Jurnal Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya
Not a member yet
23182 research outputs found
Sort by
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KARTU ARISAN UNTUK KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN KELAS XI SMAN 1 MOJOSARI
ABSTRAK Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan bahasa yang cukup sulit dalam bahasa Jerman. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya penerapan keterampilan berbicara dalam pembelajaran. Seperti halnya yang terjadi di SMAN 1 Mojosari. Oleh karena itu, di SMAN 1 membutuhkan model pembelajaran yang berbeda, seperti “Kartu Arisan”. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe kartu arisan adalah salah satu pembelajaran kooperatif atau berkelompok, dimana peserta didik bekerjasama dalam kelompok untuk mendiskusikan kesesuaian jawaban. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas XI SMAN 1 Mojosari dalam pembelajaran keterampilan berbicara dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana hasil belajar peserta didik kelas XI SMAN 1 Mojosari dalam pembelajaran keterampilan berbicara dengan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Adapun data penelitian ini yaitu berupa angket dan tes sebagai pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar untuk keterampilan berbicara bahasa jerman peserta didik kelas XI dengan Model Pembelajaran Tipe Kartu Arisan mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama rata-rata nilai peserta didik 74. Pertemuan kedua nilai rata-rata peserta didik 81. Pada pertemuan ketiga rata-rata nilai peserta didik 85. Melalui hasil angket lebih dari 50% menunjukkan respon positif dari peserta didik pada seluruh aspek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan dapat digunakan untuk keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas XI. Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan, Keterampilan BerbicaraAUSZUGSprechfertigkeit sind Kompetenzen, Wӧrtern zu äuβern. Sprechfertigkeit hat auch andere Bedeutung, um die Ideen auszudrϋcken. Sprechen ist eine der Sprachfertigkeit, das es schwierig auf Deutsch ist. Die Ursache des Problem in SMAN 1 Mojosari ist die Benutzung der Sprechfertigkeit noch knapp. Es braucht mehrere Zeit fϋr den Schϋlern Sprechen zu ϋben. Deshalb braucht in SMAN 1 Mojosari noch variante Lernmodell, wie “Kartu Arisan” zu benutzen. Lernmodell Kartu Arisan ist ein Lernmodell von Kooperativ. Im Praxis sollen den Schϋlern Gruppenarbeit. Das Problem dieser Untersuchung ist, Wie ist die Lernergebnisse der Sprechfertigkeit der Schülern Klasse XI mit “Kartu Arisan” Lernmodell. Das Ziel dieser Untersuchung ist es, die Lernergebnisse der Sprechfertigkeit der Schüler Klasse XI mit Lernmodell “Kartu Arisan” zu wissen. Die Methode der Untersuchung ist qualitativ. Die Daten dieser Untersuchung werden durch die Ergebnisse der Fragebogenanalyse und der Test bekommen. Die Ergebnisse zeigen, dass die Lernergebnisse der Sprecfertigkeit der Schüler der Klasse XI mit Lernmodell Kartu Arisan zugenommen hat. Die Daten bekommen aus die Noten den Schϋlern im ersten Treffen 74. Im zweiten Treffen bekommen den Schϋlern die Noten 81. Im dritten Treffen bekommen den Schϋlern die Noten 85. Durch die Fragebogenergebnisse zeigen mehr als 50% positive Antworten von Schϋlern in allen Aspekten. Das bedeutet, dass die Lernmodell Kartu Arisan verwendet werden kann, um die Lernergebnisse von der Schülern Klasse XI. Schlüsselwörte: Lernmodell Kartu Arisan, Sprechfertigkeite
Validitas dan Keefektifan LKPD Pembuatan Virgin Coconut Oil Secara Enzimatis Berbasis PBL Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Pada Materi Bioteknologi
Kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk produktif, kreatif, inovatif dan memiliki peran dalam kehidupan bermasyarakat. Cara yang dapat digunakan agar kurikulum 2013 tercapai adalah dengan membuat peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan melalui keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains dapat dioptimalkan melalui model problem based learning (PBL). Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan lembar kerja peserta didik (LKPD) pembuatan virgin coconut oil (VCO) secara enzimatis berbasis PBL untuk melatihkan keterampilan proses sains pada materi bioteknologi yang valid dan efektif. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan 4D, yaitu define, design, develop, dan disseminate, namun tahap disseminate tidak dilakukan. Sasaran ujicoba terbatas pada 16 peserta didik kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Arosbaya. Metode pengumpulan data menggunakan metode validasi dan metode tes. Instrumen penelitian menggunakan lembar validasi, lembar pretest dan lembar posttest. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa validitas LKPD memperoleh presentase sebesar 93,18% dengan kategori sangat valid dan keefektifan LKPD memperoleh presentase sebesar 100% dengan kategori sangat efektif
