FKIP UNS Journal Systems
Not a member yet
7978 research outputs found
Sort by
Penerapan Program Ketahanan Pangan Di Desa Sebagai Upaya Menuju Tercapainya Desa Tanpa Kelaparan di Kabupaten Bojonegoro
The food security program is a government step in creating quality and competent Human Resources (HR). The government's role in terms of food security is to run several programs so that it can provide optionality by bringing out some of the food diversity that exists in the region, as well as providing opportunities for local residents to create resources in the form of harvests and also hopefully be able to meet food needs in the region. several regions in Indonesia. The research method used in this research is descriptive qualitative, meaning that this research can describe the conditions of phenomena in the field related to food security, sampling using a purposive sampling technique by taking sources from the entire community in Kauman Village, Bojonegoro Regency, as well as the main informant, namely the Head of the RT. and RW Kauman Village, Bojonegoro District, Bojonegoro Regency. Consisting of 12 RT Heads and 2 RW Heads. The results of this research explain that so far in assessing the effectiveness of the food security program in Kauman Village, Bojonegoro Regency, Edward III's theory has been used, namely 4 aspects to assess food security, namely by socializing the program, requiring space and example from resource persons, so that the socialization of the food security program in Kauman Village has not been successful so far. Furthermore, the accuracy of the program targets is considered to be able to run well if the community participates in participating, after that monitoring of the program is carried out by supervising the implementation of the program well, the last aspect is the aim of the program which explains that so far there has been a food security program in Kauman Village Bojonegoro Regency Food security in Kauman Village is in line with the expected target.Program ketahanan pangan merupakan sebuah langkah pemerintah dalam menciptakan sebuah Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan juga berkompeten. Adapun peran pemerintah dalam hal ketahanan pangan adalah dengan menjalankan beberapa program sehingga dapat memberikan opsional dengan memunculkan beberapa keragaman pangan yang ada di Daerah, serta memberikan peluang kepada warga lokal untuk menciptakan sumber daya berupa hasil panen dan juga nantinya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan yang ada di beberapa wilayah di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan deskriptif kualitatif artinya penelitian ini dapat menggambarkan kondisi fenomena di lapangan terkait ketahanan pangan, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan mengambil narasumber dari pihak seluruh masyarakat di Desa Kauman Kabupaten Bojonegoro, serta informan utama yaitu Ketua RT dan RW Desa Kauman Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro. Terdiri dari 12 Ketua RT dan 2 Ketua RW. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa selama ini dalam penilaian efektivitas program ketahanan pangan di Desa Kauman Kabupaten Bojonegoro dengan menggunakan teori dari Edward III yaitu 4 aspek untuk menilai ketahanan pangan adalah dengan sosialisasi terhadap program, memerlukan ruang dan keteladanan dari narasumber, sehingga sosialisasi program ketahanan pangan di Desa Kauman selama ini belum berhasil. Selanjutnya ketepatan sasaran progarm yang dinilai dapat berjalan dengan baik apabila masyarakat turut serta dalam berpartisipasi, setelah itu dilakukan pemantauan program dengan melakukan pengawasan terhadap terselenggaranya program dengan baik, aspek terakhir yaitu tujuan dari adanya program yang menjelaskan bahwa selama ini adanya program ketahanan pangan di Desa Kauman Kabupaten Bojonegoro Ketahanan Pangan Desa Kauman sudah sesuai dengan sasaran yang diharapkan
Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) Bawang Merah Di Kabupaten Grobogan
