Kuras Institute Journal Collection
Not a member yet
564 research outputs found
Sort by
Penerapan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Pembelajaran PAI di SMP Al-Hikam Sendang Mulyo
Metode pembelajaran PAI biasanya hanya menggunakan metode ceramah dan tidak memanfaatkan media pembelajaran lainnya, sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif dan menarik bahkan membuat siswa bosan dan bosan. Penelitian ini fokus pada tujuan meningkatkan hasil belajar pembelajaran PAI siswa kelas VII SMP Al-Hikam Sendang Mulyo dengan menerapkan media pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) berbasis audio visual. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis datanya menggunakan interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan minat, semangat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam sehingga berimplikasi pada peningkatan hasil belajar siswa, maka penggunaan audio visual media pembelajaran berbasis juga dapat meningkatkan efektivitas guru dalam menyampaikan materi kepada siswa
Peningkatan Minat Belajar Dan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Pada Siswa Kelas 4 Sd Bestari Utami
Today's children's dependence on software or gadgets makes students increasingly lazy and tend to dislike processes. This affects students' focus and ability to understand the learning provided by educators. Difficulties like this are experienced by all educators and a joint solution is needed to deal with the problem of children who lack focus and are not interested in learning and tend to get bored. The lecture method that is widely used by educators is considered outdated and boring. Educators must be willing to innovate and be creative to make students interested in listening to the explanation of the material provided. The Cooperative Learning method, which focuses on children's social and communication processes, enables children to express their opinions well and sharpen children's social skills to be even better
Menanamkan Kejujuran Melalui Permainan “Semai” di Taman Baca Inklusi Sentra Terpadu Pangudi Luhur Kementerian Sosial Bekasi Timur
Kejujuran merupakan salah satu nilai moral yang penting untuk ditanamkan sejak dini. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengajarkan nilai atau karakter kejujuran adalah melalui media permainan edukatif. Artikel ini menguraikan kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan tema “Jujur itu Asyik Jujur itu Keren yang dilakukan di Taman Baca Inklusi Sentra Terpadu Pangudi Luhur yang ada di wilayah Bekasi Timur Jawa Barat, dengan menggunakan game “Semai” sebagai alat untuk menanamkan kejujuran pada anak-anak. Game ini dirancang untuk mengedukasi tentang kejujuran dalam interaksi sosial di antara para pemain. Kegiatan ini melibatkan metode partisipatif dengan melibatkan anak-anak dalam permainan serta refleksi setelah bermain untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman anak-anak tentang pentingnya bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari
Pendampingan Masyarakat Desa Sendangsari Cerdas Finansial
Desa Sendangsari membawahi 12 padukuhan. Kegiatan rutin yang dilaksanakan di Desa Sendangsari diantaranya adalah kumpulan PKK yang selalu bertempat di Balai Desa setiap bulan di Minggu ke dua. Anggota PKK desa adalah ibu-ibu yang mewakili PKK Dusun dan 80% nya adalah Ibu Rumah tangga yang berusia Produktif. Tujuan penyuluhan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat Desa Sendangsari tentang pentingnya mengelola keuangan yang baik. Sebagian besar dari masyarakat Desa Sendangsari menghabiskan uangnya untuk keperluan sehari-hari dan tidak ada dana darurat. Untuk mengatasi permasalahan pihak mitra, diperlukan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi tentang bagaimana menghitung kebutuhan dan mengelola keuangan dengan bijak menggunakan matematika sederhana sehingga masyarakat akan lebih berhati-hati dalam managemen keuangan pribadinya kepada warga Desa Sendangsari Kapanewon Minggir Kabupaten Sleman Yogyakarta. Hasil kegiatan penyuluhan ini adalah terbentuknya masyarakat yang lebih faham tentang managemen finansial bagi warga Desa Sendangsari Minggir Sleman Yogyakarta
Internalisasi Nilai-Nilai Aswaja An-Nahdliyah Dalam Pembentukan Akhlak Siswa (Studi Kasus Di SMKS 1 Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah)
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi bagi setiap individu, kelompok, masyarakat dan bangsa serta negara. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai agama, agar akhlak yang baik dapat terbentuk dan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini sering terjadi permasalahan yang berkaitan dengan rusaknya akhlakbangsa. Dalam mengatasi hal tersebut SMKS 1 Kalirejo menerapkan nilai-nilai aswaja an-nahdiyah dalam pembentukan akhlakpeserta didiknya. Penelitian bertujuan untuk 1) Mengetahui nilai-nilai aswaja an-nahdiyah yang diterapkan dalam pembentukan akhlakpeserta didik di SMKS 1 Kalirejo 2) Mendeskripsikan Internalisasi nilai-nilai aswaja an-nahdiyah dalam pembentukan akhlak siswa di SMKS 1 Kalirejo 3) Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat penerapan nilai aswaja an-nahdiyah dalam pembentukan akhlaksiswa di SMKS 1 Kalirejo Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi dan ketekunan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai aswaja an-nahdiyah yaitu ta’awun, tawasuth, i’tidal, tasamuh, tawazun, dan amar ma’ruf nahi munkar diInternalisasikan dalam pembentukan akhlakdi SMKS 1 Kalirejo Internalisasi nilai-nilai tersebut dilakukan melalui metode pemahaman, transparansi, dan pembiasaan. Faktor pendukung Internalisasi nilai-nilai aswaja an-nahdiyah dalam pembentukan akhlakdi SMKS 1 Kalirejo adalah lingkungan, berasal dari kesamaan pemahaman, sedangkan faktor penghambatnya adalah pergaulan di luar madrasah, penyalahgunaan gadget, dan kurangnya komunikasi. Dengan orang tua
Exploring Obstacles Experienced by Learners with High-Functioning Autism in Pursuing Careers in Sports
