Bionatura
Not a member yet
260 research outputs found
Sort by
KAJIAN LAJU RESPIRASI DAN PRODUKSI ETILEN SEBAGAI DASAR PENENTUAN WAKTU SIMPAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN
Sayuran dan buah-buahan mempunyai karakteristik sebagai makhluk hidup yangmasih mengadakan reaksi metabolisme sesudah dipanen. Penelitian ini bertujuanuntuk membandingkan laju reaksi metabolisme pada berbagai produk gunamenentukan waktu simpan produk tersebut. Metode penelitian yang digunakanadalah analisis deskriptif untuk menjelaskan produksi karbondioksida (CO2) danetilen (C2H4) beberapa komoditas yang diukur dengan menggunakan gaskhromatografi. Pola laju respirasi pada buah pisang sebagai buah klimaterikberbeda dengan buah jeruk sebagai buah non-klimaterik, kentang sebagaisayuran yang bersifat ‘dormant’ mempunyai laju respirasi yang lebih rendahkarena tidak tumbuh aktif, sedangkan kecambah dan buncis sebagai sayuranyang aktif mempunyai laju respirasi yang tinggi. Pisang dan jeruk mempunyaipola produksi etilen yang berbeda, kentang memproduksi etilen dalam jumlahyang sangat kecil sedangkan kecambah dan buncis mempunyai laju produksietilen yang tinggi sebelum mencapai fase pembusukan.Kata kunci : Laju respirasi, produksi etilen, buah klimaterik, non-klimaterik, sayuran ‘dormant’,sayuran aktif
PENGUJIAN KONDISI LIKUIFIKASI DALAM PRODUKSI SIRUP GLUKOSA DARI PATI SAGU (Metroxylon sp.)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suhu,kecepatan pengadukan dan konsentrasi enzim α-amilase terhadap proseslikuifikasi. Kadar gula pereduksi (mg/mL) yang dihasilkan ditentukan denganspektrofotometri-Nelson Somogyi. Pengujian kondisi likuifikasi dilakukan pada pH7,0, suhu 80 0C dan 90 0C, kecepatan pengadukan 100 rpm dan 180 rpm sertakonsentrasi enzim sebesar 1,066U/mL, 1,599 U/mL dan 2,132 U/mL selama 2jam. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kondisi likuifikasi optimumdiperoleh pada suhu 80 0C dan kecepatan pengaduan 180 rpm dengan kadar gulapereduksi sebesar 7,649 mg/mL. Konsentrasi enzim tertinggi yaitu sebesar 2,132U/mL menghasilkan kadar gula pereduksi tertinggi sebesar 14,749 mg/mL.Kata kunci : Likuifikasi, sirup glukosa, enzim α-amilas
PENGARUH BERBAGAI IMBANGAN ENERGI-PROTEIN RANSUM SILASE IKAN TERHADAP EFISIENSI PAKAN PADA IKAN JAMBAL SIAM (Pangasius hypophtalmus SAUVAGE)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh berbagai imbanganenergi protein pada ransum yang mengandung silase ikan terhadap efisiensiprotein dan energi ikan jambal siam (Pangasius hypophtalmus SAUVAGE) stadiamuda . hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi protein pakan kontrol, yaitupellet komersial (protein 25% energi 3300 kkal) menghasikan efisiensi proteintertinggi, tetapi tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata dengan perlakuanransum yang mengandung silase 75% (protein 36,50%; energi 2953 kkal) dansilase 50% (protein 26,17%; energi 2827 kkal). Efisiensi protein perlakuanransum yang mengandung silase 25% (protein 16,26%; energi 2700 kkal) sangatnyata lebih rendah dibanding ketiga perlakuan lainnya. Rendahnya efisiensiprotein tersebut disebabkan oleh kandungan protein yang tidak mencukupikebutuan, dan serat kasar yang melebihi batas penggunaan. Penggunaan energiyang paling efisien diperoleh pada ikan yang mendapat perlakuan silase 25%,kemudian diikuti silase 50%, pellet komersial, dan silase 75%, tetapi masingmasingperlakuan tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata. Peningkatanefisiensi protein dan energi dari ransum yang mengandung silase ikan 25%,kemudian silase 50%, dan silase 75% tersebut seiring dengan meningkatnyapenggunaan silase ikan dan menurunnya imbangan energi-protein dari 16,6 padaransum yang mengandung silase ikan 25% menjadi 8,18 kkal/g protein padaransum yang mengandung silase ikan 75%. Hal tersebut menunjukkan bahwaprotein merupakan zat gizi utama pada ikan jambal siam stadia muda.Kata kunci: Silase ikan, efisiensi protein dan energi; jambal sia
PENGUJIAN KEMAMPUAN Aspergillus spp., Trichoderma spp., DAN Penicillium spp. DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN TANAMAN TOMAT TERHADAP PENYAKIT BERCAK COKLAT (Alternaria solani Sor.)