Shallot (Allium ascalonicum) is one of many leading horticultural commodities in Central Java Province, with Grobogan Regency being the fourth-highest producer of shallots. Despite the high production, challenges persist in the supply-demand dynamics and pricing within the shallot supply chain in Grobogan Regency. The aim of this study is to analyze the general conditions and assess the performance and efficiency of the shallot supply chain in Grobogan Regency. This research utilizes both primary and secondary data. The analytical descriptive method is employed, and data analysis is conducted using the FSCN (Food Supply Chain Network) framework, farmer's share, and marketing margin. Proportional random sampling and snowball sampling techniques were applied to select 40 farmers and 10 marketing institutions as samples. The research findings reveal the existence of four supply chain channels for shallots in Grobogan Regency: Channel I (farmers-collectors-wholesalers-retailers), Channel II (farmers-collectors-retailers), Channel III (farmers-wholesalers-retailers), and Channel IV (farmers-retailers). Based on farmer's share and marketing margin analysis, Channel IV emerges as the most efficient channel.Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan satu dari banyak komoditas hortikultura unggulan Provinsi Jawa Tengah, dengan Kabupaten Grobogan sebagai urutan keempat penghasil bawang merah. Hasil produksi yang tinggi ini masih disertai permasalahan terkait pasokan-permintaan dan harga. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi umum dan mengetahui kinerja serta efisiensi rantai pasok bawang merah di Kabupaten Grobogan. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian menggunakan metode dasar deskriptif analitis dengan analisis data menggunakan kerangka FSCN (Food Supply Chain Network), farmerβs share, dan margin pemasaran. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling dan snowball sampling, sejumlah 40 petani dan 10 lembaga pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat saluran rantai pasok bawang merah di Kabupaten Grobogan, saluran I (petani-pedagang pengumpul-pedagang besar-pedagang pengecer), saluran II (petani-pedagang pengumpul-pedagang pengecer), saluran III (petani-pedagang besar-pedagang pengecer), dan saluran IV (petani-pedagang pengecer). Berdasarkan analisis farmerβs share dan margin pemasaran, saluran IV merupakan saluran yang paling efisie
Strategi Penguatan Kapasitas Kelembagaan Jejaring Pemasaran Petani Kentang (Solanum Tuberosum) di Kecamatan Ngablak
The marketing of agricultural products, especially potatoes, by farmers in Indonesia is usually done through middlemen. This situation puts farmers in a weak bargaining position because the middlemen will benefit more from the network they have. Institutionalisation is a solution to improve farmers' bargaining power. One of the agricultural economic institutions in Ngablak sub-district is PT Agro Lestari Merbabu, which also has a partnership with potato farmers. This study aims to analyse the institutional condition of the potato commodity marketing network in Ngablak sub-district and analyse the strategy of strengthening the Potato (Solanum Tuberosum) commodity marketing network in Ngablak sub-district. This research uses descriptive qualitative method and SWOT analysis to determine the strategy in strengthening the institutional marketing network. The results showed that the marketing network of potato commodities in Ngablak sub-district is managed by PT Agro Lestari Merbabu which works in partnership with local farmers and obtained four SO (Strength - Opportunity) strategies, three ST (Strength - Threat) strategies, three WO (Weakness - Opportunity) strategies, three WT (Weakness - Threat) strategies.Praktik pemasaran hasil pertanian, utamanya komoditas kentang yang dilakukan oleh petani di Indonesia biasanya masih melalui tengkulak. Keadaan ini menempatkan petani dalam bargaining position (posisi tawar) yang lemah karena keuntungan akan lebih banyak didapatkan oleh tengkulak dengan jaringan yang mereka milik. Pembentukan kelembagaan menjadi solusi meningkatkan daya tawar petani. Salah satu kelembagaan ekonomi pertanian yang terdapat di Kecamatan Ngablak adalah PT. Agro Lestari