Yarsi Academic Journals
Not a member yet
    1299 research outputs found

    Peran Optimisme, Kebersyukuran, dan Harapan terhadap Kesejahteraan Psikologis pada Mahasiswa Tingkat Akhir Universitas Muhammadiyah Surakarta

    No full text
    Some final year students often have difficulty completing their studies, which ultimately results in feelings of dissatisfaction and unhappiness. This shows that psychological well-being has not been achieved. This research aims to test whether optimism, gratitude, hope have a simultaneous role in the psychological well-being of final year students. This research used a quantitative approach involving 216 students at Muhammadiyah University of Surakarta who were working on their thesis and aged between 21-23 years. This research used an optimism scale (α = 0.813), a gratitude scale (α = 0.788), a hope scale (α = 0.850), a psychological well-being scale (α = 0.894) which were distributed via Google form. The analysis in this study used multiple linear regression using SPSS statistics 21.0. The results show that the role of optimism, gratitude and hope together on the psychological well-being of final year students is 73%. Hope has the largest contribution, namely 46.1%, followed by optimism, namely 22%. Thus, to improve the psychological well-being of final year students, universities need to carry out activities that increase hope and optimism in final year students.Sebagian mahasiswa tingkat akhir di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sering kali kesulitan dalam menyelesaikan studinya, yang akhirnya berdampak pada perasaan tidak puas dan tidak bahagia. Hal ini menunjukkan kesejahteraan psikologis yang belum tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah optimisme, kebersyukuran, harapan memiliki peran secara simultan terhadap kesejahteraan psikologis mahasiswa tingkat akhir di UMS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melibatkan 216 mahasiswa UMS yang sedang mengerjakan skripsi dan berusia 21-23 tahun. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala optimisme (α = 0,813), skala kebersyukuran (α = 0,788), skala harapan (α = 0,850), skala kesejahteraan psikologi (α = 0,894) yang disebar melalui google form. Analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan peran optimisme, kebersyukuran, harapan secara bersama-sama terhadap kesejahteraan psikologis mahasiswa tingkat akhir sebesar 73%. Harapan memiliki kontribusi terbesar yakni 46,1% diikuti optimism yakni 22%. Dengan demikian, untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis mahasiswa tingkat akhir UMS, perlu diperhatikan usaha-usaha untuk mendorong terbentuknya harapan dan sikap optimis pada mahasiswa tingkat akhir

    Hubungan Konsumsi Protein Hewani Anak Usia 4-6 Tahun terhadap Indeks Massa Tubuh (IMT) pada TK Al-Muhajirin Bekasi dalam Pandangan Islam

    No full text
    Malnutrisi atau gizi buruk merujuk pada kekurangan atau kelebihan asupan nutrisi, ketidakseimbangan nutrisi esensial, atau gangguan dalam pemanfaatan nutrisi. Ditandai oleh ketidaksesuaian berat dan tinggi badan anak dengan umur tertentu, diukur dengan indeks BB/U yang kurang dari -3 sesuai standar deviasi WHO, sedangkan pada anak yang mengalami obesitas, standar deviasi lebih dari +1. Anak yang mengonsumsi protein hewani berkualitas memiliki risiko yang lebih rendah mengalami masalah gizi, seperti stunting. Protein yang berasal dari hewan memiliki keunggulan dibandingkan dengan protein nabati. Penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah terdapat hubungan konsumsi protein hewani pada anak usia 4-6 tahun di TK Al-Muhajirin. Metode penelitian yang diterapkan adalah analisis cross-sectional. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling yang disederhanakan melalui rumus Slovin. Data dikumpulkan melalui penggunaan kuesioner food recall, dan data indeks mass tubuh. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji fisher exact  dengan nilai signifikansi p<0,05. Dari hasil penelitian ini, ditemukan sampel sebanyak 32 individu dengan hasil kategori IMT/U normal 13 orang dengan persentasi 40.6%.  Kategori kurang sebanyak 8 orang dengan persentasi 25%, sedangkan  kategori lebih sebanyak 11 orang dengan presentasi 34.4%. Berdasarkan uji fisher exact, diperoleh nilai p sebesar 0,344. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang bermakna antara konsumsi protein hewani dengan indeks mass tubuh anak usia 4-6 tahun pada TK Al-Muhajirin

