Jurnal-el Badan Bahasa (e-Jurnal Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Not a member yet
    722 research outputs found

    PERBANDINGAN EMPAT VERSI CERITA “PUTRI PINANG MASAK” DAN NILAI-NILAI BUDAYA JAMBI (The Comparison Four Versions of “Putri Pinang Masak” Folktale and Jambi Cultural Values)

    Get PDF
    This study compares four versions of the story of "Putri Pinang Masak" byusing structural analysis. The equation of the four versions of the story are found in the Putri Pinang Masak characterizations and plot used, which is a straightline  (progressive),  while  the  difference  can  be  seen  from  the  theme  andbackground elements. The elements of cultural values found in Jambi society from the fourth version of the story is, the position of women in Jambi, society, ingenuity, and courage. Penelitian ini membandingkan empat cerita “Putri Pinang Masak” denganmenggunakan analisis struktur. Persamaan dari keempat versi itu ditemukan dari penokohan Putri Pinang Masak dan alur yang digunakan, yaitu alur lurus (progresif), sedangkan perbedaan terlihat dari tema dan latar. Unsur nilai-nilai budaya masyarakat Jambi yang ditemukan dari keempat versi cerita yaitu, kedudukan wanita dalam masyarakat Jambi, kecerdikan, dan keberanian

    Sifat Alami Gramatika Indonesia: Sistem Partikel Linguistik, Fungsi Penataan Konseptual, dan Representasi Kognitif

    Get PDF
    Our article aims to characterize the conceptual architecture of Indonesian grammar theoretically through a cognitive semantic approach. In its implementation, we applied introspective reflection on language data in the form of sentences that have been collected into a corpus. Applying the Conceptual Structuring System (Talmy, 2000b), we introspected the semantic function of grammar elements and their coherence with lexical elements that constitute sentences. We propose that conceptualization in the Indonesian language relies on the system of pairing and connecting morphemes, or what will be regarded here as linguistic particles. In other words, a sentence is a composition of complex particles that externalizes the organization of ideas, thoughts, or concepts as a predication construed into cognitive representations in the form of event schemas. Furthermore, the conceptual organization expressed as predication configures conceptual meaning with respect to spatiotemporal domains. This article sheds light on the cognitive architecture that conceptualizes Indonesian grammar, contributing to a deeper understanding of its structural characteristics and the experience of language meaning-making.  AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasikan arsitektur konseptual gramatika Indonesia secara teoretis melalui pendekatan semantik kognitif. Pada pelaksanaannya peneliti menerapkan refleksi introspektif atas data bahasa berupa kalimat yang telah dikumpulkan ke dalam korpus. Menerapkan Sistem Penataan Konseptual (Talmy, 2000b), peneliti mengintrospeksi fungsi semantik unsur gramatika dan kesinambungannya dengan unsur leksikal yang mengkonstitusikan kalimat. Peneliti memproposisikan konseptualisasi dalam bahasa Indonesia bertumpu pada sistem pemasangan dan penghubungan morfem atau apa yang akan disebut di sini sebagai partikel linguistik. Dalam kata lain, kalimat adalah susunan partikel kompleks yang mengeksternalisasikan organisasi ide, pikiran, atau konsep sebagai sebuah predikasi yang ditafsirkan ke dalam representasi kognitif berupa skema kejadian. Selanjutnya, organisasi konseptual yang dinyatakan sebagai predikasi mengkonfigurasi makna konseptual berdasarkan domain ruang dan waktu. Artikel ini mencerahkan arsitektur kognitif yang dikonseptualisasikan gramatika Indonesia, dalam cara yang mengkontribusikan pemahaman lebih dalam tentang karakteristik struktural dan pengalaman pemaknaan bahasa

    LOA, Volume 18, No. 2, Desember 2023

    No full text

    PREPOSISI RING DALAM BAHASA BALI (The Preposition Ring in Balinese Language)