Merbabu yang juga melakukan kemitraan dengan petani kentang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kelembagaan jejaring pemasaran komoditas kentang di Kecamatan Ngablak dan menganalisis strategi penguatan kelembagaan jejaring pemasaran komoditas Kentang (Solanum Tuberosum) di kecamatan Ngablak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatifΒ deskriptif dan analisis SWOT untuk menentukan strategi dalam penguatan kelembagaan jaringan pemasaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa jejaring pemasaran komoditas kentang di Kecamatan Ngablak dikelola PT Agro Lestari Merbabu yang bekerja sama sistem kemitraan dengan petani setempat dan diperoleh empat strategi SO (Strength β Opportunity), tiga Strategi ST (Strength β Threat), tiga strategi WO (Weakness β Opportunity), tiga strategi WT (Weakness β Threat)
Local Economic Development sebagai Upaya Pengurangan Kemiskinan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Campurejo
This research takes the theme of local economic development as a medium to reduce poverty and improve community welfare. This topic is taken as a reference to see the opportunities of SDG's in reducing poverty. This study uses qualitative research methods with a descriptive approach in data description and uses the LED theory from Steven-Meyer. The results of this study show that local economic development by utilizing village cash land is able to create a participatory economic climate for the community, is able to provide economic improvement for the community, and is able to create synergy of organizational elements and various multilevel parties. Synergy built from various levels and the private sector is able to create economic sustainability of the community so as to reduce the poverty rate in Campurejo Village. Penelitian ini mengambil tema pengembangan ekonomi lokak sebagai media untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Topik ini diambil sebagai acuan untuk melihat peluang dari SDGS dalam mengurangi kemiskinan. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deksriptif dalam medsekripikan data serta menggungakan teori PEL dari steven-meyer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan ekonomi local dengan memanfaatkan tanah kas desa mampu menciptkan iklim ekonomi partisipatif masyarakat, mampu memberikan penigkatan ekonomi bagi masyarakat, serta mampu menciptkan sinergitas elemen organisasi dan berbagai pihak multilevel. Sinergitas yang terbagun dari berbagai level maupun pihak swasta mampu menciptakan keberlanjutan ekonomi masyarakat sehingga mengurangi tingkat kemiskinan di Desa Campurejo
Analisis Usahatani Purwaceng (Pimpinella pruatjan Molk.) di Dataran Tinggi Dieng
Purwaceng grows endemically in highland areas, and until now most of it only remains in the Β Dieng Plateau, Central Java. The researcher aims to determine the cost, profit level and efficiency of purwaceng farming in the Dieng Plateau. Data were collected by interview, observation, and documentation. The results showed that the total revenue of purwaceng farming per Ha in one planting period was obtained at Rp 439,089,881.00 and the total costs incurred were Rp 35,847,805.00. So that a profit of Rp 403,242,077.00 / ha is obtained for one planting period. The value Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β Β of the R/C ratio of purwaceng farming in Dieng Plateau per hectare per planting period is 12.25. Purwaceng farming in the Dieng Plateau is efficient and feasible to cultivate.Purwaceng merupakan tanaman endemik dataran tinggi yang masih dibudidayakan di Dataran Tinggi Dieng, Provinsi Jawa Tengah. Tujuan penelitian untuk mengetahui biaya, tingkat keuntungan dan efisiensi usahatani purwaceng di Dataran Tinggi Dieng. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan total penerimaan usahatani purwaceng dalam satu musim tanam yaitu Rp 439.089.881,00/Ha, dan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 35.847.805,00/Ha. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 403.242.077,00/Ha per musim tanam. Nilai R/C ratio usahatani purwaceng sebesar 12,25. Usahatani purwaceng di Dataran Tinggi Dieng efisien dan layak untuk diusahakan
