E-Journal Poltekkes Kemenkes Makassar
Not a member yet
1145 research outputs found
Sort by
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KECACINGAN PADA SISWA SDN 1 PAHANDUT SEBERANG KOTA PALANGKA RAYA
Parasitic worm infections can affect the concentration of elementary school students in receiving lessons at school. This study aimed to determine the relationship between nutritional status and helminthiasis infecting elementary school children in grades 1-3 at SDN 1 Pahandut Seberang. Examining the presence of worm eggs includes measuring body weight and height, fecal sampling, feces processing using the Kato-Katz method, and identification of worm eggs. The results of this study are the highest characteristics of elementary school children, namely those with poor nutritional status. The distribution of parasitic worm species found were Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura. The highest prevalence of parasitic worms, namely Ascaris lumbricoides, was 71.7%. The intensity of worms most commonly found was Ascaris lumbricoides at 57.8%. The nutritional status of elementary school children with an undernutrition status of 36.0% is closely related to the prevalence and intensity of worms at SDN 1 Pahandut Seberang
PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR
Introduction: Fractures are fractures commonly caused by trauma or physical activity. One of the signs and symptoms of a fracture is pain. Pain in people with fractures is usually sharp and piercing, pain is also commonly caused by spasms of muscles or pinched sensory nerves. The pain felt after undergoing surgical surgery will increase as the influence of anesthesia decreases. One of the non-pharmacological treatments is the administration of music therapy. Music therapy can reduce pain, this is done to distract the client. The purpose of this study was to determine the effect of decreasing the degree of pain in postoperative fracture patients after being given music therapy. Research Methods: This research is a literature study method. The secondary data source is in the form of articles taken from 3 databases (Google Schoolar, Researchgate and Portal Garuda). The criteria for the article being reviewed are a publishing time span of 5-10 years, in Indonesian language, full text available and has been indexed. Articles worthy of review are as many as 10 articles. Results and Analysis: 10 articles explained that music therapy has an effect on reducing the intensity of pain in postoperative fracture patients. Discussion and Conclusion: Based on the explanations that have been put forward that music therapy has an effect in reducing the intensity of pain in postoperative patients
PEMBENTUKKAN EDUKATOR & MOTIVATOR TERHADAP PENCEGAHAN DAN PENANGANAN MEROKOK PADA ANAK SD DI KOTA MAKASSAR
Tim pengabdian telah melakukan penelitian terhadap anak laki laki kelas 4, 5, dan 6 di bebeapa SD, ditemukan hasil penelitian bahwa rerata lebih antara 27- 40% anak sudah merokok di setiap Sekolah Dasar di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil penelitian Muhasidah, dkk (2018) ditemukan pula awal mulai anak merokok karena disuruh membeli rokok di kota Palopo sebanyak 12 anak laki-laki (33,3 %) dari 36 anak. Anak SD mengaku mulai merokok oleh karena di suruh buang puntung rokok di kota Palopo sebanyak 21 (58,3 %) dari 36 anak, di kota Palu sebanyak 29 (51,7 %) dari 56 anak yang merokok. Buku Petunjuk atau Modul sudah disusun untuk digunakan peserta setelah dilakukan pengembangan Edukator dan Motivator pada masyarakat sasaran melalui kegiatan pelatihan dengan tujuan dapat melakukan pencegahan dan penanaganan anak SD terkait dengan rokok dan merokok. Target capaian kegiatan ini adalah terbentuknya tim edukator dan tim motivator dalam kegiatan pencegahan dan penanganan anak SD dengan rokok dan merokok. Metode : metode kegiatan pengabdian ada 3 yaitu input, proses dan output dan dilakukan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan uji stistik N. Gain untuk mengetahui kategori tinggi sedang dan rendah hasil pelatihan peserta setelah diberikan materi dan buku modul. Hasil : Terdapat 32 guru dan orang tua memiliki nilai pengetahuan tinggi yaitu 86,5% dan ada 6 orang memiliki nilai sedang (13,5%)dan terdapat Guru dan orang tua memiliki perubahan sikap kearah yang lebih baik tentang bahaya dan dampak merokok pada anak, serta keterkaitan anak merokok dengan masa depan anak dan masa depan bangsa mendapatkan nilai kategori tinggi yaitu ada 35 orang (94,6%) dan ada 2 orang (5,4%) peserta dengan nilai kategori sedang
PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM MEMPERSIAPKAN GENERASI MILENIAL DENGAN MENGOPTIMALKAN KONDISI 1000 HPK
