JOS - UNSOED (Jurnal Online Soedirman - Universitas Jenderal Soedirman)
Not a member yet
    5132 research outputs found

    Bridging United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC) Role in Advancing the Sustainable Development Goals (SDGs) Poin 16 In Southeast Asia 2022

    Get PDF
    Human trafficking has been becoming a problem in the Southeast Asia region until today. Southeast Asia is the primary transit hub for human traffickers with millions of people subjected to forced labour and exploitation or commonly known as “modern slavery”. The most victims in 2022 are reportedly from South and Central Asia. It emphasized that Southeast Asia is partaking as a contributor to the high number of human trafficking in the world. The concept of paradiplomacy and the concept of sustainable goals (SDGs) will be used, particularly SDGs point 16: Peace, Justice, and Institution to illustrate the issue and effort to eradicate in Southeast Asia. The purpose of this article is to analyze the efforts made by a non- governmental actor, United Cities and Local Government Asia Pacific (UCLG- ASPAC) to deal with the issue of human trafficking and correlate it with SDGs point 16. For that, this article employed qualitative methods, including a descriptive analysis of implementation between UCLG- ASPAC and local government. This article wants to show that the collaboration between UCLG ASPAC and local government is still not optimal in dealing with transnational human trafficking crimes, particularly in Southeast Asia. The result obtained are that the role of local government in UCLG ASPAC has made various effort to advancing the sustainable development goals (SDGs) point 16 and eradicate the problem of trafficking both from increase transparency in the system, become a bridge between the government and other actors, communicate information to the public and provide responses to the government

    Potensi Terapi Kombinasi Ekstrak Piper crocatum dan Tinospora crispa dalam Memperbaiki Skin barrier Mencit Hiperglikemia

    Get PDF
    Hiperglikemia kronis dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk kerusakan pada Skin barrier. Ekstrak Piper crocatum dan Tinospora crispa diketahui mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin, alkaloid, dan tanin yang berpotensi memperbaiki gejala tersebut. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengevaluasi efek kombinasi ekstrak P. crocatum dan T. crispa terhadap gejala kerusakan Skin barrier pada mencit hiperglikemia, menggunakan desain eksperimental dengan model mencit hiperglikemia yang dibagi menjadi enam kelompok perlakuan dengan dosis berbeda dari ekstrak kombinasi. Efek terapi diuji melalui pengamatan gejala iritasi dan infeksi, hiperpigmentasi, dan lama penyembuhan luka. Hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak P. crocatum dan T. crispa secara signifikan memperbaiki gejala kerusakan Skin barrier melalui aktivitas antioksidan dan antiinflamasi. Selain itu, hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kombinasi ekstrak ini bekerja melalui mekanisme perlindungan seluler terhadap stres oksidatif serta modulasi respon inflamasi, yang berkontribusi pada peningkatan fungsi Skin barrier. Analisis statistik menggunakan uji One Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol negatif (p < 0,05), yang diperkuat dengan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Dengan demikian, kombinasi ekstrak P. crocatum dan T. crispa membuka peluang bagi pengembangan terapi berbasis bahan alami dalam menangani komplikasi hiperglikemia, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan kulit. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanan ekstrak ini dalam skala klinis. Kata kunci : Piper crocatum, Tinospora crispa, Skin barrier, hiperglikemia, antiinflamasi, antioksidanHiperglikemia kronis dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk kerusakan pada Skin barrier. Ekstrak Piper crocatum dan Tinospora crispa diketahui mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin, alkaloid, dan tanin yang berpotensi memperbaiki gejala tersebut. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengevaluasi efek kombinasi ekstrak P. crocatum dan T. crispa terhadap gejala kerusakan Skin barrier pada mencit hiperglikemia, menggunakan desain eksperimental dengan model mencit hiperglikemia yang dibagi menjadi enam kelompok perlakuan dengan dosis berbeda dari ekstrak kombinasi. Efek terapi diuji melalui pengamatan gejala iritasi dan infeksi, hiperpigmentasi, dan lama penyembuhan luka. Hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak P. crocatum dan T. crispa secara signifikan memperbaiki gejala kerusakan Skin barrier melalui aktivitas antioksidan dan antiinflamasi. Selain itu, hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kombinasi ekstrak ini bekerja melalui mekanisme perlindungan seluler terhadap stres oksidatif serta modulasi respon inflamasi, yang berkontribusi pada peningkatan fungsi Skin barrier. Analisis statistik menggunakan uji One Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol negatif (p < 0,05), yang diperkuat dengan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Dengan demikian, kombinasi ekstrak P. crocatum dan T. crispa membuka peluang bagi pengembangan terapi berbasis bahan alami dalam menangani komplikasi hiperglikemia, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan kulit. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanan ekstrak ini dalam skala klinis. Kata kunci : Piper crocatum, Tinospora crispa, Skin barrier, hiperglikemia, antiinflamasi, antioksida