    Gambaran Pengetahuan dan Penggunaan Suplemen terhadap Dampak Kesehatan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2020

    No full text
    Pendahuluan: Suplemen Kesehatan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara, meningkatkan dan/atau memperbaiki fungsi kesehatan, mempunyai nilai gizi dan/atau efek fisiologis, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino dan/atau bahan lain bukan tumbuhan yang dapat dikombinasi dengan tumbuhan. Sudah banyak mahasiswa yang menggunakan suplemen. Mahasiswa yang menggunakan suplemen Kesehatan memiliki tujuan yang beragam dan juga menimbulkan efek samping yang beragam. Dalam surah Al-A’raf ayat 31 dijelaskan bahwa Allah SWT tidak menyukai seseorang yang berlebihan baik dalam berpakaian maupun dalam makan dan minum. Begitu juga dengan penggunaan suplemen, jika menggunakan suplemen secara berlebihan akan menimbulkan efek negatif. Metodologi: Jenis survei yang digunakan adalah survei analisis statistik dan menghasilkan data berupa angka dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2020 dengan cara pengambilan data berupa kuisioner. Sampel pada penelitian ini sebanyak 112 Mahasiswa. Data dikumpulkan melalui google form. Uji statistik menggunakan metode uji Chi-square. Hasil: Dalam Tingkat pengetahuan, didapatkan hasil penelitian Tingkat pengetahuan dengan hasil terbanyak merupakan nilai baik yang didapatkan oleh 57 responden, cukup sebanyak 44 responden , dan nilai kurang sebanyak 11 responden. Pada hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square, didapatkan nilai df (degree of freedom) yaitu 2 dengan taraf signifikansi yang digunakan adalah 95% atau 0,05. Diketahui nilai signifikasi p-value sebesar 0,757 dan nilai chi-square sebesar 0,556. Karena nilai signifikasi 0,757 (>0,005) yang mengartikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Penggunaan suplemen dengan Tingkat pengetahuan mengenai suplemen. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan mengenai suplemen dengan penggunaan suplemen oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angakatan 2020

    Hubungan Lamanya Penggunaan Gawai Saat Pembelajaran Daring dengan Timbulnya Gejala Asthenopia pada Mahasiswa Fk Yarsi Selama Belajar Melalui Daring Dimasa Pandemik Covid-19

    No full text
    ABSTRAK                 Latar Belakang: Peningkatan penggunaan Gawai pembelajaran online pada mahasiswa Fakultas Kedokteran di masa pandemi secara terus menerus dapat berdampak gangguan kesehatan pada mata. Memaksakan kemampuan mata untuk memfokuskan pada suatu objek akan meningkatnya ketegangan otot mata sehingga mengakibatkan terjadinya Asthenopia dengan keluhan mata lelah dan terasa kering, mata merah serta penglihatan kabur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lamanya penggunaan gawai dengan terjadinya asthenopia di masa pembelajaran daring saat pandemi COVID-19. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jenis penelitian observasional analitik. Pengambilan sampel dengan cara Purposive sampling pada mahasiswa kedokteran Yarsi berjumlah 138 responden. Kuesioner digunakan untuk mengetahui umur, jenis kelamin, durasi gawai dan astonephia. Hasil Penelitian:  Durasi gawai sebagian besar responden pada kategori tinggi (> 6 jam) sebanyak 88 responden (63,8%). Mengalami astenophia sebanyak 101 orang (73,2%). Hasil analisis hubungan durasi gawai dengan asthenophia durasi gawai >6 jam ada sebanyak 68 (77,3%) mengalami asthenopia. Sedangkan diantara durasi gawai ≤ 2-6 jam mengalami astenophia sebanyak 33 (66%). Hasil uji chi-square diperoleh  nilai p-value 0,216 dan nilai OR = 1,752. Kesimpulan: tidak ada hubungan yang signifikan durasi gawai dengan astenophia (P value hasil > dari P value 0,05) dengan nilai OR = 1,752 artinya responden dengan durasi gawai >6 jam memiliki peluang 1,752 kali lebih tinggi untuk terjadi asthenopia dibanding dengan responden dengan durasi gawai ≤ 2-6 jam. Lama penggunaan gawai seharusnya tidak melebihi batas prosedur waktu dan lebih baik memeriksakan kesehatan mata minimal satu kali dalam setahun.     ABSTRACT               Background: The continuous increase in the use of online learning devices among Medical Faculty students during the pandemic can have an impact on eye health. Impairing the eye's ability to focus on an object will increase eye muscle tension, resulting in Asthenopia with complaints of tired and dry eyes, red eyes and blurred vision. The aim of this research is to determine the duration of device use and the occurrence of asthenopia during online learning during the COVID-19 pandemic. Method: The research design used is cross sectional with analytical observational research type.Samples were taken using purposive sampling from Yarsi medical students totaling 138 respondents.A questionnaire was used to determine age, gender, duration of use of the device and astonephia. Research result: The duration of most respondents' gadgets was in the high category (> 6 hours) as many as 88 respondents (63.8%). 101 people (73.2%) experienced asthenopia. The results of the analysis of the relationship between device duration and asthenophia, when the device duration was >6 hours, there were 68 (77.3%) experiencing asthenopia. Meanwhile, 33 (66%) experienced asthenophia among those with gadget duration ≤ 2-6 hours. The results of the chi-square test obtained a p-value of 0.216 and an OR value = 1.752. Conclusion:There is no significant relationship between device duration and asthenopia (P value > P value 0.05) with an OR value = 1.752, meaning that respondents with device duration > 6 hours have a 1.752 times higher chance of developing asthenopia compared to respondents with device duration ≤ 2-6 hours. The duration of using a device should not exceed the procedural time limit and it is better to have your eyes checked at least once a year