Periode 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) merupakan simpul kritis sebagai awal terjadinya pertumbuhan Stunting, yang sebaliknya berdampak jangka panjang hingga berulang dalam siklus kehidupan. Kurang gizi sebagai penyebab langsung, khususnya pada balita berdampak jangka pendek meningkatnya morbiditas. Bila masalah ini bersifat kronis, maka akan mempengaruhi fungsi kognitif yakni tingkat kecerdasan yang rendah dan berdampak pada kualitas sumberdaya manusia. Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat adalah peningkatan pengetahuan pemberdayaan kader posyandu dalam mempersiapkan generasi milenial untuk mencegah gangguan pertumbuhan anak dengan memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil. Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah adalah meningkatkan pengetahuan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tamalatae Makassar mempersiapkan generasi milenial dengan mengoptimalkan kondisi 1000 hari pertama kehidupan. Luaran yang dihasilkan adalah prosiding, leaflet dan lembar balik. Sasaran pada kegiatan ini adalah kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tamalate Makassar. Dengan target capaian meningkatnya pengetahuan dalam upaya pemberdayaan kader posyandu dalam mempersiapkan generasi milenial dengan mengoptimalkan kondisi 1000 hari pertama kehidupan. Sasaran adalah kader yang berada di Wilayah kerja Puskesmas Tamalate Makassar. Metode yang digunakan adalah: ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Hasil yang dicapai adalah meningkatnya pengetahuan kader dalam mempersiapkan generasi milenial dengan mengoptimalkan 1000 hari pertama kehidupan dengan menggunakan alat bantu modul
Pemanfaatan Tanaman Daun Salam Untuk Mengobati Asam Urat Pada Warga Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi
Gout or hyperuricemia is a disease caused by problems with blood circulation, joints, and other neoplastic diseases. It is estimated that 8% of people aged 50 years and over suffer from gout, which is characterized by pain and tenderness in the joints and bones. Based on a survey at an early stage, the uric acid disease affects many residents, especially in Maku Village. Treatment of gout can be carried out through pharmacological treatment and the use of traditional medicines. One of the traditional treatments is to use bay leaves. Bay leaves contain citral, eugenol, tannins, and flavonoids. Flavonoid compounds can block the xanthine oxidase enzyme, which reduces uric acid levels in the blood. This activity provides knowledge to the residents of Maku village about the use of bay leaves and partners' satisfaction with community service activities. The activity was carried out offline and in collaboration with the Sigi branch of the Indonesian Pharmacist Association, the implementation began with the presentation of presentation material and then discussion and ended with the provision of necessities. The counseling material that was explained was the meaning of uric acid, the use of bay leaf plants, and how to process them. As a result of community service activities, partners in Maku village understand more about gout and know how to brew bay leaves for gout. The results of the questionnaire on satisfaction with the implementation of community service with 30 respondents produced satisfaction data of 86.17% (very good).Keywords: Uric Acid, Bay Leaf, Maku Village Asam urat atau hiperurisemia merupakan penyakit akibat permasalahan pada sirkulasi darah, persendian maupun penyakit neoplasma lainnya. Diperkirakan 8% orang berumur 50 tahun keatas mengidap penyakit asam urat, yang bercirikan rasa sakit dan nyeri pada persendian tulang. Penyakit asam urat banyak diderita pada warga khususnya Desa Maku, berdasarkan survei pada tahap awal. Penanganan penyakit asam urat dapat terlaksana melalui pengobatan secara farmakologi dan penggunaan obat tradisional. Salah satu pengobatan secara tradisional yaitu memanfaatkan tanaman daun salam. Daun salam mengandung sitral, eugenol, tannin dan flavonoid. Senyawa flavonoid yang dapat menghalau enzim xantin oksidase, yang membuat kandungan asam urat di darah turun. Kegiatan ini memberikan pengetahuan kepada warga desa Maku tentang pemanfaatan daun salam, serta mengetahui kepuasan mitra terhadap kegiatan PKM. Kegiatan terlaksana secara luring dan berkolaborasi dengan IAI cabang Sigi, pelaksanaan diawali dengan pemaparan materi presentasi lalu diskusi dan diakhiri dengan pemberian sembako. Materi penyuluhan yang paparkan yaitu pengertian asam urat, pemanfaatan tanaman daun salam, serta cara mengolahannya. Hasil kegiatan PKM, mitra di desa maku lebih memahami terkait penyakit asam urat serta mengetahui cara penyeduhan tanaman daun salam untuk penyakit asam urat. Hasil quisioner terhadap kepuasan terlaksananya PKM dengan responden sebanyak 30 orang dan menghasilkan data kepuasan yakni 86.17% (sangat baik). Kata kunci : Asam Urat, Daun Salam, Desa Mak