PERANAN SERIKAT PEKERJA PT PETROKIMIA GRESIK DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
ABSTRAK
PERANAN SERIKAT PEKERJA PT PETROKIMIA GRESIK DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Nama : Shelmy Yuniar
NIM : 12040704035
Program Studi : S1 Ilmu Hukum
Jurusan : Hukum
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Nama Lembaga: Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Arinto Nugroho, S.Pd., S.H., MH
Perusahaan dan pekerja adalah dua kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya memiliki hak dan kewajiban masing-masing untuk bersama-sama melakukan kegiatan produksi. Namun tak jarang ada pula konflik diantara keduanya. Pasal 2 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial menyatakan bahwa perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja,peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Hal inilah yang sedang dihadapi oleh serikat pekerja PT Petrokimia Gresik dengan Manajemen perusahaan PT Pupuk Indonesia (persero). Hak para pekerja sesuai hasil kesepakatan pada tahun 2013 yang tak kunjung dipenuhi oleh pihak PT Pupuk Indonesia (persero) menyebabkan semakin lamanya permasalahan ini.
Penelitian ini merupakan penelitian empiris. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan masalah dan observasi. Jenis bahan hukum terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan adalah dengan cara wawancara dan dokumentasi yang kemudian diolah menggunakan bahan hukum yang telah di dapat untuk kemudian direduksi dan diikuti penyusunan sajian data secara komprehensif dan teliti serta hati-hati dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa perselisihan hubungan industrial yang tengah dihadapi oleh serikat pekerja PT Petrokimia Gresik dengan PT Pupuk Indonesia (persero) merupakan jenis perselisihan hak, dikarenakan bahwa belum dipenuhinya kesepakatan kerja yang telah dibuat pada tahun 2013 oleh PT Pupuk Indonesia (persero) kepada pekerja di PT Petrokimia Gresik yang dalam menuntut haknya di wakili oleh serikat pekerja PT Petrokimia Gresik. Sebaiknya manajemen dari PT Pupuk Indonesia (persero) dengan besar hati segera merealisasikan tuntutan dari serikat pekerja dikarenakan hal tersebut merupakan kewajiban yang telah tertuang dalam kesepakatan pada tahun 2013. Agar permasalahan internal perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini tidak berlarut-larut.
Kata kunci : Badan Usaha Milik Negara, Perselisihan Hubungan Industrial, Serikat Pekerja
ABSTRACT
THE ROLE OF TRADE UNION OF PT. PETROKIMIA GRESIK ININDUSTRIAL RELATION DISPUTE SETTLEMENT
Nama : Shelmy Yuniar
NIM : 12040704035
Program Studi : S1 Law Studies
Jurusan : Law
Fakultas : Faculty of Social Sciences and Law
Nama Lembaga : State University of Surabaya
Pembimbing : Arinto Nugroho, S.Pd., SH, MH
Companies and workers are two unities which can not be separated. Both have rights and obligations to jointly undertake production activities. But often there are conflicts between the two. Article 2 of Law No. 2 of 2004 concerning Industrial Relation Dispute Settlement states that the right disputes are disputes arising from the non-fulfillment of rights, because of differences in the application and interpretation of the provisions of legislation, agreements, company regulations or cooperation agreements, This is what is being faced by trade union of PT. Petrokimia Gresik against the management of PT Pupuk Indonesia (Persero). The rights of workers as agreed in 2013 that can not be met by PTPupuk Indonesia (Persero) causes the length of this issue.
This research is empirical. The research approach used are approach to the problem and observation. Types of legal materials consist of primary legal material, secondary legal material, and tertiary legal material. The legal materials collection technique used are by interview and documentation then processed using legal materials which have been obtained for later reduced and followed by the preparation of a comprehensive and meticulous data display and ended with a summary.
Based on the research results obtained, it can be concluded that industrial relation dispute faced by trade union of PT Petrokimia Gresik against PT. Pupuk Indonesia (Persero) is a type of right dispute, because there has not been the fulfillment of labor agreements which have been made in 2013 by PT Pupuk Indonesia (Persero) to employees at PT. Petrokimia Gresik in which in claiming their rights then represented by trade union of PT Petrokimia Gresik. We recommend that the management of PT Pupuk Indonesia (Persero) with a big heart to realize the demands of the union because it is an obligation that has been stipulated in the agreement in 2013. In order that the company''''s internal problem of the State Owned Enterprises (SOE) is not protracted.
Keywords: Stated Owned Enterprise (SOE), Industrial Dispute, TradeUnio
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN PERANGKAT PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT MAKANAN OLAHAN BERBAHAN TEMPE PADA MASYARAKAT DESA KEDUNGMEGARIH KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN
ABSTRAK Pelatihan adalah suatu program atau pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian atau keterampilan, konsep, peraturan, dan kemampuan tenaga kerja agar mencapai sesuatu yang diinginkan. Pelatihan membutuhkan perangkat yang bersifat efektif untuk mendukung keberhasilan pelatihan. Keefektifan penggunaan perangkat pelatihan dapat diukur dari peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta. Penelitian ini bertujuan 1) Mengetahui aktivitas instruktur, 2) Mengetahui aktivitas peserta, 3) Mengetahui hasil pelatihan yaitu meliputi pengetahuan dan keterampilan, 4) Mengetahui respon peserta pelatihan membuat makanan olahan berbahan tempe. Jenis penelitian adalah Quasi Experiment. Desain penelitian yang digunakan One group pretest-posttest. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas yaitu penggunaan perangkat pelatihan, variabel terikat yaitu keefektifan yang diukur dengan melihat peningkatan hasil pelatihan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, respon peserta pelatihan, aktivitas instruktur dan aktivitas peserta, variabel kontrol yaitu bahan, alat, proses, materi, instrument, waktu, instruktur, sarana prasarana. Analisis data dilakukan dengan statistik bantuan SPSS Uji paired sample test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) aktivitas instruktur termasuk dalam ketegori sangat baik, 2) aktivitas peserta pelatihan termasuk dalam kategori sangat baik, 3) hasil pelatihan menunjukkan bahwa terdapat peningkat pengetahuan menujukkan bahwa adanya nilai signifikan (p) = 0,000 (<0,05), keterampilan memperoleh nilai rata-rata ≥ 82 termasuk dalam kategori sangat baik, 4) respon peserta pelatihan memperoleh rata-rata persentase 96,93% termasuk dalam kategori sangat baik. Kata kunci : Pelatihan, Perangkat Pelatihan, dan Keefektifan. ABSTRACT Training is a program or learning to improve the knowledge, expertise or skills, concepts, rules, and the abilities of workers to achieve what it is desired. Training requires effective tools to achieve the successful of training. The effectiveness of the use of training tools can be measured by increasing the knowledge and skills of participants. This study aims to 1) Know the instructors activities, 2) Know the participants activities, 3) Know the results of the training that includes knowledge and skills, 4) Know the training participants responses to make processed food that is made from tempeh. This type of research is Quasi Experiment. The research design uses One group pretest-posttest. The variables of this study include the independent variable, namely the use of training tools. The dependent variable is effectiveness that is measured by looking at the increase in the training results that include knowledge, skills, training participants responses, instructors activities and participants activities and control variables namely materials, tools, processes, materials, instrument, time, instructor, infrastructure. Data analysis was conducted using SPSS statistical help Paired sample test. The results showed that 1) instructor activity included in the excellent category, 2) the activity of the trainees included in the very good category, 3) the training results showed that there was an increase in knowledge showed by a significant value (p) = 0,000 (<0.05) , skills gained an average score of ≥ 82 included in the excellent category, 4) the response of the trainees obtained an average percentage of 96.93% included in the very good category. Keywords: Training, Training Tools, and Effectiveness