Saluran Pemasaran Kedelai Di Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro
This study examines the marketing channels related to soybeans in Sumberrejo District, Bojonegoro Regency. The purpose of this study was to describe the marketing channels of soybeans in Sumberrejo District, Bojonegoro Regency. Sumberrejo district is a soybean plant Center in Bojonegoro Regency. Research methods using surveys, interviews and observations. Data analysis used in this study is a qualitative descriptive analysis. Qualitative analysis was used to describe soybean marketing channels. The conclusion of the results of research conducted in the District Sumberrejo Bojonegoro Regency is as follows : There are 3 types of channels, namely: 1) farmers β middlemen β traders collectors β wholesalers β Processing Industry, 2) Farmers β Processing Industry, 3) farmers β traders collectors β processing industry. Of the 3 types of marketing channels, most farmers use the number 1 marketing channel, namely farmers-middlemen β collectors - wholesalers β processing industry.Penelitian ini mengkaji terkait saluran pemasaran kedelai di Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan saluran pemasaran kedelai di Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Kecamatan Sumberrejo merupakan sentra tanaman kedelai di Kabupaten Bojonegoro. Metode penelitian menggunakan survey, wawancara dan observasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan saluran pemasaran kedelai. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro adalah sebagai berikut : terdapat 3 jenis saluran yaitu : 1) Petani β Tengkulak β Pedagang pengepul β Pedagang Besar β Industri Pengolahan, 2) Petani β Industri Pengolahan, 3) Petani β Pedagang Pengepul β Industri Pengolahan. Dari 3 jenis saluran pemasaran paling banyak petani menggunakan saluran pemasaran nomer 1 yaitu Petani β Tengkulak β Pedagang pengepul β Pedagang Besar β Industri Pengolaha
Strategi Mengatasi Hambatan Perkembangan Bumdes: Kajian Di Desa Jumput, Bojonegoro
The Village-Owned Enterprises (BUMDes) is an economic institution owned and managed by the rural community to enhance their welfare. However, many BUMDes face obstacles in their development. This study aims to identify and analyze effective strategies to overcome the development obstacles of BUMDes in Jumput Village, Bojonegoro. This research uses a qualitative approach with data collection techniques through interviews, observations, and documentation studies. The research informants are BUMDes officials, community leaders, and village government. The results show that the development obstacles of BUMDes in Jumput Village include low community participation, lack of managerial skills, and limited access to resources. Effective strategies to overcome these obstacles include increasing community participation through counseling and training, improving the managerial skills of BUMDes officials, and enhancing access to resources through cooperation with external parties. The implication of this research is the need for government support in providing assistance and guidance to BUMDes, as well as the need for cooperation between BUMDes and external parties to overcome the development obstacles they face.Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat desa untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Namun, banyak BUMDes mengalami hambatan dalam perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis strategi yang efektif dalam mengatasi hambatan perkembangan BUMDes di Desa Jumput, Bojonegoro. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Informan penelitian adalah pengurus BUMDes, tokoh masyarakat, dan pemerintah desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan perkembangan BUMDes di Desa Jumput antara lain rendahnya partisipasi masyarakat, kurangnya keterampilan manajerial, dan minimnya akses terhadap sumber daya. Strategi yang efektif dalam mengatasi hambatan tersebut meliputi peningkatan partisipasi masyarakat melalui penyuluhan dan pelatihan, peningkatan keterampilan manajerial pengurus BUMDes, serta peningkatan akses terhadap sumber daya melalui kerjasama dengan pihak eksternal. Implikasi penelitian ini adalah perlunya dukungan pemerintah dalam memberikan bantuan dan pembinaan kepada BUMDes serta perlu adanya kerjasama antara BUMDes dengan pihak eksternal untuk mengatasi hambatan perkembangan yang dihadapi
