UIN Antasari Open Journal System (Universitas Islam Negeri)
Not a member yet
6140 research outputs found
Sort by
Ketupat Kandangan: Simbol Nilai-Nilai Islam dalam Kuliner Banjar dan Implikasinya terhadap Identitas Budaya serta Ekonomi Lokal
Ketupat Kandangan, a traditional Indonesian dish from South Kalimantan, embodies the harmonious integration of Islamic values, cultural heritage, and economic sustainability in Banjar society. This study explores the significance of Ketupat Kandangan as a symbol of Islamic principles such as togetherness (ukhuwwah Islamiyyah), simplicity (zuhud), and gratitude (syukur), which are reflected in its preparation and consumption during religious and social gatherings. Through qualitative research methods, including observations, interviews, and documentation, this study analyzes the role of Ketupat Kandangan in preserving cultural identity, strengthening social cohesion, and supporting the local economy. The findings reveal that the communal aspect of preparing and sharing the dish reinforces Islamic values and cultural transmission, while the use of local ingredients supports farmers, fishermen, and culinary entrepreneurs. However, challenges such as limited shelf life and declining interest among younger generations necessitate modern innovations in packaging, marketing, and educational initiatives. The study emphasizes the importance of collaborative efforts among stakeholders to ensure the sustainability and competitiveness of Ketupat Kandangan as a cultural icon and economic driver. By embracing modernization while staying true to its Islamic and cultural roots, Ketupat Kandangan serves as an example of how traditional cuisine can be leveraged to strengthen both cultural identity and economic development in the face of globalization.Ketupat Kandangan, makanan tradisional Indonesia dari Kalimantan Selatan, merupakan perwujudan dari perpaduan yang harmonis antara nilai-nilai Islam, warisan budaya, dan keberlanjutan ekonomi dalam masyarakat Banjar. Penelitian ini mengeksplorasi signifikansi Ketupat Kandangan sebagai simbol prinsip-prinsip Islam seperti kebersamaan (ukhuwwah Islamiyyah), kesederhanaan (zuhud), dan rasa syukur (syukur), yang tercermin dalam persiapan dan konsumsinya pada acara-acara keagamaan dan sosial. Melalui metode penelitian kualitatif, termasuk observasi, wawancara, dan dokumentasi, penelitian ini menganalisis peran Ketupat Kandangan dalam melestarikan identitas budaya, memperkuat kohesi sosial, dan mendukung ekonomi lokal. Temuan menunjukkan bahwa aspek komunal dalam menyiapkan dan berbagi hidangan ini memperkuat nilai-nilai Islam dan transmisi budaya, sementara penggunaan bahan-bahan lokal mendukung petani, nelayan, dan pengusaha kuliner. Namun, tantangan seperti masa simpan yang terbatas dan menurunnya minat di kalangan generasi muda membutuhkan inovasi modern dalam pengemasan, pemasaran, dan inisiatif pendidikan. Studi ini menekankan pentingnya upaya kolaboratif di antara para pemangku kepentingan untuk memastikan keberlanjutan dan daya saing Ketupat Kandangan sebagai ikon budaya dan penggerak ekonomi. Dengan merangkul modernisasi sambil tetap berpegang teguh pada akar Islam dan budayanya, Ketupat Kandangan menjadi contoh bagaimana masakan tradisional dapat dimanfaatkan untuk memperkuat identitas budaya dan pembangunan ekonomi dalam menghadapi globalisasi
Strategi Penanaman Nilai Kedermawanan Melalui Pembiasaan Makan Bersama
Early childhood is the future generation of the nation, positioned at a crucial stage of character, attitude, and mindset formation. However, in this modern era, many children exhibit disrespectful behavior and use foul language, which has become a serious concern for the education sector. One of the primary objectives of character education is to cultivate attitudes in children so they act by societal norms, characterized by affective traits such as values, attitudes, appreciation, and adaptability. One effective method for instilling character values is habituation, which enables children to internalize positive behaviors from an early age. This study aims to explore the process of instilling the value of generosity in early childhood through habituation during group