    Seberapa Berisiko Pesepeda di Jalan Raya? Studi Perilaku Pesepeda di DKI Jakarta

    No full text
    Bersepeda menjadi kegiatan yang paling populer dilakukan untuk berolahraga dan juga melepas kejenuhan. Selain memiliki dampak positif, peningkatan jumlah pengguna sepeda juga memiliki dampak negatif, salah satunya adalah kecelakaan. Kecelakaan ini bisa disebabkan oleh faktor eksternal seperti pengendara lain di jalan raya ataupun faktor internal seperti adanya eror, pelanggaran peraturan lalu lintas ataupun distraksi dijalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang berkorelasi dengan kecelakaan sepeda.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner The Cycling Behavior Questionnaire (CBQ) (α = 0.7-0,85) dan Cyclist Risk Perception and Regulation Scale (CRPRS) (α = 0.68-0,77). Partisipan penelitian ini adalah 241 pesepeda di DKI Jakartayang diambil menggunakan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa violation dan error berkorelasi negatif dengan risk perception dan self-reported rule knowledge. Lalu, positive behavior berkorelasi positif dengan risk perception dan dan self-reported rule knowledge serta berkorelasi negatif dengan distraction. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa perilaku bersepeda yang aman akan berkaitan dengan seberapa banyak distraksi yang mengganggu konsentrasi pesepeda dan tingkat persepsi pesepeda terhadap suatu risiko. Selain itu, pengetahuan tentang peraturan bersepeda d jalan raya juga memiliki keterkaitan dengan perilaku berisiko pada pesepeda di jalan raya

    The Level of Knowledge, Attitude and Behavior of Medical Students Yarsi University Class of 2021 and 2022 Regarding The Use of Electric Cigarettes and Its Review From The Islamic Aspect