    Nafsu Makan Tikus Putih (Rattus norvegicus) Bunting Yang Mengkonsumsi MSG Organik dan Sintetis

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi MSG organik dan MSG sintetis terhadap nafsu makan tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar bunting. Penelitian ini didasari oleh tingginya prevalensi stunting di Indonesia, yang dikaitkan dengan pola makan yang tidak sehat. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen true eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan postest only control design. Tikus dibagi menjadi lima kelompok: kelompok kontrol (pakan normal), kelompok MSG organik 60 mg/kgBB, kelompok MSG organik 120 mg/kgBB, kelompok MSG sintetis 60 mg/kgBB, dan kelompok MSG sintetis 120 mg/kgBB. Data nafsu makan dianalisis menggunakan One Way Analysis of Variance (ANOVA) dan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok perlakuan MSG organik dan MSG sintetis memiliki rata-rata nafsu makan yang berbeda secara signifikan. Kelompok MSG sintetis dengan dosis 60 mg/kgBB memiliki nafsu makan tertinggi, diikuti oleh kelompok MSG organic 120 mg/kgBB, kelompok kontrol, kelompok MSG sintetis 60 mg/kgBB, dan kelompok MSG sintetis 120 mg/kgBB. Penelit ian ini menunjukkan bahwa konsumsi MSG organic dapat meningkatkan nafsu makan pada tikus putih strain wistar bunting. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji efek jangka panjang konsumsi MSG organik dan MSG sintetis terhadap kesehatan tikus, serta untuk mengkaji potensi MSG organik sebagai alternatif penyedap makanan yang lebih aman

    Body Composition and Digestive Enzyme Activity of Hard-Lipped Barb (Osteochilus vittatus) Feed with Supplementation of Spirulina platensis and Chlorella vulgaris

    Get PDF
    ABSTRACT. Cultivation of hard-lipped barb (Osteochilus vittatus) increased in the district of Banyumas, Indonesia. Supplementation Spirulina platensis and Chlorella vulgaris has lots utilized in field aquaculture as high nutritious food to increase fish production. Evaluation digestibility to S. platensis and C. vulgaris in hard-lipped barb fish can done with measurement composition body and activity enzyme digestion. The purpose of this study was to know the influence of supplementation of S. platensis and C. vulgaris and to find the most appropriate composition of supplementation to enhance body composition and digestive enzyme activity of hard-lipped barb. The study was conducted experimentally with completely randomized design (CRD) and consisting of five Treatments: P0 = without supplementation as control; P1 = S. platensis 6 g.kg-1; P2 = C. vulgaris 4 g.kg-1; P3 = ( S. platensis 3 g + C. vulgaris 2 g).kg-1; and P4 = ( S. platensis 2 g + C. vulgaris 3 g).kg-1, in four replicates. The results showed S. platensis and C. vulgaris increase hard-lipped barb protein, fat and fiber levels. C. vulgaris and combinations of S. platensis + C. vulgaris enhance activity trypsin-like, lipase, amylase, and alkaline phosphatase in foregut, hindgut, and hepatopancreas. C. vulgaris and S. platensis can be given as supplement of hard-lipped barb feed to enhance enzyme activity that contributing digestion​ to enhance body composition.   Keywords: body composition, Chlorella vulgaris, enzyme, Osteochilus vittatus, Spirulina platensi

    NURSING ANALYSIS OF STROKE PATIENTS WITH PHYSICAL MOBILITY DISORDERS PROBLEMS WITH RANGE OF MOTION EXERCISE INTERVENTIONS IN GARDENA ROOM RSD DR. SOEBANDI JEMBER

    Get PDF
    Introduction: Blooding in the brain leads to inadequate supply within the brain, resulting in an infarction of the cerebral tissue, which affects the surrounding nerves, leading to a loss of muscle strength and physical weakness. Purpose: Giving range of motion therapy after stroke provides changes in the sensory and motor cortex by improving motor function in the patient. Methods: This exercise is given once every shift with a duration of 10 to 15 minutes in 3 days, showing an increase in muscle strength and range of joint movement in the upper and lower left extremities. Discussion: Range of motion is one form of rehabilitation that is considered quite effective in preventing permanent disability in stroke patients. This exercise contains a set of movements that focus on the joints so that they can improve muscle flexibility and strength. Conclusion: By administering range of motion exercise therapy to stroke patients with physical mobility impairment, the desired outcome criteria can be achieved, namely an increase in muscle strength and range of extremity movemen