meals. The research employs a descriptive qualitative approach, with primary data sources from the principal and teachers of RA As-Syahidul Kabir. Data were collected through observation, interviews, and documentation. The results of the study indicate that weekly group meals serve as an effective medium for fostering the value of generosity. In this activity, children bring food from home, but not all children come with food. This situation is utilized by teachers to encourage children to share their meals with peers who do not bring any. Additionally, children share side dishes, which vary among individuals, thereby strengthening the values of generosity and empathy. This act of sharing eventually becomes a positive habit ingrained in children through the group meal activity
Manajemen Penerapan Proyek Penguatan Profil Siswa Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka Belajar
Proyek penguatan profil mahasiswa Pancasila baru-baru ini menjadi isu terkini dalam penelitian. Proyek penguatan profil mahasiswa Pancasila tidak dapat dilepaskan dari implementasi kurikulum belajar mandiri yang baru-baru ini diterapkan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proyek penguatan profil siswa Pancasila dalam kurikulum pembelajaran mandiri di SMA Negeri 1 Sangatta Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah enam orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan proyek penguatan profil siswa Pancasila dilakukan melalui analisis kebutuhan, perumusan tujuan, penyediaan peralatan, pelibatan pemangku kepentingan, dan pelatihan guru. sedangkan implementasi melalui tiga model, yaitu: intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Dalam prosesnya, tiga dari enam dimensi yang ada diterapkan, yaitu: ketaqwaan, kemandirian, dan gotong royong. Evaluasi dilakukan melalui pertemuan rutin “ngobrol santai” yang dikenal dengan nama Komunitas Belajar Guru dan Staf. Evaluasi lain yang dilakukan adalah evaluasi melalui penilaian akhir semester.
Branding Strategy Based on 5M Management in Improving the Existence and Competitiveness of Islamic Education Institutions
This study aims to identify the challenges faced by Madrasah Aliyah Nurul Jadid in increasing public trust by using the 5M method as an image management strategy. This study uses a qualitative case study approach to understand how internal and external factors build public trust in the madrasah. The research findings show that internal challenges include improving Human Resources (HR), applicable systems, marketing strategies, and providing supporting facilities. Meanwhile, external challenges are related to the readiness of the community to understand and adapt to the system implemented in the madrasah. It is necessary to implement 5M-based image management, which includes Man (human), Method (method), Material (resources), Money (funding), and Media (communication tools). The results of this study provide an in-depth understanding of the strategy for building public trust contextually based on the social and cultural conditions of Madrasah Aliyah Nurul Jadid. These findings can be a reference for further research to strengthen the concept of image management in various educational institutions.
PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI SOLUSI KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN HIDUP DI DUNIA MELAYU KALIMANTAN SELATAN
This article explores the role of Islamic education in addressing the environmental crisis in the Malay world, particularly in Kalimantan Selatan. Islamic teachings offer profound ethical principles, such as stewardship (khalifah) and the balance (mizan) between humans and nature, which can guide environmental preservation efforts. The study utilizes qualitative research methods, including case studies from Islamic educational institutions that have integrated environmental awareness into their curricula. The findings reveal significant opportunities for Islamic education to foster environmental consciousness, although various institutional and economic challenges remain. By promoting sustainable practices through Islamic values, education can play a pivotal role in addressing environmental degradation in the Malay world.