    Get PDF
    Prepositions ring marking the six relationships of meaning. The emergence of those meanings caused by the relationship between the lingual unit one with another unit in a sentence. The presence of preposition ring in a sentence can beas a core element filler (mandatory) and the outer core filler element (is not mandatory). As the filler element of core (mandatory) if it is suggested by thefiller verb of its predicate, while the outer core filler element (is not mandatory) or an additional element if it is not implied by the predicate verb filler. In the sentence  construction,  additional  elements  have  the  freedom  of  position.  Inaddition, the prepositions ring in sentence construction are arbitrary or can be vanished and there is also the mandatory characteristic or cannot be vanished. Preposisi ring dalam bahasa Bali menandai enam hubungan makna. Munculnya  makna-makna itu  akibat  adanya  hubungan  antara  satuan  lingualyang satu dengan satuan lingual lain di dalam sebuah kalimat. Kehadiran preposisi ring dalam kalimat dapat sebagai pengisi unsur inti (bersifat wajib) dan sebagai pengisi unsur luar inti (bersifat tidak wajib). Sebagai pengisi unsurinti (bersifat wajib) jika diisyaratkan oleh verba pengisi predikatnya, sedangkan sebagai pengisi unsur luar inti (bersifat tidak wajib) atau unsur tambahan jikatidak diisyaratkan oleh verba pengisi predikatnya. Di dalam konstruksi kalimat, unsur tambahan memiliki kebebasan letak. Selain itu, preposisi ring dalam konstruksi kalimat ada yang bersifat manasuka atau dapat dilesapkan dan adapula yang bersifat wajib atau tidak dapat dilesapkan

    KALIMAT IMPERATIF DENGAN FOKUS PASIEN DALAM BAHASA JAWA (Imperative Sentences with Patient Focus in Javanese)

    Get PDF
    This paper discuss imperative sentences with a patient focus in Javanese, a type of imperatives that are not found in all languages of the world. Data are taken from the Javanese spoken in Yogyakarta and its surounding areas and analyzed using the distribution method by looking at the position of elements focused on the sentence structure and morphological markers on the verbs. The discussion is presented in the framework of voice system of Austronesian languages. It will be shown that there are two types of imperatives with a patient focus in Javanese. They are marked by different affixes on the verb of sentences: the suffix –(n)en and the prefix di-. Typologically the two types of imperatives come from different voice system. The imperatives which are marked by the suffix –(n)en on the verbs come from a multiple voice system and the imperatives which are marked by the prefix di- on the verb come from a two-voice system. Based on this evidence, I argue that Javanese has two types of voice system of imperatives: a multiple voice system and a two-voice system and it indicates that Javanese is being changing form a multiple voice language type to a two voice active-passive language type. Makalah ini membahas kalimat imperatif bahasa Jawa dengan fokus pasien, jenis kalimat imperatif yang tidak ditemukan dalam semua bahasa di dunia. Data diambil dari bahasa Jawa yang dituturkan di Yogyakarta dan dianalisis dengan metode distribusional, yakni dengan melihat posisi unsur kalimat yang difokuskan dalam struktur kalimat dan penanda pada verbanya. Pembahasan disajikan dalam kerangka teori sistem voice bahasa Austronesia. Hasilnya menunjukkan bahwa ada dua jenis kalimat imperatif dengan fokus pasien dalam bahasa Jawa. Kedua jenis kalimat ditandai oleh afiks yang berbeda pada verbanya: sufiks -en dan prefiks di-. Secara tipologis kedua jenis kalimat imperatif tersebut berasal dari sistem voice yang berbeda. Kalimat imperatif yang ditandai dengan sufiks –(n)en pada verba berasal dari sistem multiple voice, sedangkan kalimat imperatif yang ditandai dengan prefiks di- pada verba berasal dari sistem dua voice aktif-pasif. Berdasarkan bukti ini, saya berpendapat bahwa bahasa Jawa memiliki dua jenis sistem voice pada kalimat imperatif: sistem multiple voice dan sistem dua voice aktif-pasif. Hal ini mengindikasikan bahwa bahasa Jawa sedang dalam perubahan dari bahasa tipe multiple voice ke bahasa tipe dua voice aktif-pasif. Penelitian ini mengkaji jati diri orang Sunda yang terdapat dalam mitos Ciung Wanara. Penelitian menunjukkan model logis orang Sunda mengatasi konflik atau kontradiksi yang terjadi diantara mereka. Metode penelitian menggunakan pendekatan strukturalisme Levi-Strauss yang diasumsikan dapat memaknai mitos secara komprehensif melalui penemuan innate yang merupakan titik temu antara surface dan deep structure. Tahapan penelitiannya, yaitu: (1) pencarian data CW dibagi dalam episode dan unit; (2) dibuat deret sinkronik dan diakronik untuk menemukan surface structure; (3) Dicari deep structure dengan jalan oposisi biner; (4) Penemuan innate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 17 episode dan 49 unit. Dari hasil penyusunan tabel sinkroik dan diakronik untuk mytheme ditemukan 5 pola segitiga, yaitu: pola segitiga permaisuri, pola segitiga Mahatinggi, pola segitiga orang tua, pola segitiga kehidupan, pola segitiga alam, dan trias politika Sunda. Paling dominan terdapat dalam mitos CW yaitu pola segitiga kehidupan, pola berpikir, pola bersikap, dan pola bertindak, kekhasan jati diri orang Sunda serta penerapan dari trias politika Sunda, silih asih, silih asah, dan silih asuh

