E-Journal STF Muhammadiyah Tangerang
Not a member yet
140 research outputs found
Sort by
EDUKASI VAKSIN COVID-19 DAN SOSIALISASI HERD IMMUNITY PADA MASYARAKAT TANAH BARU, DEPOK
Awal mula terdeteksi adanya pasien COVID-19 di Indonesia berasal dari daerah Depok. Informasi ini kemudian berkembang dan merambah ke berbagai wilayah di Indonesia. Jumlah orang yang terpapar di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Salah satu cara untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran pandemi ini yaitu dengan pemberian vaksin. Vaksin tidak hanya memberikan perlindungan bagi orang-orang yang divaksinasi, tetapi juga bagi masyarakat luas dengan mengurangi penyebaran penyakit dalam suatu populasi. Rantai penularan dapat terputus jika tercapai kekebalan kelompok (Herd Immunity). Edukasi tentang Vaksin dan sosilalisasi herd immunity dilakukan pada masyarakat Tanah Baru, Depok. Metode untuk mengukur keterserapan materi edukasi dan sosialisasi maka dilakukan pre-test dan post-test sebelum dan sesudah pelaksanaan edukasi dan sosialisasi. Pada populasi menunjukkan selisih skor pengetahuan sesudah dan sebelum edukasi dan sosialisasi adalah antara 75,3 dan 92,8
FORMULASI TABLET KUNYAH KOMBINASI EKSTRAK DAUN KELOR DAN KATEKIN GAMBIR DENGAN PERBEDAAN JENIS PENGIKAT
Tanaman kelor (Moringa oleifera) memiliki kandungan flavonoid yang berkhasiat sebagai antiulcer/ anti tukak lambung. Katekin gambir termasuk kedalam senyawa polifenol golongan flavonoid yang berpotensi sebagai antibakteri terutama bakteri H. phylori. Ekstrak daun kelor dan katekin gambir dikombinasikan menjadi sediaan tablet kunyah untuk meningkatkan efek farmakologisnya. Penelitian bertujuan untuk menentukan formulasi terbaik sediaan tablet kunyah kombinasi ekstrak daun kelor dan katekin gambir dengan perbedaan jenis pengikat, serta kadar flavonoid pada ekstrak daun kelor dan kadar katekin pada sediaan tablet kunyah. Tablet kunyah dibuat sebanyak 5 formula dengan metode granulasi basah menggunakan jenis pengikat yang berbeda yaitu F1 gelatin (5%), F2 PVP K-30 (1%), F3 methocel E-5 (4%), amprotab (5%) dan F5 eudragit E-100 (5%). Evaluasi granul meliputi uji laju alir, sudut istirahat, indeks kompresibilitas serta rasio hausner. Parameter evaluasi mutu tablet meliputi uji organoleptik, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan dan kerapuhan tablet serta penetapan kadar flavonoid serta katekin pada sediaan tablet kunyah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima formula tablet kunyah ekstrak daun kelor dan katekin gambir memenuhi persyaratan seluruh parameter evaluasi granul maupun tablet. Kadar flavonoid dengan penanda kuersetin dalam ekstrak daun kelor yaitu 5,82% dan tablet kunyah range 5,31 – 5,37%. Sedangkan kadar katekin pada tablet kunyah dengan range 93,77 - 94,95%. Tablet kunyah kombinasi ekstrak daun kelor dan katekin gambir dengan pengikat gelatin 5% (Formula 1) memiliki sifat fisik dan mutu tablet terbaik.
FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK MASKER GEL KOMBINASI EKSTRAK ETANOL HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urb.) DAN NIASINAMIDA DENGAN VARIASI KARBOMER
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.) merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai kosmetika. Herba pegagan mengandung senyawa triterpenoid saponin salah satunya asiatikosida yang berkhasiat sebagai antioksidan yang dapat membantu pertumbuhan kolagen pada kulit dengan maksud mengurangi keriput dan menghilangkan bintik hitam pada wajah. Niasinamida adalah vitamin B3 yang dapat memberikan efek pencerah dan pelembab pada kulit. Masker gel merupakan salah satu kosmetika dengan bentuk sediaan setengah padat yang aman digunakan pada kulit yang berjerawat, selain itu masker gel mudah merata apabila dioleskan pada kulit, memberikan sensasi menyejukkan, dan tidak menimbulkan bekas di kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula masker gel kombinasi ekstrak etanol herba pegagan dan niasinamida yang memiliki mutu fisik yang baik dan untuk mengetahui stabilitas selama penyimpanan. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan di laboratorium dan bertujuan sebagai pengembangan yaitu dibuat sediaan masker gel dan diuji mutu fisik dari sediaan tersebut. Pengujian yang dilakukan meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, dan uji sineresis yang kemudian dianalisis dengan cara deskriptif. Proses pembuatan ekstrak kental herba pegagan dilakukan dengan metode maserasi. Masker gel dibuat dengan kombinasi ekstrak kental herba pegagan dan niasinamida dengan variasi karbomer 1%, 1,5%, dan 2% kemudian diuji mutu fisiknya selama 4 minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sediaan masker gel kombinasi ekstrak etanol herba pegagan dan niasinamida dengan variasi karbomer 1% (formula 1) dan 1,5% (formula 2) menghasilkan mutu fisik yang baik dilihat dari pengujian organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, dan uji sineresis, serta formula 1 dan 2 tersebut stabil selama penyimpanan 4 minggu
PENGARUH KONSENTRASI NANO-PARTIKEL PERAK HASIL BIOSINTESIS DEKOKTA KULIT MANGGIS TERHADAP MUTU FISIK SEDIAAN SERUM
Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) mengandung α-mangostin yang dapat membiosintesis AgNP, dikarakterisasi dengan UV-Vis untuk mengetahui optical properties dan PSA untuk mengetahui distribusi ukuran partikel. Nanoperak diformulasikan dalam bentuk serum AgNP dalam 4 formula dengan variasi konsentrasi AgNP. Sediaan disimpan selama 14 hari untuk mengetahui pengaruh dari waktu penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis AgNP dari larutan AgNO3 dengan menggunakan bioreduktor dekokta kulit manggis serta mengetahui pengaruh konsentrasi AgNP terhadap mutu fisik serum meliputi organoleptis, pH, viskositas, dan homogenitas. Penelitian ini menggunakan desain true experimental yang menghasilkan data kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif dengan metode Shapiro-Wilk Test, uji ANOVA dua arah (α = 0,05), dan analisis Post Hoc dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara perbedaan variasi konsentrasi zat aktif AgNP, terhadap mutu fisik serum. Selain itu, pengaruh dari waktu penyimpanan selama 14 hari tidak mempengaruhi stabilitas sarum. Dekokta kulit kulit mampu membiosintesis AgNP dengan karakteristik 439-441 nm dan distribusi ukuran 110,1 ± 4,33 nm. Variasi konsentrasi AgNP dalam serum mampu mempengaruhi mutu fisik sediaan baik organoleptis, pH, dan viskositas, serta tidak mempengaruhi homogenitas. Keempat formula dengan zat aktif AgNP hasil biosintesis memenuhi kriteria serum yang baik dengan waku penyimpanan 14 hari
EDUKASI PENYALAHGUNAAN OBAT DI KALANGAN REMAJA SMA NEGERI 1 CIKANDE