Peningkatan Aksesbilitas Air Bersih Masyarakat Desa Sukowati Melalui Sumur Bor Dengan Sistem Perpipaan
The need for clean water is very basic for living things in the world. Especially for humans, water is needed every day, both for their bodies and their daily activities. Providing clean water for the community is closely related to the level of public health, it is also one of the causes of poor nutrition or stunting and indirectly has an impact on economic growth. However, the current obstacle is less than optimal management of water resources which results in unequal distribution of water. Sukowati Village is one of the villages that manages clean water supplied from drilled wells with a submersible pump system. Two units were built in 2018 in the southern and northern regions. And connected to the homes of 380 families out of 910 families (data from Bumdesa Sukowati administrators). However, at certain times the water flow decreases and even dies. Drilled wells are one of the tools used to distribute clean water from the ground to the community. Through reservoirs and pipe networks, it is hoped that the clean water needs of the people of Sukowati Village can be met.The current infrastructure for Pamsimas is a drilled well, a water reservoir with a height of 6 m and a reservoir capacity of 64 m3/64,000 liters for the Southern region (Glagah and Ngelo Hamlets). The role of the community is very important to increase the availability of clean water. It is hoped that the community will take part in planning and maintaining Pamsimas infrastructure, so that its existence can achieve sustainability [8]. Looking at data from customers, the role of the community is still not optimal. In this case, researchers will focus on the ability of drilled wells to distribute the maximum number of families. And it is hoped that later a policy will be obtained to increase the accessibility of providing clean water for the people of Sukowati Village.Kebutuhan Air bersih sangat mendasar bagi makluk hidup di dunia. Terutama bagi manusia air sangatlah dibutuhkan setiap hari, baik untuk tubuhnya maupun kegiatannya sehari hari. Penyediaan air bersih bagi masyarakat erat kaitannya dengan tingkat kesehatan masyarakat, diantaranya juga salah satu penyebab dari gisi buruk atau stunting serta secara tidak langsung berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Namun yang menjadi kendala sekarang adalah Β pengelolaan sumber daya air yang kurang optimal yang mengakibatkan tidak meratanya penyebaran air. Desa Sukowati salah satu desa yang mengelola air bersih dengan disuplai dari sumur bor sistem pompa Submersible di bangun pada tahun 2018 sebanyak 2 unit di wilayah selatan dan wilayah utara. Dan tersambungan ke rumah sebanyak 380 keluarga dari 910 Keluarga ( data dari pengurus Bumdesa Sukowati ). Akan tetapi pada saat tertentu debit air mengecil bahkan mati. Sumur bor ialah salah satu alat yang di pakai untuk mendistribusikan air bersih dari dalam tanah kemasyarakat. Melalui Tandon dan jaringan perpipaan di harapkan kebutuhan air bersih masyarakat Desa Sukowati dapat tercukupi. Sarana prasarana pamsimas saat ini adalah sumur bor, tandon Air dengan ketinggian 6 m dan kapasitas tandon sebesar 64 m3/64000 liter untuk wilayah Selatan ( Dusun Glagah dan Ngelo ). Peran masyarakat sangatlah penting untuk peningkatan ketersediaan air bersih. Di harapkan masyarakat ikut andil dalam perencanaan dan perawatan sarana prasarana pamsimas, agar keberadaannya dapat mencapai keberlanjutan [8]. Melihat data dari pelanggan, peran masyarakat masih belum maksimal. Dalam hal ini peneliti akan focus pada kemampuan sumur bor dapat mendistribusikan batas maksimal berapa keluarga. Dan harapannya nanti di peroleh kebijakan untuk peningkatan aksesbilitas penyediaan air bersih untuk masyarakat Desa Sukowati.