    Bahasa Indonesia

    No full text
    Rantai pasok menghubungkan proses produksi dan distribusi, mulai dari bahan baku hingga konsumen, dengan tujuan memaksimalkan efisiensi dan kepuasan pelanggan. Kinerja rantai pasok yang optimal penting untuk efisiensi operasional dan keuntungan. Berbagai metrik, seperti SCOR dan AHP, digunakan untuk mengukur kinerja ini. Selain itu, untuk mengukur tekanan pada rantai pasok global, terutama bagi industri ekspor-impor, digunakan Global Supply Chain Pressure Index (SCPI). Dikembangkan oleh Federal Reserve Bank of New York, GSCPI mengukur tekanan berdasarkan data biaya dan waktu pengiriman, serta indeks harga input. Penelitian ini menggunakan metode narrative literature review dengan pendekatan kualitatif dari berbagai sumber untuk mendeskripsikan GSCPI, indikatornya, dan kaitannya dengan indikator rantai pasok lainnya. GSCPI mengukur tekanan pada rantai pasok global dengan menggabungkan 27 variabel, termasuk biaya transportasi laut dan udara (BDI, Harpex, BLS) serta data PMI dari tujuh ekonomi utama. Nilai positif GSCPI menunjukkan tekanan di atas rata-rata, negatif di bawah rata-rata, dan nol kondisi rata-rata. Grafik GSCPI dari tahun 2000-2024 menunjukkan fluktuasi akibat berbagai peristiwa, terutama lonjakan di awal 2020 akibat pandemi COVID-19. GSCPI membantu pemangku kepentingan memahami dan mengantisipasi dampak disrupsi rantai pasok serta merumuskan strategi yang tepat.  The supply chain connects production and distribution processes, from raw materials to consumers, aiming to maximize efficiency and customer satisfaction. Optimal supply chain performance is crucial for operational efficiency and profitability. Various metrics, such as SCOR and AHP, are used to measure this performance. Additionally, the Global Supply Chain Pressure Index (GSCPI) is employed to gauge pressure on global supply chains, particularly for export-import industries. Developed by the Federal Reserve Bank of New York, the GSCPI measures pressure based on shipping costs and times, as well as input price indices. This study utilizes a narrative literature review with a qualitative approach from various sources to describe the GSCPI, its indicators, and its relationship with other supply chain indicators. The GSCPI measures pressure on global supply chains by combining 27 variables, including sea and air transport costs (BDI, Harpex, BLS) and PMI data from seven major economies. A positive GSCPI value indicates above-average pressure, a negative value below-average pressure, and zero indicates average conditions. The GSCPI graph from 2000-2024 shows fluctuations due to various events, notably a surge in early 2020 due to the COVID-19 pandemic. The GSCPI assists stakeholders in understanding and anticipating the impact of supply chain disruptions and formulating appropriate strategies. &nbsp

    PREFERENSI, SENSITIVITAS RASA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP IMT DAN TEKANAN PADA MAHASISWA JURUSAN ILMU GIZI UNSOED

    Get PDF
    Latar Belakang : Mahasiswa tahun pertama kuliah masih melalui tahap transisi sehingga cenderung terbawa oleh preferensi dan sensitivitas rasa serta kebiasaan makan di rumah saat remaja. Indeks Massa Tubuh dan tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti preferensi, sensitivitas dan kebiasaan makan makanan asin serta minum minuman manis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara preferensi dan sensitivitas rasa serta kebiasaan makan  terhadap indeks massa tubuh dan tekanan darah  pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Gizi UNSOED tahun pertama. Metode: Penelitian analitik observasional melalui pendekatan cross sectional dan total sampling sebanyak 134 mahasiswa usia 18-21 tahun. Data kebiasaan makan makanan asin dan konsumsi minuman manis diambil melalui SQ-FFQ, sensitivitas rasa manis dan asin menggunakan uji ambang batas, Indeks Massa Tubuh dengan pengukuran antropometri, dan tekanan darah menggunakan tensi meter. Analisis data menggunakan uji Rank Spearman. Hasil: Mahasiswa memiliki asupan yang tergolong baik pada gula harian (69,4%) dan asupan natrium harian (95,5%). Mayoritas mahasiswa memiliki sensitivitas normal terhadap rasa manis (71%) dan rasa asin (65%). Terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan konsumsi minuman manis dengan Indeks Massa Tubuh (p = 0,048, r = 0,171). Tidak terdapat hubungan signifikan antara sensitivitas rasa manis dan Indeks Massa Tubuh (p = 0,367). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara preferensi rasa asin (p=0,364, p=0,425), sensitivitas rasa asin (p=0,301, p=0,236), dan kebiasaan makan asin (p=0,139, p=0,291) terhadap tekanan darah sistolik maupun diastolik. Kesimpulan: Terdapat hubungan positif antara kebiasaan konsumsi minuman manis dan Indeks Massa Tubuh. Tidak terdapat hubungan antara preferensi dan sensitivitas rasa asin serta kebiasaan makan asin terhadap tekanan darah pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Gizi tahun pertama

