Portal E-Journal Universitas Khairun
Not a member yet
    164 research outputs found

    STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI KELUARGA JANDA DI DESA TACICI, TARAUDU, DAN WORAT-WORAT KECAMATAN SAHU KABUPATEN HALMAHERA BARAT

    No full text
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi  serta kendala pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga janda  di Desa Tacici, Taraudu, Dan Worat-Worat Kecamatan  Sahu Kabupaten Halmahera Barat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yakni kualitatif, dengan subjek penelitian yakni 20 ibu janda yang tersebar pada Desa Tacici, Taraudu, Dan Worat-Worat Kecamatan  Sahu Kabupaten Halmahera Barat. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat di ambil kesimpulan bahwa: Kondisi perekonomian keluarga janda di Desa Tacici, Taraudu dan Worat-worat menurun  pasca ditinggalkan suami yang meninggal karena sakit. Para janda memilih bekerja sebagai petani dengan durasi bekerja 4-5 jam (setengah hari) dan ibu janda rata-rata memiliki anak sebagai tumpuan harapan untuk membantu perekonomian keluarga. Strategi pengelolaan kehidupan keluarga Janda dalam memenuhi perekonomian keluarga sehari-hari dilakukan dengan pekerjaan bertani. Para janda menanam tanaman bulanan sehingga tercukupi kebutuhan hari-hari. Pada kebiasaan masyarakat Sahu, anak merupakan aset keluarga yang sangat membantu perekonomian keluarga jika anak telah bekerja. Anak memiliki tanggung jawab untuk menafkahi anggota keluarga ketika ayahnya telah meninggal. Anak tertua merupakan tulang punggung keluarga yang diandalkan dalam menopang perekonomian keluarg

    ANALISIS KELAYAKAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI TAMAN WISATA ALAM (TWA) KERANDANGAN, DESA SENGGIGI, KECAMATAN BATU LAYAR, KABUPATEN LOMBOK BARAT

    No full text
    Taman Wisata Alam (TWA) Kerandangan sebagai salah satu kawasan pelestarian alam yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB, memiliki potensi dan daya tarik sebagai salah satu objek wisata. TWA Kerandangan memiliki ekosistem dan komunitas alam yang masih terbilang alami serta unik dan indah dengan bentang alam serta potensinya yang dapat dijadikan sebagai salah satu ODTWA. ODTWA dengan komponen utama berupa fasilitas dan aksesibilitas yang baik yang telah ada pada TWA Kerandangan juga menjadikannya memiliki nilai jual di pasar wisata. Meskipun demikian, TWA Kerandangan saat ini menghadapi tantangan karena sudah terlupakan oleh banyak orang sebagai tujuan wisata. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk mengevaluasi kelayakan obyek wisata dan daya tariknya di TWA Kerandangan agar dapat menentukan apakah layak untuk dijadiikan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW). Selain itu, strategi-strategi perencanaan pengembangan juga perlu disusun untuk mengatasi tantangan ini dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke TWA Kerandangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dimana dilakukan observasi dan wawancara mendalam dengan informan kunci yaitu pihak pengelola Taman Wisata Alam Kerandangan yang kemudian dilakukan penilaian atau skoring menggunakan Pedoman ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003. Hasil penelitian dengan analisis ADO-ODTWA menunjukkan bahwa Taman Wisata Alam Kerandangan layak untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata dengan hasil rekapitulasi indeks nilai kelayakan sebesar 95%. Namun, unsur keunikan sumber daya alam pada indikator daya tarik memerlukan perhatian lebih oleh pihak pengelola agar menjadi pioritas untuk mengembangkan kawasan Taman Wisata Alam Kerandangan menjadi destinasi ekowisata unggulan