This study investigated the obstacles faced by learners with high-functioning autism in pursuing careers in sports, at a special school in Johannesburg, South Africa. It explored strategies that these learners can use to overcome obstacles they may experience in pursuing careers in sports. The study used a qualitative methodology informed by an interpretive paradigm and intrinsic case study design. The study involved eighteen participants, namely six teachers, six parents and six learners. Data were collected through focus group interviews, semi-structured interviews, art-based career collages and document analysis. The data were analyzed through thematic analysis. The findings show that these learners face numerous obstacles in pursuing sports careers due to a lack of resources, inadequate facilities, lack of parental involvement, discrimination, inadequate training of teachers, lack of sporting activities, and lack of appropriate school structures. The learners face personal obstacles, including verbal, writing, social, interactional, and behavioral deficiencies. The findings indicate a need to provide these learners with adequate and relevant resources and facilities at home, school, and elsewhere to tackle these obstacles
The Role of Physical Activity in Enhancing Mental Health among Adults Facing
Exercise has many physical benefits, including stress reduction. Individuals who exercise regularly tend to appear more relaxed and cheerful, making them more resilient to both physical and emotional stress. This is particularly relevant for medical students who may experience stress due to changes in learning styles from middle school to higher education. The purpose of this study was to investigate the relationship between exercise habits and stress levels in the community of XYZ area in Ambon. This study employed a cross-sectional design and utilized two basic instruments: the Exercise Habits Questionnaire and the DASS-42 Questionnaire. A total of 96 respondents were sampled and analyzed using the Chi Square test. The results showed that 38 respondents (39.6%) exercised regularly, while 58 respondents (60.4%) did not. Fifty-seven respondents (59.4%) reported a normal stress level, while 9 (9.4%) reported a light level, 13 (13.5%) reported a moderate level, 12 (12.5%) reported a severe level, and 5 (5.2%) reported a very severe level. The Chi Square test yielded a p-value of 0.144. The research findings indicate that there is no significant correlation (p=0.144) between exercise habits and stress levels among the people of XYZ Village in Ambon City
Penerapan Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran tematik tema 2 subtema 2. Pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis quasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kontekstual sebagai variabel bebasnya dan meningkatkan minat belajar siswa sebagai variabel terikatnya. Dalam penelitian ini, 35 siswa digunakan sebagai sampel. Angket, wawancara, observasi dan dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data. Data tersebut dianalisis menggunakan SPSS 25,0 for windows. Hasil analisis uji normalitas menunjukkan bahwa kelas eksperimen mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,656 > 0,05 sedangkan kelas kontrol mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,350 > 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa data mengikuti distribusi normal. Uji homogenetis memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,898 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang memiliki variasi yang homogen. uji independent sampel t-test nilai menunjukkan Sig.(2-tailed)>0,05 atau 0,754 > 0,05. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam minat belajar siswa pada model pembelajaran kontekstual
Penerapan Konseling Individual dengan Teknik Rasional Emotif Behavior untuk Mengatasi School Refusal Pada Santriwati (Studi Kasus Klien “R” di Pondok Pesantren Sabilul Muhtadin)
School refusal is school refusal behavior that is motivated by unwillingness to attend school or finding it difficult to stay at school all day. This research aims to determine the description of school refusal in client "R" at the Sabillul Muhtadin Islamic Boarding School. To determine the application of individual counseling rational emotive behavior techniques to overcome school refusal in client "R" female students at the Sabillul Muhtadin Islamic Boarding School. This research uses a qualitative approach method with a case study type of research. The data collection techniques use observation, interviews and documentation methods. Meanwhile, the data analysis technique used is done by pattern matching, data explanation, and time series analysis. The results of this research show that the school refusal experienced by client "R" has two factors, namely the internal factor of the client experiencing separation anxiety from their parents (separation anxiety) and the external factor, namely school being unpleasant or creating an unsafe condition for the client. After counseling using rational emotive behavioral therapy (REBT) techniques for client "R", there was some progress felt by client "R" after carrying out the counseling guidance process for client "R", starting to decrease in doing things that made client "R" skipping class, starting to take part in learning activities at school and getting rid of the irrational feelings he had been feeling, client "R" began to think rationally towards the people in his environment and began to have the courage to fight the fear and anxiety that was occurring within him
Dialectical Behavior Therapy for Reducing Emotional Eating in Emerging Adult Women
Emerging adulthood is a transitional period from adolescence to adulthood characterized by instability in roles and relationships as individuals navigate the demands of higher education, employment, intimate relationships, and self-identity formation. This transition often triggers various negative emotions, such as anxiety, distress, and self-doubt, particularly in women, making them more susceptible to engaging in emotional eating as a means of seeking temporary comfort or distraction. Emotional eating is a mechanism for temporary emotional relief, but feelings of regret or guilt often follow it. Emotion regulation skills are crucial when experiencing negative emotions. This study aims to demonstrate the effectiveness of Dialectical Behavior Therapy (DBT), an intervention designed to enhance emotion regulation skills, in reducing the occurrence of emotional eating among emerging adult women. The study employed a single case experiment design with two 21-year-old female participants experiencing emotional eating. The Emotional Eating Scale (EES) and emotional eating self-recording were used as measurement tools. Each participant received DBT over 7 sessions, each lasting 60-90 minutes. The results indicated that DBT reduced the frequency of emotional eating in both participants, with the effect persisting up to 14 days post-intervention. These findings suggest that DBT is an effective intervention for reducing emotional eating in emerging adult women