PENGARUH MWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA LOW BACK PAIN AKIBAT SPONDYLOSIS LUMBAL DI RSU HAJI MAKASSAR
Spondylosis is a type of osteoarthritis that attacks the spine caused by a degenerative process that disrupts the function and structure of the spine. This is because the lumbar area receives the greatest load when the body moves and when it supports weight. Besides that, the movement of carrying or lifting very heavy objects can also trigger lumbar spondylosis.This type of research uses a quasi-experimental one group pre_test and post_test design which aims to determine the effect of Micro Wave Diathermy (MWD) and William Flexion Exercise on reducing pain in low back pain due to lumbar spondylosis. While the sampling technique uses Total Sampling, namely by determining the inclusion and exclusion criteria set by the researcher. This research was conducted at the physiotherapy clinic of RSU Haji Makassar from 10 May to 10 July 2015, the samples were lumbar spondylosis patients with a total sample of 10 people who fit the inclusion criteria, namely aged 30-60 years, male and female, there were no contraindications of the two therapeutic applications, willing to be routinely treated 3 times within 2 months, and willing to be a respondent.The results showed that Microwave Diathermy (MWD) and William Flexion Exercise can reduce pain in Lumbar Spondylosis with an average pain reduction of 2.4700. Meanwhile, the results of the Paired t test obtained a value of ρ = 0.000 <α 0.05 which means that H1 is accepted so that it can be concluded that Microwave Diathermy (MWD) and William Flexion Exercise have a significant effect on reducing pain in low back pain due to spondylosis.It can be concluded that the administration of MWD and William Flexion exercise can produce a significant reduction in pain in patients with Lumbar Spondylosis and therefore it is suggested to physiotherapists in the practice area and in hospitals to use the MWD and William Flexion Exercise modalities as one of the main modalities in Lumbar Spondylosis conditions Keywords: MWD, William Flexion Exercise, Lumbar Spondylosis
PENGALAMAN REMAJA TENTANG PEMBERIAN VAKSINASI COVID -19 DI SMA TUNAS LUHUR KECAMATAN PAITON KABUPATEN PROBOLINGGO
Pengalaman dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami, dijalani maupun dirasakan, baik sudah lama maupun yang baru saja terjadi. Imunisasi menggunakan vaksin adalah relatif aman tetapi bukan tanpa efek samping, karena sebagian orang dapat mengalami reaksi setelah imunisasi yang bersifat ringan sampai berat. Gejala KIPI disebabkan karena induksi vaksin seperti reaksi lokal (nyeri, bengkak didaerah suntikan) dan reaksi sistemik seperti demam sudah dapat perkirakan terlebih dahulu karena merupakan reaksi efek samping dan dilihat dari klinis biasanya ringan. Metode penelitian : Penelitian kualitatif dengan menggunakan metode purposive sampling dengan pendekatan fenomonologi ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman remaja tentang pemberian vaksin covid-19 di SMA Tunas Luhur Kecamatan Paiton. Sepuluh partisipan dipilih berdasarkan kriteria penelitian dan telah tersaturasi. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan observasi. Analisa Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) di pergunakan dalam analisa data. Dua tema teridentifikasi dalam penelitian ini : (1) Respon Fisiologis setelah di vaksin (2) Respon psikologis setelah di vaksin. Respon fisiologis setelah di vaksin terdapat 3 sub tema : (1) Reaksi lokal : Nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan (2) Reaksi Sistemik : Demam, Nyeri otot seluruh tubuh, nyeri sendi, badan lemes sakit kepala. (3) Reaksi Lain. Respon psikologis terdapat 3 subtema yaitu : (1) Gejala reaksi stress akut: peningkatan detak jantung, nafas cepat, mulut kering, berkeringat, kesemutan. (2) Nasovagal : penurunan laju jantung, masalah penglihatan singkop. (3) Gejala disosiatif neurologis : kelemahan otot. Hasil penelitian di dukung dengan fakta bahwa klien mengalami reaksi setelah di vaksin. Diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengalaman remaja tentang pemberian vaksin di SMA Tunas Luhur Paiton
COOKIES BEBAS GLUTEN DAN KASEIN BERBAHAN DASAR MOCAF DAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA) DENGAN PENGAYAAN DAUN KELOR (MORINGAN OLEIFERA) UNTUK ANAK AUTISME