    IDENTIFIKASI JENIS DAN SEBARAN BAMBU DI KELURAHAN TUBO KOTA TERNATE UTARA

    No full text
    Research on Identification of Bamboo Types and Distribution in Tubo Village, North Ternate City the aim of knowing the types and distribution of bamboo in Tubo village. The research method used in this study is the transek method with purposive sampling technique, which is exploring plantations in Tubo Village that have been identified as having bamboo species. Research data were analyzed descriptively in the form of tables and figures. Data that has been collected in the field is then explained or described in sentence form. The results showed that in Tubo Village, North Ternate City, 4 (four) types of bamboo were found consisting of 4 (four) different genus namely Gigantochloa, Dendrocalamus, Bambusa, and Schziostachyum. Of the types of bamboo found come from the Poaceae family. The distribution pattern of bamboo plants in Tubo Village is irregular (Random) this can be seen from the difference in the distance where bamboo plant species grow with the river body The pattern of bamboo distribution is depicted in a distribution map by photographing to find out the coordinate points using a camera times camp at the location where bamboo is found. Keywords: Identification, Bamboo, spread pattern.Penelitian identifikasi jenis dan sebaran bambu di Kelurahan Tubo, Kota Ternate bertujuan untuk mengetahui jenis dan dan sebaran bambu yang ada di kelurahan Tubo. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode transek dengan teknik samplingnya purposive sampling, yaitu menjelajahi perkebunan di Kelurahan Tubo yang telah diidentifikasikan terdapat jenis bambu. Data penelitian dianalisis secara deskriptif dan ditabulasikan dalam bentuk tabel dan gambar. Data yang telah terkumpul di lapangan kemudian dideskripsikan dalam bentuk kalimat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kelurahan Tubo, Kota Ternate Utara ditemukan 4 (empat) jenis bambu yang terdiri dari 4 (empat) genus yang berbeda yaitu Gigantochloa, Dendrocalamus, Bambusa, dan Schziostachyum. Dari jenis bambu yang ditemukan berasal dari famili Poaceae. Pola sebaran tanaman bambu pada Kelurahan Tubo adalah iregular (acak).Hal ini dapat dilihat dari perbedaan jarak tempat tumbuh jenis tanaman bambu dengan badan sungai. Pola sebaran bambu digambarkan dalam peta persebaran dengan melakukan pemotretan untuk mengetahui titik- titik kordinat dengan menggunakan camera times camp pada lokasi yang ditemukannya bambu. Kata kunci: Identifikasi, Bambu, Pola Penyebaran. &nbsp

    Virgin Coconut Oil (VCO) Processed Products with No Heating Method Using a Squeezer and Without a Squeezer

    No full text
    The purpose of this activity is to provide training to the farming community in processing coconut products by making Virgin Coconut Oil (VCO) with the help of an electric coconut squeezing machine and without using a coconut squeezing machine. The method used in this activity is the manufacture of VCO without heating first, the results of coconut milk are obtained through squeezing using an electric squeezer (P1) and without an electric squeezer (P0). Based on the results obtained, the use of the electric squeezer cannot produce VCO after being allowed to stand for ± 48 hours, only two layers are formed, namely the water layer and the blondo layer, while without using an electric squeezer machine it can form 2 layers, namely the blondo layer and the water layer within ± 24 hours then let stand for ± 24 hours again has formed three layers of water layers,  blondo coating and VCO coating. Based on this experiment, VCO produced from manually squeezed coconut milk with a volume of 4.5 L is able to produce VCO as much as 25-30 ml

    Penerapan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) pada Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Riau

    No full text
    Perkebunan kelapa sawit menjadi komoditas unggulan di Indonesia. Hal ini menghasilkan luasan perkebunan kelapa sawit semakin meningkat. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia diwajibkan melakukan sertifikasi ISPO dan RSPO untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan. Salah satu prinsip yang harus dilakukan yaitu pengelolaan lingkungan hidup,  sumberdaya alam, dan keanekaragaman hayati pada kawasan lindung atau areal konservasi tinggi (NKT). NKT merupakan salah satu instrument penilaian sertifikasi ISPO maupun RSPO. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis penerapan NKT dalam perkebunan kelapa sawit. Penelitian dilakukan pada 7 perusahaan kelapa sawit Provinsi Riau dengan metode wawancara terpadu, analisis dokumen, dan melihat langsung di lapangan dengan melakukan inventarisasi potensi NKT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2016, 6 dari 7 perusahaan telah melakukan kajian NKT, sedangkan satu diantaranya dilakukan penilaian NKT pada tahun 2017. Jenis NKT yang ditemukan yaitu NKT 1.2, NKT 1.3, NKT 4.1, NKT 4.2, NKT 4.3, NKT 5, dan NKT 6. Hasil pengamatan di lapangan sudah terdapat papan informasi pada beberapa NKT dan pengayaan jenis tumbuhan. Jenis NKT pada dokumen dan inventarisasi di lapangan menunjukkan hasil yang hampir sepadan. Hasil inventarisasi mamalia dan burung terdapat perbedaan karena pengambilan data pada tahun yang berbeda. Terdapat beberapa NKT 4 (sempadan sungai) masih ditanami kelapa sawit. Pengelolaan yang dilakukan pada areal sempadan sungai yaitu tidak dilakukan penanaman kembali kelapa sawit, pengayaan jenis tumbuhan lokal, dan tidak menggunakan pupuk kimia