Analisis Nilai Tambah Agroindustri Kelor (Studi Kasus Di CV Tri Utami Jaya Kota Mataram)
Moringa plants contain active chemicals and complete nutrition so that Moringa plants are one of the most versatile vegetable plants. Moringa leaves are an extraordinary nutritional source of Vitamins A and C, especially beta-carotene. The aim of the research is to find out how much added value the processing of Moringa leaves into Moringa leaf agro-industrial products is. The research area was taken using purposive sampling, namely CV. Tri Utami Jaya Mataram City. This company was used as a research location because it is the largest moringa industry in West Nusa Tenggara Province. Data collection was carried out in November-December 2023. The processed leaf products studied included KIDOM moringa tea bags and morika coffee easy. The analysis method uses hayami value added analysis. The research results show that the added value of the moringa agroindustry into KIDOM moringa tea bag products is IDR. 225,115/kg, with a value ratio of 90.5%. The added value of the morikai coffee easy product is IDR. 229,9400/kg with a value added ratio of 95.81%, so the more raw materials needed in each production process, the more capital is spent to meet raw material needs in fulfilling the production process to become finished product materials.Tanaman kelor mempunyai kandungan bahan kimia aktif dan nutrisi lengkap sehinga tanaman kelor sebagai salah satu tanaman sayuran yang serbaguna. Daun kelor adalah sumber nutrisi Vitamin A dan C yang sangat luar biasa, terutama betakaroten. Tujuan dari peneltian adalah untuk mengetahui seberapa besar nilai tambah (added value) pengolahan daun kelor menjadi produk agroindustri daun kelor. Pengambilan daerah penelitian secara purposive sampling yaitu CV. Tri Utami Jaya Kota Mataram. Perusahaan ini dijadikan lokasi penelitian karena satu-satunya industri kelor terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pengambilan data dilaksanaan pada Bulan Nopember-Desember 2023. Produk olahan daun yang diteliti meliputi teh celup moringa KIDOM dan morika coffe easy. Metode analisis menggunakan analisis nilai tambah hayami. Hasil penelitian menunjukan nilai tambah dari agroindustri kelor menjadi produk teh celup moringa KIDOM sebesar Rp. 225.115/kg, dengan rasio nilai sebesar 90,5%. Nilai tambah pada produk morikai coffe easy sebesar Rp. 229.9400/kg dengan rasio nilai tambah sebesar 95,81%, jadi semakin banyak bahan baku yang dibutuhkan dalam setiap proses produksi, semakin banyak modal yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dalam memenuhi proses produksi menjadi bahan produk jadi
Peranan Pemberian Kredit Usaha Rakyat Pertanian Terhadap Pendapatan Petani Jagung Di Desa Mulyorejo Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro
This research examines the role of providing credit to people's agricultural businesses on the income of corn farmers in Mulyorejo Village, Tambakrejo District, Bojonegoro Regency. The aim of this research is to identify and analyze the income of corn farmers before and after taking out a credit loan from the bank. The data source uses primary data and secondary data using 25 samples of corn farmers who received credit loans. The sampling technique is purposive sampling method. The method used is a quantitative descriptive approach. Data was collected through direct interviews with farmers who received credit loans using the interview method, field observation results and data regarding respondents. The research results show that there are differences in corn farmers' income before and after taking credit. The research results show that the credit loans taken by farmers are used to add labor, add seeds, add fertilizer and agricultural tools so that production results increase and the income earned increases. There are significant changes in the income of corn farmers before and after receiving a credit loan. There is an increase in income obtained by corn farmers after receiving credit. Therefore, the credit loans provided by the Bank have a positive impact on the income of corn farmers in Mulyorejo Village, Tambakrejo District, Bojonegoro Regency.Penelitian ini mengkaji tentang peranan pemberian kredit usaha rakyat pertanian terhadap pendapatan petani jagung di Desa Mulyorejo Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis pendapatan petani jagung sebelum dan sesudah mengambil pinjaman kredit dari Bank. Sumber data menggunakan data primer dan data sekunder dengan menggunakan 25 sampel petani jagung yang menerima pinjaman kredit. Teknik pengambilan sampel adalah dengan metode purposive sampling. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan petani yang mendapatkan pinjaman kredit menggunakan metode wawancara, hasil observasi lapangan dan data β data mengenai responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pendapatan petani jagung sebelum dan sesudah mengambil kredit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pinjaman kredit yang diambil oleh petani digunakan untuk menambah tenaga kerja, menambah benih, penambahan pupuk dan alat pertanian sehingga hasil produksi bertambah dan pendapatan yang diperoleh meningkat. Pendapatan petani jagung sebelum dan sesudah menerima pinjaman kredit terdapat perubahan yang signifikan. Terdapat kenaikan pendapatan yang diperoleh petani jagung setelah menerima kredit. Oleh karena itu, pinjaman kredit yang diberikan Bank berdampak positif terhadap pendapatan petani jagung yang ada di Desa Mulyorejo Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro