Jurnal Universitas Abdurrab
Not a member yet
1637 research outputs found
Sort by
Factors Related to Blood Pressure Control of Hypertensive Patients Using Captopril and Amlodipine
Tujuan: Kaptopril dan amlodipin merupakan obat antihipertensi yang paling banyak digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan primer untuk mengendalikan tekanan darah pasien hipertensi, namun pengendalian tekanan darah dipengaruhi banyak faktor selain penggunaan obat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan efektivitas kaptopril dan amlodipin serta faktor – faktor yang berhubungan dengan pengendalian tekanan darah pasien hipertensi.
Metode: Desain penelitian menggunakan cross sectional korelasional analitik secara accidental sampling di dua Puskesmas kota Palembang. Sumber data berupa data sekunder (rekam medik) dan data primer (kuesioner MMAS-8). Efektivitas dinilai dengan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik. Data dianalisa menggunakan statistik deskriptif, uji mann-whitney dan chi-square.
Hasil: Subjek penelitian sebanyak 94 orang. Perbedaan efektivitas kaptopril dan amlodipin dengan uji mann-whitney menunjukkan p=0,625 untuk tekanan darah sistolik dan p=0,916 untuk tekanan darah diastolik. Hasil uji chi square faktor usia (p=0,035), keberadaan komorbid (p=0,015), ketepatan pemilihan obat (p=0,009), kepatuhan pengobatan (p=0,011) berhubungan dengan pengendalian tekanan darah, sedangkan faktor jenis kelamin (p=0,418), derajat hipertensi (p=0,095), durasi terapi (p=0,074) dan jenis obat (p=0,216) tidak berhubungan dengan pengendalian tekanan darah.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan efektivitas kaptopril dan amlodipin pada penelitian ini. Faktor yang berhubungan dengan pengendalian tekanan darah yaitu usia, keberadaan komorbid, pemilihan obat dan kepatuhan minum obatObjective: Captopril and amlodipine are the antihypertensive drugs most widely used in primary health care facilities to control blood pressure in hypertensive patients, however, blood pressure control is influenced by many factors other than drug use. This study aims to analyze the differences in the effectiveness of captopril and amlodipine as well as factors related to controlling blood pressure in hypertensive patients
Methods: The research design used cross-sectional correlational analysis using accidental sampling at two community health centers in the city of Palembang. Data sources are secondary data (medical records) and primary data (MMAS-8 questionnaire). Effectiveness is assessed by reducing systolic and diastolic blood pressure. Data were analyzed using descriptive statistics, Mann-Whitney and chi-square tests.
Results: The research subjects were 94 people. The difference in the effectiveness of captopril and amlodipine using the Mann-Whitney test showed p=0.625 for systolic blood pressure and p=0.916 for diastolic blood pressure. The results of the chi-square test showed that the factors age (p=0.035), presence of comorbidities (p=0.015), accuracy of drug selection (p=0.009), medication compliance (p=0.011) were related to blood pressure control, while the gender factor (p=0.418 ), degree of hypertension (p=0.095), duration of therapy (p=0.074) and type of medication (p=0.216) were not related to blood pressure control.