    EKOSTRUKTUR DAN STATUS REGENERASI TEGAKAN MANGROVE DI SEKITAR PELABUHAN LEMBAR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

    No full text
    Ekosistem mangrove di sekitar Pelabuhan Lembar Desa Labuan Tereng perlu dilindungi dan dilestarikan karena keberadaannya sangat penting sebagai simpanan karbon yang tinggi serta dapat menyerap atau mengikat logam berat pada lingkungan di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekostruktur tegakan mangrove di sekitar Pelabuhan Lembar. Penelitian ini menggunakan metode systematic sampling with random start sebanyak 24 plot pada 3 stasiun terpilih. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 6 jenis mangrove yaitu A. marina, C. decandra, E. agallocha, R. apiculata, R. mucronata dan S. alba dengan INP tertinggi pada jenis R. mucronata ditemukan disetiap stadia pertumbuhan. Untuk indeks ekologi menunjukkan pada tahap pertumbuhan pohon, H' tergolong sedang (1,39), E tergolong tinggi (0,77) dan R1 tergolong rendah (0,86). Pada stadia pertumbuhan pancang, H' tergolong sedang (1,40), E tergolong tinggi (0,78) dan R1 tergolong rendah (0,88) dan pada stadia pertumbuhan semai, H' tergolong sedang (1,11), E tergolong sedang (0,62), R1 tergolong rendah (1,19). Frekuensi Raunkiaer mangrove di Pelabuhan Lembar menunjukkan terdistribusi normal dengan pola sebaran mengelompok dan acak. Status regenerasi pada jenis A. marina, E. agallocha, R. mucronata, S. alba termasuk baik sedangkan jenis C. decandra dan R. apiculata termasuk kategori rendah.   Kata kunci: Ekostruktur, Frekuensi Raunkiaer, Indeks ekologi, mangrove, Status Regeneras

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 71 HALMAHERA BARAT

    No full text
    Model pembelajaran Reciprocal Teaching merupakan suatu strategi pembelajaran yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri yaitu menyimpulkan bahan ajar, menyusun soal dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperoleh, kemudian memprediksi soal berikutnya dari masalah yang disajikan kepada siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi fungsi dan peranan sumber daya alam dalam pembangunan nasional untuk siswa kelas V SD Negeri 71 Halmahera Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang. Sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes uraian yang berjumlah 10 butir pada siklus I dengan total skor 76, sedangkan soal tes yang digunakan pada siklus II berjumlah 10 butir dengan total skor 81. Data penelitian dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui hasil belajar siswa secara individual dan klasikal. Ketuntasan hasil belajar siswa secara individu dan klasikal pada siklus I belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75, sedangkan pada siklus II ketuntasan sudah tercapai. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I setelah diterapkannya model pembelajaran Reciprocal Teaching sebesar 35% atau 7 siswa yang tuntas dan pada siklus II terjadi peningkatan dari 7 siswa yang tuntas menjadi 16 siswa atau 80% dari 20 siswa

    Pengembangan Kelompok Usahatani Berbasis HHBK Minyak Atsiri di Pulau Hiri

    No full text
    The use of Clove and Lemongrass NTFPs as essential oils by the Manyeku Book Forest Farmers Group on Hiri Island opens up business opportunities to increase farmers' income. The activity time is May 2024. Community Service Activities (PKM) are carried out in the Socialization and Essential Oil Refining Demonstration Stage. Community service activities can provide information to the community, especially farmer groups, to cultivate non-timber forest products as a source of livelihood. Activities carried out in the form of outreach and training have increased the insight and skills of farmer groups regarding raw materials and factors that influence the quality of essential oils in the production process to give information material in developing farming businesses. Keywords: Cengkeh, Essential Oil, Farming Groups, Hiri Isle, NTFPsPemanfaatan HHBK Cengkeh sebagai minyak atsiri oleh Kelompok Tani Hutan Buku Manyeku di Pulau Hiri membuka peluang usaha untuk meningkatkan pendapatan petani. Waktu kegiatan pada Bulan Mei 2024. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dilaksanakan secara bertahap yaitu Tahap Sosialisasi dan Tahap Peragaan Penyulingan minyak atsiri. Kegiatan pengabdian masyarakat mampu memberikan informasi kepada masyarakat terutama kelompok tani untuk mengusahakan Hasil Hutan Bukan Kayu sebagai sumber mata pencaharian. Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk sosialisasi dan Pelatihan telah menambah wawasan dan ketrampilan kelompok tani tentang bahan baku dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas minyak atsiri dalam proses produksi sehingga menjadi bahan informasi dalam mengembangkan usahatani. Kata Kunci: Cengkeh, HHBK, Minyak atsiri, Pulau Hiri, Kelompok usahatan