Dalam melakukan pencegahan terhadap suatu penyakit pihak kesehatan merekomendasikan obat untuk menanganinya. Namun, beberapa kalangan terutama pada kalangan remaja melakukan penyalahgunaan obat untuk kepentingan kesenangan pribadi. Penyalahgunaan obat ini dapat berakibat fatal bagi penggunanya karena dapat merusak sistem saraf. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada kalangan remaja terhadap dampak penyalahgunaan obat bagi kesehatan tubuh serta memberikan motivasi kepada remaja agar selalu berpikiran dan berperilaku positif dalam segala kegiatan. Metode pelaksanaan dengan memberikan penyuluhan terhadap dampak penyalahgunaan obat yang dilaksanakan pada hari Senin, 20 Januari 2020 yang bertempat di SMA Negeri 1 Cikande. Kegiatan dihadiri oleh 20 siswa kelas XII IPA-2 yang memberikan respon positif terhadap kegiatan penyuluhan. Dari hasil pengabdian rerata persentase pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai penyalahgunaan obat sebesar 77% kriteria baik sekali, 20% kriteria baik, dan 4% kriteria biasa. Antusiasme siswa dalam kegiatan pengabdian terlihat pada tingkat kepuasan siswa sebesar 85% sangat puas, 10% puas, dan 5% merasa cukup puas. Kegiatan ini memberikan dampak peningkatan dan pemahaman yang signifikan bagi siswa dalam memahami manfaat dan kegunaan obat sehingga masa depan siswa dapat bermanfaat bagi kehidupan agama, bangsa, dan negara
EFEKTIVITAS TANAMAN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA : A NARRATIVE REVIEW
Tanaman pepaya (Carica papaya L.) memiliki potensi terhadap proses penyembuhan luka meliputi luka lecet, luka sayat, luka bakar, luka tusuk. Proses penyembuhan luka memiliki 3 fase proses yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi. Studi ini bertujuan untuk memberikan differensiasi bentuk literature farmasi khususnya pada pengobatan luka serta meningkatkan pemanfaaatan tanaman papaya (Carica papaya L.) menjadi sediaan obat herbal terstandar atau bahkan fitofarmaka dimasa yang akan datang. Artikel ini membahas tentang efektivitas tanaman pepaya (Carica papaya L.) terhadap penyembuhan luka melalui sebuah narrative review, dari database Google Scholar yang terbit 5 tahun terakhir (2016-2020). Hasil review 10 paper dinyatakan bahwa tanaman pepaya (Carica papaya L.) mengandung berbagai macam senyawa antara lain enzim papain, saponin, flavonoid yang berperan terhadap proses penyembuhan luka. Data dalam review menunjukkan bahwa pemberian tanaman pepaya (Carica papaya L.) yang meliputi bagian getah, batang, biji, dan daun mempunyai efektivitas yang baik terhadap proses penyembuhan luka dan memiliki aktivitas antibakteri penyebab infeksi luka
REVIEW: AKTIVITAS IMUNOMODULATOR EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.)
ABSTRAK Benda asing yang masuk kedalam tubuh secara molekuler atau selular dapat menimbulkan berbagai macam penyakit yang merugikan, sehingga diperlukan senyawa yang dapat meningkatkan sistem pertahanan atau kekebalan tubuh untuk mengenali benda-benda asing atau sel abnomal yang merugikan tubuh kita. Imunomodulator adalah suatu senyawa yang dapat meningkatkan fungsi sistem imun pada manusia. Fungsi dari imunodulator adalah untuk memperbaiki sistem imun tubuh dengan cara mengembalikan fungsi sistem imun. Herba meniran (Phyllanthus niruri) merupakan tanaman obat potensial yang memiliki potensi dimanfaatkan sebgai imunomodulator. Aktivitas imunomodulator dari tanaman meniran diperoleh dari kandungan senyawa flavonoid. Tujuan artikel review ini dilakukan untuk melihat potensi imunomodulator dari herba meniran. Review artikel ini dibuat dengan metode studi literatur dari kumpulan jurnal-jurnal nasional maupun jurnal internasional. Berbagai penelitian yang telah diperoleh menunjukan bahwa ektrsk herba meniran memiliki potensi sebgai peningkat imunitas tubuh alami karena memiliki senyawa yang berperan yaitu senyawa flavonoid seperti kuersetin, kuersitrin, isokuersitrin, astragalin, dan rutin yang berfungsi sebagai imunomodulator. Kata Kunci: Imunomodulator, Phyllanthus niruri, Flavonoi
PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA DALAM UPAYA MENJAGA DAYA TAHAN TUBUH DI MASAPANDEMI COVID-19 KEPADA IBU-IBU PKK KELURAHAN GLADAK ANYAR PAMEKASAN
TP PKK Kelurahan Gladak Anyar merupakan ibu rumah tangga yang ingin produktif secara ekonomi. Salah satu program PKK lainnya yang sedang berjalan saat ini adalah GERUMTA (Gerakan Satu Rumah Satu Toga). Beberapa warga telah memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menanam berbagai tanaman obat seperti jahe, temulawak, kunyit, dan kencur. Dalam pelaksanaan program GERUMTA ini masyarakat Gladak Anyar masih banyak yang belum mengetahui pemanfaatan tanaman obat seperti jahe, kunyit, temulawak, dan kencur. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemanfaatan TOGA kelompok ibu-ibu PKK dari Kelurahan Gladak Anyar Pamekasan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan mengenai pemanfaatan TOGA untuk kesehatan dan pelatihan pembuatan minuman herbal instan. Evaluasi dilakukan dengan memberikan kuisioner sebelum dan sesudah kegiatan. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan bahwa ada peningkatan pengetahuan setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan yaitu nilai rata-rata sebelum kegiatan adalah 52,3±9,6 menjadi 91,2±8,4 setelah kegiatan sehingga terjadi peningkatan sebesar 38,9
FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN HANDBODY LOTION EKSTRAK ETANOL 70% BUAH MENTIMUN (Cucumis sativus L.) DENGAN METODE DPPH
Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan bahan alami yang dapat digunakan sebagai kesehatan untuk mengatasi permasalahan pada kulit kecantikan dan dimanfaatkan sebagai antioksidan. Metabolit sekunder yang dimiliki buah Mentimun tersebut seperti flavonoid, saponin, dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai IC50 pada ekstrak buah mentimun menggunakan metode DPPH. Jenis penelitian ini yaitu secara eksperimental. Pembuatan ekstrak buah mentimun dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. ekstrak buah mentimun diformulasikan dalam empat formula sediaan handbody lotion dengan konsentrasi F0 0%, FI 0,5%, F2 1%, F3 1,5% dan F4 dengan Vitamin C 1% sebagai kontrol positif. Uji evaluasi fisik menunjukkan hasil yang memenuhi persyaratan fisik lotion (organoleptis, homogen, daya sebar, daya lekat, viskositas, pH, tipe lotion dan uji hedonik). Aktivitas antioksidan handbody lotion ekstrak buah mentimun dengan konsentrasi 0,5%, 1% dan 1,5% mempunyai nilai IC50 berturut-turut 101,019 ppm; 95,656 ppm; dan 91,657 ppm. Kesimpulan penelitian ini yang memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi yaitu formula ke tiga dengan konsnetrasi 1,5% sebesar 91,657 ppm
PROGRAM BANK SAMPAH SEBAGAI PENGELOLAAN SAMPAH DAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA WANGUREJO KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO
Penumpukan sampah yang terjadi perlu adanya penanganan serius sebagai upaya untuk meminimalisirkan permasalahan yang ada. Salah satu upaya penanganan sampah dapat dilakukan dengan diterapkannya program bank sampah. Tujuan dari penulisan kajian ini yaitu untuk mendeskripsikan: 1) program bank sampah di Desa Wangunrejo, 2) efektivitas program bank sampah terhadap pengelolaan sampah di Desa Wangunrejo, 3) efektivitas program bank sampah terhadap ekonomi masyarakat di Desa Wangunrejo. Penulisan kajian ini berjenis kualitatif deskriptif dengan mangambil studi kasus sosial masyarakat. Subjek dari kajian ini adalah seluruh masyarakat Desa Wangunrejo, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo. Penulisan kajian ini mengahasilkan bahwa: 1) program bank sampah yang diterapkan di Desa Wangunrejo sudah berjalan cukup baik, 2) program bank sampah sudah cukup efektif dalam pengelolaan sampah masyarakat, 3) program bank sampah sudah cukup efektif dalam membantu ekonomi masyarakat