Autisme merupakan kelompok gangguan perkembangan otak yang ditandai perilaku stereotip dan defisit dalam komunikasi serta interaksi sosial. Patofisiologi pada anak autisme adalah kelainan pada sistem pencernaan, kondisi metabolisme anak autisme yang tidak dapat memproduksi enzim dipeptidylpeptidase IV yang berperan dalam memecah protein gluten dan kasein. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya terima dan kadar protein cookies bebas gluten dan kasein dengan pengayaan tepung daun kelor untuk anak autisme. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pra eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium. Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan dengan perbandingan tepung mocaf dan tepung kacang hijau yaitu formula 1 (55:45), formula 2 (65:35), dan formula 3 (75:25). Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa cookies bebas gluten dan kasein dengan bahan dasar tepung mocaf dan tepung kacang hijau pada umumnya diterima (74-86%) adalah Formula 1 berdasarkan aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. Namun Secara statistk tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p>0,05) di antara formula 1, 2 dan 3. Kadar protein cookies tertinggi pada formula 1 yaitu 0,589 g/keping (6,55 g/100 g)
PEMBERDAYAAN KADER PADA SCREENING STUNTING BALITA DENGAN CAKRAM GIZI DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR
Abstrak. Mitra Pengabdian Masyarakat ini adalah Kepala Promkes dan Kader Puskesmas Kassi-Kassi makassar. Masalahnya adalah: Balita stunting dapat menghambat proses tumbuh kembang. Oleh karena itu, peningkatan pelayanan kesehatan melalui kegiatan deteksi dini secara rutin setiap bulan harus dilakukan dan perlu adanya program yang terintegrasi dan multisektoral untuk menanggulangi kejadian stunting pada balita . Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan penyuluhan tentang Stunting dan sosialisasi penggunaan Cakram Gizi sebagai salah satu alat detekni kejadian stunting Sasaran eksternal adalah Meningkatnya pengetahuan Kader tentang Stunting dan cara screening stunting menggunakan Cakram Gizi. Metode yang digunakan adalah: ceramah, Simulasi, dan tanya jawab. Hasil yang dicapai adalah (1) Terdapat peningkatan pengetahuan Kader di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar tentang Stunting dimana hasil Posttest lebih baik dari hasil pretest, (2) Kader dapat menggubakan Cakram Gizi sebagai salah satu alat Screening Stunting. Kata kunci: Kader, Stunting, Cakram Gizi Abstract. This Community Service Partner is the Head of Health Promotion and Cadres of the Kassi-Kassi Makassar Health Center. The problem is: Stunting toddlers can hinder the growth and development process. Therefore, improving health services through routine early detection activities must be carried out every month and there is a need for an integrated and multi-sectoral program to tackle stunting in toddlers. This activity was carried out by conducting counseling about stunting and dissemination of the use of the Nutrition Disc as a means of detecting stunting events. The external objective was to increase knowledge of cadres about stunting and how to screen for stunting using the Nutrition Disc. The methods used are: lectures, simulations, and questions and answers. The results achieved were (1) There was an increase in the knowledge of Cadres at the Kassi-Kassi Makassar Health Center about Stunting where the Posttest results were better than the pretest results, (2) Cadres could use the Nutrition Disc as a Stunting Screening tool. Keywords: Cadres, Stunting, Nutrition Dis
SOSIALISASI KELURAHAN BAKUNG SEBAGAI KELURAHAN “PEDULI IBU DAN BALITA” (PELITA) DALAM RANGKA PENANGGULANGAN STUNTING
AbstrakGizi memegang peranan penting dalam siklus kehidupan manusia. Bayi dan anak,yang kekurangan gizi akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya, jika tidak diatasi sejak dini akan berlanjut hingga dewasa. Usia 0-60 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis.Periode emas dapat diwujudkan apabila bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang tepat untuk tumbuh kembang optimal begitupun sebaliknya akan berubah menjadi periode kritis apabila tidak memperoleh makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizinya.Praktek pemberian makan yang tidak adekuat dan berlangsung lama sangat beresiko besar terhadap tumbuh kembang anak karena dapat menyebabkan stunting. Stunting atau keadaan tubuh yang pendek dibandingkan anak seusianya merupakan indikator ketidakberhasilan kesejahteraan, pendidikan dan pendapatan masyarakat. Sebagian ibu juga memiliki pengetahuan yang salah tentang pola makan bayi dan anaknya terutama dalam hal pemilihan makanan.Atas dasar inilah tim pengusul tertarik untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan melakukan sosialisasi program PELITA pada Keluruhan Bakung yang memiliki tingkat stunting yang tinggi pada Kecamatan Biringkanaya. Bahkan setelah covid, terjadi peningkatan kasus stunting yang signifikan. Kegiatan sosialisasi PELITA berisi pemberian edukasi tentang gizi ibu hamil dan menyusui, balita dan pelatihan keterampilan pengolahan bahan pangan lokal menjadi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Kata kunci: Pelita, Sosialisasi, Stuntin