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan salah satu jamur yang berpotensisebagai agen yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman tomat terhadapbercak coklat. Di Rumah Kaca PEDCA dan Laboratorium Fitopatologi Jurusan IlmuHama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian UNPAD. Penelitian iniberlangsung dari bulan Mei 2001 sampai dengan September 2001. RancanganPenelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 8kombinasi perlakuan. Perlakuan pertama adalah 3 species jamur uji dan kontrol.Perlakuan yang kedua adalah metode perlakuan yaitu perendaman benih tomatdan perendaman akar tomat. Kerapatan suspensi konidia jamur uji adalah105/mL. Perendaman tomat selama 36 jam. Setiap perlakuan di ulang 3 kali. Hasildari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perendaman benih tomat dan akartomat dalam suspensi Aspergillus spp., Trichoderma spp., dan Penicillium spp.dengan kerapatan konidia 105/mL meningkatkan ketahanan tanaman tomatterhadap penyakit bercak coklat (Alternaria solani Sor.) dengan persentasepenghambatan berturut-turut sebesar 36% dan 39%, 50% dan 51%, 66% dan68%.Kata kunci : Ketahanan, Aspergillus spp., Trichoderma spp., Penicillium spp., Alternaria solani Sor
ANALISIS PENGARUH UREA TERHADAP KESTABILAN KOMPLEKS HUMAT–BESI PADA LAPISAN TANAH
Substansi organik dalam tanah dapat menyebabkan terbentuknya kompleksdengan ion logam. Asam humat yang merupakan salah satu substansi tanahberperan dalam transportasi ion-ion tersebut, sehingga dapat membentukkompleks ion logam melalui reaksi pembentukan kompleks. Penelitian inibertujuan menentukan konstanta stabilitas kompleks humat-besi danpengaruhnya dengan penambahan urea pada variasi konsentrasi terhadapkestabilan kompleks tersebut. Asam humat yang diperoleh dengan cara ekstraksidari tanah, mempunyai bobot molekul (BM) 17,987, spekturm inframerahmenunjukkan gugus karboksil, fenolik, dan karbonil. Dan spektrum ultravioletvisibelmemberi rasio warna (E4/E6) sebesar 5,47. Konstanta stabilitas humat-besisebesar 0,046. Penambahan urea akan mempengaruhi harga konstanta stabilitaskompleksnya. Penambahan urea yang akan memperbesar nilai konstantastabilitas tersebut, mempunyai nilai minimum sebesar 0,04 N.Kata Kunci: Urea, Asam humat, Kompleks humat-bes
PENGUJIAN KEMAMPUAN BEBERAPA BAHAN KIMIA DAN AIR PERASAN DAUN TUMBUHAN DALAM MENGINDUKSI RESISTENSI TANAMAN PADI TERHADAP PENYAKIT BERCAK DAUN CERCOSPORA
Beberapa bahan kimia (asam salisilat, kitin asal kulit udang dan K2HPO4) dan airperasan daun tumbuhan (daun bayam, daun beluntas, dan daun melati) telahdiuji coba di rumah kaca untuk menginduksi resistensi tanaman padi cv. IR-64terhadap penyakit bercak daun cercospora. Benzothizadiazole-mankozeb(Bion), suatu bahan penginduksi (plant activator) komersil digunakan sebagaipembanding. Percobaan dilakukan di rumah kaca Jurusan Ilmu Hama danPenyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran di Jatinangor (700m d.p.l.) dari bulan April s.d. Oktober 2001, dengan menggunakan RancanganAcak Lengkap dan empat ulangan. Perlakuan penginduksian dilakukan dua kalidengan selang waktu seminggu. Penginokulasian dengan jamur Cercosporaoryzae dilakukan seminggu setelah perlakuan terakhir, sehingga tidak terjadikontak antara perlakuan dengan jamur patogen. Hasil percobaan menunjukkanbahwa asam salisilat, kitin asal kulit udang, dan K2HPO4 mampu menginduksiresistensi tanaman padi IR-64 sebagaimana diperlihatkan oleh intensitasserangan penyakit bercak daun cercospora yang tidak berbeda nyatadibandingkan dengan perlakuan pembanding. Air perasan daun tumbuhan yangdiuji, tidak memperlihatkan hasil yang memuaskan dan intensitas seranganpenyakitnya tidak berbeda dengan perlakuan kontrol (inokulasi patogen tanpaperlakuan penginduksi).Kata kunci : Resistensi sistemik terinduksi, bercak daun cercospora, pad
TRADITIONAL HOMEGARDEN AND ITS TRANSFORMING TREND
Homegarden is a productive traditional landuse system surrounding the housewhich is usually planted by a mixture of annual and perennial crops. Homegardenplays important role in fulfilling various daily needs of the household. It is adynamic system which can change from time to time following the changes ofbiophysical and social to fulfill the needs of the owner. The changes of structureand function of Homegarden are commonly related to the improvement program,i.e. intensification and commercialization. However, in the improvement programtoo often high productivity has been set only as a sole goal, while the long-termof sustainability has been neglected leading the destructive changes in thefunctioning of Homegarden system. Therefore, improvement program should notbe weighted solely on its economic potential, but should also be considered onits socio-cultural and natural conservation function.Keywords : Sustainable Homegarden syste
IDENTIFIKASI FEROMON SEKS SERANGGA PENGGEREK UMBI KENTANG Phthorimaea operculella Zell. (LEPIDOPTERA: GELECHIIDAE)
Penelitian mengenai Identifikasi Feromon Seks Serangga Penggerek UmbiKentang, Phthorimaea operculella Zell. (Lepidoptera: Gelechiidae) telah dilakukandi laboratorium Entomologi, Jurusan Biologi FMIPA ITB pada bulan Maret 2000sampai September 2000. Feromon seks diekstraksi dari ujung abdomen betina“virgin” yang berumur 1–3 hari. Identifikasi feromon dilakukan dengan GasChromatography (GC) menggunakan kolom non-polar DB-5. Feromon SeksSerangga Penggerek Umbi Kentang, Phthorimaea operculella Zell. telahdiidentifikasi sebagai campuran (E,Z)-4,7-13 Ac (trans-4, cis-7-tridecadienylacetate) dan (E,Z,Z)-4,7,10-13 Ac (trans-4, cis-7, cis-10-tridecatrienyl acetate)dengan rasio 1 : 2,5.Kata Kunci : Phthorimaea operculella Zell., penggerek umbi kentang, feromon sek
PENGARUH SUPLEMEN ASAM AMINO TERHADAP KETAHANAN DAN KEKUATAN OTOT MENCIT PUTIH (Mus musculus L.)