PEMBELAJARAN MUSIK KERONCONG PADA KOMUNITAS KERONCONG ANAK JOMBANGJAWA TIMUR
Pembelajaran seni merupakan salah satu upaya pendukung dalam melestarikan suatu kesenian. Pembelajaran seni dapat menghasilkan prestasi non akademik yang penting dalam pengembangan potensi anak. Salah satunya dengan pembelajaran musik keroncong. Komunitas Keroncong Anak Jombang merupakan salah satu lembaga non formal di Kabupaten Jombang Jawa Timur yang menyelenggarakan pembelajaran musik keroncong. Untuk itu peneliti tertarik untuk mendeskripsikan tentang pembelajaran keroncong pada Komunitas Keroncong Anak Jombang di Kabupaten Jombang yang dikaji dalam tinjauan pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pelatih keroncong di Komunitas Keroncong Anak Jombang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi nonpartisipan, wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, serta dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data kemudian penarikan kesimpulan. Validitas data menggunakan triangulasi sumber, teknik dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan (1) Proses pembelajaran keroncong terdapat beberapa tahap yaitu dimulai dengan tahap awal yaitu pengenalan masing-masing alat keroncong, pembelajaran ritmis keroncong yang dimulai dari irama dasar, irama tunggal atau engkel dan irama rangkap atau dobel. (2) Kendala dalam pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu kendala internal dan kendala eksternal. Kendala internal meliputi aspek estetis, waktu, dan materi yang diberikan meliputi tingkat kesulitan pada materi lagu yang diberikan. Kendala eksternal merupakan kendala yang berasal dari luar komunitas tersebut seperti dari pihak pemerintah kota yang kurang memperhatikan keberadaan komunitas ini. Selain itu dengan adanya globalisasi pula berpengaruh pada banyaknya musik-musik yang berkembang sehingga berpengaruh pada jumlah peminat musik keroncong. Kata Kunci: pembelajaran, musik keroncong, komunitas
PROSES PEMBELAJARAN LAGU RINDU LUKISAN PADA PADUAN SUARA ENHARMONIC SINGERS SMA NEGERI 1 PANDAAN DALAM RANGKA LPS UGM 2019
SMA Negeri 1 Pandaan mempunyai program ekstrakurikuker paduan suara bernama Enharmonic Singers. Selama 9 tahun didirikan, paduan suara ini dinilai berhasil dalam mengembangkan potensi yang ada. Hal ini dibuktikan dengan prestasi yang diraih para alumni. Tahun 2019, tim lomba dipersiapkan untuk mengikuti LPS UGM 2019 kategori paduan suara muda dengan membawakan lagu wajib berjudul rindu lukisan. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti merumuskan permasalahan tentang bagaimana proses pembelajaran dan bagaimana hasil belajar lagu rindu lukisan pada paduan suara Enharmonic Singers dalam rangka LPS UGM 2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian mengenai proses pembelajaran lagu rindu lukisan pada paduan suara Enharmonic Singers dalam rangka LPS UGM 2019. Subjek sekaligus data primer ialah pembina, pelatih dan tutor. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi nonpartisipan, dokumentasi, serta wawancara terstruktur. Sebelum data disajikan dan menarik simpulan, dilakukan validitas data melalui teknik triangulasi sumber, dan teknik. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dengan tiap-tiap langkah pembelajarannya dapat diatasi dengan kerjasama yang baik antar anggota dan pelatih. Siswa dapat percaya diri tampil dalam acara prakompetisi serta LPS UGM 2019. Sikap mandiri dan kerjasama ditunjukkan dalam berlatih dan pada saat mempersiapkan konser serta keperluan LPS UGM 2019. Hasil pembelajaran latihan sesuai dengan tujuan awal yang mengacu pada 3 ranah, antara lain: (1) ranah afektif, (2) ranah kognitif, dan (3) ranah psikomotorik. Pada ranah afektif ditunjukkan dengan sikap disiplin dan mandiri. Pada ranah kognitif ditunjukkan dengan memahami teknik membaca partitur dan teknik vokal yang tepat. Pada ranah psikomotorik ditunjukkan dengan mampu bernyanyi lagu rindu lukisan dengan teknik vokal yang benar dan tepat. Hal ini dibuktikan dengan diraihnya juara 2 saat mengikuti LPS UGM 2019 di Jogjakarta pada kategori paduan suara muda dengan total nilai 80,81. Kata kunci: Pembelajaran, Lagu Rindu Lukisan, Paduan Suara