Conclusion: There was no difference in the effectiveness of captopril and amlodipine in this study. Factors related to blood pressure control are age, presence of comorbidities, choice of medication and adherence to medicatio
OPTIMASI PENENTUAN LOKASI INDUSTRI DENGAN GIS-MCA: INTEGRASI TEKNOLOGI UNTUK ANALISIS SPASIAL MENDALAM
Keberadaan sektor industri yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi suatu wilayah seringkali menimbulkan permasalahan lingkungan dan kepunahan apabila lokasinya tidak sesuai dengan tujuannya. Setiap wilayah memerlukan Kawasan Peruntukkan Industri untuk pengembangan ekonomi, pemisahan aktivitas, pengelolaan lingkungan dan pengembangan infastrutkur. Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi dan menemukan lokasi Kawasan Peruntukkan Industri di Kabupaten Purbalingga yang sesuai dengan kriteria teknis berjumlah tujuh belas kriteria. Pembobotan melalui teknik Analysis Hierarchy Process untuk mendapatkan tingkat kepentingan dari semua kriteria oleh pendapat ahli. Metode yang digunakan adalah Spatial Multi-criteria Analysis menggunakan pengolah peta ArcGIS. Hasil penelitian menunjukkan lokasi Kawasan Peruntukkan Industri yang sangat sesuai di Kabupaten Purbalingga seluas 2.165 Ha tersebar di Kecamatan Bukateja, Kemangkon, Purbalingga dan Kalimanah. Analisis spasial mendalam menujukkan lokasi Sangat Sesuai tersebut ditunjang oleh keberadaan rencana jalan tol, stasiun, bandara dan masih dekat dengan pusat kota. Tujuh belas kriteria yang digunakan menghasilkan tiga kategori tingkat kesesuaian kawasan industri yaitu Sangat Sesuai seluas 2.165 Ha, Sesuai seluas 2.123 Ha dan Cukup Sesuai sebesar 8.071 Ha.and extinction if its location does not match its purpose. Each region requires an Industrial Designation Area for economic development, activity separation, environmental management and infrastructure development. The purpose of this study is to identify and find the location of the Industrial Designation Area in Purbalingga Regency that meets the technical criteria totaling seventeen criteria. These criteria are weighted through the Analysis Hierarchy Process technique to obtain the level of importance of all criteria by expert opinion. The method used is Spatial Multicriteria Analysis using the ArcGIS map processor. The results of the study show that the location of the Industrial Designation Area that is very suitable in Purbalingga Regency is 2,165 Ha spread across Bukateja, Kemangkon, Purbalingga and Kalimanah Districts. In-depth spatial analysis shows that the Very Suitable location is supported by the existence of a planned toll road, station, airport and is still close to the city center. The seventeen criteria used produce three categories of industrial area suitability levels, namely Very Suitable covering an area of 2,165 Ha, Suitable covering an area of 2,123 Ha and Quite Suitable covering 8,071 Ha
PENGARUH PENGURANGAN AIR PADA BEBERAPA MUTU BETON YANG MENGGUNAKAN POLINEX HE
Beton yang ditambahkan Polinex HE memiliki nilai slump yang dua kali lebih besar dari beton tanpa Polinex HE. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya segregasi pada saat pengecoran, Untuk itu coba dilakukan penelitian dengan mengurangi jumlah air pada beton yang menggunakan Polinex HE. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana pengaruh pengurangan air terhadap nilai slump, berat isi beton dan mutu beton. Sebanyak 72 sampel silinder beton diameter 10cm dan tinggi 20 cm dibuat untuk beton K-250 dan beton K-350. Variasi pengurangan air mulai dari 5-20% dari berat air, dengan menggunakan Polinex HE sebanyak 1% dari berat semen. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian slump, berat isi beton dan kuat tekan beton pada umur 3 hari dan 28 hari. Hasilnya, diperoleh nilai slump yang masih lebih besar dibandingkan dengan nilai slump beton tanpa Polinex HE. Terjadi pengurangan berat isi beton seiring dengan pengurangan jumlah air pada beton. Untuk beton K-250 kuat tekan beton maksimal terjadi pada variasi pengurangan air 5% dan untuk beton K-350 kuat tekan beton maksimal terjadi pada variasi pengurangan air 20%.Concrete with the addition of Polinex HE has a slump value that is twice as large as concrete without Polinex HE. This can lead to segregation during pouring. Therefore, a study was conducted to investigate the effect of reducing the water content in concrete using Polinex HE. The aim of this research was to examine how the reduction in water content affects slump values, concrete density, and concrete quality. A total of 72 cylindrical concrete samples with a diameter of 10 cm and a height of 20 cm were prepared for both K-250 and K-350 concrete. Water reduction variations ranged from 5% to 20% of the water weight, with the addition of Polinex HE at 1% of the cement weight. Testing included slump tests, concrete density measurements, and compressive strength tests at 3 days and 28 days of curing.The results showed that the slump values remained higher compared to concrete without Polinex HE. Concrete density decreased as the water content was reduced. For K-250 concrete, maximum compressive strength was achieved with a 5% reduction in water content, while for K-350 concrete, maximum compressive strength was achieved with a 20% reduction in water content