    No full text
    ABSTRAK Latar Belakang: Rokok digambarkan sebagai produk tembakau yang dibungkus, seperti cerutu atau bentuk lain yang mencakup bahan berbahaya di dalamnya. Indonesia berada di posisi ketiga, setelah Cina dan India dalam hal konsumsi rokok.  Terdapat tren baru di Indonesia yaitu penggunaan rokok elektrik. Bagi perokok yang saat ini memiliki kebiasaan merokok, rokok elektrik adalah alat yang digunakan untuk mengurangi kecanduan tembakau. Rokok elektrik sudah mendapatkan hak paten di semua negara, termasuk Indonesia. Metode: Digunakan metode penelitian kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dengan  teknik quota sampling diperoleh 325 sampel. Kemudian data dianalisis menggunakan uji hipotesis chi-square. Hasil: Terdapat 150 responden (46,2%) angkatan 2021 dan 175 responden (53,8%) angkatan 2022. Diperoleh 64,9% responden yang memiliki pengetahuan baik mengenai rokok elektrik didominasi oleh angkatan 2021, 60% responden yang memiliki sikap menolak rokok elektrik didominasi oleh angkatan 2022, dan 83,4% responden yang memiliki perilaku menolak rokok elektrik didominasi oleh angkatan 2022. Dari uji chi-square diperoleh p-value pengaruh tingkat pendidikan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai penggunaan rokok elektrik secara berturut-turut adalah 0,488; 0,088; dan 0,441. Simpulan: Tidak terdapat pengaruh tingkat pendidikan terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai penggunaan rokok elektrik pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2021 dan 2022. ABSTRACT               Background: Cigarettes are described as wrapped tobacco products, such as cigars or other forms that include dangerous ingredients inside. Indonesia is in third position, after China and India, in terms of cigarette consumption. There is a new trend in Indonesia, namely the use of electronic cigarettes. For smokers who currently have a smoking habit, e-cigarettes are a tool used to reduce tobacco addiction. E-cigarettes have received patent rights in all countries, including Indonesia. Method: Quantitative analytical observational research methods were used with a cross sectional approach. With the quota sampling technique, 325 samples were obtained. Then the data was analyzed using the chi-square hypothesis test. Result: There were 150 respondents (46.2%) class of 2021 and 175 respondents (53.8%) class of 2022. It was found that 64.9% of respondents who had good knowledge about e-cigarettes were dominated by the class of 2021, 60% of respondents who had an attitude of rejecting e-cigarettes dominated by the class of 2022, and 83.4% of respondents who had the behavior of rejecting e-cigarettes were dominated by the class of 2022. From the chi-square test, it was obtained that the p-value of the influence of education level on knowledge, attitudes, and behavior regarding the use of e-cigarettes respectively was 0.488; 0.088; and 0.441. Conclusion: There is no influence of education level on knowledge, attitudes and behavior regarding the use of e-cigarettes among medical faculty students YARSI University class of 2021 and 202

    Gangguan Somatoform pada Orang Tua yang Mendampingi Pembelajaran Jarak Jauh Anak

    No full text
    Kegiatan pembelajaran jarak jauh ini sangat memerlukan  pendampingan orang tua. Kondisi  ini,  pada  satu  sisi berdampak positif karena keluarga menjadi bagian inti pendidikan. Disisi lain kondisi ini, berdampak negatif berupa gejala psikomatis seperti kecemasan dan stres. Jenis metode  penelitian yang dipakai dalam  penelitian ini adalah deskriptif, penelitian menggunakan  pendekatan Cross Sectional, populasi  penelitian ini adalah orang tua yang mendampingi PJJ anak kelas 2 SD IT PLUS  CORDOVA, jumlah sample sebanyak 60 responden. Dari hasil penelitian, analisis univariat menunjukkan bahwa dari 60 responden mayoritas orang tua yang melakukan pendampingan anak PJJ secara  penuh  yaitu  sebanyak  42  responden  (70,0%), dan yang  tidak  melakukan  pendampingan secara penuh pada anak  selama PJJ sebanyak 18 responden (30,0%) dan dari 60 responden yang mengalami gangguan somatoform dengan kategori Jarang yaitu sebanyak 17 responden (28,3%), Kadang-Kadang sebanyak 20 responden (33,3%), Selalu sebanyak 23 responden (38,3%). Selain itu analisis  univariat menunjukkan bahwa ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara orang tua yang mendampingi pembelajaran jarak jauh anak dengan gangguan  somatoform yang terjadi pada orang tua dengan nilai P sebesar 0,000 sehingga nilai p< 0,05. Dari 60 responden orang tua, mayoritas yang mengalami gangguan somatoform yakni orang tua yang melakukan pendampingan secara penuh pada anak selama pembelajaran jarak jauh (PJJ), dibandingkan dengan orang tua yang tidak secara penuh melakukan pendampingan. &nbsp