    Legal Approach to the Preservation of Adat Village (Kampung Adat) in Koto Gasib Sub-district, Siak Regency, Riau Province

    No full text
    Article 18 of the 1945 Constitution states that “The division of the territory of Indonesia into large and small regions shall be prescribed by law in consideration of and with due regard to the principles of deliberation in the government system and the hereditary rights of special territories”. Koto Gasib is one of the districts in Siak Regency with a Malay background from the Gasib kingdom. The customs in the Kampung community in Koto Gasib are still alive and have the potential to be designated as a Customary Village. Currently, of the 11 (eleven) villages in Koto Gasib sub-district, only one has been designated as a traditional village. The purpose of this article is to conduct an inventory so that villages that have the potential to be designated as indigenous villages can become indigenous villages. This article uses a juridical sociological approach by examining how the implementation of legal rules related to the establishment of customary villages. the results of the research found are first, the people in the villages of Koto Gasib sub-district still carry out the customs originating from their ancestors. Secondly, there is no conflict between the customs that are carried out today and the development of society. Third, the unity of customary law communities and their traditional rights does not conflict with the principles of the Unitary State of the Republic of Indonesia. Fourth, customary villages that have been established are not running properly due to a legal vacuum to organize customary village governments from 2015 until now. However, the villages in Koto Gasib sub-district have the potential to be designated as customary villages to preserve the customs of Koto Gasib, but the local government must first solve the problem of the current legal vacuum so that there is no stagnation in the governance of customary villages

    Analysis For Flowers Pollinated Test in Several Inbred Melon (Cucumis melo L.)

    No full text
    Melon (Cucumis melo L.) is an annual fruit plant from the Cucurbitaceae family. The economic value and diverse benefits make melon one of the commodities widely cultivated by various countries, including Indonesia. From 2010 to 2021, national melon consumption per capita increased. In addition, starting in 2022, melon became one of the nation's main export commodities. Therefore, melon has the potential to continue to be developed, one of which is through the development of superior seeds. The development of a superior seed aims to obtain a unique type of melon that meets market needs and can adapt to various environmental conditions. There are several methods to produce superior melon seeds, one of which is artificial hybridization. Initial considerations in selecting a hybrid parent include cross-pollination between inbreds. This research aimed to determine the percentage of flowers pollinated by the combination of cross-pollination and selfpollination in some melon inbreds and the yielding character of a combination of cross-pollination and self-pollination in some melon inbreds. The research was conducted at Brawijaya University, located in Donowarih Village, Karangploso Subdistrict, Malang Regency, in March–June 2021. The planting materials used are eight inbred melons, including three as female parents (ACL211390, ACL221402, and ACL231312) and five as male parents (ACD211303, ACD211254, ACD221362, ACD231380, and ACL211402). Some other materials include planting media (soil and manure), fertilizers, pesticides, EM4, and water. Pollination consists of five combinations of cross-pollination and self-pollination in each inbred female parent. The observational variables of this research are the percentage of flowers pollinated, fruit weight, fruit diameter, fruit length, thickness of fruit meat, number of seeds per fruit, and sweetness of fruit. Observational data is analyzed using unpaired student t-tests at the 5% level. The average percentage of flowers pollinated shows varied values and does not get a 100% value in the entire sample plant, but all pollination combinations have a value of > 0%. This is because pollination of three hermaphrodite flowers (the female parent) on each sample plant is done at different times. There is a combination of cross-pollination that has an average yield character (fruit weight, fruit diameter, fruit length, thickness of fruit meat, number of seeds per fruit, and sweetness of fruit) higher or lower than self-pollination. Differences in pollen sources are responsible for differences in the character of outcomes between pollination combinations with the same female parents. The t-test results between inbred ACL211390, ACL221402, and ACL231312 (female parent) showed significance in some yield characters. This indicates that inbred ACL211390, ACL221402, and ACL231312 can become inbred parents when producing hybrids of specific characters. Keywords: Pollination, flowers, inbred lines, melo

    0

    full texts

    164

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Portal E-Journal Universitas Khairun is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