    Language Accommodation in Speak Communities in Banyumas District

    Get PDF
    Language diversity gives rise to language phenomena (language contact, language borrowing, language shift, language maintenance and language accommodation). Even though Indonesian appears to be the state or unified language, the role of regional languages and foreign languages (English) is quite influential in social life. The purpose of this research is to provide information regarding trends in linguistic phenomena that will occur in the languages spoken in Banyumas Regency. This research also aims to determine the communication strategy and level of accommodation of the speech community in Banyumas Regency. In addition, this research aims to identify diversity in the use of Indonesian, regional languages and foreign languages based on the characteristics of respondents in the areas used in Banyumas Regency. Another aim is to identify which social communities in each language community are more dominant in linguistic adaptation while other communities are not dominant. Identifying whether there are differences in the tendency to make linguistic adaptations between speech communities that are prone to conflict (disharmony) and speech communities that are not susceptible to social conflict (harmony). Data collection used listening techniques and depth interviews. Data analysis using interactive models. The results of this research indicate that there are challenges to linguistic adaptation of speech communities in Banyumas Regency which are related to differences in language, culture and communication styles that exist with different backgrounds. Then, there is a linguistic adaptation strategy for the speech community in Banyumas Regency which is related to communicative competence. The language accommodation of the Banyumas spoken community towards Indonesian is very accommodating, towards mother tongue it is also accommodating, but towards second regional languages and foreign languages it is not accommodating. AbstrakKeberagaman bahasa memunculkan fenomena bahasa (kontak bahasa, peminjaman bahasa, pergeseran bahasa, pemertahanan bahasa dan akomodasi bahasa). Meskipun bahasa Indonesia tampil menjadi bahasa negara atau bahasa persatuan, tetapi peran bahasa daerah dan bahasa asing (Inggris) cukup berpengaruh di dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan penelitian ini adalah sebagai informasi mengenai kecenderungan fenomena kebahasaan yang akan terjadi pada bahasa-bahasa yang dituturkan di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini juga bertujuan mengetahui strategi komunikasi dan tingkat akomodasi masyarakat tutur di Kabupaten Banyumas. Selain itu, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi keberagaman terhadap penggunaan bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing berdasarkan karakteristik responden di wilayah pakai di Kabupaten Banyumas. Tujuan lainnya yaitu mengidentifikasi komunitas sosial manakah dalam masing-masing masyarakat bahasa tersebut yang lebih dominan melakukan adaptasi linguistik sementara komunitas lainnya tidak dominan. Mengidentifikasi adakah perbedaan kecenderungan melakukan adaptasi linguistik di antara masyarakat tutur yang rentan terhadap konflik (disharmoni) dengan masyarakat tutur yang tidak rentan terhadap konflik social (harmoni). Pengumpulan data menggunakan teknik simak dan depth interview. Analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tantangan adaptasi linguistik masyarakat tutur di Kabupaten Banyumas yang berkaitan dengan perbedaan bahasa, budaya dan gaya komunikasi yang ada dengan latar belakang yang berbeda. Kemudian, terdapat strategi adaptasi linguistik masyarakat tutur di Kabupaten Banyumas yang berkaitan dengan kompetensi komunikatif. Akomodasi bahasa masyarakat tutur Banyumas terhadap bahasa Indonesia sangat akomodatif, terhadap bahasa ibu juga akomodatif, tetapi terhadap bahasa daerah kedua dan bahasa asing tidak akomodatif

    Bentuk Tindak Tutur Ekspresif dalam Tayangan Mata Najwa Serial “Gaduh Tiga Periode”.