    Detection of ADAM33 Gene Variants Using Sanger Sequencing

    No full text
    Asma adalah penyakit pernafasan yang ditandai oleh obstruksi saluran napas yang disebabkan oleh peradangan bronkus akut dan kronis. Gen disintegrin and metalloprotease 33 (ADAM33) merupakan gen terkait kerentanan terhadap asma dan diketahui memiliki lebih dari 300 polimorfisme. Studi meta-analisis melaporkan bahwa rs2280091, rs2787094, rs511898, rs2280089 dan rs2280090 memiliki asosiasi kuat dengan asma pada populasi Asia. Penelitian pendahuluan ini mengumpulkan 10 partisipan dengan penyakit asma dan 10 partisipan sehat untuk mengidentifikasi alel dan genotipe dari masing-masing polimorfisme menggunakan metode amplifikasi dan sekuensing Sanger. Hasil sekuensing menunjukkan bahwa 60% dari sampel yang diuji memiliki genotipe heterozigot untuk rs2280090 dan rs228091 baik pada sampel kasus maupun kontrol. Varian SNP rs2280096 menunjukkan bahwa frekuensi alel homozigot wildtype sebesar 60% baik pada sampel kasus maupun kontrol. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah varian SNP tersebut memiliki aosisasi yang positif dengan penyakit asma

    Public Awareness of the Risk Factors for Intestinal Worm Disease in Koncang Pandeglang Vilagge, Banten and the Review from an Islamic View

    No full text
    Introduction: Infection with soil-transmitted helminth worms (STH) in the world reaches more than 1.5 billion people or 24% of the world's population. Indonesia is a tropical country with a high incidence of STH in several regions, especially at the age of children. The high incidence of helminthiasis is influenced by poor hygiene behavior and lack of knowledge about worms. The purpose of this study was to determine the awareness of the people of Koncang Village, Pandeglang on the risk factors for intestinal worms.Methodology: This research is a quantitative descriptive study with a cross sectional approach. The population of this study was the community of Koncang Village, Pandeglang Regency, which consisted of 49 people. The data used is primary data by using a questionnaire through interviews. The technique used in data analysis is the Chi-square test.Results: The results showed that the majority of knowledge, attitudes, and behavior towards intestinal helminth disease were good. Based on statistical tests, there is a relationship between knowledge and behavior towards intestinal worms with a p-value of 0.00 (p <0.05). In addition, there is also a relationship between attitudes and behavior towards intestinal worms with a p-value of 0.03 (p <0.05).Conclusion: There is a significant relationship between knowledge and attitudes with behavior related to intestinal worms. The community should continue to increase their knowledge and be assisted by health workers through health promotion

    Kesehatan Mental Mahasiswa Psikologi: Uji Pengaruh Dukungan Sosial dan Coping Stress

    No full text
    Temuan sebelumnya memperlihatkan cukup banyak mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengalami masalah kesehatan mental, padahal mereka diharapkan dapat mengatasi masalah kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan menguji faktor yang mempengaruhi Kesehatan Mental mahasiswa Psikologi. Peneliti menguji variabel dukungan sosial dan coping stress sebagai prediktor kesehatan mental pada mahasiswa psikologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 254 mahasiswa psikologi di salah satu universitas di Jakarta yang diambil dengan teknik non-probability sampling, yakni purposive sampling. Kuesioner dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari alat ukur Mental Health Continuum-Short Form (MHC-SF) dan Responses to Stress Questionnaire (RSQ). Analisis faktor konfirmatori (CFA) digunakan untuk menguji validitas dan regresi berganda digunakan untuk uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dan coping stres berkontribusi secara signifikan terhadap terhadap kesehatan mental pada mahasiswa psikologi (r2=25.5%, p=.000). Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menguji pengaruh masing-masing dimensi, terdapat tiga independent variable (IV) yang memiliki pengaruh signifikan pada kesehatan mental, yaitu dimensi dukungan emosional dari variabel dukungan sosial serta dimensi primary control engagement dan secondary control engagement dari variabel coping stress. Implikasinya disarankan untuk mencari dukungan emosi yang tepat dan menggunakan strategi koping primary dan secondary coping engagement

    1,215

    full texts

    1,299

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Yarsi Academic Journals is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