Perkembangan penelitian mengenai manfaat protein bagi atlet, mengakibatkan mulainya bermunculan berbagai jenis suplemen protein dan campuran asam amino untuk digunakan para atlet sebagai suplemen tambahan dalam meningkatkan performans fisik. Namun belum ada data kuat berkenaan dengan efek negatif dari penggunaan suplemen asam amino, meskipun beberapa referensi menyatakan bahwa konsumsi suplemen asam amino dalam jumlah banyak dapat menyebabkan dehidrasi sekunder hingga eksresi urea yang tinggi, kerusakan hati dan ginjal, kehilangan kalsium, edema dan diare. Berdasarkan hal ini, maka dilakukan penelitian yang meninjau bagaimana ketahanan otot dan gambaran mikroskopik serat otot, jaringan hati dan ginjal mencit percobaan, serta parameter darah akibat penggunaan suplemen asam amino. Hewan coba dalam penelitian ini adalah mencit putih (Mus musculus L.) jantan menggunakan metoda eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dibagi atas empat kelompok perlakuan (berupa dosis suplemen asam amino), yaitu kontrol; dosis 3,9 ml/kg BB; dosis 5,9 ml/kg BB; dan dosis 7,9 ml/kg BB dengan enam kali ulangan. Masing-masing perlakuan diberikan latihan kekuatan dan ketahanan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pemberian suplemen asam amino sesaat setelah latihan kekuatan dan ketahanan dapat meningkatkan jumlah miofibril otot dengan signifikan hingga 104,9 % dan ukuran diameter serat otot secara signifikan hingga 106,6 % dibandingkan dengan kontrol. Pada hati terjadi peningkatan pembelahan hepatosit yang lebih baik, seiring dengan penambahan dosis suplemen asam amino, sehingga susunan hepatosit menjadi lebih teratur dan kompak dan ukuran nukleus relatif lebih seragam. Struktur kapiler pembentuk glomerulus pada ginjal juga mengalami perbaikan. Selanjutnya pengaruh signifikan juga terlihat pada beberapa parameter darah, yaitu terjadi peningkatan kuantitas eritrosit, kadar hemoglobin sehingga meningkatkan ketahanan otot walaupun tidak signifikan. Namun nilai MCV memperlihatkan penurunan yang signifikan mengindikasikan ukuran eritrosit menjadi lebih kecil, sedangkan untuk nilai hematokrit, MCH dan MCHC tidak dipengaruhi oleh suplemen asam amino. Dapat disimpulkan, bahwasuplemen asam amino bermanfaat untuk meningkatkan massa otot disamping juga membantu meningkatkan ketahanan otot.Kata kunci: Suplemen asam amino, serat otot, jaringan hati dan ginjal, parameter dara
IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOMETRIK BAJAK BERDASARKAN OBSERVASI PERMUKAAN KERJA SINGKAL
Bajak singkal dalam pengolahan tanah membutuhkan energi terbesar di antaraalat pengolah tanah pertama lainnya, karena itu identifikasi struktur geometrikpermukaan kerja singkal ke dalam suatu model persamaan matematik diperlukan,agar diperoleh peluang untuk menentukan hubungan kuantitatif dengankebutuhan energi (tahanan draft) yang dialami ketika dioperasikan dalampengolahan tanah. Melalui metode matriks transpose terhadap titik-titik koordinatpermukaan singkal yang diproyeksikan ke dalam sistem koordinat Cartesian,identitas beberapa bajak singkal yang digunakan di lahan basah, seperti bajaklanyam Cidaun (M-1) bajak lanyam Ciamis (M-2) dan bajak Brujul (M-3), sertabajak singkal yang digunakan di lahan kering seperti bajak baja Kubota (M-4) danbajak besi Muara/Ciwidey (M-5) dapat didefinisikan ke dalam model persamaanhiperboloid. Secara umum identitas bajak-bajak tersebut dapat dinyatakanberdasarkan besarnya nilai rasio antara konstanta persamaan hiperboloid daribajak singkal bersangkutan (a, b, dan c), dimana R1 (=a/b) 1 berlaku untuk bajak lahan kering.Kata Kunci : Bajak singkal, identitas struktur geometrik, persamaan hiperboloid, tahanan draft tanah,bajak lahan basah dan lahan kering