University of Surabaya Journal
Not a member yet
    3468 research outputs found

    PERANCANGAN STRATEGI BAURAN DAN KOMUNIKASI PEMASARAN PADA RUMAH MAKAN AYAM GORENG DAN IKAN BAKAR BU COKRO SURABAYA

    Get PDF
    Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin ketat. Salah satu dunia bisnis yang saat ini mulai banyak diminati adalah bisnis rumah makan. Banyaknya pelaku bisnis yang mencoba merambah bisnis rumah makan menyebabkan peningkatan jumlah rumah makan semakin hari semakin bertambah sehingga persaingan antar rumah makan cukup tinggi khusunya di Surabaya. Rumah Makan Ayam Goreng dan Ikan Bakar Bu Cokro merupakan salah satu rumah makan di Surabaya yang berdiri pada tahun 2006 yang berlokasi di Jalan Raya Dharmahusada 190. Rumah makan ini merupakan rumah makan yang menyediakan berbagai menu masakan Indonesia dengan menu favorit ayam goreng dan ikan bakar. Rumah Makan Ayam Goreng dan Ikan Bakar Bu Cokro memerlukan strategi pemasaran yang tepat dan sesuai untuk meningkatkan penjualan serta dapat mempertahankan loyalitas konsumen sehingga konsumen yang sudah mengunjungi Rumah Makan Ayam Goreng dan Ikan Bakar Bu Cokro akan kembali lagi. Penelitian dilakukan dengan merancang strategi bauran pemasaran 8P (Product elements, Place, Promotion, Price and other cost of service, Process, Productivity and quality, People, Physical evidence), serta Marketing Communication Design. Marketing communication design merupakan cara untuk mengkomunikasikan merk Rumah Makan Ayam Goreng dan Ikan Bakar Bu Cokro kepada konsumen. Media yang dipilih dalam hal ini adalah media komunikasi. Media komunikasi yang dipakai antara lain brosur, website, dan stasionary set yang berupa piring, gelas, kartu nama, member card, seragam karyawan, nomor meja, kotak kemasan, kertas surat dan amplop, kotak tissue, buku menu dan kalender. Total anggaran promosi yang dikeluarkan untuk media komunikasi tersebut sebesar Rp 8.530.000

    HUBUNGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DENGAN PEMILIHAN AUDITOR PADA BADAN USAHA SEKTOR KEUANGAN YANG GO PUBLIC DI BEI PERIODE 2008-2010: http://doi.org/10.5281/zenodo.1561293

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan mekanisme internal corporate governance terhadap pemilihan auditor eksternal pada perusahaan sektor keuangan. Mekanisme internal corporate governance diproksikan dengan persentase pemegang saham terbesar, jumlah dewan komisaris dan proporsi dewan komisaris independen. Penelitian ini hanya menerima hipotesis mengenai jumlah dewan komisaris, sedangkan dua hipotesis alternatif yang lain ditolak. Persentase pemegang saham terbesar ternyata berhubungan positif terhadap pemilihan auditor eksternal berkualitas tinggi pada badan usaha sektor keuangan.. Sedangkan proporsi komisaris independen berhubungan negatif tetapi tidak signifikan terhadap pemilihan auditor berkualitas tinggi pada badan usaha sektor keuangan. Kesimpulannya adalah jika mekanisme internal corporate governance perusahaan baik maka akan menyebabkan kecenderungan bagi perusahaan untuk memilih auditor berkualitas tinggi. Pengetahuan ini diharapkan dapat dijadikan salah satu pertimbangan investor, pemegang saham dan kreditur. Investor, pemegang saham dan kreditur dapat mempertimbangkan faktor mekanisme internal corporate governance yang diterapkan perusahaan sektor keuangan karena terkait dengan keputusan pemilihan auditor perusahaan tersebut. Tentunya investor, pemegang saham dan kreditur akan memilih berinvestasi pada perusahaan yang memiliki good corporate governance serta perusahaan yang kredibilitas laporan keuangannya terjamin

    HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICIACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR DI UNIVERSITAS SURABAYA

    Get PDF
    Dalam melakukan pengambilan keputusan karir diperlukan adanya perencanaan yang matang terkait dengan karir yang diminatinya. Perencaan karir termasuk di dalam salah satu unsur pembangun kematangan karir. Kematangan karir saat ini telah menjadi tinjuaun tersendiri. Hal ini dikarenakan proses kematangan karir seseorang akan mempengaruhinya dalam melakukan pengambilan keputusan terkait karir yang diminatinya. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan perbedaan kekuatan hubungan serta keterkaitan hubunagn antara self efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa angkatan 2010 dan mahasiswa tingkat akhir.  Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional antara variabel tergantung kematangan karir dengan variabel bebas self efficacy. Subjek penelitian adalah mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa angkatan 2010 Universitas Surabaya. Sample penelitian berjumlah 273 orang. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini yaitu angket terbuka dan tertutup untuk variabel kematangan karir dan self efficacy. Data dianalisis dengan korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan adanya hubungan antara self efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa tingkat akhir, sementara pada mahasiswa angkatan 2010, menunjukkan adanya hubungan antara self efficacy dengan kematangan karir, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,205. Saran yang diajukan terkait dengan hasil penelitian yaitu membantu dan memfasilitasi mahasiswa untuk dapat meningkatkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya, sehingga mahasiswa dapat mengarahkan tindakannya secara tepat dalam melakukan pengambilan keputusan karir sesuai dengan minat dan potensi yang dimilikinya