Peran Harga Diri Terhadap Ketidakpuasan Bentuk Tubuh Remaja Perempuan
Body dissatisfaction is a serious phenomenon that requires precautions because it generates a serious of health complications, including impaired well-being. Self-esteem is one of the factors that can predict body dissatisfaction.This study aims to determine the role of self-esteem to body dissatisfaction in adolescent female. There are 250 adolescents female determined in this study using a purposive sampling technique. The BSQ-34 from Cooper et al. (1987) was applied to assess body dissatisfaction and the state self-esteem scale from Heatherton & Polivy (1991) was used to assess self-esteem. The regression model indicates r= -0.345, F= 16,996, B= -0,321 (p<0,000), which is means that self-esteem has a very significant role in predicting body dissatisfaction in adolescent females. These findings indicate that if adolescents have high self-esteem then dissatisfaction with their bodies is low, conversely if adolescents' self-esteem is low then adolescents will experience high body dissatisfaction. Appearance is the aspect of self-esteem that contributes the most to predicting body dissatisfaction, with r = -0,386,( p <0,000). Negatif appraisal of physical appearance can cause highest body dissatisfaction in female. That is the reason why it is important to have a possitive appraisal to avoid body dissatisfaction in adolescent female
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN GUBERNUR DAERAH KHUSUS JAKARTA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES DAN REGRESI LOGISTIK
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) tahun 2024 melibatkan masyarakat dalam menentukan pemimpin untuk periode 2024-2029. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemilih menggunakan algoritma Naive Bayes dan Regresi Logistik. Data survei dikumpulkan melalui kuesioner Google Form dari masyarakat Jakarta yang berusia 17-71 tahun. Proses analisis melibatkan beberapa tahapan, yaitu identifikasi masalah, studi literatur, pengumpulan data, preprocessing, serta pembagian data menjadi data latih dan data uji. Algoritma Naive Bayes digunakan untuk memprediksi parameter klasifikasi berdasarkan pendidikan, popularitas, dan rekam jejak calon, sementara Regresi Logistik memprediksi faktor yang mempengaruhi keputusan pemilih. Naive Bayes menunjukkan akurasi tinggi dengan keunggulan dalam kecepatan dan pengolahan data berukuran besar, sementara Regresi Logistik menunjukkan kekuatan dalam analisis klasifikasi biner dan multinomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor rekam jejak memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pemilih. Akurasi prediksi Naive Bayes mencapai 85,00% dan Regresi Logistik 80,00%. Hasil analisis juga mengungkapkan bahwa faktor popularitas dan pendidikan calon memiliki pengaruh rasional terhadap keputusan pemilih, meskipun tidak sekuat rekam jejak. Selain itu, penggunaan dua algoritma ini memberikan pandangan yang komprehensif dalam memahami perilaku pemilih di Jakarta. Berdasarkan hasil yang ada, dapat disimpulkan bahwa calon gubernur dan wakil gubernur juga bisa berfokus pada peningkatan rekam jejak dan popularitas mereka untuk meningkatkan peluang terpilih.The election of the Governor and Deputy Governor of the Special Region of Jakarta (DKJ) in 2024 involves the community in determining leaders for the 2024-2029 period. This research analyzes the factors influencing voter decisions using the Naive Bayes algorithm and Logistic Regression. Survey data was collected via a Google Form questionnaire from Jakarta residents aged 17-71. The analysis process involves several stages: problem identification, literature study, data collection, preprocessing, and dividing the data into training and test data. The Naive Bayes algorithm is used to predict classification parameters based on a candidate's education, popularity, and track record, while Logistic Regression predicts factors that influence voter decisions. Naive Bayes shows high accuracy with