    Pengaruh Faktor Ekonomi, Pakan, Sosial Budaya dan lahan Terhadap Motivasi Peternak kambing

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memotivasi masyarakat beternak kambing di Kecamatan Banggae Kabupaten Majene. Penelitian dilakukan pada Januari - Fenruari 2023. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksplanasi (penjelasan), termasuk kedalam penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan beberapa variable untuk melihat pengaruhnya. Jenis data yang digunakan yaitu kuantitatif dan kualitatif dengan pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara simultan faktor-faktor (nilai ekonomi, pakan, sosial budaya dan lahan) memberikan pengaruh positif terhadap motivasi peternak. secara parsial faktor nilai ekonomi, berpengaruh signifikan terhadap motivasi peternak, sedangkan pakan, sosial budaya, dan lahan tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi peternak kambing namun secara simultan faktor nilai ekonomi, pakan, sosial budaya, lahan, secara bersama-sama dan signifikan berpengaruh terhadap motivasi peternak kambing sebesar 0,665 persen dan sisanya 0,335 persen dipengaruhi oleh faktor lai

    EVALUASI KADER TERKAIT PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

    No full text
    Berdasarkan penelitian Maqfiroch (2022) ditemukan bahwa peran keluarga di perdesaan belum mempunyai dukungan yang komprehensif. (Maqfiroch, 2022). Dukungan keluarga berupa dukungan penghargaan sangat kurang pada keluarga penderita DM. Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan perlunya intervensi dalam bentuk rekayasa sosial pada peran keluarga efektif dalam pengelolaan Diabetes Mellitus di wilayah perdesaan Kabupaten Banyumas. Pengabdian Masyarakat ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Kembaran 1. Berdasarkan informasi dari Puskesmas Kembaran juga menunjukkan belum optimalnya peran keluarga dalam pengelolaan Diabetes Mellitus dan keterbatasan alat pengukur gula darah bagi penderita DM di Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM). Berdasarkan hal tersebut, pemecahan masalah yang tepat adalah dengan optimalisasi peran keluarga dalam pengelolaan Diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Kembaran 1. Metode yang digunakan adalah pendampingan oleh kader dengan pengisian lembar ceklis pada 36 keluarga pasien. Lembar ceklis berisi pertanyaan terkait peran yang dilakukan oleh keluarga. Peran keluarga yang paling banyak dilakukan adalah melakukan pengawasan terhadap tanda gejala koomplikasi yang muncul, menghargai dan menerima kondisi pasien, serta memberi teguran saat gula darah naik. &nbsp

    Analisis Senyawa Quercetin Mirabilis jalapa terhadap Penyakit Asam Urat secara In Silico

    Get PDF
    Asam urat merupakan penyakit yang terjadi akibat penumpukan kristal asam urat di dalam tubuh. Penyebab penyakit asam urat berupa konsumsi makanan tinggi  purin yang menghasilkan asam urat dengan gejala nyeri dibagian persendian. Mirabilis jalapa mengandung senyawa quercetin yang memiliki efek farmakologis seperti antioksidan dan antiinflamasi. Studi inma vitro pada infusa bunga Mirabilis jalapa dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% b/v menunjukkan aktivitas antiinflamasi diukur melalui persentase perlindungan terhadap hemolisis sel darah merah, baik pada kondisi induksi dengan larutan hipotonis maupun panas. Metode penelitian yang digunakan yaitu in silico melalui penambatan molekul (molecular docking) pada protein reseptor xantin oksidase dengan kode PDB 1FIQ dan senyawa quercetin dari tanaman Mirabilis jalapa menggunakan software AutoDockTools-1.5.7 dan visualisasi menggunakan BIOVIA discovery studio 2024.  Metode in silico diperlukan untuk melihat seberapa kuat interaksi senyawa tertentu terhadap protein reseptor. Hasil studi menunjukkan bahwa senyawa quercetin yang terkandung dalam Mirabilis jalapa memiliki afinitas energi senilai -7.10 serta jumlah residu asam amino lebih tinggi dibandingkan dengan obat asam urat yaitu allopurinol. sehingga dapat berikatan dengan baik terhadap senyawa xantin oksidase. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa quercetin pada tanaman Mirabilis jalapa kandidat obat asam urat

    4,479

    full texts

    5,132

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    JOS - UNSOED (Jurnal Online Soedirman - Universitas Jenderal Soedirman) is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