SURVEI PERILAKU HIDUP SEHAT SISWA-SISWI SMA/SMK DI KOTA SURABAYA
Abstrak Perilaku hidup sehat adalah suatu tindakan atau perilaku dalam rangka mencegah timbulnya penyakit, menanggulangi penyakit dan masalah kesehatan lainnya, meningkatkan derajat kesehatan, memanfaatkan pelayanan kesehatan, dan menyelenggarakan upaya kesehatan. Perilaku hidup sehat meliputi 10 dimensi, yaitu kebiasaan makan, konsumsi alkohol, konsumsi obat – obatan terlarang, kebersihan diri, kesehatan mental, aktivitas fisik, faktor protektif, perilaku seksual, konsumsi rokok, serta kekerasan dan cedera.Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui gambaran perilaku hidup sehat siswa – siswi SMA/SMK di Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yang akan menggambarkan fenomena maupun peristiwa dari variabel yang diteliti. Desain penelitian yang digunakan adalah menggunakan penelitian non-eksperimen dengan metode survei. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Indonesia Global School Based Students Health Survey 2015 dari WHO. Populasi penelitian ini adalah siswa – siswi SMA/SMK di Kota Surabaya yang menggunakan sampel 15 sekolah yang terdiri dari 5 Sekolah Menengah Atas Negeri, 5 Sekolah Menengah Atas Swasta, dan 5 Sekolah Menengah Kejuruan dan jumlah responden sebanyak 1066 siswa. Analisis data dengan menggunakan persentase. Berdasarkan hasil penelitian perilaku hidup sehat siswa SMA/SMK di Kota Surabaya menjelaskan bahwa untuk Sekolah Menengah Atas Negeri kategori buruk sebesar 8%, kategori cukup 16,6%, dan kategori baik 75,6%. Untuk Sekolah Menengah Atas Swasta kategori buruk sebesar 8,5%, kategori cukup 18,8%, dan kategori baik 72,7%. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Kejuruan kategori buruk sebesar 8,4%, kategori cukup 17,1%, serta kategori baik 74,5%. Secara keseluruhan, perilaku hidup sehat siswa – siswi SMA/SMK di Kota Surabaya kategori buruk sebesar 8,3%, kategori cukup 17,4%, dan kategori baik 74,2%. Kata Kunci: Perilaku Hidup Sehat, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan. Abstract Health behavior is the action conducted by human being in order to prevent the disease, overcome the disease, overcome the disease and other issues regarding to health, increase the standard of health, utilize health services, also organize health efforts. Health behavior covers 10 dimensions which involved dietary behavior, alcohol use, drug use, hygiene, mental health, physical activity, protective factors, sexual behavior, tobacco use, as well as violence and injury.The study aims to discover the overview health behavior of students senior high school/vocational high school in Surabaya City. This study uses descriptive which it will describe of incident about the variable. The design of this study is non experiment study using survey method. The data is gathered through questionnaire “Indonesia Global School Based Students Health Survey 2015” from WHO. The population of this study are students from senior high school/vocational high school in Surabaya City which the sample are from 15 schools that involved 5 public senior high schools, 5 private senior high schools, and 5 vocational high schools with the number of the sample covered 1066 students. The data of this study is analyzed using percentage.The result of the study shows the percentage of each category in health behavior of students senior high school/vocational high school in Surabaya City, for public senior high school it has bad category indicating number of 8%, adequate category 16,6%, and good category 75,6%. For private senior high school, it has bad category indicating 8,5%, adequate category 18,8%, and good category 72,7%. Whereas for vocational high school, the bad category indicates 8,4%, adequate category 17,1%, and good category 74,5%. Overall, the health behavior of students senior high school/vocational high school in Surabaya City has bad category indicating 8,3% adequate category 17,4%, and good category 74,2%. Keywords: Health Behavior, Senior High School, Vocational High School
PELAKSANAAN PENGAWASAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS MELALUI PROSES E-TILANG DI POLRESTA SIDOARJO