advantages in speed and processing large data, while Logistic Regression shows strength in binary and multinomial classification analysis. The research results show that the track record factor significantly influences voter decisions. Naive Bayes prediction accuracy reached 85.00% and Logistic Regression 80.00%. The analysis results also reveal that the candidate's popularity and education factors rationally influence voter decisions, although not as strong as the track record. In addition, using these two algorithms provides a comprehensive understanding of voter behavior in Jakarta. Based on these results, governor and deputy governor candidates should also focus on improving their track record and popularity to increase their chances of being elected
PENERAPAN METODE ROTOSCOPING DAN FRAME ELIMINATION PADA ANIMASI 2D TARI ZAPIN
Pertumbuhan industri animasi di Indonesia diprediksi akan terus berkembang. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan animasi di Indonesia yang didominasi dengan animasi 2 dimensi dan 3dimensi dalam beberapa tahun terakhir, sekaligus ditandai dengan banyaknya animator asal Indonesia yang sukses di kancah internasional. Umumnya animasi diterapkan pada gerakan gerakan karakter baik itu gerakan sederhana seperti berjalan, hingga gerakan kompleks seperti pertarungan. Dalam penerapannya pun, berbagai metode dapat digunakan asalkan bisa mewujudkan gerakan animasi yang sesuai dengan gerakan aslinya. Umumnya hal ini berhasil dilakukan dikarenakan dalam gerakan yang kompleks, kecepatan gerakan seolah mengaburkan detail animasi dari gerakan tersebut. Namun hal ini tidak berlaku pada salah satu jenis gerakan yang sangat jarang diangkat daam animasi, gerakan ini adalah gerakan menari. Alasan mengapa gerakan menari sangat jarang dianimasikan, dikarenakan tarian adalah salah satu rangkaian gerakan yang memiliki kecepatan rendah, sehingga detail-detail dalam setiap perubahan gerak pada satu tarian, bisa menhasilkan ratusan bahkan ribuan frame ketika dirubah menjadi bentuk animasi. Dalam memvisualisasikan seni tari dengan visual animasi bukanlah hal yang mudah, karena banyakanya frame yang harus dibuat agar tarian tersebut terlihat natural. Apalagi dengan menggunakan teknik animasi seperti frame by frame dan cutout, tentunya justru menambah panjang waktu pengerjaan dan kuantitas gambar yang dihasilkan. Sebenarnya, selain frame by frame dan cutout, masih ada teknik animasi lainnya yang bisa saja diterapkan untuk mengatasi masalah banyaknya frame dalam gerkan tari. Salah satu solusi untuk memvisualisasikan tarian dalam bentuk animasi. Yaitu dengan teknik rotoscoping yang bisa menjembatani seni tari dengan animasi. Rotoscoping ini meniru setiap perubahan gerak pada tari, dan merubahnya menjadi frame. Namun jika hanya menggunakan teknik ini, maka gambar yang dihasilkan masih akan terlalu banyak, sehingga itu perlu ditambahkan satu teknik lagi yaitu frame elimination. Untuk itu, penulis ingin mengamplikasikan teknik rotoscoping dalam pembuatan animasi tari zapin. Untuk mengetahui apakah seni tari dapat divisualisasikan dengan baik dengan teknik rotoscoping dan Frame Elimination.The growth of the animation industry in Indonesia is predicted to continue to grow. This can be seen from the development of animation in Indonesia, which is dominated by 2-dimensional and 3-dimensional animation in recent years, as well as being marked by the large number of animators from Indonesia who are successful on the international stage. Generally, animation is applied to character movements, whether simple movements such as walking, to complex movements such as fighting. In its application, various methods can be used as long as they can create animated movements that match the original movements. Generally this is done successfully because in complex movements, the speed of the movement seems to obscure the animation details of the movement. However, this does not apply to one type of movement that is very rarely used in animation, this movement is dancing. The reason why dance movements are rarely animated is because dance is a series of movements that have low speed, so that the details in each change in movement in one dance can produce hundreds or even thousands of frames when converted into animation. Visualizing dance art with animated visuals is not an easy thing, because there are many frames that have to be created so that the dance looks natural. Moreover, using animation techniques such as frame by frame and cutout, of course, actually increases the processing time and quantity of images produced. Actually, apart from frame by frame and cutout, there are still other animation techniques that can be applied to overcome the problem of many frames in dance movements. One solution is to visualize dance in animated form. Namely the rotoscoping technique which can bridge dance with animation. This rotoscoping imitates every change in movement in dance, and converts it into a frame. However, if you only use this technique, the resulting image will still be too large, so one more technique needs to be added, namely frame elimination. For this reason, the author wants to apply the rotoscoping technique in making Zapin dance animations. To find out whether dance art can be visualized well using rotoscoping and Frame Elimination techniques