    Get PDF
    Najwa's eyes are often the basis for people's opinions and feelings being expressed. The expressive speech acts in Mata Najwa's talk show entitled "Three Periods of Noise" provide an illustration of how society responds to important and even controversial issues. This research aims to describe the form of expressive speech acts in the Mata Najwa serial "Gaduh Tiga Period". This research uses a qualitative descriptive research method with the steps: (1) selection of material and context, (2) data collection, (3) identification of expressive speech acts, (4) classification and categorization, (5) analysis of language and speaking style, (6) interpretation of meaning and context, (7) critical analysis, (8) presentation of results, and (9) conclusion. This research data uses the form of oral data delivered by speakers in the Mata Najwa serial "Gaduh Tiga Period". The technique used in this research uses listening and note-taking techniques. Test the validity of the data using theoretical triangulation by linking existing theories with the data collected. After the data is collected, it is then analyzed to draw conclusions. The results of this research show that it consists of (1) 8 forms of expressive speech acts of greeting, (2) 14 forms of expressive speech acts of hope, (3) 4 forms of expressive speech acts of blaming, (4) 4 forms of expressive speech acts of praising, (5) 4 forms of expressive speech acts of approval, (6) 2 forms of expressive speech acts of gratitude, and (7) 4 forms of expressive speech acts of thanks. The conclusion of this research shows that the expressive speech acts in the Mata Najwa serial with the topic "Gaduh Tiga Period" show that there is diversity in the expression of views, both supportive and non-supportive. AbstrakMata Najwa seringkali menjadi basis opini dan perasaan masyarakat diungkapkan. Tindak tutur ekspresif dalam gelar wicara Mata Najwa bertajuk “Gaduh Tiga Periode” memberikan gambaran tentang bagaimana masyarakat merespons isu penting bahkan kontroversial. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk tindak tutur ekspresif dalam tayangan Mata Najwa serial “Gaduh Tiga Periode”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah: (1) pemilihan materi dan konteks, (2) pengumpulan data, (3) identifikasi tindak tutur ekspresif, (4) klasifikasi dan kategorisasi, (5) analisis bahasa dan gaya berbicara, (6) penafsiran makna dan konteks, (7) analisis kritis, (8) penyajian hasil, dan (9) penyimpulan. Data penelitian ini menggunakan wujud tuturan data lisan yang disampaikan oleh penutur dalam acara Mata Najwa serial “Gaduh Tiga Periode”. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik simak dan catat. Uji validitas data menggunakan triangulasi teori dengan cara mengaitkan teori-teori yang ada dengan data yang terkumpul. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis untuk mendapatkan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdiri dari (1) 8 bentuk tindak tutur ekspresif salam, (2) 14 bentuk tindak tutur ekspresif berharap, (3) 4 bentuk tindak tutur ekspresif menyalahkan, (4) 4 bentuk tindak tutur ekspresif memuji, (5) 4 bentuk tindak tutur ekspresif menyetujui, (6) 2 bentuk tindak tutur ekspresif bersyukur, dan (7) 4 bentuk tindak tutur ekspresif terima kasih. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa tindak tutur ekspresif dalam serial Mata Najwa dengan topik “Gaduh Tiga Periode” terdapat keanekaragaman dalam ekspresi pandangan baik yang mendukung maupun yang tidak

    Pembelajaran BIPA untuk tujuan profesional di La Rochelle Université Prancis

    Get PDF
    Developing BIPA for working and business purposes could be one of the strategies to attract BIPA learners by demonstrating its usefulness. Since 1997, an applied Indonesian language programme in trade, economics and international relations has been established in the Department of Applied Foreign Languages at the La Rochelle Université in France. Using a descriptive qualitative method based on data from teaching materials and observations of students' responses, this article describes the learning strategies implemented by the programme despite the lack of a national BIPA curriculum.  The aim of this article is to provide ideas for the development of a curriculum for BIPA for work and business purposes, which is currently being actively discussed by the Language Development and Fostering Agency of the Indonesian Ministry of Education and Culture

    Disruption of Natural Order in Video Game Dark Souls

    Get PDF
    This study discusses the environmental issue distortion of the game Dark Souls using Garrard's ecocriticism theory and uses the qualitative descriptive method to analyze the data. The objectives of the study are to show the disruption of the natural order and its consequences. This study is conducted by gathering data from the game through screenshots and dialogues while also from the video through the narrative. The study shows that the disruption of natural order occurred because the individuals of the Age of Fire did not desire their era to end with them being replaced by the Age of Dark, which would be humanity's era, and thus do whatever is necessary to extend the Age of Fire, despite the fact that involves changing the nature of humanity itself. The consequences of the disruption experienced by every individual as the world grew hostile and dangerous, the world's logic warped, individuals suffering from the world's conflict as many resigned to their ultimate fate. Despite acknowledging environmental problems, few solutions have been formulated, leading to the continued deterioration of nature. AbstrakPenelitian ini membahas isu lingkungan yang menyimpang dari gim (permainan) Dark Souls dengan menggunakan teori ekokritik Garrard dan menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis data. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan gangguan terhadap tatanan alam dan konsekuensi dari gangguan terhadap tatanan alam tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari gim melalui tangkapan layar dan dialog, serta video melalui narasi. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terganggunya tatanan alam terjadi karena individu-individu di Zaman Api tidak menginginkan era mereka berakhir dan digantikan oleh Zaman Kegelapan, yang akan menjadi era umat manusia sehingga mereka melakukan apa saja untuk memperpanjang Zaman Api, meskipun hal itu berarti mengubah sifat dasar dari umat manusia itu sendiri. Konsekuensi dari gangguan yang dialami oleh setiap individu ketika dunia menjadi semakin tidak bersahabat dan berbahaya, logika dunia menjadi bengkok, individu-individu yang menderita akibat konflik dunia banyak yang pasrah pada nasib mereka. Meskipun mengakui adanya masalah lingkungan, hanya sedikit solusi yang telah dirumuskan yang mengarah pada kerusakan alam yang terus berlanjut