    ESTIMASI INTERVAL BIAYA HIDUP MAHASISWA DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN TINGGI

    Get PDF
    Penelitian dengan memberdayakan statistik sebagai alat pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui estimasi interval rata-rata biaya hidup mahasiswa asing yang sedang menyelesaikan studi di kota-kota Surabaya, Malang, Jember, Semarang, dan Yogyakarta. Sementara hal tersebut juga dikaitkan dengan semangat mahasiswa asing untuk menyelesaikan studinya. Penelitian dilakukan selama 7 bulan, dimulai dari desember 2010 dengan diwawali membagikan kuesioner pada survey pendahuluan dan ditargetkan selesai pada juni 2011. Perolehan atas hasil pengukuran tersebut adalah bahwa ternyata rata-rata biaya hidup mahasiswa asing di satu kota sampel dengan yang lain tidak terlalu jauh berbeda. Mahasiswa asing di Surabaya dan Yogyakarta, ternyata kebanyakan mahasiswa yang berasal dari luar Jawa, sementara untuk yang di Malang dan Semarang, kebanyakan dari pulau Jawa, dalam arti dari Jawa Timur sendiri, kemudian Jawa Tengah dan Jawa Barat, sedangkan Jember, lebih banyak dihuni oleh mahasiswa-mahasiswa asing yang berasal dari seputaran Jawa Timur saja. Situasi ini menjadikan mahasiswa asing yang ada di Jember memiliki biaya hidup lebih tinggi dibanding di Surabaya, sebab intensitas mereka untuk pulang balik dari Jember ke kota asalnya di Jawa Timur menjadi lebih sering, yang implikasinya adalah menjadikan biaya transport lebih tinggi.Dari sepuluh kali percobaan pengujian, keseluruhannya berada pada daerah terima, dengan rentang estimasi interval terendah 17.000 dan tertinggi 65.000. Interval rata-rata ini sesuai hasil pengujian menjadi sangat kurang berarti untuk membandingkan rata-rata yang besaran yang nilainya Rp 1.303.840,00. Kondisidemikian menjadikan pemahaman bahwa keseluruhan kota sampel penelitian memiliki kesamaan pola besaran biaya hidupnya. Dari aspek motivasi, mahasiswa asing memiliki semangat lebih tinggi segera menyelesaikan studinya jika dibandingkan dengan bila mereka  daerah asalnya. Hal ini terjadi di seluruh wilayah sampel penelitian. Bagi mahasiswa asing, dia memiliki tanggung jawab lebih dibanding bila dia belajar di daerah asalnya. Bahkan bisa jadi, mahasiswa asing ini akan memiliki motivasi lebih tinggi dibanding dengan mahasiswa yang betul-betul asli berasal dari wilayah sampel penelitian itu sendiri

    DEVELOPING MATERIALS FOR BUSINESS CROSS CULTURE THROUGH CHALLENGING ACTIVITIES

    Get PDF
    Learning materials is one of the most important factors for successful learning. Developing materials through challenging activities that students need would encourage them to be more active and joyful in class. These materials are expected to minimize one of the big learning problems that students face, that is, learning boredom. Tomlinson and Masubara (2004: 2) also states that students only learn what they really need or want to learn. Another survey result (Limantoro, 2009) also mentioned factors that made students enjoy learning would be learning materials (57% of the respondents), learning atmosphere (53%), delivery method (50%) and others. The writer would develop the materials for Business Cross Culture subject to enrich the student knowledge, skills, and manners for business purposes or socialization nowadays by using classroom action research. The classroom action research cycle will start from plan, action, observation, and reflection. The next cycle is revised plan, action, observation, reflection, and then other continuous cycles. For that purpose, a survey is needed for developing materials based on the student needs. These data would be collected from the active students who learn it and some users, such as businessmen and tourists. Further, the student reflection and feedbacks are needed for continuous improvements of these materials. The materials developed are analyzed into three kinds of categories such as must know, should know, nice to know. These categories would help the writer make priorities and design the whole materials. Moreover, he has to design the challenging activities for the materials needed by the students. Through activities in class, the writer hopes the students enjoy having their challenging learning experiences on a lot of culture in class. The materials developed are implemented into classroom activities, such as games, role-plays, case-studies, project and presentation, table manners, and discussion. These games are usually used for reinforcement of the materials. In the role -plays, the students in pairs usually simulate the right action, for instance, how to meet and greet a foreign businessman or friend and exchange their business cards. Further, by using real or authentic case studies, the students learn to solve many problems relating to Culture. Each student is also assigned to conduct a project on particular culture and present the result of their projects using power points. In the digitization era, these multimedia slides are possible and enhance their presentation so that their presentation would be fruitful. The students also have to practice eating certain meals in different styles correctly. The students would not only learn the skills (eating etiquette) but also discuss the reasons or why they do that. The results of the activities would also be reflected and revised. The materials developed are analyzed and shown in the rubric of the learning materials for Business Cross Culture