Elektronik Tilang merupakan kebijakan terbaru dari Kepala Polisi RI yang telah disahkan pada tanggal 6 Desember 2016. Program terbaru ini diberlakukan yang mana setiap ada pelanggaran lalu lintas akan ditindak dan didata secara online melalui aplikasi mobile yang dimiliki oleh aparat kepolisian dan semua pembayaran denda pelanggaran harus dibayarkan sendiri oleh pelanggar kepada bank melalui kode briva yang sudah diberikan petugas. Pembayaran bisa langsung menggunakan ATM maupun datang langsung ke teller bank. Tujuan dari sistem baru E-Tilang dari Kepala Polisi RI yang disahkan pada Desember 2016 dalam menindak setiap pelanggaran adalah untuk menekan adanya pungli yang biasa dilakukan petugas dalam melakukan penindakan pelanggaran lalu lintas serta mengurangi hubungan pembayaran langsung antara petugas dengan pelanggar. Prakteknya di Polresta Sidoarjo terdapat petugas yang menawarkan pembayaran denda lebih murah supaya pelanggar membayar denda di tempat. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya pengawasan langsung dari anggota pengawas seperti kepala pengawas dan profesi pengamanan. Akibat dari tidak adanya pengawasan langsung maka denda yang seharusnya dibayarkan kepada bank seluruhnya tetapi oleh petugas hanya dibriva setengah dari pembayaran denda yang dibayarkan oleh pelanggar. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan serta mengetahui tentang pelaksanaan pengawasan penindakan pelanggaran lalu lintas melalui proses elektronik tilang di Polresta Sidoarjo dan juga untuk mendeskripsikan apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengawasi pelaksanaan penindakan pelanggaran lalu lintas melalui proses elektronik tilang.Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis sosiologis dengan pendekatan penelitian kualitatif. Jenis data penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis menggunakan metode deskriptif analitis. Hasil penelitian dan pembahasan ini menunjukkan bahwa selama pelaksanaan penindakan pelanggaran lalu lintas melalui proses E-Tilang di Polresta Sidoarjo tidak pernah ada pengawasan langsung dari seksi pengawas dan propam. Tidak pernah ada pengawasan langsung karena jumlah anggota pengawas terbatas sedangkan jumlah wilayah polsek di wilayah Polresta Sidoarjo terbagi menjadi 15 polsek sehingga tidak bisa menjangkau setiap polsek secara bersamaan. Selain itu faktor yang menghambat pelaksanaan pengawasan penindakan pelanggaran lalu lintas melalui proses E-Tilang ada lima faktor antara lain aturannya tidak mengatur secara spesifik proses pengawasan bagi polisi pada saat melakukan penindakan, aparat penegak hukumnya untuk jumlah anggota pengawas terbatas, tidak professional dan tidak bermoral, masyarakatnya untuk kesadaran hukumnya kurang, sarana dan prasarana sudah memadai, dan budaya hukum bagi aparat penegak hukum memang sejak dari dulu tidak pernah ada pengawasan langsung. Kata kunci: pelanggaran lalu lintas, e-tilang, pengawasa
PENGEMBANGAN M-LEARNING BERBASIS ANDROID PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 2D DAN 3D MATERI POKOK PENGENALAN ADOBE FLASH UNTUK SISWA KELAS XI JURUSAN MULTIMEDIA DI SMK NEGERI 12 SURABAYA
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menghasilkan produk media m-learning berbasis android pada mata pelajaran animasi 2D dan 3D materi pokok pengenalan adobe flash yang layak digunakan dalam pembelajaran siswa kelas XI jurusan multimedia di SMK Negeri 12 Surabaya, (2) Mengetahui keefektifan media m-learning berbasis android pada mata pelajaran animasi 2D dan 3D materi pokok pengenalan adobe flash untuk siswa kelas XI jurusan multimedia di SMK Negeri 12 Surabaya. Model pengembangan yang digunakan adalah model DDD-E (Decide, Design, Develop and Evaluate) karena model pengembangan ini memiliki langkah-langkah yang lebih sederhana, namun terperinci disetiap tahapannya, serta dikhususkan untuk mengembangkan multimedia (m-learning). Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan angket, wawancara terstruktur dan tes untuk mengetahui kelayakan media. Untuk mengetahui tingkat efektifitas menggunakan teknik kelas kontrol dan eksperimen. Data kelayakan produk yang dihasilkan, ditentukan melalui analisis hasil validasi ahli desain pembelajaran yaitu 100% yang termasuk dalam kategori sangat baik, ahli materi 100% yang termasuk dalam kategori sangat baik, ahli media yaitu 100% dimana juga termasuk dalam kategori sangat baik, ahli bahan penyerta yaitu 100% yang termasuk dalam kategori sangat baik. Uji coba yang dilakukan baik uji coba perorangan menilai 86,41% termasuk dalam kategori sangat baik, uji coba kelompok kecil menilai 88,88%, sedangkan uji kelompok besar 93,2% juga termasuk dalam kategori sangat baik. Dari semua penilaian dan kategori yang sudah dinilai maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan m-learning berbasis android pada mata pelajaran animasi 2D dan 3D materi pokok pengenalan adobe flash untuk siswa kelas XI jurusan multimedia di SMK Negeri 12 Surabaya. Sedangkan hasil analisis data yang diperoleh dari t test dengan taraf signifikasi 5%, db = N – 1 = 60 - 1 = 59 sehingga diperoleh ttabel = 1,67. Jadi thitung lebih besar dari ttabel yaitu dengan hasil 5,52 > 1,67. Karena thitung lebih besar daripada ttabel maka terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest, dapat disimpulkan bahwa media m-learning berbasis android pada mata pelajaran animasi 2D dan 3D materi pokok pengenalan adobe flash untuk siswa kelas XI jurusan multimedia di SMK Negeri 12 Surabaya. Kata Kunci : Pengembangan, M-Learning, Animasi 2D dan 3D, Pengenalan Adobe Flash. ABSTRACT The purpose of this study is (1) Producing m-learning based on android for 2d & 3d animation subject with adobe flash introduction main material which is suitable for use in multimedia class grade 11th in SMK Negeri 12 Surabaya learning, (2) Knowing the effectiveness of m-learning based on android for 2D & 3D animation subject with adobe flash introduction main material for multimedia class grade 11th in SMK Negeri 12 Surabaya. The development model used is the DDD-E (Decide, Design, Develop and Evaluate) model, because this development has simple, but detailing each step, and special for developing multimedia (m-learning). To determine the level of effectiveness using t test analysis techniques while for the feasibility of Guttman analysis techniques. The product feasibility data produced, determined through the analysis of the results of the validation of learning design experts that are 100% which is included in the very category good, material experts 100% included in the very good category, media experts that is 100% which is also included in the very good category, expert accompanying material that is 100% which is included in the excellent category. Trials conducted both individual trials rated 86.41% included in the very good category, small group trials valued 88.88%, while large group trials were 93.2% and all included in the excellent category. From all the assessments and categories that have been assessed, it can be concluded that the development of media m-learning based on android for 2D & 3D animation subject with adobe flash introduction main material for multimedia class grade 11th in SMK Negeri 12 Surabaya is suitable for use by students. While the results of data analysis obtained from the t test with a significance level of 5%, db = N - 1 = 60 - 1 = 59 so that the obtained ttable = 1.67. So it is greater than the table that is 5.52> 1.67. Because tcount is greater than ttable, there is a significant difference between the results of the pretest and posttest, it can be concluded that the m-learning based on android media is effectively used in multimedia class grade 11th in SMK Negeri 12 Surabaya.. Keywords : Development, M-Learning, 2D and 3D Animation, Adobe Flash Introduction
PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Driyorejo terdapat siswa yang memiliki sikap hormat kepada guru yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan sikap hormat siswa kepada guru sesudah penerapan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Bentuk desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pre-test and post-test design. Subjek dalam penelitian ini adalah 9 siswa yang memiliki sikap hormat yang rendah. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap hormat siswa kepada guru. Metode analisis data menggunakan uji statistik Wilcoxon. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji wilcoxon dengan bantuan SPSS versi 20 diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) =0,008. Bila dalam taraf kesalahan 5% adalah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa harga 0,008 ≤ 0,05 yang menyatakan H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan dari sikap hormat siswa kepada guru sesudah penerapan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Kata kunci: Bimbingan Kelompok, Teknik Sosiodrama, Sikap Hormat Sisw