TRANSFORMASI DIGITAL WARISAN BUDAYA LOKAL: PEMERTAHANAN DAN PELESTARAIAN NILAI KEARIFAN LOKAL DI KAWASAN TELUK TOMINI
Teluk Tomini adalah kawasan yang sarat dengan kekayaan budaya lokal, seperti tradisi kesenian dan kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, di tengah gempuran globalisasi dan modernisasi, budaya ini menghadapi ancaman nyata. Minimnya dokumentasi dan keterbatasan teknologi di daerah terpencil membuat upaya melestarikan budaya semakin sulit. Melihat situasi ini, kegiatan pengabdian masyarakat kami hadir dengan harapan dapat membantu masyarakat Teluk Tomini mempertahankan dan melestarikan budaya mereka. Kami memulai dengan sosialisasi sederhana, mengenalkan teknologi kepada masyarakat agar mereka dapat mendokumentasikan budaya lokal seperti tarian, musik, cerita rakyat, dan artefak berharga lainnya. Dengan bantuan masyarakat, kami berhasil mengabadikan kekayaan budaya tersebut dalam format digital, seperti video, audio, dan foto. Tak hanya itu, kami juga mengembangkan platform digital yang memungkinkan budaya ini bisa diakses tak hanya oleh masyarakat setempat, tapi juga oleh seluruh dunia. Dampak dari kegiatan ini sangat terasa. Generasi muda semakin sadar akan pentingnya melestarikan budaya mereka. Meski begitu, hambatan teknologi, seperti akses internet yang terbatas, masih menjadi tantangan besar. Kami menyadari bahwa perlu ada upaya berkelanjutan untuk menghadapi kendala ini, agar masyarakat Teluk Tomini benar-benar bisa terus berperan aktif dalam menjaga warisan budaya mereka. Dengan evaluasi dan monitoring yang kami lakukan secara berkala, kami terus memantau keberhasilan dari penggunaan platform ini. Harapannya, teknologi bisa menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa depan, memastikan warisan budaya Teluk Tomini tetap hidup di tengah kemajuan zaman.Tomini Bay is rich in local cultural heritage, Including traditional arts and local wisdom passed down from generation to generation. However, amidst the waves of globalization and modernization, this cultural heritage faces significant threats. The lack of documentation and limited technological infrastructure in remote areas have made efforts to preserve the culture increasingly challenging. Recognizing this situation, our community service initiative was launched with the hope of assisting the people of Teluk Tomini in preserving and sustaining their cultural heritage. We began with a straightforward outreach, introducing technology to the community so they could document their local culture, including traditional dances, music, folklore, and other valuable artifacts. With the help of the community, we successfully captured this cultural wealth in digital formats such as video, audio, and photographs. Additionally, we developed a digital platform that allows this cultural heritage to be accessed not only by the local community but also globally. The impact of this initiative has been significant. The younger generation has become more aware of the importance of preserving their cultural heritage. However, technological barriers, such as limited internet access, remain a major challenge. We recognize that ongoing efforts are needed to overcome these obstacles, so the people of Teluk Tomini can continue to play an active role in safeguarding their cultural legacy. Through regular evaluation and monitoring, we continuously assess the success of the platform’s implementation. Our hope is that technology can serve as a bridge connecting the past and the future, ensuring that Teluk Tomini's cultural heritage remains vibrant in the face of modern advancements
EDUKASI FISIOTERAPI BAD POSTURE PADA SISWA-SISWI DI SMP NEGERI 1 KOTA MALANG