    STUDI DESKRIPTIF BURNOUT DAN COPING STRES PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran burnout yang dialami perawat dan penggunaan bentuk strategi coping yang dapat mereduksi stres perawat. Penelitian ini merupakan total population study. Subjek dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah perawat yang bekerja di ruang rawat inap berjumlah 82 orang, terdiri dari 39 perempuan dan 43 laki-laki. Teknik pengambilan data menggunakan metode angket, yang terdiri dari angket terbuka dan tertutup, adapun angket tertutup meliputi burnout dan coping stres.Hasil analisis menunjukkan bahwa perawat di ruang rawat inap menggunakan kedua jenis strategi coping stres dengan kategori sedang, problem focused coping dengan persentase 53,7% dan emotional focused coping sebesar 57,3%. Burnout yang dihasilkan termasuk dalam kategori rendah (68,3%) dan sangat rendah (26,8%)

    IMPOR VS LOKAL: Studi Kasus Tentang Keputusan Membeli Makanan Kemasan

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk memahami dinamika proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang melatarbelakangi proses tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus instrumental yang melibatkan 10 informan dengan usia dewasa awal (20-40 tahun), meliputi 5 informan yang cenderung memilih makanan kemasan produksi impor dan 5 informan yang cenderung memilih makanan kemasan produksi lokal. Teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara interview dan observasi pada masing-masing informan. Hasil penelitian menunjukan bahwa informan memilih makanan kemasan impor terdiri dari 2 faktor yang memengaruhi keputusan membeli yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi faktor pribadi: (1) umur, informan dengan umur 20-40 tahun yang memiliki tugas perkembangan yaitu dapat membuat keputusan sendiri sehingga keputusan membeli informan tidak terpengaruh dari orang lain walaupun ada beberapa informan yang secara tidak langsung masih terpengaruh dari keluarga; (2) status ekonomi, informan memiliki status ekonomi menengah dan atas; (3) pekerjaan, faktor ini sebagai penunjang dalam keputusan membeli; (4) gaya hidup, merupakan pola hidup informan yang digambarkan melalui kegiatan, minat, dan pendapatan; dan faktor psikologis: (1) persepsi: informan yang telah mendapatkan berbagai informasi saat kecil, terbawa sampai sekarang sehingga informan memiliki persepsi negatif terhadap salah satu produksi makanan kemasan sesuai informasi yang diterima dari kecil; (2) proses belajar: informan melakukan proses belajar yaitu law of effect dan trial and error). Selain itu juga meliputi faktor eksternal yaitu faktor kebudayaan,terbiasa dengan yang lokal sehingga tidak cocok dengan yang impor; faktor sosial (keluarga), salah satu faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan; dan faktor produk (harga, saluran distribusi, kemasan, desain produk, warna kemasan produk, aesthatics-rasa makanan kemasan), semua faktor dari produk menjadi faktor pendukung bagi informan dalam keputusan membeli

    PROKRASTINASI DAN SELF EFFICACY PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SURABAYA

    Get PDF
    Prokrastinasi merupakan perilaku penundaan saat memulai, mengerjakkan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Prokrastinasi ini dispesifikan pada penundaan yang irasional. Penundaan yang irasional merupakan menunda mengerjakan sesuatu meski mengetahui konsekuensi yang akan diterima di masa mendatang. Pada penelitian ini peneliti mengunakan dasar teori dari TMT (temporal motivation theory) (Steel, 2007). Berdasarkan TMT, self efficacy dapat dikaitkan dengan elemen TMT yaitu expectancy. Subjek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif Fakultas Psikologi Universitas Surabaya angkatan 2008, 2009, 2010 dan 2011. Jumlah subjek adalah 387 mahasiswa terdiri atas 331 mahasiswa perempuan dan 56 mahasiswa laki-laki. Pengambilan data menggunakan metode angket. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan, namun kurang memadai antara self efficacy dan prokrastinasi (r = -.227, p = .000). Penyebab kurang memadai karena adanya cara pandang seseorang terhadap kemampuannya dalam menilai sesuatu sehingga menyebabkan seseorang melakukan prokrastinasi. Selain itu, yang memengaruhi nilai korelasi antara self efficacy dan prokrastinasi yaitu adanya perbedaan karakteristik pada tiap angkatan

    3,299

    full texts

    3,468

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    University of Surabaya Journal
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