    Adaptasi Project Based Learning dalam Mata Kuliah Kajian Drama Saat Pandemi: Membangun Interkoneksi dengan Komunitas

    Get PDF
    The Covid-19 pandemic has changed the way humans learn and work. After a year of adjustment, both lecturers and students are learning different ways to adapt to this situation. The isolation and loneliness felt when the pandemic began needs to be taken into consideration for the adaptation process. During the pandemic, Project Based Learning (PBL) Drama Studies in higher education needs to be adjusted, with a new normal. Therefore, this article aims to describe 1) the adaptation of PBL in drama courses during the pandemic, 2) students' perceptions of the PBL adaptation, and 3) factors that influence PBL adaptation during the pandemic. The research was organized descriptively, with qualitative methods. Data were obtained through lecture observations, questionnaires, short essays, and interviews. The results showed that the adaptation of PBL Drama Studies in the Indonesian Language and Literature Education Study Program, and Indonesian Language and Literature, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta is a productive response to the ongoing pandemic situation. In this adaptation process, the syllabus development carried out by the lecturers of each study program still uses the PBL approach, with a different project orientation. In both study programs, this adaptation was responded positively by students. The grades they achieved ranged between Good and Very Good. Meanwhile, their response to the selection and implementation of PBL in Drama Studies showed positive results. This course adaptation also helped students master drama concepts and practices, as well as improve academic and social competencies. Mixed responses (positive-negative) were also obtained on the aspect of adaptation, which helped them build communication with the community / other drama / theater arts actors. Factors that encourage the adaptation process of PBL Drama Studies are mainly related to the policies of each lecturer to respond to the pandemic and PSBB situation, the enforcement of health protocols, students' efforts to overcome boredom due to being cooped up at home during PSBB, and the economic resilience of students' families. AbstrakPandemi Covid-19 telah mengubah cara manusia belajar dan bekerja. Setelah satu tahun mengalami proses penyesuaian, baik dosen maupun mahasiswa mempelajari beragam cara untuk beradaptasi dengan situasi ini. Keterasingan dan kesepian yang dirasakan ketika pandemi dimulai perlu menjadi pertimbangan bagi proses adaptasi. Pada masa pandemi, Project Based Learning (PBL) Kajian Drama di perguruan tinggi perlu disesuaikan, dengan situasi kenormalan baru. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) adaptasi PBL dalam mata kuliah Kajian Drama di masa pandemi, 2) persepsi mahasiswa terhadap adaptasi PBL tersebut, dan 3) faktor-faktor yang memengaruhi adaptasi PBL di masa pandemi. Penelitian disusun secara deskriptif, dengan metode kualitatif. Data diperoleh melalui observasi perkuliahan, kuesioner, esai pendek, serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptasi PBL Kajian Drama di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan respon produktif terhadap situasi pandemi yang masih terus berlangsung. Dalam proses adaptasi ini, pengembangan silabus yang dilakukan oleh dosen masing-masing program studi tetap menggunakan pendekatan PBL, dengan orientasi proyek yang berbeda. Di kedua program studi, adaptasi ini ditanggapi secara positif oleh para mahasiswa. Nilai yang mereka capai berkisar antara Baik dan Sangat Baik. Sedangkan respon mereka terhadap pemilihan dan pelaksanaan PBL Drama menunjukkan hasil yang positif. Adaptasi perkuliahan ini pun membantu mahasiswa menguasai konsep dan praktik drama, serta meningkatkan kompetensi akademik dan sosial. Respon campuran (positif-negatif) pun didapatkan pada aspek adaptasi, yang membantu mereka membangun komunikasi dengan komunitas masyarakat/pelaku seni drama/teater lainnya. Faktor-faktor yang mendorong proses adaptasi PBL drama ini khususnya terkait dengan kebijakan masing-masing dosen untuk menanggapi situasi pandemi dan PSBB, penegakan protokol kesehatan, upaya mahasiswa mengatasi kebosanan akibat terkurung di rumah di masa PSBB, dan ketahanan ekonomi keluarga mahasiswa

    1,281

    full texts

    1,611

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal-el Badan Bahasa (e-Jurnal Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