Keywords: Islamic education, environmental crisis, Malay world, Kalimantan Selatan, sustainability
THE RELEVANCE OF ISLAMIC EDUCATIONAL VALUES IN BANJAR SOCIETY’S BABILANGAN TRADITION IN DETERMINING A SPOUSE
This study concentrates on the babilangan tradition for the Banjarese people, namely calculation the name of the perspective groom and bride, which aims to find out how much compatibility between the two prospective groom and bride, and predicting how their domestic life in the future if they are bound by marriage. This study aims find out the babilangan tradition practice and it relevance to Islamic education vales. This study is field research with qualitative approach carried out by interviewing tuan guru who can calculate the name and people whose name are calculated. Based on the result of this study, this tradition is carried out based on the kitab (book) and sanad which comes from the ulama and cannot be done by anyone who does not study it even if he has its book. However, if the calculation results are not good, there is a solution given by the author of the book or scholar who given the sanad. This practices have relevance to educational values which contain elements that we must be ta’zim to the ulama or kiai, silaturrahim, and alms
PENGARUH EKONOMI KELUARGA TERHADAP LOYALITAS DAN KEBAKTIAN ANAK KEPADA ORANG TUA: PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PSIKOLOGIS
Abstract: This study is a normative-empirical study that examines the influence of family economic conditions on children's loyalty and devotion to parents, viewed from the perspective of Islamic law and psychology. The family, as the smallest social unit, plays a vital role in shaping children's character. The concept of birrul walidain, namely the obligation to be devoted to parents, is emphasized in Islamic teachings as a form of respect and moral responsibility. However, good or bad family economic conditions can affect the dynamics of this relationship. This study uses a normative-empirical method with a qualitative descriptive approach through interviews with five respondents. The results of the analysis show that stable economic conditions tend to improve the quality of emotional relationships between children and parents, while economic instability can cause stress and conflict, which have a negative impact on children's loyalty. From the perspective of Islamic law, being devoted to parents remains an obligation that must be fulfilled, even in difficult circumstances. These findings provide important insights for policy makers in formulating policies that support family welfare, integrating religious values and children's psychological needs. This study is expected to be able to explain the complex relationship between economic conditions, loyalty, and children's devotion in a broader social context.
Abstrak: Penelitian ini bersifat normatif-empiris dan mengeksplorasi pengaruh kondisi ekonomi keluarga terhadap kesetiaan dan ketaatan anak kepada orang tua dilihat dari perspektif hukum Islam dan psikologi. Keluarga, sebagai kelompok sosial terkecil, memainkan peran yang signifikan dalam pembentukan karakter anak. Konsep birrul walidain yaitu kewajiban berbakti kepada orang tua ditekankan dalam ajaran Islam sebagai bentuk rasa hormat dan tanggung jawab moral. Namun baik buruknya kondisi perekonomian keluarga dapat mempengaruhi dinamika hubungan tersebut. Penelitian ini menerapkan pendekatan normatif-empiris dan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui wawancara terhadap lima responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi ekonomi yang stabil cenderung meningkatkan kualitas hubungan emosional yang ada antara anak dan orang tua mereka, sedangkan ketidakstabilan ekonomi dapat menimbulkan stres dan konflik yang berdampak negatif pada loyalitas anak. Dalam sudut pandang hukum Islam, berbakti kepada orang tua tetap menjadi kewajiban yang harus dipenuhi, meski dalam keadaan sulit sekalipun. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi pengambil kebijakan dalam merumuskan kebijakan yang mendukung kesejahteraan keluarga, mengintegrasikan nilai-nilai agama dan kebutuhan psikologis anak. Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan hubungan kompleks antara kondisi ekonomi, loyalitas, dan pengabdian anak dalam konteks sosial yang lebih luas
UJRAH INSTRUMENT IN TABARRU CONTRACT: A LEGAL BREAKTHROUGH IN THE FATWA OF THE NATIONAL SHARIA COUNCIL
