membangun ketahanan masyarakat pasca bencana. Program Destana merupakan kegiatan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) berbasis masyarakat di Tingkat Desa, yang didalamnya terdapat pendidikan bencana untuk masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Program Destana di Desa Santong Mulia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling, dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Data penelitian di analisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Santong Mulia berpartisipasi aktif dalam Program baik terlibat dalam komunitas relawan maupun pada kegiatan PRB. Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) Santong Mulia memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan dalam menanggulangi bencana setelah mengikuti peningkatan kapasitas yang diberikan oleh fasilitator. Setelah mencapai kapasitas yang diharapkan, komunitas TSBD melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat terkait pengetahuan PRB di setiap Dusun. Proses pemberdayaan melalui Program Destana di Santong Mulia dilakukan berbasis masyarakat, dengan menggabungkan pendekatan top-down dan bottom-up sehingga dapat menciptakan partisipasi aktif dalam Program, dan kemandirian masyarakat dalam menghadapi bencana di masa mendatang

    Sosial Phubbing Di Kalangan Siswa Mts Muhammadiyah 7 Kanor Kabupaten Bojonegoro

    Get PDF
    The aim of this research is to determine: 1) Factors that cause social violations among MT Muhammadiyah 7 Kanor Bojonegoro Regency students. 2) Social violations among MT Muhammadiyah 7 Kanor Bojonegoro Regency students. The influence of targeted violations. This research is qualitative research with a descriptive approach. Informants were identified using the snowball sampling method. The informants were eight students. The data collection methods used were observation, interviews and documentation. Qualitative descriptive data was analyzed using three methods: data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The data validity technique uses time triangulation. The results of this research show that: 1) The factors causing social phubbing at MTs Muhammadiyah 7 Kanor, Bojonegoro Regency are the variety of smartphone applications they like, chatting too much, and enjoying games too much. 2) The negative impact of social violations at MTs Muhammadiyah 7 Kanor Bojonegoro Regency is, first, the destruction of harmonious relationships within the family; Second, friendships are destroyed. Third, it turns out to be individualistic. Fourth: Becoming antisocial. And the positive impact of social phubbing at MTs Muhammadiyah 7 Kanor Bojonegoro Regency is to avoid bad conversations and conversation activities.TujuanΒ  penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Faktor penyebab terjadinya pelanggaran sosial pada siswa MT Muhammadiyah 7 Kanor Kabupaten Bojonegoro 2) Pelanggaran sosial pada siswa MT Muhammadiyah 7 Kanor Kabupaten Bojonegoro Pengaruh pelanggaran yang ditargetkan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan diidentifikasi menggunakan metode snowball sampling. Informannya berjumlah delapan orang siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data deskriptif kualitatifΒ  dianalisis dengan menggunakan tiga metode: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi waktu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Faktor penyebab social phubbing di MTs Muhammadiyah 7 Kanor Kabupaten Bojonegoro adalah keragaman aplikasi smartphone yang disukai, terlalu banyak chatting, dan terlalu menikmati permainan. 2)Β  Dampak negatif pelanggaran sosial di MTs Muhammadiyah 7 Kanor Kabupaten Bojonegoro adalah, pertama, rusaknya hubunganΒ  harmonis dalam keluarga; Kedua, persahabatan hancur. Ketiga, ternyata bersifat individualistis. Keempat: Menjadi antisosial. Dan dampak positif dari social phubbing di MTs Muhammadiyah 7 Kanor Kabupaten Bojonegoro adalah terhindar dari percakapan dan aktivitas percakapan yang tidak baik

    Analisis Kondisi Perkerasan Jalan Desa Menggunakan Metode Pci (Pavement Condition Index) Di Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro

    Get PDF
    Kapas District has quite a large population density in the Bojonegoro area. The increase in population has implications for increasing traffic volume, which in turn affects the strength and lifespan of the pavement structure. Therefore, effective maintenance and repair is required to prevent serious damage. The Pavement Conditions Index (PCI) method provides a detailed evaluation of the condition of pavement damage, allowing more detailed measurements for each type of damage that occurs. The results of the village road survey in Cotton District showed that the condition of Jalan Sukowati had a PCI score of 60, the condition of Jalan Mojodeso had a PCI score of 56, the condition of Jalan Klampok had a PCI score of 58, the condition of Jalan Wedi had a PCI score of 54, while the condition of Jalan Kalianyar had a PCI score of 58. Although the overall PCI score Klampok Village shows very good conditions with a score of 58, however there are several sample units that show less than satisfactory conditions. Sample unit 3 at STA 200–300 shows moderate conditions, while sample unit 4 at STA 300–400 shows poor conditions. Therefore, treatment is needed such as re-paving to improve this condition and the planned budget required is IDR 70,130,000.Kecamatan Kapas memiliki kepadatan penduduk cukup banyak di wilayah Bojonegoro. Kenaikan jumlah penduduk memiliki implikasi pada peningkatan volume lalu lintas, yang pada saatnya mempengaruhi kemampuan dan umur perkerasan. Oleh karena itu, diperlukan pemeliharaan dan perbaikan yang efektif untuk mencegah kerusakan yang parah. Metode Pavement Conditions Index (PCI) memberikan evaluasi mendetail terhadap kondisi kerusakan perkerasan, memungkinkan perhitungan yang lebih detail untuk setiap jenis kerusakan. Hasil survei jalan desa di Kecamatan kapas mendapatkan hasil Jalan Sukowati nilai PCI 60, kondisi Jalan Mojodeso nilai PCI Β  56, kondisi Jalan Klampok nilai PCI 58, kondisi Jalan Wedi nilai PCI 54, sedangkan kondisi Jalan Kalianyar nilai PCI 58. Meskipun secara keseluruhan nilai PCI Desa Klampok menunjukkan kondisi yang sangat baik dengan skor 58, namun terdapat beberapa unit sampel yang menunjukkan kondisi yang kurang memuaskan. Unit sampel 3 pada STA 200–300 menunjukkan kondisi sedang, sementara unit sampel 4 pada STA 300–400 menunjukkan kondisi yang buruk. Oleh karena itu, diperlukan penanganan seperti pengaspalan kembali untuk memperbaiki kondisi tersebut dan rencana anggaran biaya yang diperlukan adalah Rp.70.130.000