Pendahuluan: Kelainan postur, atau gangguan yang berkaitan dengan postur tubuh, semakin sering ditemukan pada anak-anak belakangan ini. Penyebab dari postur yang buruk tidak hanya dari cara duduk, melainkan cara tidur dan aktivitas yang memicu kelainan postur tubuh yaitu bermain gadget, menatap layar laptop/komputer, mengangkat barang berat, dan jenis tas sekolah. Tujuan: Penyuluhan ini dilakukan dengan tujuan memberikan edukasi kepada siswa mengenai kasus-kasus gangguan postur tubuh, khususnya mengenai pengertian, jenis, dan penyebab gangguan postur tubuh, serta strategi pencegahan dan latihan fisioterapi untuk mengurangi jumlah keluhan siswa ketika alat penanganan atau tas jinjing. Metode: Microsoft PowerPoint digunakan sebagai alat pengajaran untuk mendidik siswa tentang masalah kesehatan yang berkaitan dengan postur tubuh yang buruk menggunakan beberapa pertanyaan kuisioner sebagai alat ukur pengetahuan. Terdiri dari 30 iswa diberikan tes sebelum dan sesudah dalam bentuk pertanyaan untuk mengukur seberapa bermanfaat pengajaran tersebut. Hasil: Sesi penyuluhan berjalan baik, dan pemahaman para siswa meningkat dari 30% menjadi 100% setelah mendapatkan instruksi, menurut hasil evaluasi. Kegiatan penyuluhan ini, yang dilakukan di SMP Negeri 1 Kota Malang, Oro-Oro Dowo, Klojen, membantu siswa untuk lebih memahami tentang postur tubuh yang buruk serta cara mencegah dan mengelola latihan fisioterapi terkait postur tubuh, seperti pelvic tilt, bird-dog, dan cat-camel. Kesimpulan: Untuk membantu siswa mencegah dan mengatasi postur tubuh yang buruk, telah dilakukan sesi konseling di SMP Negeri 1 Kota Malang, Oro-Oro Dowo, Klojen, Kota Malang. Sesi ini mencakup latihan seperti gerakan memiringkan panggul, bird-dog, dan cat-camel yang dapat dilakukan di rumah untuk membantu memperbaiki postur tubuh. Mayoritas siswa yang mengikuti latihan ini mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui apa yang menyebabkan postur tubuh buruk atau bagaimana cara menghindarinya.Background: Postural Disorder, or disorders related to body posture, which are increasingly found in children lately. The causes of poor posture are not only from sitting positions but also from sleeping positions and activities that trigger body posture disorders, such as playing gadgets, staring at laptop/computer screens, lifting heavy objects, and the type of school bags. Objectives: The counseling was conducted with the intention of educating students about cases of poor posture, particularly with reference to the definition, types, and causes of posture disorders, as well as prevention strategies and physiotherapy exercises to lessen the number of complaints from students when handling devices or carrying bags. Method: Microsoft PowerPoint was utilized as a teaching tool to educate students about health issues related to poor body posture using several questionnaire questions as a measure of knowledge. In 30 students were given pre- and post-tests in the form of questions to gauge the effectiveness of the teaching. Results: The counseling session went well, and the pupils' understanding increased from 30% to 100% after getting instruction, according to the evaluation. This counseling activity, which was conducted at SMP Negeri 1 Kota Malang, Oro-Oro Dowo, Klojen, helped students learn more about poor posture and how to prevent and manage posture-related physiotherapy exercises like pelvic tilt, bird-dog, and cat-camel. Conclusion: To help students prevent and address poor body posture, counseling sessions have been conducted at SMP Negeri 1 Kota Malang, Oro-Oro Dowo, Klojen, Kota Malang. These sessions include exercises such as pelvic tilts, bird-dogs, and cat-camels that can be performed at home to help improve body posture. The majority of students participating in these exercises stated that they were unaware of what causes poor body posture or how to avoid it
GAMBARAN POLA ASUH IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS LIMAPULUH
Stunting adalah kondisi balita yang mengalami gangguan pertumbuhan diakibatkan dari permasalahan gizi berupa kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama. Pada tahun 2022 prevalensi kejadian stunting Kota Pekanbaru mengalami kenaikan menjadi 16,8%. Data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2022 menunjukkan prevalensi kejadian stunting tertinggi berada di Kecamatan Limapuluh sebanyak 60 balita, dimana dibuktikan dengan studi pendahuluan di Puskesmas Limapuluh Kecamatan Limapuluh mendapatkan prevalensi kejadian stunting sebesar 4,47%. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kejadian stunting adalah pola asuh ibu. Pola asuh ibu mempengaruhi keadaan gizi anak, rangsangan psikososial, perawatan dan praktek kesehatan pada anak. Pola asuh ibu yang buruk akan menyebabkan anak mengalami kondisi stunting. Jika tidak ditangani dengan cepat, akan memberikan dampak merugikan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu teknik Proportionate Stratified Random Sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 142 sampel. Analisis data yang digunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pola asuh ibu dengan risiko kejadian stunting pada balita usia 12-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru. Ditemukan hubungan antara pola asuh ibu dengan risiko kejadian stunting pada balita usia 12-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru dengan nilai p-value 0,027 dan nilai PR sebesar 1,826. Pola asuh ibu berhubungan dan merupakan faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 12-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru.Stunting is a growth disorder in toddlers due to prolonged nutrition deficiency. In 2022, the prevalence of stunting in Pekanbaru increased to 16,8%. Based on the 2022 from Pekanbaru Health Office, the highest prevalence of stunting was found in Limapuluh District, comprising of 60 toddlers. This was proven by a pilot study in Limapuluh Health Center with a stunting prevalence of 4,47%. Various factors affect stunting, including maternal parenting. Aside from affecting nutrition, parenting will also affect children’s psychosocial stimulus, health care, and health practice at home. Poor maternal parenting leads to poor nutrition, which in turn will cause stunting. Poor management will lead to short and long-term detrimental effects. This was an observational analytics study that uses a cross-sectional design. The study was conducted within the work area of Limapuluh Health Center Pekanbaru. Samples were obtained with the proportionate stratified random sampling technique with a total sample of 142. Univariate and bivariate analyses were used for data analysis using Chi-Square statistical test. To determine the correlation between maternal parenting and the risk of stunting in 12-23 months toddlers in the work area of Limapuluh Health Center Pekanbaru. There was a correlation between maternal parenting and the risk of stunting in 12-23 months old toddlers in the work area of Limapuluh Health Center Pekanbaru with a p- value of 0,027 and a PR value of 1,826. Maternal parenting was related and was a risk factor for stunting in 12-23 months old toddlers in the work area of Limapuluh Health Center Pekanbaru
Efektivitas Lemon (Citrus Limon) Sebagai Reagen Alternatif Pemeriksaan Proteinuria
Proteinuria is the presence of protein in human urine that exceeds the normal value, which is more than 150 mg 24 hours or in children more than 140 mg m². Proteinuria is also a sign of kidney damage and acts as a sign of cardiovascular mortality risk and a predictor of progression of kidney disease. measuring the presence of protein content in urine where the administration of acetic acid can die to reach the protein isoelectric point, with heating it causes denaturation and precipitation occurs Lemon (citrus limon) is a plant that has benefits as a natural antioxidant latena contains vitamin C acetic acid, essential oils, coumarins from this study to determine the effectiveness of lemon juice solution (Curus limon) as an alternative urine protein reagent with concentrations of 20% 40%, 60%, 80% and 100% The method used in this study was experimental. obtained is 3 at a concentration of 20%, 40% and 60%, 80%, and 100%. The conclusion of this study is that a solution of lemon juice (Cruz ammon) with a concentration of 20%, 40%, 60, 80%, and 100% is effective as alternative reagent for proteinuria.Proteinuria adalah adanya protein pada urine manusia yang melebihi nilai normal yaitu lebih dari 150 mg/24 jam atau pada anak-anak lebih dari 140 mg/m2. Proteinuria juga merupakan pertanda adanya kerusakan ginjal dan berperan sebagai pertanda resiko mortilitas kardiovaskular dan predikator progrevitas penyakit ginjal. Metode asam asetat dapat mengukur adanya kandungan protein dalam urine dimana pemberian asam asetat dapat mencapai titik isolektrik protein, dengan pemanasan mengakibatkan denaturasi dan terjadi presipitasi. Lemon (citrus limon) merupakan tanaman yang memiliki manfaat sebagai antioksidan alami karena memiliki kandungan vitamin C, asam asetat, minyak atsiri, kumarin. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas larutan perasan lemon (Citrus limon) sebagai reagen alternatif protein urin dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Dari pemeriksaan yang dilakukan pada ke 5 sampel maka didapatkan hasil yaitu 3+ pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% . Kesimpulan dari penelitian ini adalah larutan air perasan lemon (Citrus limon) dengan konsentrasi 20%, 40%, 60, 80% dan 100% efektif digunakan sebagai reagen alternatif pemeriksaan proteinuria