As one of the sharia financial instrument, ijarah be the model of contract which applied in sharia banking whether with single contract or hybrict contract. One of the reason why ijarah contract instrument in hybrict applied is because there is tabarru contract in a product in sharia banking. Various breakthrough made by National Sharia Council (DSN) is for make sure that Islamic (sharia) banking do not find a difficulty in the application in a product that has implications for the emergence of legal contradictions with classic fiqh. This research focus to the two issues, those are: first: the existence of ujrah instrument in the Tabarru contract which incidentally is a contract that has social dimension not a profit as implemented in National Sharia Council – DSN’s fatwa and be a basic legality in some products in sharia banking; second: the acquisition of ujrah which is calculated on a certain percentage. This research is legal research that can classified to the normative legal research, that is library research that base on legal material, whether primer or secondary. The characteristic of this research is explanatory which is a research that explain, strengthen or test and even refuse a theory or hypothesis also to the result of research. Findings in this research conclude that most of the ‘ulama are not allowing to take an advantage of kafalah contract, because the characteristic of contract is ‘uqud tabarru’at (social service) and ujrah in a form of hissah (a certain of comparison or percentage) is invalid). This is different with National Sharia Council – DSN in its fatwa that allow the ujrah instrument in kafalah contract and also stipulate that the determination of ujrah base on percentage
Analisis Komparatif Strategi Investasi Sepakbola
This study explores Saudi Arabia's ambitious entry into the global football industry through the lens of strategic investment, comparing its approach with established models like Major League Soccer (MLS) and the Chinese Super League (CSL). This research aims to examine the economic objectives and sustainability potential that drive this investment. It aims to assess how these investments contribute to economic diversification, job creation, and the broader development of Saudi Arabia’s sports industry.The study employs a literature review methodology to evaluate the potential long-term sustainability and effectiveness of Saudi Arabia's approach, drawing insights from the successes and failures of the MLS and CSL models. Findings indicate that while Saudi Arabia's substantial financial investments have the potential to rapidly elevate its league's international profile, their long-term impact depends on strategic economic management. Achieving lasting economic benefits requires not only significant financial outlays but also a well-balanced approach that includes cultivating local talent, establishing independent revenue streams, ensuring financial sustainability, and fostering a genuine football culture. By addressing these factors, Saudi Arabia can enhance the sustainability of its league and align its football investments with the broader economic diversification goals outlined in vision 2030.
Investasi Arab Saudi pada industri sepakbola melalui Saudi Pro League, merupakan salah satu upaya negara kerajaan tersebut mewujudkan visi Saudi 2030. Studi ini bertujuan mengeksplorasi ambisi Arab Saudi ikut ambil bagian dalam investasi pada industri sepak bola, dengan membandingkan pendekatannya dengan model yang telah mapan seperti Major League Soccer (MLS) dan Chinese Super League (CSL). Penelitian ini mengkaji tujuan ekonomi yang mendorong investasi ini, dengan fokus khusus pada keberlanjutan finansial dan prospek jangka panjangnya. Penelitian ini menggunakan metodologi tinjauan pustaka untuk mengevaluasi potensi keberlanjutan dan efektivitas jangka panjang dari pendekatan Arab Saudi, dengan mengambil pelajaran dari keberhasilan dan kegagalan model MLS dan CSL. Temuan penelitian menunjukkan bahwa meskipun investasi finansial besar yang dilakukan Arab Saudi berpotensi meningkatkan profil liga mereka di kancah internasional secara cepat, manfaat ekonomi yang berkelanjutan hanya dapat dicapai melalui pendekatan yang tepat. Hasil studi menunjukkan bahwa Arab Saudi harus menyoroti pentingnya pengembangan bakat lokal, penciptaan sumber pendapatan independen, penerapan manajemen keuangan yang sehat, serta pembentukan budaya sepak bola yang autentik dalam pengembangan industri sepakbolanya. Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, Arab Saudi dapat menciptakan liga yang berkelanjutan dari sisi bisnis dan finansial, dan memastikan bahwa investasi sepak bolanya selaras dengan tujuan diversifikasi ekonomi sesuai visi Saudi 2030.