    Transformasi Kelompok Tani Organik Menjadi Kelompok Sadar Wisata Pertanian Organik

    Get PDF
    The fragility of the national economy can be traced to the fragility of the people's economy in rural areas due to the fragility of its supporting institutions. One of the institutions at the village level is farmer groups. Minister of Agriculture Regulation No. 273/2007 concerning Guidelines for Farmer Institutional Development states that farmer institutional development is directed at increasing capacity and strengthening farmer institutions to become strong and independent organizations. This is the basis for farmer groups to transform in a better direction. This research aims to analyze the process and strategy of transforming farmer groups into tourism conscious groups. This research method is descriptive qualitative with a method of determining informants purposively and snowballing 10 people. Data collection techniques using in-depth interviews, observation, and documentation as well as using Miles and Huberman data analysis techniques. The research results show that the transformation process that has been carried out also has a background and a series of actions to achieve a goal. The series and actions taken include the roles of farmer group members, community involvement, Pokdarwis programs/activities and strategies in the transformation process. The impacts arising from the transformation process are new institutions, impacts on economic, social and cultural aspects.Kondisi ekonomi nasional yang rapuh bisa diketahui melalui kondisi ekonomi masyarakat pedesaan akibat lemahnya lembaga yang mendukungnya. Salah satu lembaga yang ada di tingkat pedesaan adalah kelompok tani. Permentan No.273/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani bahwa pengembangan kelembagaan petani diarahkan pada peningkatan kemampuan dan penguatan kelembagaan petani menjadi organisasi yang kuat dan mandiri. Hal tersebut menjadi dasar kelompok tani untuk bertransformasi ke arah yang lebih baik lagi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses dan strategi transformasi kelompok tani menjadi kelompok sadar wisata. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode penentuan informan secara purposive dan snowball sejumlah 10 orang. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi serta menggunakan teknis analisis data Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses transformasi yang telah dijalankan juga memiliki latar belakang dan rangkaian tindakan untuk mencapai sebuah tujuan. Rangkaian dan tindakan yang dilakukan diantaranya adalah peran-peran dari anggota kelompok tani, keterlibatan masyarakat, program/kegiatan pokdarwis dan strategi dalam proses transformasi. Dampak yang ditimbulkan dari proses transformasi yaitu kelembagaan baru, dampak pada aspek ekonomi, sosial dan buday

    Analisis Pendapatan Usahatani Tembakau Study Kasus di Desa Pacing Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro

    Get PDF
    Tobacco is a one-season plantation crop with high economic value and potential to be developed. Tobacco can drive the economy at the local and national levels, besides that tobacco is also a commodity that is used as a source of livelihood and provides welfare for tobacco farmers. The research was conducted in Pacing Village, Sukosewu District, Bojonegoro Regency. The research design used in this study is descriptive quantitative. In taking the Respondents, the Slovin formula was used, from the calculation of the formula there was a sample of 30 tobacco farmers selected to represent the population. The results of the study showed that the average production of tobacco in the form of bachelors produced by farmers was 1,583 kg / ha. For the price of bachelor tobacco per 1 kg on average costs Rp 35,000. The amount of income received by tobacco farmers in Pacing Village, Sukosewu District, is Rp 31,909,410,- / Ha. The efficiency of tobacco farming in Pacing Village, Sukosewu District, Bojonegoro Regency is RC 2.35, which means feasible and profitable.Tembakau merupakan tanaman perkebunan satu musim dengan nilai ekonomi yang tinggi dan berpotensi untuk dikembangkan. Tembakau dapat menggerakkan perekonomian di tingkat lokal dan nasional, selain itu tembakau juga termasuk komoditas yang dijadikan sumber penghidupan serta memberikan kesejahteraan petani tembakau. Penelitian dilakukan di Desa Pacing Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam penentuan jumlah responden digunakan rumus Slovin, dari perhitungan rumus terdapat sampel sebanyak 30 orang petani tembakau yang dipilih dalam mewakili populasi. Hasil dari penelitian menunjukkan, jumlah produksi rata-rata tembakau dalam bentuk rajangan yang di hasilkan petani yaitu 1.583 Kg/Ha. Untuk harga tembakau rajangan per 1 kg rata-rata seharga Rp 35.000. Jumlah pendapatan yang diterima oleh petani tembakau di Desa Pacing Kecamatan Sukosewu yaitu sebesar Rp 31.909.410,- /Ha. Efisiensi usahatani tembakau di Desa Pacing Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro yaitu RC 2.35 yang berarti layak dan menguntungkan

    7,121

    full texts

    7,978

    metadata records
    Updated in lastΒ 30Β days.
    FKIP UNS Journal Systems
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! πŸ‘‡