Investasi Arab Saudi pada industri sepakbola melalui Saudi Pro League, merupakan salah satu upaya negara kerajaan tersebut mewujudkan visi Saudi 2030. Penelitian ini mengeksplorasi masuknya Arab Saudi yang ambisius ke dalam industri sepak bola global, membandingkan pendekatannya dengan model-model mapan seperti Major League Soccer (MLS) dan Liga Super Tiongkok (CSL). Penelitian ini mengkaji tujuan ekonomi yang mendorong investasi ini, serta potensi keberlanjutannya secara bisnis. Studi ini menggunakan metodologi tinjauan literatur untuk mengevaluasi potensi keberlanjutan dan efektivitas jangka panjang dari pendekatan Arab Saudi, dengan membandingkannya dengan pengalaman MLS dan CSL. Hasil penelitian enunjukkan bahwa investasi keuangan Arab Saudi yang besar berpotensi untuk dengan cepat meningkatkan pamor liganya. Namun Saudi juga harus memperhatikan pengembangan bakat pesepakbola lokal, memastikan keberlanjutan keuangan liga, dan membina budaya sepak bola domestik untuk bisa bertahan dan sukses dalam jangka panjang
Analisis Perbandingan Sistem Penuntutan: Perbandingan Hukum dari Amerika Serikat dan Negara-negara Eropa
This research used a qualitative approach with a focus on comparative studies and document analysis. The approach was designed to explore the legal regulations and organizational systems of prosecutors' offices in the United States, European countries, and Ukraine. Data were collected through a literature review of relevant constitutions, laws, and other official documents, such as reports from international organizations, court decisions, and prosecutorial codes of ethics. The analysis was conducted using a comparative method, whereby prosecutorial systems from different countries were compared based on several key criteria. These criteria included organizational structure, level of independence, legal authority, and efficiency of human resources and funding. This approach enabled the identification of best practices that could be applied to address local challenges in Ukraine. Data were analyzed thematically to identify patterns, differences, and similarities among the prosecutorial systems studied. For example, decentralized systems in the United States were compared with centralized models in Germany and France to assess their implications for case management effectiveness. The analysis also included an evaluation of the prosecutor's ability to handle specialized cases, such as war crimes investigations, as well as integration with applicable international standards. As a final step, the research validated the findings through source triangulation to ensure the accuracy and credibility of the data. This approach provided a solid basis for developing recommendations for reforming the prosecutorial system in Ukraine oriented towards the principles of the rule of law, protection of human rights, and operational effectiveness.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada studi komparatif dan analisis dokumen. Pendekatan ini dirancang untuk mengeksplorasi peraturan hukum dan sistem organisasi kejaksaan di Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan Ukraina. Data dikumpulkan melalui studi literatur terhadap konstitusi, undang-undang, dan dokumen resmi lainnya yang relevan, seperti laporan dari organisasi internasional, putusan pengadilan, dan kode etik kejaksaan. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode komparatif, di mana sistem penuntutan dari berbagai negara dibandingkan berdasarkan beberapa kriteria utama. Kriteria tersebut meliputi struktur organisasi, tingkat independensi, kewenangan hukum, dan efisiensi sumber daya manusia dan pendanaan. Pendekatan ini memungkinkan identifikasi praktik-praktik terbaik yang dapat diterapkan untuk mengatasi tantangan lokal di Ukraina. Data dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi pola, perbedaan, dan persamaan di antara sistem kejaksaan yang diteliti. Sebagai contoh, sistem desentralisasi di Amerika Serikat dibandingkan dengan model sentralisasi di Jerman dan Prancis untuk menilai implikasinya terhadap efektivitas manajemen kasus. Analisis ini juga mencakup evaluasi terhadap kemampuan kejaksaan dalam menangani kasus-kasus khusus, seperti investigasi kejahatan perang, serta integrasi dengan standar internasional yang berlaku. Sebagai langkah terakhir, penelitian ini memvalidasi temuan-temuan melalui triangulasi sumber untuk memastikan keakuratan dan kredibilitas data. Pendekatan ini memberikan dasar yang kuat untuk mengembangkan rekomendasi untuk mereformasi sistem kejaksaan di Ukraina yang berorientasi pada prinsip-prinsip supremasi hukum, perlindungan hak asasi manusia, dan efektivitas operasional